Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALENTOLOGI

ACARA II : BRACHIOPODA DAN PROTOZOA

LAPORAN

OLEH :

EGI JIM

D611 16 506

GOWA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi ini diperkirakan telah ada sejak 4,6 miliar tahun yang lalu. Bumi disini

bukan berarti hanya fisik dari bumi itu saja tetapi juga bentuk bumi itu sendiri, bahan

penyusunnya dan berbagai proses yang terjadi pada bumi sejak terbentuk sampai

sekarang. Proses-proses tersebut baik yang bersifat endogen maupun eksogen. Untuk

mempelajari itu, muncullah istilah geologi. Geologi berasaldari kata geo yang berarti

bumi dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Secara harafiah, geologi berarti ilmu

tentang bumi atau studi tentang bumi. Kehidupan yang pernah ada di bumi dan

evolusinya, merupakan objek yang dipelajari dalam geologi. Jadi, geologi

mempelajari semua aspek yang berhubungan dengan bumi.

Adapun cakupan ilmu geologi sangatlah luas seperti yang tersebut dalam

definisinya, yaitu mempelajari bumi seutuhnya. Untuk memudahkan dalam

mempelajarinya, ilmu geologi dapat dipecah menjadi beberapa cabang ilmu yang

masing-masing dapat dipelajari sendiri-sendiri. Salah satu dari cabang ilmu geologi

adalah paleontologi. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan

masa lampau. Dalam paleontologi juga dipelajari semua aspek tentang fosil yang

dijumpai dalam batuan yang dari fosil akan dapat diketahui evousi kehidupan yang

pernah terjadi sejak adanya kehidupan di bumi ini hingga sekarang. Selain itu, fosil

juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan di masa lampau.

Untuk menceritakan kehidupan masa lampau yang masih mengandung

banyak misteri maka dilakukanlah penelitian yang lebih lanjut oleh paleontologist.

Untuk mengenal fosil lebih jauh maka dlakukanlah praktikum yang membahas

mengenai fosil.. Fosil fosil sangat berfariasi macamnya. Oleh karena itu kita perlu

mempelajari jenis jenis dari fosil tersebut. Dan kita tentu saja tidak bisa langsung
mengengenalinya secara langsug semuanya. Oleh karena itu diperlukan pengenalan

secara bertahap dari jenis-jenis fosil tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar praktikan mampu

mendeskripsikan fosil yang diberikan secara megaskopis.

Sedangkan tujuan dari pelaksanaan praktikum ini antara lain agar praktikan

mampu mengetahui :

1. Pengertian fosil dan syarat suatu organisme dapat disebut fosil


2. Dapat mengetahui macam macam proses pemfosilan.
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
a. Pulpen
b. Pensil
c. Pensil warna
d. Lembar kerja praktikum
e. Alat pembanding sampel fosil
f. Handphone (untuk mengambil gambar sampel fosil peraga)
g. Lap halus
1.3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
a. 8 sampel fosil
b. HCl 0.1 M

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Protozoa
2.1.1 Pengertian protozoa

Filum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdri dari satu sel. Nama

protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti hewan yang pertama (proto = awal,

zoon = hewan). Hewan filum ini hidup di daerah lembab, misalnya di air tawar, air

laut, air payau, dan tanah, bahkan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa ada yang
hidup bebas, komensal maupun parasit pada hewan lain. Hewan ini ada yang hidup

individual (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni.

Protozoa adalah organisme-organisme heterotrofik yang ditemukan di

semua habitat utama.Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya

hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan. Sebagaian protozoa juga menjalani gaya

hidup simbiotik berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa

parasitik menyebabkan beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan

membahayakan.Pada umumnya, reproduksi protozoa adalah aseksual, tetapi terjadi

juga pola-pola seksual yang kompleks (Fried H George, 2006: 318).

Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal.Hewan-hewan itu

mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan

walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme

sempurna.Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology

menamakan protozoa itu selular tetapi keseluruhan organisme itu dibungkus dengan

satu plasma membrane.Protozoa itu kecil, berukuran kurang dari sepuluh micron dan,

walaupun jarang ada yang mencapai 6 milimeter (Rohmimohtarto, 2007: 107).

