PENDAHULUAN
Fosil adalah jejak atau sisa kehidupan baik langsung atau tidak langsung
terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur
geologi (> 500.000 tahun).
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori
yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung.
Contoh dari porivera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup
menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada
beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum
ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta
makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya
keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui
oskulum. Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut
terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel
Protozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang artinya pertama
dan zoon yang artinya hewan. Hewan paling sederhana di dunia ini adalah
protozoa. Disebut paling sederhana karena hewan tersebut hanya terdiri dari satu
sel dan biasanya berukuran mikroskopis antara 5-5.000 mikron, rata-rata antara
30-300 mikron (Sugiarji, 2005: 26).
rotozoa merupakan organisme uniseluler, hidup bebas atau parasit,
beberapa diantaranya bersimbiosis dengan makhluk hidup lainnya. pencernaan
secara intraseluler di dalam vakuola makanan. Pengambilan makanan secara
holozoik, saprozoik, dan holofitik. Protozoa hidup pada semua habitat yang
memungkinkan hewan itu hidup, dan Protozoa secara mutlak memerlukan
lingkungan yang basah, misalnnya dalam air baik air tawar, maupun air
bergaram atau dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm
(Maskoeri, 1984 : 32).
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan
salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh
sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma,
sitoplasma, dan mitokondria.
Brachiopoda berasal dari kata brachys yang berarti pendek dan pous
yang artimya kaki. Jadi Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup didalam
setangkup cangkang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasanya hidup
menempel pada substrak dengan semen langsung atau dengan tangkai yang
memanjang dari ujung cangkang (Suhardi, 2002).
Brachiopoda memiliki kemiripan yang berbeda dengan Mollusca jenis
Bivalvia di mana pada bagian terlindungi secara eksternal oleh sepasang convex
yang dikelompokkan ke dalam cangkang yang dilapisi dengan permukaan yang
tipis dari periostacum organik, yang berkisar hingga 100 tahun yang lalu
(invertebrata palaeontologi). Hewan Brachiopoda merupakan kelompok hewan
lain selain Ectoprocta yang terkait dengan fosil-fosil dari zaman Cambria. Hewan
2. TINJAUAN PUSTAKA
Fosil adalah jejak atau sisa kehidupan baik langsung atau tidak langsung
terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur
geologi (> 500.000 tahun).
Secara mudah pembentukan fosil ini dapat melalui beberapa jalan, antara
lain seperti yang terlihat dibawah ini. Fosil sisa aktifivitasnya sering juga disebut
dengan Trace Fosil (Fosil jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa
aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan fosil itu bukan bagian dari tubuh binatang atau
tumbuhan itu sendiri. Penyimpanan atau pengawetan fosil cangkang ini dapat
berupa cetakan. Namun cetakan tersebut dapat pula berupa cetakan bagian dalam
(internal mould) dicirikan bentuk permukaan yang halus, atau external mold
dengan ciri permukaan yang kasar. Keduanya bukan binatangnya yang tersimpan,
tetapi hanyalah cetakan dari binatang atau organisme itu.
Gambar 2. Contoh dari fosil yang berasal dari organisme itu sendiri.
5. Mold and cast, cangkang yang tertupi material sedimen yang mengalami
kompaksi mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan
6. Organic trap, organisme yang secara utuh terjebak pada suatu material
sehingga tertimbun dan menjadi fosil.
8. Fake fosil, fosil rekayasa yang sengaja dibentuk oleh manusia sebagai
peraga.
9. Bekas gigtan, fosil tulang yang memiliki bekas gigitan dari carnivora
maupun hewan pengerat.
11. Gastrolit, batu yang permukaannya halus yang ditemukan di dalam badan
hewan yang telah menjadi fosil.
