Anda di halaman 1dari 16

A.

PEGUNUNGAN LIPATAN

1. Proses Terjadinya Pembentukan Pegunungan Lipatan (Folded


Mountains)
Istilah pegunungan lipatan digunakan untuk suatu jenis pegunungan
dengan struktur lipatan yang relatif sederhana. Pada tahapan muda
morfologinya masih menggambarkan adanya lingkungan antiklin dan sinklin.
Bila erosi melanjut maka pengikisan sungai lateral dapat menajam ke hulu dan
juga sepanjang puncak antiklin. Pada tahapan dewasa pengikisan di puncak
antiklin dapat melanjut, melebar ke arah dalam sepanjang puncak antiklin dan
akhirnya terbentuk lembah antiklin dengan kenampakan morfologi terhadap
struktur geologi menjadi terbalik (interved relief), bukit-bukit antiklin
(anticlinal ridges), dan lembah-lembah sinklin (sinclinal ridges), serta bukit-
bukit yang terbentuk oleh lapisan-lapisan yang miring searah disebut bukit-
bukit homoklin (homoclinal ridges). Pada tahapan tua, daerah pegunungan
lipatan oleh pengikisan menjadi peneplane dan sungai mengalir di dataran
tersebut seolah tanda mengindahkan adanya lapisan lunak ataupun keras.
Daerah pegunungan lipatan umumnya berbukit-bukit terjal, dengan
lembah-lembah yang panjang, adanya perulangan antara lembah lebar dan
lembah sempit akibat perbedaan kekerasan batuan, adanya gawir terjal dan
pegunungan landai pada hogbacks atau homoclinal ridges. Daerah
pegunungan lipatan yang terdiri dari batuan-batuan sedimen sering pula
mengandung nilai-nilai ekonomis seperti batugamping, batulempung,
batupasir kuarsa, gipsum, dan sebagainya.
Gambar 1. Sketsa bentuk morfologi pegunungan lipatan (atas) dan proses erosi pada
pegunungan llipatan (bawah)

Lipatan adalah bentuk ombak atau gelombang pada suatu lapisan kulit
bumi, yang ditunjukkan oleh perlapisan batuan. Lipatan terbentuk karena
pergeseran lempeng tektonik. Pergeseran lempeng tersebut mengakibatkan
adanya lapisan yang terdorong secara horizontal, baik pada salah satu tepi
lapisan maupun pada kedua tepi lapisan. Lapisan batuan kemudian mengalami
pelipatan atau pelengkungan. Suatu lipatan terdiri atas beberapa bagian yang
membentuk struktur lipatan. Struktur sebuah lipatan terdiri atas :