2.1.2 Proses Pemfosilan

Protozoa membentuk suatu subkerajaan dari kerajaan protista dalam

klasifikasi lima kerajaan makhluk-makhluk hidup (Monera, protista, Plantae, Fungi,

dan Animalia). Mereka lebih primitive dari hewan. Bagaimanapun kompleks badan-

badan mereka dan banyak dari mereka sangat kompleks, semua struktur berbeda

tersebut berada di dalam satu sel. Tetapi beberapa protozoa mempunyai stadium di

dalam siklus hidupnya di mana tidak ada dinding-dinding sel diantara nukleit, dan

beberapa spesies membentuk koloni-koloni yang berenang sebagai satu unit dan

berisi organisme somatic dan reproduktif yang kelihatannya berbeda. Protozoa

berukuran mikroskopik, hanya sedikit yang dapat dilihat dengan mata

telanjang.Beberapa flagelata berisi klorofil dan oleh beberapa dianggap sebagai


algae, banyak species protozoa yang tidak berwarna, berbeda dari yang hijau karena

tidak mempunyai kromator, namun kehilangan kromator itu dapat dibuat secara

eksperimental.

2.2 Brachiopoda
2.2.1 pengertian Brachiopoda

Phylum Brachiopoda berasal dari bahasa latin, yaitu Bracchium yang berarti

lengan (arm) dan Poda yang berarti kaki (foot). Jadi, Phylum Brachiopoda adalah

hewan yang merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan

lengan.Brachiopoda adalah bivalvia yang berevolusi pada zaman awal periode

Cambrian yang masih hidup hingga sekarang.Mereka seringkali disebut dengan

lampu cangkang yang merupakan komponen penting organisme benthos pada

zaman Palaeozoic.

Phylum ini merupakan salah satu phylum kecil dari benthic

invertebrates.Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari phylum ini yang

mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai. Phylum Brachiopoda

mempunyai 2 buah cangkang yang mirip Pelecypoda, tetapi perbedaannya bahwa

cangkang Brachiopoda tidak sama satu dengan yang lain.

2.2.2 Anatomi Tubuh Phylum Brachiopoda

Brachiopoda mempunyai 2 cangkang (valve), yaitu Pedicle atau Ventral Valve

dan Brachialatau Dorsal Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal

dan yang lainnya ke arah ventral.Biasanya melekat pada substrat dengan

pedicile.Cangkang dilapisi oleh mantle yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding

tubuh dan membentuk rongga mantle.Cangkang Brachiopoda tersusun oleh senyawa

karbonat, atau khitin dan kalsium fosfat.Cangkangnya biasanya mempunyai hiasan,

berupa garis tumbuh, costae atau costellae.Kedua buah cangkang dihubungkan oleh
gigi pertautan (pada Brachiopoda artikulata) atau sistem otot (Brachipoda

inartikulata).

Pada pertangkupan kedua cangkang terdapat lubang tempat keluarnya pedicle

yaitu Pedicle opening atau Forament.Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi

untuk menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya.Bagian lain pada cangkang

adalah Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar, berfungsi untuk

menggerakkan air di sekitarnya.Lophophore mebentuk kumparan dengan atau tanpa

didukung oleh skeletal internal.Usus Brachiopoda berbentuk U. Sistem peredaran

darahnya terbuka.

Gambar 1. Anatomi Eksternal Phylum Brachiopoda

Gambar 2. Anatomi Internal Phylum Brachiopoda

2.2.3 Cara Hidup Phylum Brachiopoda

Secara umum, cara hidup Brachiopoda meliputi tempat atau lingkungan dia

tinggal, cara dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan
cara reproduksinya. Berbagai macam poin yang mencirikan cara hidup dari

Brachiopoda adalah sebagai berikut :

a. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat suatu juluran otot

yang disebut pedicle.

Gambar 3. Cara Hidup Secyl (Tertambat)

b. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen, Brachiopoda mempunyai

Lophophore yang berfungsi menggerakkan air di sekitarnya, sehingga sirkulasi

oksigen ke dalam dan ke luar tubuh dapat berlangsung. Begitu pula dengan makanan.