1. Melakukan Korelasi
Fosil yang ada pada batuan yang diendapkan adalah pada kondisi iklim
yang diperlukan yang sama dengan iklim yang dibutuhkan organisme untuk
berkembang dengan baik
Dengan menyelidiki fosil yang ada, dapat diketahui kondisi geografi pada
waktu fosil tersebut hidup.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 1. Filum dan Proses Pemfosila Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Rabu, 14 oktober 2015 NIM : F 121 14 065
Keterangan :
1.Test
2. Suture
3. Septu
4. Posterior
5. Bodi whorl
No. Urut :1
Filum : MOLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : PULMONATA
Family : HELIXIDAE
Genus : Helix
Spesies : Helix Sp
Keterangan :
1.Test
2. Septu
3. Suture
4. Oral Disk
No. Urut :2
Filum :
Kelas :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Proses pemfosilan :
Komposisikimia :
Umur :
Lingkungan pengendapan :
Keterangan :
No. Urut :3
Filum : MOLUSCA
Kelas : PELECHIPODA
Ordo : EULAMELIBRANCHIA
Family : UNIONIDAE
Genus : Anadonta
Spesies : Anadonta Sp
Umur : Miosen
Keterangan :
1. Suture
2. Septu
3. Length
4. Bodi Whorl
5. Outer Lip
6. Operkulum
No. Urut :4
Filum : MOLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : PULMONATA
Family : ACHATINANIDAE
Genus : Achatina
Bentuk : Conical
Umur : Pliosen
Keterangan :
1. Test
2. Septu
3. Suture
4. Lubang Polyp
No. Urut :5
Filum : COELENTERATA
Kelas : ANTHOZOA
Ordo : STOLANIFERA
Family : TUBIFORANIDAE
Genus : Tubifora
Bentuk : Conical
Umur : Pliosen
2. Hexactinellida (Hyalospongiae)
3. Demospongiae
Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup diair tawar. Pada umunya
tidak mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari kersik, sponging atau
campuran dari keduanya. Ordo dari kelas ini yaitu Carnosa yang spesiesnya
Berdasarkan sisem aliran air bentuk tubuh porifera dibagi menjadi tiga tipe
yaitu asconoid, bentuknya menyerupai vas bunga atau jembangan kecil. Pori-pori
atau lubang air masuk merupakan saluran pada sel porocyte yang berbentuk
tabung. Syconoid, Sepon memperlihatkan lipatan-lipatan dinding tubuh dalam
tahap pertama termasuk tipe syconoid. Misalnya Scypha (Sycon atau Grantia).
Dinding tubuh melipat secara horizontal, sehingga potongan melintangnya seperti
jari-jari, hingga masih tetap radial. Leuconoid. Tingkat pelipatan dinding
spongocoel paling tinggi terdapat pada leuconoid. Flagellated canal melipat-lipat
membentuk rongga kecil berflagela, disebut dflagellated chamber (Aswan. 2007).
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 2. Filum Porofera Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 15 oktober 2015 NIM : F 121 14 065
Keterangan :
1. Osculum
2. Ostium
3. Endoderem
4. Ektoderem
5. Holdfast
No. Urut :1
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIAE
Ordo : DICTIOCERACTIDACEAE
Family : TALPASPONGIAIDAE
Genus : Talpaspongia
Keterangan :
1. Osculum
2. Ostium
3. Endoderem
4. Ektoderem
No. Urut :2
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIA
Ordo : HALICHONDIDRA
Family : RECEPTACOLETESIDAE
Genus : Receptacoletes
Spesies : Receptacoletes Sp
Komposisikimia : CaCO3
Umur : Jura
No. Urut :3
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIAE
Ordo : HOPLOSELERIDA
Family : SPONGEIDAE
Genus : Sponge
Spesies : Sponge Sp
Umur : Jura
Keterangan :
1. Osculum
2. Ostium
3. Endoderem
4. Ektoderem
5. Holdfast
No. Urut :4
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIAE
Ordo : HALICHONDRIDA
Family : HINDIANIDAE
Genus : Hindia
Spesies : Hindia Sp
Bentuk : Conical
Umur : Jura
Keterangan :
1. Osculum
2. Ostium
3. Endoderem
4. Ektoderem
5. Holdfast
No. Urut :5
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIAE
Ordo : KERATOSA
Family : SIPHONIANIDAE
Genus : Siphonia
Spesies : Siphonia Sp
Bentuk : Conikal
Komposisikimia : CaCO3
Umur : Jura
1. Phylactolaemata
2. Gymnolaemata
a. Ctenostomata
Zoecia seperti agar, khitin atau membran; diameter orifice sama dengan
diameter zoecium; koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang molusca
atau ganggang (Clarkson, 1993).
Contoh : Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium diaphanum (di air
laut), Vinella repens, dan Bowerbankia.
b. Cheilostomata
Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk kotak dan mempunyai avicularia,
biasanya mempunyai operkulum; bentuk koloni berumbai-umbai.
Contoh : Bugula, Membranipora membranace, Adeona grisea dan
Callopora ramosa.
Hewan-hewan yang termasuk kelas ini mempunyai satu atau lebih flagela
(bulu cambuk). Bentuk tubuh lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi
oleh suatu selaput yang fleksibel yang disebut pellice, di sebelah luarnya terdapat
selaput plasma. Hidup di air tawar, di laut atau parasit pada organisme
lain/manusia. Contoh hewan anggota kelas ini yaitu Euglena, Volvox,
Tripanosoma, dan Trichomonas.
