Anda di halaman 1dari 10

Naufal, R. A.

Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

SIMULASI FOSILISASI DENGAN METODE

MOLD AND CAST, TRACE FOSSILS, DAN STRATA-BURIAL

Rifqi Andi Naufal1.a, Annisa Ulima Sabria Farisya1.b, Maryati1.c, Deru Arief Wicaksono1.d, Isnaini
Permata Lestari1.e, Operlin Jaya Zebua1.f, Alfira Aulia Nisa1.g, Rio Cevin Ferdianto Turnip1.h,
Tegar Muhammad Insan1.i, Risky Akis Lajona1.j Anjar Dwi Asterina Denhi1.k
1
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Industri, Institut Teknologi Sumatera
a
email : rifqi.15117064@student.itera.ac.id

Abstract
Fossilization is the process of preserving an organism that naturally deposited in the sedimentary
layer. The results of the fossilization process can be in the form of body fossils and trace fossils.
A geologist is required to be able to predict the nature and the organisms in the past only by the
fossils. With the mold and cast, strata-burial and trace fossils method can be predicted what
happened in the past, such as determining the age of rock, determining the depositional
environment, determining the age of fossils, determining a trace, etc. In this practical work, it
was simulated how the mold and cast, trace fossils and strata-burial formation process and in
this practical work will also be predicted which organisms are fossilized and how the depositional
environment

Keyword: Fossilization, mold and cast, strata-burial, body fossils, trace fossils

Abstrak

Fosilisasi adalah proses pengawetan suatu organisme secara alamiah yang terendapkan pada
lapisan sedimen. Hasil proses fosilisasi ini dapat berupa fosil tubuh dan fosil jejak. Seorang
geologist dituntut untuk dapat memprediksi tentang keadaan alam masa lalu dan organisme yang
hidup pada masa tersebut hanya dengan fosil yang didapatkanl. Dengan metode mold and cast,
strata-burial dan trace fossils kita dapat memprediksi apa yang terjadi pada masa lampau,
seperti penentuan umur suatu batuan, penentuan lingkungan pengendapan, penentuan umur fosil,
penentuan suatu jejak, dan lain-lain. Pada praktikum ini disimulasikan bagaimana proses
pembentukan mold dan cast, fosil jejak dan penguburan strata dan pada praktikum ini pula akan
diprediksi organisme apa saja yang menjadi fosil dan bagaimana lingkungan pengendapannya.

Kata kunci: Fosilisasi, mold and cast, penguburan strata, fosil tubuh, fosil jejak

1. PENDAHULUAN
Dalam geologi untuk mengetahui kehidupan pada masa lalu adalah dengan melihat apa
yang terjadi pada masa sekarang, seperti yang dikatakan oleh bapak geologi yaitu James
Hutton bahwa “The present is the key to the past”. Dalam hal ini salah satu aspek yang
dapat digunakan untuk memprediksi masa lalu adalah dengan adanya fosil yang

1
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

ditemukan. Melalui fosil ini dapat diprediksi apa yang terjadi pada masa lalu mulai dari
kehidupan organisme dari fosil tersebut, lingkungan hidup, iklim, lingkungan
pengendapan, dan lain-lain.
Praktikum kali ini adalah mensimulasikan bagaimana proses pembentukan mold and cast,
trace fossils, dan strata-burial. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana proses fosilisasi pada masa lalu, bagaimana kita menggambarkan suatu
lapisan sedimen yang mengandung fosil, memprediksi lingkungan kehidupan fosil
tersebut pada masa lalu, memprediksi suatu organisme berdasarkan jejak kakinya, dan
menentukan umur suatu batuan dan lapisan.