Gambar 4. Cara Makan Brachiopoda

Gambar 5. Lophophore

c. Ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang.


d. Mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl.

e. Genus Lingula hanya hidup pada daerah tropis atau hangat dengan kedalaman

maksimal 40 m

f. Hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 300 spesies dari Brachiopoda.

g. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5 mm hingga 8 cm.

h. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan

Thanathoconose.

i. Cara reproduksi Brachiopoda adalah terpisah antara jantan dan betina.

j. Fertilisasi secara ekternal.

k. Sebagian ada yang mengandung dan melahirkan larva lobate.

2.2.4 Penggantian

Cara pemfosilan ini yakniMaterial yang menyusun organisme dapat

mengalami pelarutan dan digantikan oleh mineral lainnya. Proses ini disebut dengan

penggantian atau replacement. Selama proses, volume dan bentuk organisme yang

asli tetap, tetapi material penyusunnya mengalami perubahan. Cangkang binatang

yang tadinya tersusun oleh kalsium karbonat, pada waktu menjadi fosil, cangkang

tersebut mengalami perubahan dan disuse oleh silica ataupun pirit.

2.2.5 Klasifikasi Phylum Brachiopoda

2.2.5.1 Brachiopoda Inartikulata

Ciri-cirinya adalah tidak mempunyai gigi pertautan (hinge teeth) dan garis

pertautan (hinge line). Cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan

otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat.

Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati

cangkang langsung terpisah.Cangkang umumnya berbentuk membulat atau seperti

lidah, tersusun oleh senyawa fosfat atau khitinan.Mulai muncul sejak Jaman

Cambrian awal hingga masa kini.


Contoh : Lingula

Gambar 6. Lingula

2.2.5.2 Brachiopoda Artikulata

Ciri-cirinya adalah cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket.Cangkang umumnya

tersusun oleh material karbonatan.Tidak mempunyai lubang anus.Mempunyai

keanekaragaman jenis yang besar.Banyak yang berfungsi sebagai fosil index.Dan

mulai muncul sejak zaman Kapur hingga kini.

Contoh : Terebratulid

Gambar 7. Terebratulid

Macam-macam ordo dari Brachiopoda Artikulata adalah sebagai berikut :

a. Ordo Orthida
Ciri-ciri :

- Umur Ordovician

-Bentuk lingkaran, hinge line lurus, hiasan bersifat radial.

Contoh genus : Hebertella dan Platystrophia.

c. Ordo Strophomenida

- Umur Ordovician.

- Bentuk pipih, hinge line lurus, hiasan radial berupa costellae halus.

Contoh genus : Sowerbyella dan Rafinesquina.

d. Ordo Spiriferida

- Umur Devon.

- Bentuk sperti kumparan/spiral, tersusun oleh material gampingan mengelilingi

lophophore.

Contoh genus : Muscrospirifer dan Platyrachella.

e. Ordo Rhynchonellida

- Cangkang berbentuk segitiga atau bulat, hinge line pendek, beak kuat disertai

lipatan bentuk accordeon.

Contoh genus : Pugnoides dan Rhynchotreta.

f. Ordo Terebratulida

- Permukaan cangkang halus.

- Lubang pedicle terletak pada beak yg menggantung.

Contoh genus : Terebratula dan Dielasma.

2.2.6 Rentang Hidup Phylum Brachiopoda

Pada akhir jaman Perm, terjadi kepunahan massal yang melibatkan hampir

semua golongan Brachiopoda.Hanya sedikit takson yang selamat, seperti golongan

Trebratulid dan Lingula, dan masih terdapat hingga masa kini (Holosen).Brachiopoda

ditemukan melimpah pada kurun Paleozoik (543 hingga 248 juta tahun

lalu).Brachiopoda masa kini selalu ditemukan dalam keadaan tertambat dengan


menggunakan pedikelnya, baik pada batuan keras maupun cangkang binatang yang

telah mati.