4. Kelas Sporozoa
5. Kelas Suctoria
Bentuk muda hewan ini mempunyai cilia yang oleh karena itu beberapa
ahli memasukkannya dalam kelas ciliata. Bentuk dewasanya hidup mandiri,
mempunyai tentakel dan melekat pada sesuatu benda dengan tentakelnya.
Beberapa jenis bersifat parasitis. Tentakel berguna untuk menusuk atau
menghisap dan tidak mempunyai cilia. Cara makannya bersifat holozoik.
Reproduksi dengan pembentukan tunas-tunas. Adapun contoh hewan dari kelas
ini yaitu : Acineta dan Ephelota.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 3. Filum Protozoa dan Bryozoa Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 15 oktober 2015 NIM : F 121 14 065
Keterangan :
1.Test
2. Endoderem
3. Ektoderem
No. Urut :1
Filum : PROTOZOA
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : NUMMULITESIDAE
Genus : Nummulites
Keterangan :
1.Test
2. Endoderem
3. Ektoderem
4. Oral disk
No. Urut :2
Filum : BRYOZOA
Kelas : STENOLAEMATA
Ordo : CYCLOSTOMATA
Family : THECOSMILIANIDAE
Genus : Thecosmilia
Komposisikimia : SiO2
Umur : Jura
No. Urut :3
Filum : BRYOZOA
Kelas : STENOLAEMATA
Ordo : CYSTOPORATA
Family : CORALIDAE
Genus : Coral
Umur : Kapur
Keterangan :
1. Zooid
2. Montikula
3. Endoderem
4. Ektoderem
No. Urut :4
Filum : BRYOZOA
Kelas : GYMNOLAEMATA
Ordo : CTENOSTOMATA
Family : HELIOLITHESIDAE
Genus : Heliolithes
Umur : Silur
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Class : Scypozoa
Ordo : Semaestonae
Famili : Semaestomaceae
Genus : Aurelia
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Class : Anthozoa
Ordo : Zoantharia
Famili : Scypisthomae
Genus : Hetcractris
Phylum : Coelenterata
Class : Anthozoa
Ordo : Madrepunaria
Genus : Coral
Daur hidup Coelenterata mengalami fase polip dan fase medusa. Pada fase
polip hidupnya menempel di batuan perairan. Polip ini umumnya hidup secara
soliter atau menyendiri, tetapi ada pula yang membentuk koloni, karena dia
melekat jadi tidak dapat bergerak bebas. Pada fase medusa, Coelenterata hidup
melayang-layang di perairan ( Idun, 2009).
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 4. Filum Coelenterata Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Jumat, 16 Oktober 2015 NIM : F 121 14 065
Keterangan :
1. Test
2. Lubang Pori-
pori
3. Aboral
4. Septu
No. Urut : 01
Filum : COELENTERATA
Kelas : ANTHOZOA
Ordo : MADREPORARIA
Family : FUNINIDAE
Genus : Favites
Spesies : Favites Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Bilateral
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Ordovisium
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang
lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi
berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada
Keterangan :
1. Test
2. Lubang Pori-
pori
3. Aboral
4. Septu
No. Urut : 02
Filum : COELENTERATA
Kelas : ANTHOZOA
Ordo : ZOANTHARIA
Family : SOLANASTREANIDAE
Genus : Solanastrea
Spesies : Solanastrea Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Dorsal
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Ordovisium
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme
yang mati, kemudian tertransportasikan yaitu terbawah oleh media geologi berupa
air. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh material-
material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme
terendapkan dan tertimbun oleh material lain. Di dalam cekungan material-
material sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang
tertimbun semakin besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk
Keterangan :
1. Test
2. Lubang Pori-
pori
3. Aboral
4. Septu
No. Urut : 03
Filum : COELENTERATA
Kelas : ANTHOZOA
Ordo : STOLANIFERA
Family : TUBIFORANIDAE
Genus : Tubifora
Spesies : Tubifora musica
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Ordovisium
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang
lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi
berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada
pada tubuh organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan
dan tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
Keterangan :
1. Aboral
2. Polyp
3. Hidrant
No. Urut : 04
Filum : COELENTERATA
Kelas : ANTHOZOA
Ordo : MADREPORARIA
Family : ACROPORANIDAE
Genus : Acropora
Spesies : Acropora Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Dorsal
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Ordovisium
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati dan hanyut bersama air menuju kedaerah cekungan yang
lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama transportasi
berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material yang berada
pada tubuh organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan terendapkan
dan tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan arus atau gaya
mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya. Karena tertimbun,
1. Kelas Artikulata/Phygocaulina
Cangkang atas dan bawah (valve) dihubungkan dengan otot dan terdapat
selaput dan gigi. Klas Artikulata/Phygocaulina memiliki masa hidup dari zaman
Kambrium hingga ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup sampai
sekarang seperti anggota dari ordo Rhynchonellida dan ordo Terebratulia.
