Anda di halaman 1dari 5

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

TUGAS

GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

NAMA : FANA ALFIANTI


NIM : F12114064

PALU

2018
BATUPASIR

Batu pasir sebagai reservoir yang baik karena nilai porositasnya dan
permeabilitasnya yang baik. Contohnya batu pasir kuarsa merupakan reservoir yang
paling baikkarena pemilahannya yang baik, butirannya berbentuk bundar dan tidak
terdapat matrik. Batupasir merupakan salah satu dari batuan sedimen klastik yang
mempunyai porositas cukup baik dan biasanya berfungsi sebagai reservoir atau
akuifer. Penelitian mengenai batupasir secara kuantitatif masih jarang dilakukan,
terutama yang berkaitan dengan porositas dan permeabilitas. Keterkaitan antara hasil
pengamatan petrografis batupasir dan porositas ataupun permeabilitas masih sedikit
dilakukan. Prediksi porositas dari suatu batupasir melalui pengamatan petrografis
secara akurat dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan empiris. Batupasir
memiliki beberapa kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari batupasir jenis yang
lainnya, yaitu struktur, tekstur dan komposisi. Dari kenampakan fisik ini kemudian
dapat dirinci menjadi beberapa parameter empiris batupasir. Dengan mengetahui
parameter-parameter batupasir tersebut, suatu simulasi komputer dapat dilakukan.

Dari tekstur batupasir dapat diturunkan beberapa parameter empiris, yaitu


ukuran butir, bentuk butir (pembundaran dan pembulatan), dan sortasi. Sedangkan
dari struktur sedimen dapat diturunkan parameter-parameter empiris, misalnya arah
perlapisan silang siur, arah orientasi butir, dll. Dan dari komposisi mineral dapat
diturunkan beberapa parameter empiris batupasir, yaitu persen butiran keras (rigid
grain), butiran lunak (ductile grain) dan matrik. Di samping beberapa parameter di
atas juga terdapat parameter yang berhubungan dengan parameter-parameter tersebut,
yaitu bulk density, porositas dan permeabilitas.

Pori merupakan ruang di dalam batuan; yang selalu terisi oleh fluida, seperti
udara, air tawar/asin, minyak atau gas bumi. Porositas suatu batuan sangat penting
dalam eksplorasi dan eksploitasi baik dalam bidang perminyakan maupun dalam
bidang air tanah. Hal ini karena porositas merupakan variabel utama untuk
menentukan besarnya cadangan fluida yang terdapat dalam suatu massa batuan.

BATUAN KARBONAT

Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, batuan karbonat dapat berperan
sebagai batuan reservoir karena nilai porositasnya yang tinggi, baik porositas primer
maupun porositas sekunder, oleh karena itu industri minyak dan gas sekarang banyak
mencari reservoir jenis ini karena lebih mudah eksploitasinya. Sedimen karbonat
dihasilkan dari proses organik biokimia pada lingkungan laut bersih, hangat, shallow
water. Daerah tropikal dan subtropikal dapat mencerminkan kondisi tersebut.
Keadaan tertentu dapat ditunjukan sebagai faktor sedimen karbonat, misalkan karena
adanya produksi sedimen yang tinggi dan akumulasi kalsium karbonat dari cangkang
organisme. Terumbu ( reef ) dapat menjadi batuan reservoir yang sangat penting.
Pada umumnya terumbu terdiri dari suatu kerangka, coral, ganggang, dan sebagainya
yang tumbuh dalam laut yang bersih, berenergi gelombang tinggi, dan mengalami
banyak pembersihan sehingga rongga-rongga antaranya khususnya menjadi sangat
bersih. Dalam hal ini porositas yang didapatkan terutama dalam kerangka yang
berbentuk rongga-rongga bekas binatang hidup yang tersemenkan dengan sparry
calcite sehingga porositasnya diperkecil.

Pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 macam reservoir terumbu, yaitu:


Terumbu yang bersifat ‘ fringing ‘ atau merupakan suatu bentuk yang memanjang di
lepas pantai.

