Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan masalah :


1. Apa itu pencemaran air tanah
2. Apa penyebab pencemaran air tanah
3. Bagaimana cara penanggulangan pencemaran air tanah

1.3 Tujuan penulisan


Sebagai salah satu cara mengedukasi yangmana diharapkan agar
seseorang dapat berbuat dan sadarr akan krisisnya sumbar daya air bersih disaat
ini, dan dapat mengurasi perlakuan yang dapat di ketahui dapat menyebabkan
pencemaran air tanah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air tanah


Airtanah merupakan bagian air di alam yang terdapat di bawah
permukaan tanah. Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran air di
bumi yang disebut daur hidrologi, yaitu proses alamiah yang berlangsung pada
air di alam yang mengalami perpindahan tempat secara berurutan dan terus
menerus (Kodoatie, 2012). Airtanah terdiri dari airtanah dangkal, airtanah
dalam, dan mata air. Airtanah dapat ditemukan pada aquifer dengan pergerakan
yang lambat. Hal ini yang akan menyebabkan airtanah untuk sulit pulih jika
terjadi pencemaran. Klasifikasi airtanah dangkal yaitu:
1. Airtanah Dangkal
Yaitu air yang terdapat diatas kedap air pertama. Airtanah dangkal
sangat rentan terhadap pencemaran. Daerah yang memiliki jumlah
penduduk yang banyak, biasanya memiliki kondisi airtanah yang telah
tercemar oleh limbah domestik (septik tank, saluran irigasi). Sedangkan
daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang rendah kondisi kualitas air
relatif cukup baik. Airtanah dangkal terjadi kaerna adanya proses peresapan
air dan permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, sehingga airtanah akan
jernih tetapi banyak mengandung zat-zat kimia karena air tersebut selama
dalam perjalanannya melewati lapisan tanah yang mengandung unsur-unsur
kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah berfungsi
sebagai penyaring. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus
berlangsung, terutama pada muka air yang dengan muka tanah. Air akan
terkumpul pada lapisan rapat air, berkumpulnya air ini merupakan airtanah
dangkal dimana air dapat dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui
sumur-sumur dangkal.
2. Airtanah Dalam
Airtanah dalam merupakan air yang terdapat dibawah lapisan kedap air
(aquifer) pertama. Airtanah ini mempunyai sifat yang berlawanan dengan
airtanah dangkal dimana fluktuasinya relatif kecil. Kualitas air tidak
tergantung pada kegiatan lingkungan diatasnya. Pengambilan airtanah
dalam tidak semudah pada airtanah dangkal. Dalam hal ini menggunakan
bor dan memasukan pipa kedalamnya hingga kedalaman tertentu (100-300
meter). Kualitas dari airtanah dalam pada umumnya lebih baik daripada
airtanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari
bakteri.

3. Mataair
Mataair adalah airtanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan
tanah. Mataair yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh
oleh musim dan kuantitas dan kualitas sama dengan airtanah dalam. Selain
itu, gaya gravitasi juga mempengaruhi aliran airtanah menuju ke laut.
Tetapi, dalam perjalanannya airtanah juga mengikuti lapisan geologi yang
berkelok sesuai jalur akuifer dimana airtanah tersebut itu berada. Bila terjadi
patahan geologi di dekat permukaan tanah, maka aliran airtanah tersebut
akan muncul ke permukaan bumi. Sebagai tumpahan airtanah alami yang
pada umumnya berkualitas baik, maka mata air dijadikan pilihan sumber air
bersih yang dicari-cari dan diperebutkan oleh penduduk kota (Asdak,
2004)..

2.2 Pencemaran Air Tanah


Pencemaran Air , yaitu benda asing yang masuk ke dalam suatu
wilayah perairan dan menurunkan kualitas air di wilayah perairan tersebut. Jenis
bahan pencemar air (G. Tyler Miller Jr, 1979) utamanya berupa oxygen
demanding wastes (limbah rumah tangga, kotoran hewan, dan beberapa limbah
industri), diseases causing agents (fungi, bakteri, dan virus), inorganic
chemicals and minerals (asam, garam, dan logam beracun), organic chemicals
(pestisida, plastik, deterjen, limbah industri dan minyak), plant nutrients (nitrat
dan fosfat), sediments (tanah, lumpur dan benda padat yang dibawa erosi),
radioactive substances, dan heat (berasal dan industri dan air pendingin dari
instalasi pembangkit listrik). Pencemaran air tanah merupakan sebuah kondisi
yang mana tanah sebagai tempat berkumpulnya air tercemar oleh polutan (zat
pencemar) sehingga air yang berada di dalamnya juga ikut tercemar.