Rekaman Phylum brachiopoda dalam kurun waktu geologi adalah seperti di bawah

ini :

- Phylum Brachiopoda (Cambrian-Recent)

Class Inarticulata (Cambrian-Recent)

Class Articulata (Cambrian-Recent)

Order Orthida (Cambrian-Permian)

Order Strophomenida (Ordovician-Jurassic)

Order Pentamerida (Cambrian-Devonian)

Order Rhynchonellida (Ordovician-Recent)

Order Spiriferida (Ordovician-Jurassic)

Order Terebratulida (Devonian-Recent)

2.2.7 Fosil Brachiopoda dan Kegunaannya dalam Geologi

Kegunaan fosil Brachiopoda ini yaitu sangat baik untuk fosil indeks (index fossils)

untuk strata pada suatu wilayah yang luas. Contoh kegunaan fosil brachiopoda dalam

geologi :

Brachiopoda dari Klas Inarticulata ; Genus Lingula merupakan penciri dari

jenis brachiopoda yang paling tua, yaitu Lower Cambrian. Jenis ini ditemukan pada

batuan Lower Cambrian dengan kisaran umur 550 juta tahun yang lalu.Secara garis

besar, jenis Phylum Brachiopoda ini merupakan hewan-hewan yang hidup pada Masa

Paleozoikum, sehingga kehadirannya sangat penting untuk penentuan umur batuan

sebagai Index Fossils.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Diplotmema adianthaides SCHLOTH

Gambar 3.1 Diplotmema adianthaides

Fosil ini berasal dari filum Bryophita, klas Bryopsida, ordo Dicranales,

familyDiplotmemanidae, genus Diplotmema, dan dengan nama spesies Diplotmema

adianthaides SCHLOTH.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan

tidak mengalami penguraian.Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi, material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

(pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya

waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalahkarbonisasi. Proses ini terjadi ketika unsur-unsur volatil pada material organik

keluar, meninggalkan lapisan tipis karbon yang tertekan pada bidang perlapisan

batupasir maupun serpih.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di

permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga

tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Filmate, yaitu fosil yang berbentuk

tumbuhan. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, test yaitu bagian

keseluruhan dari organisme.

Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium

karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Karbon atas yaitu 290 juta tahun

yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

3.2 Serratocerithium serratum

Gambar 3.2 Serratocerithium serratum

Fosil ini berasal dari filum mollusca, klas gastrophoda, ordo mesogastropoda,

familySerratocerithiumidae, genus Serratocerithium, dan dengan nama spesies

Serratocerithium serratum.

Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan

tidak mengalami penguraian.Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi, material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

(pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya

waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga


organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga

dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang

memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di

permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga

tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical, yaitu fosil yang berbentuk

kerucut. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, Aperture secara

sederhana bisa diartikan bukaan lensa yang mempengaruhi jumlah cahaya yang

masuk ke Sensor. Nilai aperture yang kita pilih akan menentukan bukaan seberapa

kecil atau besarnya bukaan lensa. Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua

disebut dengan apex. Suture merupakanpembatas antar kamar. Growth line adalah

garis pertumbuhan. Dan yang terakhir yaitu, Whorl sebuah titik-titik menonjol dan

kontras, dan bisa dilihat dengan mudah

Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium

karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Eosen tengah yaitu 50 juta tahun

yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.
3.3 Janthinopsis arculatus SCLOTH

Gambar 3.3 Janthinopsis arculatus

Fosil ini berasal dari filum mollusca, klas Pelecypoda, ordo

Eulamellibranchia , familyJanthinopsisidae, genus Janthinopsis, dan dengan nama

spesies Janthinopsis arculatus SCLOTH.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi

berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material

yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material

yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada

daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen

juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,


semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari

tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori

akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar,

masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi

dan terjadi proses leaching (Pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu,

akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah Mineralisasi. Mineralisasi proses penggantian sebagian atau seluruh tubuh

organisme oleh mineral yang lebih tahan terhadap proses pelapukan.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya

tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di

permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga

fosil menjadi tampak di permukaan.