1.1 Tinjauan Pustaka


Fosil adalah sisa aktivitas makhluk hidup pada masa lampau yang terawetkan secara
alami yang berumur sebelum masa holocene. Dalam ilmu paleontologi, fosil merupakan
aspek yang wajib dipelajari karena suatu fosil dapat menceritakan apa yang terjadi pada
masa lalu. Sebelum menjadi fosil, organisme yang telah mati mengalami pengawetan
yang disebut fosilisasi. Berdasarkan bentuk fosil yang dihasilkan, fosil dibagi menjadi
fosil tubuh (body fossil) dan fosil jejak (trace fossil). Fosil tubuh adalah fosil yang
berbentuk tubuh atau bagian tubuh organisme itu sendiri contoh dari fosil tubuh adalah
fosil bayi mamut yang membeku yang ditemukan di Siberia, Rusia (gambar 1).
Sedangkan fosil jejak adalah fosil yang berbentuk hasil dari aktivitas organisme, bentuk
dari fosil ini berupa jejak, lubang, cetakan dan lain-lain, seperti fosil jejak dari
Kayentapus Ambrokholohali di Sungai Kuna Leshoto, Afrika (gambar 2).

Gambar 1. Fosil Anak Mamut di Siberia, Rusia

Gambar 2. Fosil Kayentapus Ambrokholohali di Sungai Kuna Leshoto, Afrika

2
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

Fosilisasi adalah proses pengawetan suatu organisme secara alamiah yang terendapkan
pada lapisan sedimen. Terdapat syarat-syarat terjadinya fosilisasi yaitu terbebas dari
bakteri pembusuk, sedikitnya kadar oksigen, tingkat kelembaban rendah, temperatur yang
rendah, tingkat salinitas tinggi dan biasanya yang mudah hancur adalah bagian yang
lunak. Dalam praktikum ini digunakan proses fosilisasi disimulasikan dengan metode
mold and cast, trace fossils, dan strata-burial.

a. Trace Fossils
Trace fossils adalah fosil yang berbentuk jejak dari suatu organisme, baik
itu jejak secara langsung, maupun stidak langsung. Salah satu contoh dari
fosil jejak adalah mold and cast. Mold and Cast adalah proses fosilisasi
yang membentuk cetakan dari suatu organisme. Mold didefinisikan
sebagai cetakan sisa organisme, jika yang tercetak bagian luar, maka
disebut external mold, sedangkan jika yang tercetak bagian dalam, maka
disebut internal mold. Sedangkan cast didefinisikan sebagai produk mold
yang terisi oleh mineral sekunder menjadi sebuah cetakan, jika yang
tercetak adalah bagian luar maka disebut external cast, jika yang tercetak
bagian dalam maka disebut internal cast .

b. Strata-Burial
Berdasarkan artinya strata adalah lapisan dan burial adalah kuburan, jadi
dapat disimpulkan bahwa strata-burial adalah kuburan organisme yang
telah mati pada lapisan-lapisan sedimen. Fosil pada tiap lapisan sedimen
dapat berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri. Strata-burial
memiliki hubungan dengan hukum superposisi dalam penentuan umur
suatu batuan dan lapisan karena strata-burial terjadi pada lapisan sedimen
yang berlapis, maka hal ini sesuai dengan hukum superposisi bahwa
lapisan di bawah relatif lebih tua dari lapisan di atas.

2. METODE
2.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari : Kamis, 20 September 2018

Waktu : 07.00 – 09.00 WIB


Tempat : Laboratorium Geosains 1, Institut Teknologi Sumatera

3
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

2.2 Prosedur Praktikum

a. Aktivitas 1. Proses Fosilisasi Mold and Cast


Tabel 1. Tabel alat dan bahan

Alat Jumlah
Mangkuk plastik 1 buah
Sendok logam 1 buah
Nampan plastik 1 buah
Bahan Jumlah
Tepung gypsum 2 kg
Air mineral 2 liter
Sisa organisme 10cm × 7cm × 2cm 5 buah

Prosedur praktikum:
1. Adonan plaster dibuat dengan mencampurkan tepung gypsum dan air mineral
dengan perbandingan 70:30 pada mangkuk plastik hingga mangkuk plastik penuh.
2. Aduk secara merata dengan menggunakan sendok logam.
3. Setelah homogen, plaster dituang pada nampan plastik hingga memiliki
ketinggian merata.
4. Secara hati-hati, sisa-sisa organisme diletakkan di atas plaster dengan posisi acak
dan diamkan hingga kering.
5. Adonan plaster dibuat kembali dengan proporsi dan volume yang sama.
6. Adonan plaster dituang di atas plaster yang sudah kering secara perlahan,
kemudian diamkan hingga kering.