a. antiklin, yaitu unsur struktur lipatan dengan benuk yang cembung


(convex) ke atas. Antiklin adalah punggung lipatan yang kemiringan
kedua sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk
concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti
antiklin.Lipatan antiklinal akan membentuk bumi menjadi cembung, Dan
contohnya pegunungan atau perbukitan.
b. sinklin, yaitu lipatan yang cekung (concave) ke atas.
Siklin adalah lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke
suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya
mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti sinklin. Lipatan
sinklinal akan membentuk permukaan bumi menjadi cekung, Dan
contohnya lembah.
c. limb (sayap), yaitu bagian dari lipatan yang terletak menurun mulai dari
lengkungan maksimum suatu antiklin sampai lengkungan maksimum
suatu sinklin. Sayap (limb), adalah bidang miring yang membangun
struktur sinklinal atau antiklinal. Limb juga merupakan bagian dari
lipatan yang terletak menurun mulai dari lengkungan maksimal suatu
antiklinal sampai lengkungan maksimal sebuah sinklinal. Limb
mempunyai bentuk memanjang dari axial plane pada lipatan satu ke axial
plane pada lipatan lainnya. Ada 2 jenis limb yakni fore limb yakni sayap
yang curam pada lipatan simetris, dan back limb yaitu sayap yang landai.
d. Axial plane merupakan sebuah bidang yang memotong puncak lipatan
sehingga bagian samping dari lipatan menjadi kurang simetris.
e. Pluge adalah sudut yang terbentuk oleh pertemuan poros dan garis
horizantal pada bidang vertikal.
f. Inflection point yaitu suatu titik dimana terdapat perubahan pada sebuah
lengkungan yang masih termasuk bagian dari limb.
g. Wavelenght atau half, adalah jarak antara dua inflection point.
h. Crest disebut juga dengan hinge line yakni garis yang menghubungkan
titik-titik tertinggi dari suatu lipatan pada bidang yang sama. Garis ini
berada pada bagian tertinggi dari suatu lipatan. Crest terbentuk pada suatu
bidang pada lipatan yang disebut sebagai crestal plane.
i. Through yaitu garis yang menghubungkan titik-titik paling rendah dari
bidang yang sama. Through adalah kebalikan dari crest. Garis ini berada
pada bagian paling rendah dari suatu lipatan. Through terbentuk pada
suatu bidang pada lipatan yang disebut trough line.
2. Proses Terbentuknya Lipata
Lipatan terbentuk karena adanya peristiwa dislokasi, yakni
perpindahan atau pergeseran letak lempeng bumi. Pergeseran lempeng
tersebut mengakibatkan lapisan kulit bumi terdorong secara horizontal, baik
pada salah satu tepi lapisan maupun pada kedua tepi lapisan.
Pembentukan lipatan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti gaya
berat atau pelengseran, tenaga tektonik, intrusi batuan beku dan injeksi garam.
Disebut dengan lipatan jika terdapat perubahan suatu bidang datar menjadi
bentuk bidang lengkungan. Lipatan pada kulit bumi ini sangat
menguntungkan dan sering dicari oleh para penambang karena terdapat bahan
tambang yang berharga di dalamnya, seperti minyak bumi dan endapan gas.
Lipatan adalah salah satu struktur geologi yang sering ditemukan pada
batuan sedimen yang mempunyai bidang lapisan yang terbentuk pada saat