Cici-cici dari klas Artikulata/Phygocaulina :
a. Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang di perkuat oleh otot.
b. Cangkang umumnya tersusun oleh material karbonatan.
c. Tidak memiliki lubang anus.
d. Memiliki keanekaragaman jenis yang besar.
e. Banyak berfungsi sebagai fosil index.
f. Mulai muncul sejak Zaman Kapur hingga saat ini.
a. Ordo Orthida
Umur Ordovisium
Bentuk 1/2 lingkaran, hinge line lurus, hiasan bersifat radial.
Contoh genus : Hebertella dan Platystrophia.
b. Ordo Strophomenida
Umur Ordovisium
Bentuk pipih, hinge line lurus, hiasal radial berupa costellae halus.
Contoh genus : Sowerbyella dan Rafinesquina.
c. Ordo Spiriferida
Umur Devon
Genus Lingula terdapat hampir di seluruh dunia dan mulai ada sejak
Ordovisium.
2. Ordo Acrotretida (Inarticulata)
Pedicle valve umumnya “conicle”, “circular” relief tinggi sampai datar,
brachial valve datar (flat). Contoh : Orbiculoida : Ordovisium – Kapur
Kerang lentera (L. unguis) mempunyai cangkang dari zat tanduk yang terdiri
dari tangkup, tetapi kedua tangkup ini tidak berengsel, tidak seperti halnya kerang
yang terdiri dari tangkup kiri dan kanan, terdiri atas dan bawah. Bukaan cangkang
L. unguis ada di depan, tidak seperti kerang yang bukaan cangkangnya terdapat
dibagian bawah. Bagian utama tubuh berisi visera terdapat dibagian belakang
cangkangnya, sebuah ruang yang luas tertutup diantara kedua tangkup cangkang
di depan tubuh adalah rongga mantel yang bagian dalamnya dilapisi oleh mantel,
sebuah katup dari dinding tubuh. Pada pinggiran setiap lengan terdapat dua baris
tentakel yang dipengaruhi oleh bulu getar. Pada permukaan dalam dari tangkup
atas dekat ujung belakang, melekat satu tangkai berotot yang berbentuk silindrik
yang panjang dinamakan pendukel yang berisi perpanjangan yang berbentuk
tabung dari rongga tubuh. Selama air surut, tangkai tersebut memendek untuk
menarik cangkang ke dalam lubang dan selama air pasang, tangkai ini memanjang
untuk mendorong cangkang ke permukaan air (Romimohtarto, 2007).
Bagian dalam L. unguis terdiri atas organ-organ seperti hati, saluran
pencernaan (usus dan lambung), kelenjar pankreas, gonad dan otot-otot yang
berfungsi sebagai penggerak organ seperti membuka dan menutup cangkang serta
gerak memutar tubuhnya yang disebut pedikel. Dibagian depan (anterior) sebelah
dalam cangkang terdapat suatu organ yang berlipat-lipat meyerupai bentuk tapak
sepatu kuda dan disebut lafofor. Organ ini dilengkapi dengan tentakel bulu
(bersilium) sebagai organ respirasi dan alat untuk menangkap makanannya, disisi
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 5. Filum Brachiopoda Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 22 oktober 2015 NIM : F 121 14 065
Keterangan :
1.Test
2.Brachial Valve
3.Grawth line
No. Urut :1
Filum : BRACHIPODA
Kelas : ARTICULATA
Ordo : STROPHOMENIDINA
Family : DICTYCLOSTUSIDAE
Genus : Dictyoclostus
Spesies : Dictyoclostus SP
Keterangan :
1.Test
2.Hinge line
3.Growth line
4.Sulcus
No. Urut :2
Filum : BRACHIOPODA
Kelas : ARTICULATA
Ordo : STROPHOMENIDINA
Family : PLATYRACHELLANIDAE
Genus : Platyrachella
Spesies : Platyrachella Sp
Komposisikimia : CaCO3
2.Hinge line
3.Groeth line
No. Urut :3
Filum : BRACHIOPODA
Kelas : ARTICULATA
Ordo : SPIRIFERIDA
Family : DIELASMANIDAE
Genus : Dielasma
Spesies : Dielasma Sp
Umur : Perm
Keterangan :
1.Brachial Value
2.Hinge Line
3.Pedicle Value
4.Sulcus
5.Growth line
No. Urut :4
Filum : BRACHIOPODA
Kelas : ARTICULATA
Ordo : STROPHOMENIDINA
Family : Mucrospiriferidae
Genus : Mucrospirifer
Spesies : Mucrospirifer Sp
Bentuk : Bikonveks
Keterangan :
1.Test
2.Sature
3.Velve
No. Urut :5
Filum : BRACHIOPODA
Kelas : ARTICULATA
Ordo : STROPHOMENIDINA
Family : Leptaenanidae
Genus : Leptaena
Spesies : Leptaena Sp
Bentuk : bikonveks
1. Kelas Gastropoda
2. Kelas Pelecypoda
3. Kelas Cephalopoda
4. Kelas Amphineura
Kelas Amphineura memilik bentuk bulat telur, pipih, dan simetri bilateral.