b. Aktivitas 2. Proses Pembentukan Trace Fossil


Tabel 2. Tabel alat dan bahan

Alat Jumlah
Mangkuk plastik 1 buah
Sendok logam 1 buah
Nampan plastik 1 buah
Bahan Jumlah
Tepung gypsum 2 kg
Air mineral 2 liter
Organisme hidup 3 buah (cacing, burung dan anak ayam)

4
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

Prosedur praktikum:

1. Adonan plaster dibuat dengan mencampurkan tepung gypsum dan air mineral
dengan perbandingan 70:30 pada mangkuk plastik hingga mangkuk plastik penuh.
2. Aduk secara merata dengan menggunakan sendok logam.
3. Setelah homogen, plaster dituang pada nampan plastik hingga memiliki
ketinggian merata.
4. Secara hati-hati, masing-masing organisme diletakkan di atas plaster dan biarkan
bergerak di atas nampan, hingga jejak memenuhi permukaan nampan.
5. Kemudian hasil cetakan dibiarkan hingga kering.

c. Aktivitas 3. Fosil Dalam Strata-Burial


Tabel 3. Tabel alat dan bahan

Alat Jumlah
Impraboard ukuran A3 5 buah
Lakban kain hitam 1 buah
Bahan Jumlah
Tepung gypsum 1 kg
Air mineral 1 liter
Pasir merah 4 kg
Pasir biru 4 kg
Pasir kuning 4 kg
Sisa organisme 10cm × 7cm × 2cm 12 buah

Prosedur praktikum:
1. Impraboard disusun menjadi wadah dengan alas ukuran A3 dengan tinggi 30 cm,
masing-masing sisi direkatkan dengan lakban kain hitam.
2. Pasir warna dipilih untuk diletakkan di dasar wadah, tuangkan sebagian dan
letakkan beberapa sisa organisme di atasnya, kemudian dikubur dengan pasir
warna yang sama hingga tertutup.
3. Prosedur yang sama dilakukan hingga didapat empat lapisan pasir berwarna.
Warna yang sama tidak boleh diletakkan berdampingan.
4. Cairan plaster disiapkan dengan komposisi tepung gypsum berbanding air mineral
30:70. Dicampur pada mangkuk plastik dan diaduk secara homogen.
5. Setelah homogen, cairan plaster dituang secara merata di atas lapisan sedimen dan
didiamkan hingga kering.

5
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

3. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kita melakukan simulasi fosilisasi dengan tiga metode, yaitu mold and
cast, trace fossil dan strata-burial.
a. Mold and Cast

Pada proses simulasi fosilisasi ini dilakukan dengan membuat cetakan dari sisa
organisme berupa tulang ayam, tulang bebek, cangkang kerang dan tulang ikan.
Adonan gypsum dibuat dengan menuangkan tepung gypsum ke dalam mangkuk
plastik yang telah disiapkan. Kemudian tepung gypsum tersebut ditambahkan
dengan air mineral dengan perbandingan air dan tepung gypsum adalah 30:70 dan
diaduk sampai adonan tercampur dan tidak ada yang tergumpal.

Gambar 3. Proses Pembuatan Adonan Gypsum

Setelah adonan tercampur rata tuangkan ke dalam nampan plastik secara merata
dan menyeluruh. Kemudian sisa organisme dimasukkan ke dalam nampan yang
sudah berisi adonan gypsum lalu tunggu hingga adonan gypsum mengeras.

Gambar 4. Proses Memasukkan Sisa Organisme

6
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

Saat adonan sudah sedikit mengeras, angkat sisa organisme tersebut secara
perlahan sehingga membentuk cetakan dari sisa organisme tersebut.

Gambar 5. Sisa organisme yang sudah diangkat


Setelah sisa organisme diangkat, siapkan kembali adonan gypsum yang sama
seperti sebelumnya dan diaduk hingga merata. Setelah adonan merata dan adonan
pada nampan sudah sedikit mengeras, tuang kembali adonan gypsum ke dalam
nampan dan tunggu hingga adonan gypsum mengeras, hal ini berfungsi sebagai
lapisan penutup dari mold and cast.
b. Trace Fossil
Pada proses simulasi fosilisasi ini dilakukan dengan membuat jejak organisme
hidup pada adonan gypsum. Setelah lapisan penutup dari mold and cast mengeras,
siapkan kembali adonan gypsum yang sama seperti sebelumnya. Setelah adonan
tercampur merata, tuangkan adonan secara merata.