proses sedimentasi. Akan tetapi ada juga lipatan yang ditemukan pada batuan
beku dan batuan metamorf.
Proses terbentuknya batuan metamorf karena adanya perubahan yang
disebabkan oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa adalah sebuah
proses pengubahan batuan akibat adanya perubahan tekanan, temperatur, dan
adanya aktivitas kimia, baik fluida ataupun gas, bahkan bisa merupakan
variasi dari ketiganya (tekanan, temperatur, dan aktivitas kimia). Proses
metamorfosa sendiri sebenarnya merupakan proses isokimia, di mana tidak
adanya penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami
metamorfosa. Adapun temperatur yang berkisar biasanya antara 200°C
800°C, tanpa melalui fase cair. Adapun tiga faktor yang dapat menyebabkan
terjadi proses metamorfosa tersebut sehingga mengakibatkan proses
terbentuknya batuan metamorf, antara lain ;
a. Perubahan Tempetur ; Perubahan temperatur dapat terjadi karena adanya
beberapa sebab, seperti adanya pemanasan akibat intrusi magmatik dan
perubahan gradient geothermal. Adapun panas dalam skala kecil juga
dapat terjadi akibat adanya sebuah gesekan atau friksi selama terjadinya
deformasi suatu massa batuan. Pada batuan silikat misalnya, batas bawah
terjadinya metamorfosa umumnya berkisar pada suhu 150oC ± 50oC. Hal
ini ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg, yaitu carpholite,
glaucophane, lawsonite, paragonite, prehnite maupun slitpnomelane.
Sedangkan untuk batas atasnya berkisar pada suhu 650oC 1100oC,
tepatnya sebelum proses pelelehan dan tergantung pula pada jenis jenis
batuan asalnya.
b. Perubahan Tekanan ; Tekanan yang dapat menyebabkan terjadinya proses
metamorfosa pada dasarnya bervariasi. Proses metamorfosa akibat intrusi
magmatik dapat terjadi mendekati tekanan permukaannya, di mana
besarnya beberapa bar saja. Sedangkan proses metamorfosa yang terjadi
pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40
kBar.Tekanan yang dapat menyebabkan terjadinya proses metamorfosa
pada dasarnya bervariasi.
c. Aktivitas Kimiawi ; Ativitas kimiawi fluida maupun gas yang berada
pada jaringan antara butir batuan, mempunyai peranan penting dalam
proses metamorfosa. Hal ini dikarenakan memang fluida aktif memiliki
banyak peran, yaitu air, karbon dioksida, asam hidroklorik, dan
hidroflorik. Pada umumnya, fluida dan gas tersebut berperan sebagai
katalis atau solven, serta memiliki sifat untuk membentuk reaksi kimia
dan penyetimbang mekanis. Pada jenis jenis batuan tersebut ditemukan
lipatan kecil (micro fold) yang hanya berukuran beberapa meter, dan ada
pula lipatan besar (mega fold) yang mencapai ukuran berkilo- kilo meter.
Perbedaan ukuran tersebut tergantung pada sifat fisik batuan yang terlipat,
sistem tegasan, waktu yang diperlukan dalam pembentukan lipatan,
besarnya gaya yang bekerja membentuk lipatan dan mekanisme
pembentukan lipatan. Terdapat dua macam mekanisme pembentuk lipatan
yaitu melipat (blucking) dan melengkung (bending). Buckling
disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan permukaan
lempeng sehingga terjadi perubahan bentuk batuan yakni berupa rekahan
akibat adanya tarikan. Sedangkan bending disebabkan oleh adanya
gaya tekan yang arahnya tegak lurus terhadap bidang lapisan.