Alat geraknya terletak pada bagian perut. Saluran pencernaan makanan terdiri atas
mulut yang dilengkapi dengan lidah perut, yaitu lidah dengan gigi tersusun dari
zat kitin.
5. Kelas Scapopoda
Sistem saraf Mollusca berupa tiga pasang simpul saraf (ganglion), yaitu
ganglion sarebral, ganglion visceral, ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan
dengan serabut-serabut saraf. Sistem saraf Mollusca juga terdiri dari cincin saraf
yang mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar. Sistem
pencernaan Mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus. Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada Mollusca tertentu. Lidah
bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula berfungsi untuk
melumat makanan. Alat ekskresi Mollusca berupa ginjal. Sistem pernafasan
Alat kelamin Mollusca umumnya terpisah (dioseus), tetapi ada pula yang
hermafrodit, pembuahannya eksternal. Mollusca bereproduksi secara seksual
dengan fertilisasi internal maupun eksternal untuk menghasilkan telur. Telur
berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 6. Filum Molusca Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 29 Oktober 2015 NIM : F 121 14 065
Keterangan :
6. test
7. Septu
8. Suture
9. Ligames
10. Cangkang
No. Urut : 01
Filum : MOLUSCA
Kelas : PALECYPODA
Ordo : EULAMELLIBRANCHIA
Family : VENERIDAE
Genus : Venus
Spesies : Venus Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conveks
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Miosen (22.5-5 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil ini adalah spesies venus Sp, kelas
Pelecypoda, filum Mollusca. Ketika organisme ini mati, organisme ini kemudian
tertransportasi oleh media geologi misalnya air, kemudian terendapkan dan
terakumulasi pada cekungan yang relatif stabil. Material yang resisten terhadap
Keterangan :
1. Test
2. Septu
3. Suture
4. Ligames
No. Urut : 02
Filum : MOLUSCA
Kelas : PALECHIPODA
Ordo : PULMONATA
Family : AVICULIPECTENIDAE
Genus : Aviculipecten
Spesies : Aviculipecten Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Biconveks
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Miosen (22,5-5 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil ini adalah spesies Aviculipecten Sp, ordo
Pulmonata, kelas Palecypoda, filum Mollusca. Ketika organisme ini mati,
organisme ini kemudian tertransportasi oleh media geologi misalnya air,
kemudian terendapkan dan terakumulasi pada cekungan yang relatif stabil.
Material yang resisten terhadap pelapukan dan pengikisan tidak akan lapuk dan
terkikis sedangkan material yang tidak resisten akan mengalami pelapukan dan
pengikisan. Lama-kelamaan material sedimen yang menimbun semakin lama
Keterangan :
1. Septu
2. Suture
3. Chamber
4. Gwothline
No. Urut : 03
Filum : MOLUSCA
Kelas : CEPHALOPODA
Ordo : TAUTHOIDAE
Family : CYMATOCERASIDAE
Genus : Cymatoceras
Spesies : Cymatoceras Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Kapur (141-100 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Dari hasil pengamatan dan deskripsi fosil
Cymatoceras, ini terfosilkan secara internal mold. Hal ini diketahui karena bentuk
suturanya yang masih terlihat. Sutura merupakan representasi dari kamar-kamar
pada cangkang Ammonoids. Ketika cangkang bagian dalam terisi oleh sedimen,
maka suturanya akan tercetak pada sedimen yang mengisi cangkang tersebut.
Ketika organisme ini mati, organisme ini kemudian tertransportasi oleh media
geologi misalnya air, kemudian terendapkan dan terakumulasi pada cekungan
Keterangan :
1. Test
2. Protokon
3. Operculum
4. Posterior canal
5. Aperture or
mouth
No. Urut : 04
Filum : MOLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : SORBEOCONCHA
Family : NATIADAE
Genus : Polinices
Spesies : Polinices albus Montfort,1810
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Pliosen (5-3,2 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil ini adalah spesies Polinices albus
Montfort,1810, kelas Gastropoda, filum Mollusca. Ketika organisme ini mati,
organisme ini kemudian tertransportasi oleh media geologi misalnya air,
kemudian terendapkan dan terakumulasi pada cekungan yang relatif stabil.