 Terumbu yang bersifat terisoler di sana-sini, yang sering disebut sebagai suatu
‘ pinnacle ‘ atau ‘ patch reef ‘ atau secara tepat dikatakan sebagai bioherm,
yang muncul di sana-sini sebagai bentuk kecil secara tidak teratur.Terumbu
yang berbentuk linier, atau sebagai penghalang ( barrier ) biasanya berbentuk
mamanjang sering kali cukup besar serta memperlihatkan suatu asimetri dan
biasanya terdapat pada pinggiran suatu cekungan.
 Lapangan yang bersifat terumbu tiang ( pinnacle ) ditemukan di Libya yaitu
lapangan Idris dalam cekungan Sirte yang didapatkan dari suatu terumbu
berumur paleosen. Contoh yang baik untuk terumbu tiang sebagai reservoir
ialah yang didapatkan baru-baru ini di Irian Jaya, yaitu lapangan minyak
Kasim dan Jaya. Lapangan Kasim-Jaya merupakan suatu akumulasi dalam
kulminasi terumbu yang tumbuh di atas suatu kompleks terumbu yang
merupakan suatu landasan. Bentuk terumbu Kasim-Jaya itu terdiri daripada
batuan karbonat berenergi tinggi yang panjangnya 7 km dan lebarnya 2.5-3.5
km dan mempunyai ketinggian atau relief vertikal 760 m di atas landasan
tempat terumbu itu tumbuh.
 Gamping klastik sering juga merupakan reservoir yang sangat baik, terutama
dalam asosiasinya dengan oolit, dan sering disebut sebagai kalkarenit. Jadi
jelas, bahwa batuan reservoir yang terdapat di dalam oolit itu merupakan
pengendapan berenergi tinggi dan didapatkan dalam jalur sepanjang pantai
dengan arus gelombang kuat. Porositas yang didapatkan biasanya ialah jenis
porositas intergranular, yang kadang-kadang diperbesar oleh adanya
pelarutan. Batuan reservoir oolit terdapat misalnya di cekungan Illinnois (
Amerika Serikat ), dimana terdapat oolit dalam gamping yang berumur
karbonat. Lapisan oolit ini disebut McClosky sand. Batuan ini terdiri daripada
oolit yang kadang-kadang bersifat dolomit. Contoh yang paling penting
adalah di Saudi Arabia yaitu dari Formasi Arab berumur jura muda, terutama
dari anggota D.
 Dolomit merupakan batuan reservoir yang jauh lebih penting dari jenis batuan
karbonat lainnya. Harus di ingat pula, bahwa kebanyakan dari batuan karbonat
seperti oolit ataupun terumbu sedikit banyak pula telah ikut didolomitasikan.
Cara terjadinya dolomit ini tidak begitu jelas, tetapi pada umumnya dolomit
ini bersifat sekunder atau sedikit banyak terbentuk setelah proses sedimentasi.
Salah satu teori yang menyebutkan pembentukan porositas pada dolomit yaitu
porositas timbul karena dolomitisasi batuan gamping sehingga molekul kalsit
diganti dengan molekul dolomit, dan karena molekul dolomit lebih kecil
daripada molekul kalsit maka hasilnya akan merupakan pengecilan volume
sehingga tidak timbulah rongga-rongga.dolomit biasanya mempunyai
porositas yang baik berbentuk sukrosit yaitu berbentuk menyerupai gula pasir.
Rupa-rupanya dolomit ini terbentuk karena pembentukan kristal dolomit yang
bersifat euhedron dan tumbuh secara tidak teratur diantara kalsit.

BATUAN SERPIH
Batuan serpih sebagai reservoir kurang begitu baik, karena besar butirnya
yang halus maka nilai permeabilitasnya kurang baik, namun permeabilitasnya yang
baik jika terjadi retak-retak atau pelarutan maka batuan serpih dapat bertindak
sebagai reservoir. Batuan SERPIH adalah batuan serpih berbutir halus dengan
permeabilitas yang mendekati nol (impermeable). Batuan ini dapat berlaku sebagai
batuan reservoir apabila permeabilitasnya besar sebagai akibat perekahan. Pada
umumnya unsur penyusun shale ini terdiri dari lebih kurang 58% silikon dioksida
(SiO2), 15% aluminium oksida (Al2O3), 6% besi oksida (FeO) dan Fe2O3, 2%
magnesium oksida (MgO), 3% kalsium oksida (CaO), 3% potassium oksida (K2), 1%
sodium oksida (Na2) dan 5% air (H2O) dan sisanya adalah oksida metal dan anion.

Anda mungkin juga menyukai