2.3 Penyebab Pencemaran Airtanah


1. Sampah anorganik
Penyebab pertama dari percemaran air tanah adalah sampah
anorganik. Sampah anorganik ini bisa berwujud sampah plastik, kaleng dan
sterofoam yang menumpuk di atas tanah atau tertimbun di dalam tanah.
Ketika turun hujan, air hujan akan meresap ke dalam tanah. Resepan air
hujan tersebut membawa serta zat- zat pencemar yang berasal dari sampah
organik dan pada akhirnya menyebabkan pencemaran air tanah.

2. Sampah organic
Sampah organik bukannya tidak bisa menjadi penyebab pencemaran
air tanah. Secara logika, sampah organik mudah terurai dan dapat menjadi
kompos alami bagi tanah. Akan tetapi bagaimana jika sampah organik
seperti sayuran dan bahan makanan busuk lainnya tertimbun di dekat
sumber air tanah dan butuh waktu lama untuk terurai karena kondisi tanah
lembab diguyur hujan. Sampah- sampah organik itu akan semakin
membusuk, mengeluarkan bau tak sedap dan mengandung banyak bakteri.
Bakteri- bakteri yang ada pada sampah organik itulah yang bisa
menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah.

3. Limbah cair
Limbah cair beracun dapat berwujud air bekas mencuci pakaian, air
sisa pestisida, cairan berminyak atau bahkan cairan limbah industri yang
mengandung zat kimia beracun. Limbah industri seharusnya dikelola
dengan baik. Jika pihak pengelola lalai, misalnya tidak melapisi
penampungan limbah cair dengan bahan kedap air, maka limbah cair
industri zat mengandung racun bisa merembes ke dalam tanah. Jika
rembesan limbah cair terbawa oleh air hujan kemudian bermuara di sumber
air tanah, maka kandungan beracun dari limbah cair tersebut bisa menjadi
penyebab pencemaran air tanah yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia.

4. Air lindi
Air lindi merupakan salah satu jenis air yang berada di dalam lapisan
tanah dengan kedalam berkisar 2 meter dari permukaan tanah. Air lindi
biasa digunakan sebagai open dumping di tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah, sehingga sumber air tanah di sekitar TPA bisa tercemar oleh
amoniak, nitrit dan zat lain yang terkandung dalam air lindi. Air tanah yang
tercemar air lindi akan mengalami peningkatan suhu sehingga terjadi
percepatan reaksi kimia di dalam air. Tidak hanya perubahan suhu, air lindi
juga menyebabkan terjadinya perubahan warna dan bau air tanah.

5. Penempatan Septik Tank


Septik tank apabila di buat tanpa ada perencanaan dan tindakan lebih
lanjut maka akan menyebabkan merembesnya limbah kotoran manusia ke
lapisan aitanah yangmana kita ketahui bahwa kotoran manusia banyak
mengandung bakteri.

2.4 Dampak Pencemaran Airtanah


Pencemaran air tanah membawa dampak buruk bagi kehidupan
manusia. Diantara dampak buruk tersebut yaitu :
1. Berkurangnya persediaan air bersih karena air tanah sebagai sumber air
bersih sudah tercemar. Jika ketersediaan air tidak mencukupi kebutuhan
sehari- hari seperti minum, mandi, mencuci dan kakus, maka akan terjadi
kelangkaan air bersih yang berdampak pada berkurangnya produktivitas
manusia.

2. Naiknya populasi bakteri- bakteri berbahaya. Bakteri yang bersifat


phatogen akan berkembangbiak dengan cepat di dalam air yang tercemar.
Tingginya populasi bakteri phatogen juga akan mengurangi tingkat oksigen
di dalam air.

3. Turunnya tingkat kesehatan. Mengkonsumsi dan menggunakan air tanah


yang tercemar dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare,
muntaber, disentri, gatal- gatal dan penyakit- penyakit lainnya. Jika air tanah
yang dikonsumsi ternyata tercemar oleh limbah yang mengandung logam
maka berpotensi menimbulkan kanker dan penyakit yang menyerang darah.