Material yang resisten terhadap pelapukan dan pengikisan tidak akan lapuk dan
terkikis sedangkan material yang tidak resisten akan mengalami pelapukan dan
Keterangan :
1. Suture
2. Posterior
3. Length
4. Bodi Whorl
5. Outer Lip
6. Operkulum
7. Anterior Camal
8. Axial or
No. Urut : 05
Filum : MOLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : SORBEOCONCHA
Family : FICIDAE
Genus : Ficus
Spesies : Ficus Ficus Linnaeus,C.,1758
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Pliosen (5-3,2 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil ini adalah spesies Ficus Ficus
Linnaeus,C.,1758, kelas Gastropoda, filum Mollusca. Ketika organisme ini mati,
organisme ini kemudian tertransportasi oleh media geologi misalnya air,
kemudian terendapkan dan terakumulasi pada cekungan yang relatif stabil.
Material yang resisten terhadap pelapukan dan pengikisan tidak akan lapuk dan
terkikis sedangkan material yang tidak resisten akan mengalami pelapukan dan
1. Kelas Arachnida
c. Aracina
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang
lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu
subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti
lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan
akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah
beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas
bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan
menumpang pada inangnya.
Termasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia. Mereka memiliki
2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki untuk berjalan. Hingga kini
terdapat sekitar 44.000 jenis yang tersebar di dunia
Ciri-ciri :
3. Kelas Chilopoda
Merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap segmen
tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora. Hingga kini terdapat sekitar
2.800 jenis spesies yang tersebar di dunia. Hewan jenis ini ada sejak jaman sulur.
Ciri-ciri :
– Bagian kepala yang indah/baik
– Sepasang kaki pertama telah bermodifikasi untuk meracuni mangsa
– Memipih dari bagian atas/kepala hingga bagian bawah/buntut
– Memiliki sepasang antena di bagian kepala
Merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya memiliki dua pasang
kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun beberapa spesiesnya
dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar. Hingga kini terdapat sekitar 10.000
jenis spesies yang tersebar di dunia
Ciri-ciri :
– Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen tubuhnya, namun 4 segmen
pertama hanya memiliki sepasang kaki
– Memilki sepasang antena
– Well-defined head
– Umumnya berbentuk cylindrical
5. Kelas Insecta
Ciri-ciri :
– Memiliki 3 bagian tubuh, yaitu : head, thorax, abdomen
– Enam kaki pada bagian thorax (terdapat 3 segmen)
– Masa dewasa pertumbuhan memiliki satu/dua pasang pasang pada bagian
thorax (beberapa jenis tidak ada)
– Memilki 2 antena
– Mata yang bersifat lateral
Ketika menjadi fosil bagian yang masih dapat dikenali adalah kepala
(Cephalon), dada (Toraks), Perut (Abdomen), Mulut dan mata . Pada fosil trilobita
khususnya, bagian yang masih dapat dikenali adalah kepala (Cephalon), dada
(Toraks), ekor (Pygdium), mulut, mata, daerah aksial (ruas-ruas pada punggung
fosil), pleyura (ruas-ruas pada sisi samping fosil) dan glabella (bagian cephalon
antara kedua mata).
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 7. Filum Arthropoda Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 5 November 2015 NIM : F 121 14 065
Keterangan :
1. Pleuron
2. Glabella
3. Pleural lobe
4. Axial lobe
5. Marginal spine
6. Genal spine
7. Facial suture
8. Pleural furrow
No. Urut : 01
Filum : ARTHROPODA
Kelas : TRILOBITA
Ordo : PHACOPIDA
Family : CALYMENIDAE
Genus : Flexicalimene
Spesies : Flexicalimene Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Simetris Bilateral
Komposisi kimia : SiO2
Umur : Silur - Devon (435-345 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dalam
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah
cekungan yang lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama
Keterangan :
1. Corapaice
2. Pleuron
3. Pleural lobe
4. Axial lobe
5. Facial suture
6. Pleural furrow
No. Urut : 02
Filum : ARTHROPODA
Kelas : OSTRAKODA
Ordo : PTYCHOPORIDA
Family : ZYGOBEYRICHIANIDAE
Genus : Zygobeyrichia
Spesies : Zygobeyrichia Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Dorsal
Komposisi kimia : SiO2
Umur : Ordovisium (500-435 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dalam
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah
cekungan yang lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama
transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material
yang berada pada tubuh organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan
terendapkan dan tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan
arus atau gaya mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya.