3. Jalur Pegunungan Lipatan


Pegunungan Lipatan adalah pegunungan yang berbentuk gelombang
disebabkan tenaga endogen yang arah dan tekanannya mendatar atau
horizontal. Akibat tekanan mendatar tersebut, maka terjadilah pelengkungan
lipatan pada lapisan kulit bumi. Semula tekanan tersebut membentuk lipatan
tegak lurus atau simetris, yaitu lipatan yang bidang sumbunya mempunyai
jarak yang sama dengan kedua sayapnya.
Setelah lipatan tegak terbentuk, ternyata tekanan tersebut terus
bekerja, sehingga lipatan tegak menjadi lipatan miring. Jika tekanan tersebut
terus mendesak pada lipatan miring, maka akan terbentuk lipatan menggantug.
Pada lipatan gantung tekanan horizontal masih terus maka akan terbentuk
lipatan isoklinal, jika tekanan terus saja akan terbentuk lipatan rebah, dan
akhirnya akan terbentuk lipatan sesar sungkup.
Pegunungan lipatan terdeiri atas bagian yang disebut dengan sinklinal
dan antiklinal. Sinklinal adalah bagian pegunungan lipatan yang berupa
lembah. Sedangkan antiklinal adalah bagian pegunungan lipatan yang berupa
punggung atau puncak. Kumpulan antiklinal antiklinal dalam sebuah lipatan
disebut antiklinorium, sedangkan kumpulan sinklinal sinklinal disebut
sinklinorium. Jenis pegunungan lipatan yang tersebar di seluruh dunia
membentuk pola atau jalur tertentu. Ada tiga jalur pegunungan lipatan di
dunia, yaitu :
a. Pegunungan Sirkum Pasifik ; Jalur Pegunungan Sirkum Pasifik adalah
rangkaian atau jalur pegunungan lipatan yang mengelilingi Samudra
pasifik. Sirkum Pasifik memanjang dan melintasi sepanjang wilayah di
Samudra Pasifik mulai dari pegunungan di Selandia Baru, wilayah
pegunungan di kepulauan sekitar Sulawesi, Papua, Halmahera, ke
Pegunungan di Filipina, Jepang hingga ke Pegunungan Sierra Nevada,
Pegunungan Rocky di Amerika Serikat, berakhir di Pegunungan Andes di
Amerika Selatan.Rangkaian jalur pegunungan Sirkum Pasifik ini dimulai
dari : Pegunungan Andes di Amerika Selatan Menuju utara ke
Pegunungan Sieera Nevada di Mexico, terus ke utara menuju
Pegunungan Rocky di Amerika Utara, terus ke arah utara menuju
Pegunungan Alaska di negara bagian Alaska, selanjutnya ke barat dan
selatan menuju Pegunungan di Kep. Aleutian dan Kep. Jepang, Taiwan,
Menuju Filipina terus ke Indonesia dan berakhir di Laut Banda
b. Pegunungan Sirkum Mediteran ; Jalur Pegunungan Sirkum Mediteran
adalah pegunungan lipatan yang melingkari bagian tengah benua Eropa
dan Asia. Sirkum Mediterania memanjang dari wilayah Pegunungan
Atlas di Maroko Afrika Utara, ke Pegunungan Alpen di Swiss,
Pegunungan Kaukasus di Asia Tengah, hingga Pegunungan Himalaya dan
menurun di Teluk Benggala, India. Pengertian dari Sirkum mediterania
adalah Rangkaian pegunungan sambungan dari jalur pegunungan
disekitar laut Tengah, yaitu Afrika Utara, Spanyol, Alpen, Alpenina,
Semenanjung Balkan, membujur ke pegunungan Himalaya, Myanmar,
Malaysia kemudian menyebrang ke Indonesia. Pegunungan ini naik dan
muncul kembali di pegunungan sekitar Andaman, hingga ke beberapa
pegunungan di wilayah Indonesia, yakni pegunungan Bukit Barisan di
Sumatera, Jawa, Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, dan berakhir di
kepulauan sekitar Laut Banda (Pulau Buru). Coba amatilah peta dunia,
dan temukan daerah yang disebutkan di atas selanjutnya tariklah garis
untuk mendapatkan polanya. Jalur pegunungan Sirkum Mediteran ini
secara urut dari arah barat ke timur, dimulai dari : Pegunungan Atlas di
Afrika Utara menuju ke pegunungan Alpen di eropa selatan, terus menuju
ke Pegunungan Kaukasus di Jazirah Balkan, terus menuju ke Pegunungan
Elburizan di Asia kemudian ke Pegunungan Himalaya, Pegunungan
Arakan Yoma, Zamaika, Andaman, dan Nicobar sterusnya masuk ke
Indonesia dan berakhir di Laut Banda.
c. Pegunungan Sirkum Australia ; Jalur pegunungan lipatan Australia ini
rangkaiannya dimulai dari pegunungan Alpen di Australia menuju ke
Selandia Baru, California, dan masuk irian Timur wilayah Papua Nugini.
Rangakian terus menyambung ke arah barat menuju Irian Barat Wilayah
Indonesia sampai ke wilayah kepala Burng bahkan ada yang sampai ke
pulau Halmahera.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah


Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga jalur pegunungan muda dunia.
Akibat dari keadaan tersebut wilayah Indonesia menjadi labil dan rawan
bencana. Keadaan labil disebabnya banyaknya gempa bumi, baik gempa
tektonik maupun gempa vulkanik. Rawan bencana di Indoensia juga
disebabkan karena Indonesia merupakan pertemuan bebebrapa lempeng
benua dan samudra.

4. Bentuk-Bentuk Pegunungan Lipatan


Pegunungan lipatan merupakan bagian dari proses diastropisme selain
pegunungan patahan. Pegunungan lipatan memiliki macam-macam lipatan
atau jenis-jenis lipatan dan memiliki bentuk-bentuk pegunungan lipatan terdiri
atas 4 yakni jalur pegunungan lipatan, dome dan basin, lipatan tunjam, lipatan
kompleks, setiap bentuk-bentuk pegunungan lipatan tersebut memiliki proses
terbentuknya, dan akan dijelaskan pula pengertian dari berbagai bentuk-
bentuk pegunungan lipatan, sehingga tak akan timbul pertanyaan bahwa apa
pengertian jalur pegunungan lipatan, apa pengertian dome dan basin, apa
pengertian lipatan tunjam, apa pengertian lipatan kompleks dan pertanyaan
lainnya, mengapa lipatan tersebut dapat terjadi. begitu pun dengan
pegunungan patahan memiliki bentuk-bentuk pegunungan patahan dan
macam-macam patahan atau jenis-jenis patahan.
a. Jalur Pegunungan Lipatan. Jalur pegunungan lipatan adalah rangkaian
pegunungan lipatan yang sangat panjang, melintasi beberapa benua, dan
terletak berdampingan dengan palung didasar laut. Jalur pegunungan
lipatan dan palung terbentuk karena tumbukan antara lempeng samudra
dan lempeng benua. Lempeng samudra lebih berat sehingga produksi akan
menyusup di bawa lempeng benua, sedangkan lempeng benua akan
terangkat ke atas karena lebih ringan massanya.
b. Dome dan Basin. Dome adalah pegunungan lipatan yang membulat,
terbentuklah karena tekanan mendatar yang mempunyai kekuatan datang
pada waktu dan arah yang sama. Contohnya, dome sangiran di jawa
tengah yang terkenal sebagai tempat penemuan fosil manusia purba. Basin
adalah cekungan yang membulat karena daerah sekitarnya terangkat naik.
c. Lipatan Tunjam. Lipatan Tunjam adalah pegunungan lipatan yang garis
porosnya menunjam membentuk sudut terhadap bidang datar.
d. Lipatan Kompleks. Lipatan Kompleks adalah berbagai jenis lipatan yang
terdapat pada sebuah jalur pgunungan besar yang disebut geantiklin
(antiklinal besar). Jalur di atasnya terdapat antiklinal dan sinklinal kecil-
kecil dari berbagai tipe.

5. Macam - macam Lipatan dan Bentuk Nya.


a. Macam- Macam Lipatan
Berdasarkan unsur geometri atau kedudukan bidang sumbunya, terdapat
bermacam- macam lipatan, diantaranya adalah :
 Lipatan tegak (symmetric folds) adalah lipatan yang garis sumbunya
membagi secara simetris atau sama besar antara antiklinal dan
sinklinal.
 Lipatan miring atau asymmetric folds adalah lipatan yang garis
sumbunya tidak simetris dan membentuk sudut.
 Lipatan menggantung adalah lipatan yang menyerupai lipatan miring,
akan tetapi bagian puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga
mempunyai bentuk seperti menggantung.
 Lipatan menutup, disebut juga recumbent folds adalah lipatan yang
terbentuk karena lipatan yang satu menekan sisi lipatan yang lain
sehingga menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
 Lipatan rebah (overturned fold) adalah lipatan yang tertekan terus
menerus sehingga mengakibatkan puncaknya melandai seperti
rebahan. Terjadinya lipatan ini karena tekanan tenaga secara horizontal
hanya berasal dari satu arah.
 Lipatan sesar sungkup (overthrust) adalah lipatan yang disebabkan
oleh adanya pergerakan pada sepanjang kerak bumi dimana
pergerakan tersebut menekan satu sisi dengan sangat kuat sehingga
menyebabkan lipatan menjadi retak.

b. Macam- macam lipatan berdasarkan bentuknya, antara lain :

