Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : IJAL


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
NIM : F 121 17 039
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 8 : Echinodermata

KET :
1. Test
2. Ambulacrum
3. Interambulacrum
4. Madreporit
5. Periproct
6. Tubercle

V D S

NO. SAMPEL : 01
FILUM : ECHINODERMATA
KELAS : ENCHINOIDEA
ORDO : CLYPEASTEROIDA
FAMILI : CLYPEIDAE
GENUS : Pygurus
SPESIES : Pygurus Blumenbachii
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Globular
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium Karbonat (CaCO3)
UMUR : Jura atas (±157,3-152,1 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal (Neritik 0-200m )
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Pygurus Blumenbachii, genus Pygurus, famili
CLYPEIDAE, ordo CLYPEASTEROIDA, kelas ENCHINOIDEA, filum ECHINODERMATA dan kingdom
Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.Lingkungan pengendapan fosil ini laut dangkal ini naik ke permukaan karena
dipengaruhi oleh adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik
permukaan. Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es
sehingga fosil ini dapat ditemukan di atas permukaan. Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman
Jura atas (±157,3-152,1 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Pada kenampakan ventral dijumpai (test dan ambulacrum) sedangkan pada kenampakan
dorsal dijumpai (Interambulacrum dan Madreporite) kemudian kenampakan sinitral di (Periproct
dan Tubercle).
Bentuk dari fosil ini ialah Globular yang memiliki lubang kecil di tengah. Bagian tubuh dari
fosil ini antara lain :
1. Test ,keseluruhan tubuh.
2. Ambulacrum ,struktur garis radial kecil.
3. Interambulacrum ,daerah antara ambulacrum.
4. Madreporite ,tempat penyaringan masuknya air.
5. Periproct ,tempat keluarnya kotoran.
6. Tubercle ,lubang yang menonjol.
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Fosil 1 dan 2
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Pygurus%20marmonti
https://www.biolib.cz/en/taxon/id296099/
https://paleobiodb.org/classic/checkTaxonInfo?taxon_no=33430&is_real_user=1
https://www.biolib.cz/en/taxon/id296409/
http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=569360
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Micraster%20acutus

Fosil 4 dan 5
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Cheirocrinus%20giganteus
http://fossiilid.info/6750
https://paleobiodb.org/classic/checkTaxonInfo?taxon_no=31760&is_real_user=1
http://fossilworks.org/?a=taxonInfo&taxon_no=31760
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Eretmocrinus
https://paleobiodb.org/classic/checkTaxonInfo?taxon_no=31789&is_real_user=1
http://fossilworks.org/?a=taxonInfo&taxon_no=31760
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Macrocrinus%20mundulus

Tinjauan Pustaka
http://www.artikelsiana.com/2015/07/echinodermata-pengertian-ciri-klasifikasi-peranan.html
http://www.nafiun.com/2012/12/filum-echinodermata-siklus-hidup-ciri-ciri-klasifikasi-
reproduksi-contoh.html
https://www.tentorku.com/karakteristik-klasifikasi-echinodermata/
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nama : IJAL
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
NIM : F 121 17 039
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 8 : Echinodermata

KET :
1. Test
2. Ambulacrum
3. Interambulacrum
4. Madreporit
5. Periproct
6. Tubercle

V D S

NO. SAMPEL : 02
FILUM : ECHINODERMATA
KELAS : ENCHINOIDEA
ORDO : SPATANGOIDA
FAMILI : MICRASTERIDAE
GENUS : Micraster
SPESIES : Micraster Acutus
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Globular
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium Karbonat (CaCO3)
UMUR : Kapur atas (±99,6-93,5 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal (Neritik 0-200m )
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Micraster Acutus, genus Micraster, famili
MICRASTERIDAE, ordo SPATANGOIDA, kelas ENCHINOIDEA, filum ECHINODERMATA dan
kingdom Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.Lingkungan penendapan fosil ini laut dangkal ini naik ke permukaan karena
dipengaruhi oleh adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik
permukaan. Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es
sehingga fosil ini dapat ditemukan di atas permukaan. Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman
Kapur atas (±99,6-93,5 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Pada kenampakan ventral dijumpai (test dan ambulacrum) sedangkan pada kenampakan
dorsal dijumpai (Interambulacrum dan Madreporite) kemudian kenampakan sinitral di (Periproct
dan Tubercle)
Bentuk dari fosil ini ialah Globular yang memiliki lubang kecil di tengah. Bagian tubuh dari
fosil ini antara lain :
1. Test ,keseluruhan tubuh
2. Ambulacrum ,struktur garis radial kecil
3. Interambulacrum ,daerah antara ambulacrum
4. Madreporite ,tempat penyaringan masuknya air
5. Periproct ,tempat keluarnya kotoran
6. Tubercle ,lubang yang menonjol
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : IJAL
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
NIM : F 121 17 039
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 8 : Echinodermata