Keterangan :
1. Pleuron
2. Glabella
3. Pleural lobe
4. Axial lobe
5. Marginal spine
6. Genal spine
7. Facial suture
8. Pleural furrow
No. Urut : 03
Filum : ARTHROPODA
Kelas : TRILOBITA
Ordo : PROETIDA
Family : ILLAENUSIDAE
Genus : Illaenus
Spesies : Illaenus Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Komposisi kimia : SiO2
Umur : Silur - Devon (435-345 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dalam
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah
cekungan yang lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama
transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material
yang berada pada tubuh organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan
terendapkan dan tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan
arus atau gaya mulai menurun hingga berada dititik bawah daya angkutnya.
Keterangan :
1. Test
2. Fixed cheek
3. Mata
4. Genal spine
No. Urut : 04
Filum : ARTHROPODA
Kelas : OSTRACODA
Ordo : LEPERDITICOPIDA
Family : LEPERDITINIDAY
Genus : Leperditia
Spesies : Leperditiagibbera slalarisva
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Dorsal
Komposisi kimia : SiO2
Umur : Devon (± 395 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dalam
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah
cekungan yang lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama
transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material
yang berada pada tubuh organisme. Setelah tertransportasi maka organisme akan
terendapkan dan tertimbun oleh material lain. Proses ini terjadi apabila kekuatan
Keterangan :
1. Test
2. Border
3. Glabella
4. Fixed cheek
5. Facial suture
6. Free cheek
7. Mata
8. Genal spine
9. Axial lobe
10. Pleural lobe
No. Urut : 05
Filum : ARTHROPODA
Kelas : TRILOBOTA
Ordo : PHACOPIDA
Family : ELRATHIANIDAE
Genus : Elrathia
Spesies : Elrathia Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Bilateral
Komposisi kimia : SiO2
Umur : Kambrium (± 517 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dalam
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah
cekungan yang lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Selama
transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material
1. Kelas Asteroida
2. Kelasa Ophiuroidea
3. Kelasa Echinoidea
4. Kelas Crinoidea
5. Kelas Holothuroidea
Keterangan :
1. Test
2. Ambulakral
3. Central disk
4. Anus
No. Urut : 01
Filum : ECHINODERMATA
Kelas : ASTEROIDEA
Ordo : PLATYSERIFA
Family : TRICOELOCRISNUSIDAE
Genus : Tricoelocrinus
Spesies : Tricoelocrinus Sp
Proses pemfosilan : Petrifikasi
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Ordovisium-Devon (500-345 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati dan tertimbun oleh tanah . karena tertimbun, maka oksigen
dan air sulit untuk menembusnya, sehingga tidak mudah terurai oleh bakteri
pembusuk dan juga tubuh organisme tidak dapat dirusak oleh predator . Selama
proses ini berlangsung, material yang tidak resisten akan menyesuaikan
komposisinya dialam sehingga berubah menjadi mineral yang resisten . pada saat
tertimbun, organisme mengalami proses petrifikasi. Petrifikasi adalah
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 8. Filum Echinodermata Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 12 November 2015 NIM : F 121 14 065
No. Urut : 02
Filum : ECHINODERMATA
Kelas : HOLOTHUROIDEA
Ordo : APODA
Family : AOROCRISNUSIDAE
Genus : Aorocrinus
Spesies : Aorocrinus Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Bilateral
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Karbon 345-290 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Proses pemfosilan fosil ini adalah
permineralisasi. Dimana, cangkang organisme ini dilalui oleh air yang
mengandung ion ion terlarut. Sehingga material yang tidak stabil akan
tergantikan oleh material yang lebih stabil dialam. Proses tersingkap dari spesies
ini dimulai dari organisme yang mati didasar laut dan hanyut bersama air menuju
kedaerah cekungan yang lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi.
Setelah mengalami transportasi, maka organisme akan terendapkan dan
tertimbun oleh material lain. Selama tertimbun, organisme mengalami proses
kompaksi. Proses ini mengakibatkan bagian tubuh organisme mengalami
kompresi atau tertekan. Lalu proses pencucian dengan air tanah atau leaching.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 8. Filum Echinodermata Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 12 November 2015 NIM : F 121 14 065
No. Urut : 03
Filum : ECHINODERMATA
Kelas : HOLOTHUROIDEA
Ordo : DENDROCHIROTA
Family : MICRASTERIDAE
Genus : MICRASTER
Spesies : Micraster Sp
Proses pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Bilateral
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Karbon (345-290 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah
cekungan yang lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Setelah
mengalami transportasi, maka organisme akan terendapkan dan tertimbun oleh
material lain. Selama tertimbun, organisme mengalami proses kompaksi. Proses
ini mengakibatkan bagian tubuh organisme mengalami kompresi atau tertekan.