2.5 Penanggulangan Pencemaran Airtanah


1. Remediasi
Cara pertama untuk menanggulangi pencemaran air tanah adalah
remediasi. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam sistem remediasi ini adalah
memulihkan kembali permukaan tanah yang telah mengalami pencemaran.
Pemulihan ini dilakukan dengan cara membersihkan permukaan tanah dari
polutan. Remediasi dapat dibagi menjadi 3 jenis yakni remiadiasi in situ dan
ex situ.
Remediasi ex situ dilakukan dengan cara menggali tanah yang telah
tercemar lalu diangkut menuju tempat lain yang lebih aman. Di tempat
tersebut, tanah galian yang tercemar dimasukkan ke dalam tangki yang
kedap air lalu ditambahkan zat pembersih. Setelah disimpan untuk beberapa
waktu, zat pembersih tersebut dikeluarkan lagi dari tangki dan diolah
ditempat pengolahan limbah cair. Sementara itu, remediasi in situ lebih
mudah dilakukan dari pada remediasi ex situ. Kegiatan yang dilakukan
hanya membersihkan tanah dan bioremediasi.
2. Bioremediasi
Bioremediasi ini termasuk dalam remediasi in situ. Pembersihan
tanah dengan teknik bioremediasi ini dilakukan dengan cara menambahkan
mikroorganisme pengurai seperti jamur vesikular arbuskular mikoriza dan
bakteri pengurai ke dalam tanah. Mikroorganisme pengurai tersebut akan
memecah polutan menjadi gas korbon dioksida dan air sehingga tidak
berbahaya lagi untuk tanah.
BAB III ANALISA KASUS

POLUSI AIR TANAH AKIBAT LIMBAH INDUSTRI DAN LIMBAH RUMAH


TANGGA oleh Agnes Fitria Widiyanto, Saudin Yuniarno, Kuswanto. Jurusan
Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman.

Latar Belakang Penelitian

Kabupaten Purbalingga merupakan bagian dari propinsi Jawa Tengah. Luas


wilayah Kabupaten Purbalingga adalah 77.764 Ha yang berdasarkan bentang
alamnya terbagi menjadi 2 daerah yakni daerah utara yang cenderung merupakan
daerah berbukit & daerah selatan dengan kecenderungan merupakan daerah dataran
rendah. Wilayah purbalingga meliputi ketinggian dari 40 m dari permukaan laut
sampai dengan kurang lebih 3000 m di atas permukaan laut ini adalah suatu potensi
yang terhampar yang harus kita daya gunakan secara arif dan bijaksana yang sudah
barang tentu kesemuanya itu kita arahkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara lahir dan batin (BPS,2013). Purbalingga.. Hasil survai
pendahuluan menunjukkan penduduk di Kelurahan Kalikabong Kabupaten
Purbalingga akhir- akhir ini merasa khawatir dengan keadaan lingkungan mereka
karena industri dikawasan tempat tinggal mereka belum memiliki Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Industri yang berada di sekitar tempat tinggal
tersebut adalah industri rambut dan bulu mata palsu. Kondisi perusahaan yang
belum memiliki IPAL dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Bahkan,
pencemaran limbah cair itu telah dirasakan sebagian masyarakat. Di Kelurahan
Kalikabong terdapat sekitar 28 perusahaan yang hanya memiliki bak penampungan
limbah rambut palsu saja, padahal bak penampung sewaktu-waktu bisa penuh.
Kondisi sumber air bersih dan air minum warga sekarang ini menjadi keruh dan
berbau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan polusi air tanah
dengan penyebab timbulnya pencemaran air tanah akibat limbah domestik dan
limbah industri di Kelurahan Kalikabong Kabupaten Purbalingga.
Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian secara fisik dilakukan