KET :
1. Test 6. Stem
2. Pinnules 7. Lobolite
3. Calyx
4. Basal
5. Arms

V D S

NO. SAMPEL : 03
FILUM : ECHINODERMATA
KELAS : CRINOIDEA
ORDO : GLYPTOCYSTITOIDA
FAMILI : CHEIROCRINIDAE
GENUS : Cheirocrinus
SPESIES : Cheirocrinus Giganteus
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Globular
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium Karbonat (CaCO3)
UMUR : Ordovisium bawah (±471,8-463,8 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal (Neritik 0-200m )
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Cheirocrinus Giganteus, genus Cheirocrinus,
famili CHEIROCRINIDAE, ordo GLYPTOCYSTITOIDA, kelas CRINOIDEA, filum ECHINODERMATA
dan kingdom Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.Lingkungan penendapan fosil ini laut dangkal ini naik ke permukaan karena
dipengaruhi oleh adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik
permukaan. Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es
sehingga fosil ini dapat ditemukan di atas permukaan. Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman
Ordovisium bawah (±471,8-463,8 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Pada kenampakan ventral dijumpai (test, pinnules dan Arms ) sedangkan pada
kenampakan dorsal dijumpai (Calyx dan Basal) kemudian kenampakan sinitral di (Stem dan
Lobolite).
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yang memiliki beberapa cabang. Bagian tubuh dari
fosil ini antara lain :
1. Test ,keseluruhan tubuh
2. Pinnules ,cabang seperti daun
3. Arms ,lengan pada pinnules
4. Calyx ,kulit tubuh bagian luar
5. Basal ,segmen pada calyx
6. Stem ,akar ke dasar laut
7. Lobolite ,lubang pada stem
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nama : IJAL
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
NIM : F 121 17 039
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 8 : Echinodermata

KET :
1. Test 6. Stem
2. Pinnules
3. Calyx
4. Lobolite
5. Arms

V D

NO. SAMPEL :4
FILUM : ECHINODERMATA
KELAS : CRINOIDEA
ORDO : MONOBATHRIDA
FAMILI : BATOCRINIDAE
GENUS : Eretmocrinus
SPESIES : Eretmocrinus Tentor
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Branching
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Devon atas (±360,7-353,8 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Eretmocrinus Tentor, genus Eretmocrinus, famili
BATOCRINIDAE, ordo MONOBATHRIDA, kelas CRINOIDEA, filum ECHINODERMATA dan kingdom
Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yang memiliki beberapa cabang. Bagian tubuh dari
fosil ini antara lain Test (keseluruhan tubuh), Pinnules (cabang seperti daun), Arms (lengan pada
pinnules), Calyx (kulit tubuh bagian luar), Stem (akar ke dasar laut) dan Lobolite (lubang pada
stem). Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman Devon atas (±360,7-353,8 juta tahun yang lalu).
Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN ELLEN DEVI


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 17 039
Acara 8 : Echinodermata

KET :
1. Test 6. Stem
2. Pinnules
3. Calyx
4. Lobolite
5. Arms

V D

NO. SAMPEL :5
FILUM : ECHINODERMATA
KELAS : CRINOIDEA
ORDO : MONOBATHRIDA
FAMILI : BATOCRINIDAE
GENUS : Macrocrinus
SPESIES : Macrocrinus Mundulus
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Branching
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Karbon bawah (±345,3-342,8 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Macrocrinus Mundulus, genus Macrocrinus, famili
BATOCRINIDAE, ordo MONOBATHRIDA, kelas CRINOIDEA, filum ECHINODERMATA dan kingdom
Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yang memiliki beberapa cabang. Bagian tubuh dari
fosil ini antara lain Test (keseluruhan tubuh), Pinnules (cabang seperti daun), Arms (lengan pada
pinnules), Calyx (kulit tubuh bagian luar), Basal (segmen pada calyx), Stem (akar ke dasar laut)
dan Lobolite (lubang pada stem). Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman Karbon bawah
(±345,3-342,8 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.
PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN ELLEN DEVI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nama : Muhammad Faizal
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
NIM : F 121 17 036
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 8 : Echinodermata