Lalu proses pencucian dengan air tanah atau leaching. Selama proses ini
berlangsung bagian terluar dari organisme mengalami pelarutan. Setelah proses
leaching, maka terjadi proses petrifikasi. Dimana, bagian terluar dari organisme
yang telah mengalami pelarutan meninggalkan cetakan pada batuan sedimen.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 8. Filum Echinodermata Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 12 November 2015 NIM : F 121 14 065
No. Urut : 04
Filum : ECHINODERMATA
Kelas : HOLOTHUROIDEA
Ordo : ASPHIDOCHIROTA
Family : CYSTOBLASTUSIDAE
Genus : CYSTOBLASTUS
Spesies : Cystoblastus Sp
Proses pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Sphonical
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Ordovisium (500-435 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Ketika organisme ini mati, organisme ini
kemudian tertransportasi oleh media geologi misalnya air, kemudian terendapkan
dan terakumulasi pada cekungan yang relatif stabil. Material yang resisten
terhadap pelapukan dan pengikisan tidak akan lapuk dan terkikis sedangkan
material yang tidak resisten akan mengalami pelapukan dan pengikisan. Lama-
kelamaan material sedimen yang menimbun semakin lama semakin tebal
sehingga fosil yang tertimbun dibawahnya mengalami tekanan yang semakin
besar pula, material yang resisten terhadap tekanan akan tetap dan tidak akan
tergantikan dengan material yang lain, sedangkan material yang tidak resisten
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : 8. Filum Echinodermata Nama : Rafsanjani
Hari/Tgl : Kamis, 12 November 2015 NIM : F 121 14 065
Keterangan :
No. Urut : 05
Filum : ECHINODERMATA
Kelas : ASTEROIDEA
Ordo : PHANEROZONIA
Family : LORIOLASTERIDAE
Genus : LORIOLASTER
Spesies : Loriolaster Sp
Proses pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Radial
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Devon (395-345 juta tahun yang lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Proses tersingkap dari spesies ini dimulai dari
organisme yang mati didasar laut dan hanyut bersama air menuju kedaerah
cekungan yang lebih stabil. Tahap ini dikenal sebagai transportasi. Setelah
mengalami transportasi, maka organisme akan terendapkan dan tertimbun oleh
material lain. Selama tertimbun, organisme mengalami proses kompaksi. Proses
ini mengakibatkan bagian tubuh organisme mengalami kompresi atau tertekan.
Lalu proses pencucian dengan air tanah atau leaching. Selama proses ini
berlangsung bagian terluar dari organisme mengalami pelarutan. Setelah proses
leaching, maka terjadi proses petrifikasi. Dimana, bagian terluar dari organisme
yang telah mengalami pelarutan meninggalkan cetakan pada batuan sedimen.
Setelah tersedimentasi, material sedimen ini akan mengalami lithifikasi.
Lithifikasi adalah proses pembatuan material sedimen dalam waktu yang lama.
X. PENUTUP
10.1. KESIMPULAN
Filum : MOLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : PULMONATA
Family : HELIXIDAE
Genus : Helix
Spesies : Helix Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Komposisi kimia : CaCO3
Umur Geologi : Miosen
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
2. pada sampel 2 didapatkan, yaitu:
Filum : MOLUSCA
Kelas : PELECHIPODA
Ordo : EULAMELIBRANCHIA
Family : UNIONIDAE
Genus : Anadonta
Spesies : Anadonta Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Miosen
Lingkunganpengendapan : Laut Dangkal
Filum : MOLUSCATA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : PULMONATA
Filum : COELENTERATA
Kelas : ANTHOZOA
Ordo : STOLANIFERA
Family : TUBIFORANIDAE
Genus : Tubifora
Spesies : Tubifora musica
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi kimia : CaCO3
Umur : Pliosen
Lingkunganpengendapan : Laut Dangkal
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIAE
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIA
Ordo : HALICHONDIDRA
Family : RECEPTACOLETESIDAE
Genus : Receptacoletes
Spesies : Receptacoletes Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Komposisikimia : CaCO3
Umur : Jura
Lingkunganpengendapan : Laut Dangkal
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIAE
Ordo : HOPLOSELERIDA
Family : SPONGEIDAE
Genus : Sponge
Spesies : Sponge Sp
Proses pemfosilan : Permineralisasi
Komposisi kimia : CaCO3
Aslan, L.M. 2003. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari
Romimohtarto, K., dan Sri Juwana, 2005. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan
Tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.
Sumber: http://forester-untad.blogspot.co.id/2014/05/laporan-lengkap-phylum-
porifera.html