 Lipatan paralel (concentric fold) adalah suatu lipatan dimana jarak


ketebalan tiap lapisan tetap sama dan mempunyai jarak lapisan sejajar
dengan sumbu utama.
 Lipatan similar (similar fold) adalah lipatan yang jarak lapisannya
sejajar dengan sumbu utama. Ukuran antiklinal dan sinklinalnya juga
tidak banyak berubah.
 Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena
lapisannya tersusun dari bahan-bahan yang berbeda.
 Lipatan ptigmatik adalah lipatan yang terbalik terhadap sumbunya.
 Lipatan chevron (chevron fold) adalah lipatan bersudut yang sendinya
tajam dengan sayap lipatan berupa bidang planar.
 Lipatan isoklinal (isoclinal fold) adalah lipatan yang bidang sumbu
atau sayapnya sejajar disebabkan oleh adanya tekanan secara terus
menerus.
 Lipatan klin bands adalah lipatan yang bersudut tajam dan dibatasi
oleh permukaan planar.
 Lipatan seretan (drag fold) adalah lipatan yang terbentuk karena
adanya seretan suatu sesar.
 Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya mempnyai daya
tekanan sehingga sayap tengahnya tidak menjadi tipis.
B. PLATEAU
Pengertian dataran tinggi adalah dataran (tanah datar) yang berada pada
ketinggian. Dataran tinggi sering disebut juga dengan Plato atau istilah luarnya
adalah Plateau. Plateau sendiri berasal dari Bahasa Perancis yang berarti 'meja
tanah'. Dataran tinggi (plato) tidak semuanya merupakan daerah yang datar secara
sempurna, tetapi lebih mengacu kepada relief yang rendah diatas ketinggian
Mengingat definisinya agak mudah, kita mungkin akan terkejut untuk mengetahui
bahwa ada banyak jenis dataran tinggi. Dataran tinggi diklasifikasikan
berdasarkan bagaimana mereka terbentuk dan dimana mereka ditemukan.
Kebanyakan dataran tinggi ditemukan di daerah pengangkatan (tektonik). Akan
tetapi, perlu diperhatikan disini bahwa dataran tinggi tidak selalu berhubungan
dengan pegunungan, tetapi mereka juga bisa terbentuk dengan cara yang lain.
1. Jenis Plateau
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa klasifikasi dataran tinggi
akan selalu mengacu kepada bagaimana mereka terbentuk dan dimana mereka
ditemukan. Dibawah ini dijelaskan beberapa jenis serta contoh dataran tinggi.

a. Plateau Muda, Merupakan daerah dengan lapisan horisontal dan


dibanyak tempat terkikis dalam oleh sungai. Relief besar dan ini
merupakan perbedaan dari dataran. Daerah plateau dapat tinggi terhadap
sekitarnya dan dibatasi oleh gawir; atau dapat pula lebih muda dari
pegunungan di sebelahnya. Pada daerah arid atau semiarid lembah-lembah
di plateau benbentuk canyon yaitu lembah yang dalam, terjal dan terdiri
dari singkapan batuan seluruhnya, khususnya pada batuan keras. Pada
batuan lunak lembah lebih miring dan panjang. Hulu lembah didaerah
plateau beriklim gurun berbentuk amfiteater, dan tidak berbentuk tajam
atau runcing seperti pada daerah lembah. Hal tersebut disebabkan karena
proses pembentukan lembah bukan karena pengikisan air tetapi karena
pelapukan/desintegrasi. Oleh adanya banyak kekar-kekar vertikal maka
canyon di daerah gurun juga vertikal dan berkelok menyudut.

b. Plateau Dewasa, pada kenampakan umum maka pegunungan plateau


terlihat septertihalnya pegunungan biasa dengan bukit-bukit, lembah,
aliran sungai, dst. Pengertian plateau hanya tampak pada kedudukan
lapisan batuannya yang horizontal. Terdapat kecenderungan bahwa
puncak-puncak bukitnya sebagian besar pada ketinggian yang hampir
sama pula. Plateau dewasa pada daerah lembah pada umumnya
menunjukkan bukit-bukit dengan bentuk membundar dengan puncak
hampir datar. Tebingnya sering berundak karena melingkar bukit
pengikisian terpilah oleh adanya lapisan-lapisan keras dan lunak. Tebing-
tebing terjal sering berhutan atau berbelukar lebat pada daerah arid,
puncak-puncak bukit sering tajam dengan tebing terjal. Plateau yang
terdiri dari batuan keras sering bertekstur kasar dengan arti bahwa jarak
sungai satu sama lain berjauhan, puncak-puncaknya datar dan lebar; pada
batuan yang lunak cenderung didapati morfologi bertekstur halus dengan
jarak sungai berdekatan dan punggunya sempit, dan menghasilkan
topografi bad lands. Pada plateau yang terdiri dari batuan keras dan
berkekar, sering dijumpai sungai/lembah-lembah berpola tegak lurus atau
jajaran genjang satu sama lain. Lembah-lembah tersebut dapat sempit dan
dalam dan punggungannya merupakan blok-blok terpisah satu sama lain
oleh lembah-lembah lurus dan sempit dan disebut rockcity.