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Echinodermata
Echidodermata adalah kelompok hewan berduri yang bergerak lamban dengan bantuan
kaki tabung dan berada di kelaman laut. Istilah echinodermata berasal dari bahasa Yunani dari
kata echi yang berarti berduri, dan derma yang berarti kulit. Echinodermata hidup di laut atau air
payau. Echinodermata tidak hidup parasit, dengan beberapa spesies hidup menempel (sesil). Pada
Echinodermata dewasa mempunyai bagian tubuh berbentuk simetri radial yaitu bagian
tubuh yang mendistribusikan dalam susunan melingkar disekitar poros tengah. Sedangkan pada
bagian larvanya mempunyai tubuh yang simeteri bilateral, yaitu bagian tubuh yang satu
berdampingan dengan bagian tubuh yang lain, dan jika ditarik garis dari depan ke belakang terlihat
bagian tubuh sama antara kiri dan kanan. Larva echinodermata merupakan hewan mikroskopis,
transparan, bersilia, dan umumnya berenang bebas di laut.

2. Klasifikasi Echinodermata
1. Kelas Archoidea
Kelas archoidea adalah hewan yang dengan bentuk bintang yang biasa disebut
bintang laut. Astroida sering ditemukan di laut pantai. Astroidea merupakan spesies
terbanyak dari kelas filum echinodermata yaitu terdapat 1.600 spesies. Archoidea
mempunyai bagian tubuh oral (bagian tubuh dengan mulut) dan bagian aboral (bagian
tubuh dengan anus). Kelas yang mempunyai sistem ambularaklakral terdiri atas pembuluh
darah air (jaringan hidrolik) yang membentuk kaki/lengan, Bagian kaki/lengan memiliki
fungsi sebagai alat gerak, untuk menempel, dan untuk menemukan makanan. Pada ujung
kaki terdapat bintik mata yang mampu membedakan terang dan gelap. Bintang laut
memiliki duri yang tumpul dan pendek. Disekelilingi duri terdapat duri kecil yang
dinamakan pedicelaria yang berfungsi untuk menangkap makanan dan melindungi tubuh
dari kotoran. Pada bagian dekat anus terdapat lubang air disebut dengan medreporit.
Archoidea mempunyai saluran cincin yang berada di pusat tubuh, serta saluran radial yang
merupakan cabang saluran cincin di bagian lengan
2. Kelas Echinoidea
Echinoidea merupakan kelas echinodermata yang tubuhnya dipenuh mirip duri.
Bulu Babi atau landak laut merupakan salah satu jenis dari kelas Echinoidea. Bentuk tubuh
dari echinoidea adalah agak bulat dan tidak mempunyai lengan, tetapi terdapat duri yang
jumlahnya banyak. Terdapat dri ang pendek dan panjang. Duri echinoidea memiliki bentuk
zat kapur. Tubuh echinoidea mempunyai otot dengan fungi untuk memutar duri tersebut
sehingga dapat bergerak. Mulut hewan ini mempunyai struktur yang mirip rahang
membantu dalam memakan mangsa.
3. Kelas Crinoidea
Crinoidea mempunyai bentuk tubuh yang mirip dengan bunga atau tumbuhan.
Crinoidea adalah anggota fillum echinodermata yang spesies paling sedikit yaitu terdapat
550 spesies. dan kelompok paling primitif dari filum echinodermata. Hewan yang hidup di
pantai sampai kedalaman laut 3.500 meter dibawah permukaan laut. Tubuh yang tidak
mempunyai duri, dan jika mempunyai tangkai disebut dengan lillia laut (jika bertangkai
akan menempel pada dasar laut dengan sirri, yaitu bagian ujung tangkai memiliki zat
tanduk), sedangkan yang tidak mempunyai tangkai disebut dengan bintang laut berbulu.
Di bagian dasar tubuh (kaliks) jenis yang terdapat sisi oral (mulut) dan sisi anus sedangkan
di bagian lengannya berjumlah banyak yang mengelilingi di bagian kaliks tersebut.
Umumnya jumlah lengan Crinoidea adalah kelipatan lima dan mempunyai cabang yang
disebut dengan pinula. Di sisi oral terdapat celah yang bersilia disebut dengan celah
ambulakral. Celah tersebut berfungsi dalam menangkap makanan berupa cairan,
zooplankton, atau partikel lainnya yang tersebar di laut.
4. Kelas Ophiuroidea
Kelas Ophiuroidea merupakan kelas berbentuk menyerupai bintang laut, tetapi
memiliki lengan yang lebih panjang dan lebih kurus dan cakram pusat tubuh yang lebih jelas.
Jika kaki digerakkan maka pergerakannya mirip dengan ular, sehingga Kelas Ophiuroidea
disebut dengan Bintang Mengular. Kaki tabungnya ini tidak mempunyai penyedot dan
bergerak dengan mencambukkan kakinya, sehingga kaki ini lebih mudah patah. Pada kaki
atau lengan berfungsi menangkap mangsanya, kemudian memasukkan ke dalam laut.
Sebagian jenis dari pemakan cacing, moluska, suspensi atau bangkai. Hewan ini tidak
mempunyai anus dan umumnya hidup di sela bebatuan.
5. Kelas Holothuroidea
Holothuroidea merupakan hewan yang bentuk tubuh bulat memanjang dari
permukaan oral ke permukaan aboral. Tubuhnya terlihat seperti bentuk buah timun
sehingga sering disebut dengan timun laut. Tetapi konsistensi tubuhnya sedikit berbeda
dengan kelas lain dan memiliki tubuh halus dan lunak serta tergolong memiliki bagian
bagian tubuh yang berkelipatan lima dengan sistem ambulakral. Mentimun laut
mempunyai tentakel di bagian oral yang berjumlah 10-30 buah. Tubuhnya terdapat kaki
ambulakral denan fungsi bergerak dan bernapas. Pergerakan dilakukan dengan kontraksi
otot ditubuhnya. Jenis hewan ini adalah hermafrodit (2 alat kelamin dalam satu tubuh),
namun ada juga yang genokhoris (1 kelamin 1 individu). Pembuahan (fertilisasi) di air laut
kemudian berkembang menjadi larva aurekularia. Makannya adalah plankton atau zat
organik dalam laut. Ia melindungi diri dari mangsanya dengan memuntahkan organ dalam
tubuhnya, sehingga mangsanya akan memakan organ itu, selanjutnya mentimun laut
membentuk kembali organ yang dimuntahkan tadi.