dengan menganalisis sampel air sumur gali warga berdasarkan parameter fisik air
meliputi bau, suhu, kekeruhan, dan warna, serta parameter biologi berdasarkan
cemaran bakteri coliform kemudian di hubungkan dengan polusi air. Penelitian
dianalisis secara univariat untuk mendeskripsikan hasil penelitian dan bivariat
untuk mengetahui hubungan antara polusi air dengan sumber cemaran. Keseluruhan
data di uji statistik dengan Fisher’s Exact Test. Penelitian ini dilaksanakan di
Kelurahan Kalikabong Kabupaten Purbalingga. Lokasi penelitian dipilih
berdasarkan adanya dua sumber cemaran baik dari aktifitas domestik maupun
aktifitas industri. Penelitian ini dilaksanakan tahun 2012. Variabel penelitian ini
meliputi bau dan rasa sebagai indikator air yang dapat diperiksa menggunakan
organoleptik. Warna untuk mengetahui kondisi air yang dapat diperiksa oleh mata
manusia. Kekeruhan sebagai kondisi ada maupun tidaknya partikel pada air. Bakteri
coliform sebagai satuan organisme yang dapat muncul akibat aktivitas domestik
maupun industri. Jumlah sampel air yang diambil sebanyak 21 sampel dengan jarak
terdekat dengan aktivitas industri 7 air sumur gali, radius 1 km sebanyak 7 air sumur
gali, dan radius 3 km sebanyak 7 air sumur gali, dan dipilih secara purposive.
Sampel dipilih dengan pertimbangan jarak lokasi dengan aktifitas industri.

Pembahasan dan Hasil

Masyarakat di Kalikabong memanfaatkan sumber air tanah untuk keperluan sehari-


hari. Pengguna air sumur gali di wilayah Kalikabong mencapai 1.047 KK, yang
terdiri dari 771 unit sumur gali. Di Kalikabong pemilihan sumber air tanah
dijadikan sumber yang utama dikarenakan sumber air sumur gali menjadi salah satu
alternatif sumber air yang terjamin dari segi kuantitas, kualitas, dan kontinuitasnya.
Hasil penelitian Khomaryatika dan Eram (2011) menyatakan bahwa cemaran
mikrobiologis terjadi karena faktor letak timba dan jarak jamban. Keberadaan
mikroba akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitarnya. Jarak
jamban dan sumber pencemar lain yang berdekatan dengan sumur gali akan
menambah cemaran dan timba yang diletakkan pada tempat yang tidak bersih akan
menambah keberadaan mikroba. Cemaran bakteri coliform diakibatkan karena
adanya limbah baik yang berasal dari limbah domestik maupun limbah industri.
Bahan buangan organik yang berasal dari limbah industri maupun limbah rumah
tangga pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme, sehingga hal ini dapat mengakibatkan semakin berkembangnya
mikroorganisme dan mikroba patogen pun ikut juga berkembang biak di mana hal
ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit. Jumlah penyediaan air selalu
meningkat sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan. Dampaknya
adalah rendahnya jaminan kualitas air minum yang berpotensi menimbulkan
kerugian bagi kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang
berhubungan dengan jumlah coliform dalam air minum adalah hygiene operator
(p=0.001) dan variabel yang tidak berhubungan dengan jumlah coliform dalam air
minum adalah sanitasi depot air minum isi ulang (p=0.05) (Mirza, 2014). Hasil
penelitian lain menyatakan bahwa variabel yang berhubungan dengan kualitas
bakteriologis air sumur gali yaitu letak timba (p=0.014) dan jarak jamban
(p=0.005). Letak timba dan jarak jamban merupakan faktor risiko kualitas
bakteriologis air sumur gali (Khomariyatika, 2011).

Upaya Pencegahan

Upaya pencegahan untuk mengurangi terjadinya cemaran coliform dapat dilakukan


melalui proses desinfeksi. Terdapat 28,37% air yang keruh di wilayah Kalikabong
hal ini tentunya akan menjadi faktor risiko keberadaan mikroba pada air minum,
mengingat kondisi yang keruh akan menyebabkan air sulit di desinfeksi. Satu hal
yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa
air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses
untuk sumber air bersih. Kesulitan – kesulitannya antara lain dalam proses
penyaringan.
Kalaupun proses penyaringan dapat dilakukan akan memerlukan biaya yang lebih
besar dan mungkin pula mahal. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa air
dengan kekeruhan tinggi akan sulit untuk didisinfeksi.