Fosil ini memilki bentuk Bikonveks, dimana bentuknya seperti sebuah kerang

yang saling menutup satu sama lain. Adapun bagianbagian fosil yang masih dapat

diamati antara lain : Test meruapakan bagian keseluruhan dari organisme. Mantel

adalah bagian yang melindungi dan menyelubungi massa fiseral. Klep/sendi

merupakan pertemuan antara dua cangkang yang memungkinkan cangkang kerang

untuk membuka dan menutup. Umbo merupakan bagian kerang yang berfungsi

sebagai tempat pengeluaran sisa metabolisme.

Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk

bui-bui, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat

(CaCO3), hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut

dangkal.Adapun umur fosil ini adalah Devon Tengah,yaitu 370 tahun yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.
3.4 Zonaphyllum pyroforme

Gambar 3.4 Zonophyllum pyroforme

Fosil ini berasal dari filum mollusca, klas gastrophoda, ordo

Orthogastrophoda, familyZonaphyllumidae, genus Zonaphyllum, dan dengan nama

spesies Zonaphyllum pyroforme.

Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan

tidak mengalami penguraian.Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi, material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

(pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya

waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah Mineralisasi. Mineralisasi proses penggantian sebagian atau seluruh tubuh

organisme oleh mineral yang lebih tahan terhadap proses pelapukan.


Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di

permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga

tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah tabular, yaitu fosil yang berbentuk

tabung. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, test atau bagian

keseluruhan organisme, operculum merupakan bagian dalam dari cangkang

gastrophoda, umbo merupakan tempat keluarnya sisa metabolisme, whorl

merupakan ruang kamar pada gastrophoda dan sutur adalah pertemuan sekat antara

tiap kamar.

Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium

karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Devon tengah yaitu 370 juta tahun

yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

3.5 Acrosalenia lycette WRIGHT

Gambar 3.5 Acrosalenia lycette


Fosil ini berasal dari filum Echinodermata, klas Asteroida, ordo Paxillosida,

familyAcrosalenianidae , genus Acrosalenia, dan dengan nama spesies Acrosalenia

lycette WRIGHT.

Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan

tidak mengalami penguraian.Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi, material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

(pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya

waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah Mold. Mold ialah proses pemfosilan yang dimana cangkang binatang

tersedimentasi serta mengalami kompaksi dan membentuk batuan sedimen kemudian

cangkang tersebut mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan

sedimen.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di

permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga

tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Globular, yaitu fosil yang berbentuk

lingkaran. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, test yang merupakan

bentuk keselurahan dari organisme. Kaki tabung berfungsi sebagai alat gerk dari
kelas Asteroida. Anus sebagai tempat keluarnya sisa metabolisme pada kelas ini.

Saluran cincin berfungsi sebagai alat respirasi/pernapasan.

Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium

karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Jura tengah yaitu 176 juta tahun

yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

3.6 Echinolampas kleini GLODF

Gambar 3.6 Echinolampaskleini

Fosil ini berasal dari filum mollusca, klas Pelecypoda, ordo

Eulamellibranchia, familyEchinolampasiae, genus Echinolampas, dan dengan nama

spesies Echinolampas kleini GLODF.

Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan

tidak mengalami penguraian.Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi, material-
material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

(pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya

waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah Mineralisasi. Mineralisasi proses penggantian sebagian atau seluruh tubuh

organisme oleh mineral yang lebih tahan terhadap proses pelapukan.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di

permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga

tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Bikonveks, yaitu fosil yang berbentuk

seperti sebuah kerang yang saling menutup satu sama lain. Dan bagian fosil yang

masih dapat dijumpai seperti, Test meruapakan bagian keseluruhan dari organisme.

Mantel adalah bagian yang melindungi dan menyelubungi massa fiseral. Klep/sendi

merupakan pertemuan antara dua cangkang yang memungkinkan cangkang kerang

untuk membuka dan menutup. Umbo merupakan bagian kerang yang berfungsi

sebagai tempat pengeluaran sisa metabolisme.

Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium

karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Oligosen atas yaitu 33 juta tahun

yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

3.7 Protocardian dissimile SOW.

Gambar 3.7 Echinolampaskleini

Fosil ini berasal dari filum mollusca, klas Pelecypoda, ordo

Eulamellibranchia, familyProtocardianidae, genus Protocardian, dan dengan nama

spesies Protocardian dissimile SOW.

Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan

tidak mengalami penguraian.Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi, material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

(pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya

waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga


organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah Mineralisasi. Mineralisasi proses penggantian sebagian atau seluruh tubuh

organisme oleh mineral yang lebih tahan terhadap proses pelapukan.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di

permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga

tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Bikonveks, yaitu fosil yang berbentuk

seperti sebuah kerang yang saling menutup satu sama lain.Dan bagian fosil yang

masih dapat dijumpai seperti, Test meruapakan bagian keseluruhan dari organisme.

Mantel adalah bagian yang melindungi dan menyelubungi massa fiseral. Klep/sendi

merupakan pertemuan antara dua cangkang yang memungkinkan cangkang kerang

untuk membuka dan menutup. Umbo merupakan bagian kerang yang berfungsi

sebagai tempat pengeluaran sisa metabolisme.

Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium

karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Jura atas yaitu 50 juta tahun yang

lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

3.8 Harpes macrocephalus GOLDF


Gambar 3.8 Harpesmacrocephalus

Fosil ini berasal dari filum mollusca, klas gastrophoda, ordo mesogastropoda,

familySerratocerithiumidae, genus Pachyteichisma, dan dengan nama spesies

Serratocerithium serratum.

Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan

tidak mengalami penguraian.Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,

materialmaterial yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian

terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut

terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,

material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah

material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk

dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material

terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi. Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi

(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang

dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses

pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan

oleh air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari

cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di

permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga

tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical, yaitu fosil yang berbentuk

kerucut . Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostium yaitu lubang

kecil tempat masuknya air ke dalam tubuh,test merupakan seluruh bagian dari fosil.

Olho merupakan mata trilobit. Pleuras ruas tulang punggung trilobit. Raquis adalah

tulang punggung dari trilobit. Espinho posterior adalah tulang ekor trilobit serta

berfungsi untuk mengeluarkan sisa metabolisme.

Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium

karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Eosen tengah yaitu 160 juta tahun

yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari laporan ini yaitu:

1. Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batuatau

mineral. Adapun syarat-syarat fosil yaitu :

a. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu


b. Organis memempunyai bagian tubuh yang keras
c. Mengalami pengawetan
d. Terbebas dari bakteri pembusuk
e. Terjadi secara alamiah
f. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit

2. Proses pengawetan fosil ada beberapa macam antara lain pengawetan,

mineralisasi, mold and cast, karbonisasi, dan jejak organisme.


4.2 Saran

Saran saya untuk paktikum ini yaitu sebaiknya kakak-kakak asisten

mendampingi tiap kelompok dalam setiap deskripsi sampel perkelompok agar para

praktikan mampu bertanyan langsung ke pendamping kelompok agar bisa mendapat

pemjelasan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2017.http://biologi.budisma.net/klasifikasi-mollusca-ciri-dan

reproduksi.html. (diaksespadaKamis, diakses pada 4 Februari 2017 pukul

15.00)

Anonim. 2012.

http://ceritageologist.blogspot.co.id/2012/03/filum-brachiopoda.

html.(diakses5 Februari 2017 pukul 13.00)

Anonim.2015. http://www.artikelsiana.com/2015/07/arthropoda-pengertian-ciri-

klasifikasi-reproduksi-peranan.html.(diaksespadakamis, 4 Februari 2017

pukul 14.00)

Anonim.2017. http://www.kelasipa.com/2015/09/penjelasan-klasifikasi-arthropoda-

dalam-berbagai-subfilum.html. (diaksespadaJumat, 4 Februari 2017 pukul

07.00)

Noor, Djauhari.2009.Pengantar Geologi (edisi I).Bogor.CV.GrahaIlmu

Noor, Djauhari. 2012.Pengantar Geologi (edisi I).Bogor.CV.GrahaIlmu

Hayati ,Aziza Mir'atil 2014.

http://azizamiratilhayat.blogspot.co.id/2014/04/mata-

kuliah-zoologi-invertebarata-abkc.html.(dikasespada4 Februari 2017)

Anda mungkin juga menyukai