3. Peranan Echinodermata
Echinodermata banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal. Peran echinodermata
adalah sebagai berikut :
Peran Echinodermata yang menguntungkan: Echinodermata dimanfaatkan manusia,
antara lain:
 Bulu babi dapat diambil gonadnya untuk dikonsumsi. Jepang memiliki peternakan bulu
babi yang luas. Di wilayah Indonesia, terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kendari.
 Holothuria (mentimun laut) diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk
teripang. Hongkong merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Di negeri China,
mentimun laut dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.
 Echinodermata memakan bangkai-bangkai, sehingga pantai menjadi bersih
Peran Echinodermata yang merugikan: Sedangkan peranan merugikan, antara lain:
 Bintang laut sering memakan kerang mutiara di tempat budidaya kerang mutiara.
 Achanbasther merupakan hama pada terumbu karang, karena memakan polip

4. Sistem Pencernaan
Cara makan golongan hewan berkulit duri ini bervariasi antar takson. Crinoidea cenderung
merupakan penyaring pasif, mereka menyaring makanan dari air yang lewat. Sebagian besar
Echinoidea adalah pemakan ganggang. Holothuroidea adalah pemakan endapan. Kemudian,
sebagian besar Asteroidea adalah pemburu aktif.
Akibatnya, hewan kulit berduri memiliki sistem pencernaan yang juga bervariasi
tergantung makanan masing-masing. Asteroidea memiliki mulut, kerongkongan, lambung, usus,
rektum, dan anus pada permukaan bagian tengah ujung aboralnya. Pada banyak spesies, isi perut
bisa dikeluarkan untuk mencerna makanan diluar tubuh. Pada spesies yang lain seperti pada
bintang ular laut, mereka memiliki lambung buntu tanpa usus dan anus. Pada hewan ini, sisa
pencernaan dikeluarkan melalui mulut.

5. Sistem Reproduksi
Kebanyakan hewan kulit berduri berkembang biak secara seksual dengan
fertilisasi eksternal. Mereka juga dapat dibedakan antara jantan dan betina (gonokoris).
Sel-sel gamet dilepaskan ke air di mana fertilisasi terjadi, menetas, dan berkembang
menjadi larva yang memiliki simetri bilateral.
Akan tetapi ada juga spesies yang hermafrodit, dan ada juga yang dapat
berkembang biak secara aseksual. Beberapa spesies tersebut berkembang biak aseksual
dengan parthenogenesis (sel telur fertil dihasilkan tanpa perkawinan) atau membelah diri.

Anda mungkin juga menyukai