Di Kalikabong, jumlah penduduknya padat. Luas wilayah pemukiman 57.853 Ha


dihuni oleh 6.045 jiwa dengan kepadatan penduduk 22 jiwa/km2. Kondisi di
Kalikabong semakin padat dengan banyaknya industri bulu mata dan rambut di
wilayah tersebut. Adanya industri menyebabkan jumlah dan volume penduduk
pendatangnya cukup besar. Hal ini menyebabkan penduduk makin padat dan
pencemaran sumber air warga semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian
Kadek (2007), bahwa makin berkembangnya permukiman-permukiman yang
kurang terencana dengan baik dapat mengakibatkan sistem pembuangan limbah
rumah tangga seperti pembuangan limbah kamar mandi/ wc dan dapur tidak
terkoordinasi dengan baik pula, akibatnya sumber air warga menjadi tercemar.
Limbah tersebut dapat berakibat pada pencemaran air tanah yang dapat
mengakibatkan terjadinya penyebaran beberapa penyakit menular. Alternatif yang
dapat dilakukan warga untuk mengatasi hal ini tentunya dapat dilaksanakan dengan
penggunaan air sumur bor secara bersama, karena penggunaan sumur bor tidak
mengalami pencemaran oleh bakteri, sehingga air sumur bor dapat dikonsumsi
menjadi air minum. Kebutuhan air minum di Kalikabong tetap menggunakan air
sumur gali, namun demikian ada tahap pemasakan terlebih dahulu sebelum
diminum, agar bakteri mati. Cara ini dilakukan untuk menghilangkan bakteri yang
ada di air, salah satu jenis bakterinya adalah bakteri coliform. Permasalahan
pembuangan tinja dan air seni di daerah tersebut dapat diatasi dengan direncanakan
sebuah tangki septik yang terletak di gang/jalan, perencanaan ini dilaksanakan
karena lahan yang dikuasai oleh penduduk sekitar tidak cukup untuk merencanakan
tangki septik di halaman rumah. Selain itu, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya masalah lingkungan hidup, masalah kesehatan penduduk sekitar, dan
untuk meringankan beban/biaya pengurasaan tangki septik bagi penduduk sekitar.
Aktivitas industri juga turut menyebabkan terjadinya pencemaran air, hal ini bisa
diatasi dengan pendirian IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk mencegah
terjadinya cemaran pada air sumur gali warga.
Semua air sumur warga tidak memenuhi syarat secara mikrobiologi dari hasil
analisis pemeriksaan bakteri coliform dan sebagian air sumur warga berbau, berasa,
berwarna, dan keruh. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan
antara kekeruhan, bau, warna, dan rasa dengan polusi air tanah. Untuk menghindari
cemaran air sebaiknya dibuat tangki septik secara komunal, terdapat pengolahan air
sumur gali dalam skala rumah tangga dengan kaporisasi sesuai dengan dosis dan
diperlukan penelitian secara mendalam mengenai analisis polusi air berdasarkan
parameter kimia.
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Airtanah merupakan bagian air di alam yang terdapat di bawah
permukaan tanah. Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran
air di bumi yang disebut daur hidrologi, yaitu proses alamiah yang
berlangsung pada air di alam yang mengalami perpindahan tempat
secara berurutan dan terus menerus
2. Penyebab pencemaran airtanah adalah : sampah organic, sampah
anorganic, limbah air, air lindih dan penempatan septik tank.
3. Cara penanggulagan airtanah yakni : Remediasi, Bioremediasi serta
memperhatikan pertumbuhan penduduk di suatu daerah dan dapat
merencanakan penempaan septic tank dengan baik dan benar serta
kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat dengan fenomena yang
terjadi sekarang.

4.2 Saran
Diharapkan dapat dilakukan penelitan yang secara detail tentang
pencemaran airtanah yang terjadi di daerah kota Palu agar dapat
mengantisipasi dengan berbagai kemungkinan terburuk yang dapat di
akibatkan oleh pencemaran airtanah ini sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Asdak Chay, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta

G. Tyler Miller, Jr.,1979. Living in the Environment. 2d ed. (Belmont, California:


Wadsworth, 1979),

Kodoatie, Robert J. 2012. Tata Ruang Air Tanah. Penerbit Andi, Yogyakarta

Widiyanto, A,F. 2015. POLUSI AIR TANAH AKIBAT LIMBAH INDUSTRI


DAN LIMBAH RUMAH TANGGA. Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas
Jenderal Soedirman. KEMAS 10 (2) (2015) 246-254

Anda mungkin juga menyukai