c. Plateau Tua, umumnya merupakan daerah dataran yang luas oleh


pengikisan dengan lapisan horisontal dan disebut paneplane pula. Bukit-
bukit sisa erosi, yang juga berstruktur horizontal disebut mesa, dapat 150-
200 meter tingginya. Dimensi yang lebih kecil dinamakan butte, dan jika
berbentuk lebih sempit, tinggi seperti pilar-pilar disebut pinnacles atau
needles. Oleh pengangkatan , sebuah plateau dapat mengalami peremajaan
(rejuvenation) dengan ciri-ciri adanya incised meander, terus teras yang
lebar dikiri kanan lembah hasil peremajaan yang disebut esplanade atau
benches.

d. Plateau Lava, plateau ini terdiri dari banyak lapisan aliran lava,
umumnya lava basalt yang encer pada mulanya, yang mengalir berurutan
dalam waktu yang berbeda sau menyusul lainnya. Sering berselingan
dengan abu gunung api, pelapukan lava, endapan danau, endapan sungai.
Banyak lava berpori karena vesikuleir dengan ada perselingan dengan
endapan kedap air maka sering didapati air tanah, mata air, dsb. Lembah -
lembah sungai di daerah ini sering terjal atau berbentuk undak karena
kerasnya lava dan adanya kekar. Mataair panas, sesar, kerucut gunung api,
dapat pula berasosiasi dengan plateau lava. Plateau tersesarkan atau
plateau terganggu (broken or warped plateau) kebanyakan plateau
mengalami gangguan oleh sesar, lipatan atau bahkan berubah dan
tertrobos intrusi. Beberapa contoh plateau antara lain plateau Colorado
dan plateau Massuri (AS), beberapa bagian dari pegunungan Selatan Jawa,
plateau Sukandana (Lampung)

e. Dataran Tinggi Intermontan (Intermontane Plateau), banyak


dataran tinggi terletak pada ataupun dekat pegunungan, dimana tektonik
mengangkat daerah luas yang datar sebagai suatu kesatuan. Sebagai suatu
kesatuan (kelompok), mereka disebut dengan "Dataran Tinggi
Intermontane". Dataran tinggi jenis ini merupakan dataran terbesar di
bumi yang terbentuk dari tumbukan 2 lempeng tektonik
Karena mereka terangkat jauh diatas permukaan air laut, maka jenis ini
sangat terkenal sebagai dataran yang berada diatas ketinggian maksimum.
Contoh dataran tinggi intermontan adalah dataran tinggi Tibet yang
merupakan dataran tinggi terbesar dan tertinggi di dunia.
Dataran tinggi Tibet berada disebelah Selatan-Tengah Asia, merupakan
dasar lembah yang datar pada ketinggian sekitar 15.000 kaki diatas
permukaan air laut dan dibagian selatannya dibatasi oleh pegunungan
Himalaya. Ada juga Dataran tinggi yang disebut "Altiplano", yang secara
harfiah berarti 'tinggi dan datar', terletak di Andes, Amerika Selatan.
Dataran tinggi ini merupakan plateau terbesar kedua di dunia, yang berada
pada ketinggian di atas 12.000 kaki.

Tektonik Dataran Tinggi Tibet.

f. Dataran Tinggi Benua (Continental Plateau), dataran tinggi ini


disebut juga dengan istilah "Dataran Tinggi Benua". Jenis ini mengacu
pada dataran luas yang terbentuk bukan karena aktivitas tumbukan
lempeng. Ahli geologi mempunyai banyak penjelasan bagaimana dataran
ini dapat terbentuk. Beberapa ahli mengambil kesimpulan bahwa
pembentukan dataran ini kebanyakan melibatkan gerakan ke atas batuan di
mantel atas atau litosfer bawah. Tetapi kesimpulan tersebut belum menjadi
sebuah konsensus diantara para ahli geologi saat ini.
Salah satu ciri dari jenis "Dataran Tinggi Benua" adalah bahwa tingkat
uplift-nya biasanya lambat, yang memungkinkan anak sungai mengalir
ditengahnya dan membentuk ngarai sampai ke permukaan dataran.
Colorado Plateau, yang meliputi Grand Canyon dan Ozark Plateau di
Missouri dan Arkansas adalah salah satu contoh jenis dataran tinggi ini.

Anda mungkin juga menyukai