Gambar 6. Proses pembentukan trace fossil

Setelah adonan sedikit mengeras, letakkan organisme hidup diatas lapisan adonan
tersebut sehingga terbentuklah jejak dari organisme hidup tersebut. Pada
pencetakan jejak, harus dilakukan pada kondisi yang tepat yaitu pada saat
permukaan lapisan tidak terlalu keras dan tidak terlalu encer. Pada pembentukan
trace fossil ini kami menggunakan organisme hidup berupa cacing dan anak ayam.

7
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

Gambar 7. Lapisan yang sudah diisi oleh jejak

c. Strata-Burial
Pada proses simulasi fosilisasi ini dilakukan dengan membuat suatu wadah
berbentuk seperti akuarium dengan bagian atas terbuka dengan menggunakan
impraboard. Wadah ini kemudian diisi oleh beberapa jenis pasir yang berbeda
secara berlapis-lapis.

Gambar 8. Pengisian pasir

Setiap lapisan pasir dimasukkan sisa organisme berupa tulang. Tiap lapisan
memiliki fosil yang berbeda dengan ciri khasnya masing-masing yang
menandakan lingkungan pengendapannya. Lapisan ini terdiri dari empat lapisan
dengan adonan gypsum terletak pada lapisan terakhir sebagai semen atau perekat.

8
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

Gambar 9.Lapisan yang diisi oleh sisa organisme

Gambar 10. Penambahan lapisan

Gambar 11. Penambahan sisa organisme pada lapisan berikutnya

4. KESIMPULAN
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan metode mold and
cast, trace fossil, dan strata-burial dapat disimpulkan bahwa fosilisasi dapat terjadi
setelah suatu organisme telah mengalami kematian dan terendapkan. Dalam pembentukan
mold and cast biasanya terbentuk dari organisme yang bercangkang seperti kerang,

9
Naufal, R. A. Simulasi Fosilisasi Dengan Metode Mold and cast, Trace Fossils, dan Strata-Burial

bekicot, siput, dan lain-lain guna memberikan cetakan yang sempurna. Cast dapat
terbentuk jika suatu cetakan diisi oleh mineral lain.
Dalam pembentukan trace fossil hanya bisa dilakukan oleh organisme yang masih hidup
dan meninggalkan jejak. Jejak fosil ini dapat berupa jejak kaki, lubang, lintasan hewan
melata, dan lain-lain. Terbentuknya fosil jejak pada umumnya terjadi pada lapisan
sedimen yang lunak sehingga meninggalkan jejak yang dapat terlihat dengan jelas.
Dalam pembentukan strata-burial aspek utama adalah bagaimana fosil tersebut
terendapkan. Fosil yang terendapkan pada lapisan sedimen dapat menentukan umur
batuan disekitarnya, menentukan lingkungan pengendapannya dan dapat juga
menentukan umur fosil itu sendiri.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan selesainya laporan praktikum paleontologi ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada dosen program studi teknik geologi Institut Teknologi Sumatera yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada asisten praktikum yang telah membimbing penulis selama praktikum dan
penyusunan laporan dan penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

6. REFERENSI
a. Alim, M. 2017. Kayentapus, Dinosaurus Mega Predator di Afrika.
www.jurnas.com/artikel/23859/Kayentapus-Dinosaurus-Mega-Predator-di-
Afrika/. Diakses tanggal 27 Oktober 2017.
b. VIVA. 2014. Fosil Bayi Mamut Paling Sempurna Dipamerkan di Inggris.
https://www.viva.co.id/digital/505780-fosil-bayi-mamut-paling-sempurna-
dipamerkan-di-inggris. Diakses tanggal 20 Mei 2014.
c. Febryant, E. 2016. Fosil/Definisi, Jenis dan Proses Pembentukan.
http://www.efbumi.net/2016/08/mengenal-fosil-apa-itu-fosil-jenisnya.html.
Diakses tanggal 6 Agustus 2016.

10

Anda mungkin juga menyukai