Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Produksi Dan Industri, Institusi Teknologi Sumatera
Email: aditya.122150091@student.itera.ac.id
Abstract
Unconventional fossilization is fossilization whose process does not commonly occur in nature.
This process requires special environmental conditions. Fossilization included in this category is
amber, frozen fossil. But there is one similarity between conventional and unconventional
fossilization. To find them, it is necessary to dig. In this experiment, we try to simulate the
conditions and mechanisms of how amber and frozen fossils are formed and preserved in nature
by using simple materials such as frozen fish and frozen bananas to simulate freezing fossils and
using resin and catalysts as well as insects to simulate amber fossilization. We also simulated the
excavation process using materials that we had previously created last week to simulate the
excavation of conventional fossilization such as molds and casts as well as trace fossils. The result
of this experiment is that we know how amber fossilization and freezing fossils occur and are
formed in nature and we know how important the excavation process is in fossil exploration.
Abstrak
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fosil menjadi salah satu petunjuk bagi manusia untuk mengetahui corak kehidupan masa
lalu yang nantinya dapat digunakan untuk menyimulasikan paleoenvironment kala itu.
Fosil yang terdapat di alam umumnya ditemukan dalam kondisi tidak utuh karena
jaringan lunaknya telah terurai. Namun dalam kasus khusus, terdapat fosilisasi yang dapat
membuat objek terpreservasi utuh beserta jaringan lunaknya. Proses ini dinamakan
sebagai fosilisasi unkonvensional karena proses ini tidak umum terjadi. Fosilisasi
ukonvensional adalah proses pemfosilan yang terjadi dalam situasi atau kondisi langka
dan tidak umum. Proses fosilisasi ini terbilang cukup istimewa karena proses pemfosilan
ini terjadi tanpa melalui proses pembusukan pada organisme mati tersebut. Fosilisasi
jenis ini, umumnya proses pemfosilannya terjadi karena melibatkan kondisi lingkungan
atau situasi yang tidak biasa seperti seperti di lingkungan yang sangat dingin sehingga
fosil mengalami pembekuan atau melalui proses kimia khusus. Dalam proses ini yang
termasuk dalam kelompok ini ialah amber dan freezing fossil. Meskipun begitu, tetapi ada
satu persamaan diantara fosilisasi konvensional dan unkonvensional yaitu untuk
menemukan mereka, maka perlu dilakukan penggalian atau yang disebut sebagai
eksavasi. Ekskavasi adalah proses penggalian atau penggalian tanah dan batuan untuk
mengungkapan data berupa tinggalan fosil.
1.2. Rumusan masalah
Permasalahan pada praktikum ini berkutat pada:
1. Bagaimana mekanisme pembentukan amber?
2. Bagaimana mekanisme pembentukan freez fossil?
3. Bagaimana proses eksavasi dan peran penting dalam eksplorasi fossil?
dilakukan eksavasi dikarenakan fosil adalah sisa makhluk hidup yang mengalami
burial sehingga perlu dilakukan penggalian. (Herawati, 2019)
3.2 Amber
Percobaan kedua adalah pembentukan fosil amber menggunakan resin yang diberi
katalisator. Resin ini kemudian diberi serangga sebagai simulasi pembentukan fosil
amber yang sering terdapat serangga didalamnya. Katalisator bertindak sebagai
oksidator yang mempercepat pengerasan material resin sehingga dapat segera
mengeras dengan kompensasi kenaikan suhu. Resin sintetis yang telah ditakar dalam
gelas lalu diteteskan katalis polyester sebanyak 5 tetes yang bertujuan untuk
mempercepat reaksi kimia yang berujung pada pengerasan material. saat resin masih
kental, ditambahkan serangga kedalam gelas. Setelah beberapa lama, resin mengeras
sepenuhnya. Pada percobaan ini, output hasil percobaan berhasil menyimulasikan
baik proses maupun duplikasi modelnya. Hal ini dikarenakan pada proses ini, dapat
terlihat bahwa proses pembentukan amber dialam dapat tersimulasikan dengan baik
tanpa ada gangguan atau eror yang mengganggu. Katalis berperan sebagai
“pemercepat waktu” bagi proses ini sehingga hanya perlu waktu yang cukup singkat.
Warna amber yang dihasilkan pada simulasi ini berwarna bening dengan sedikit hue
hijau. Di alam sendiri, amber dibentuk dari resin tanaman seperti damar yang
mengalami koagulasi akibat reaksi dengan udara. Dan sering terdapat serangga yang
terjebak didalamnya akibat terjebak saat melintas dan tidak cukup kuat untuk
meloloskan diri. Tidak semua getah dapat menjadi bahan seperti resin dalam amber.
Hal ini dikarenakan diperlukan suatu kandungan bahan kimia semacam asam resinoal
sebagai material utamanya beserta minyak atsiri khusus. Sehingga amber cukup
jarang ditemukan di alam.
3.3 Ekskavasi
Percobaan ketiga adalah simulasi eksavasi dari spesimen strata burial dan cetakan
yang telah dibuat pada minggu lalu. Ekskavasi merupakan kegiatan menggali,
mengamati serta meneliti suatu susunan burial fosil yang telah tersingkap dalam
lapisas batuan. Dalam kegiatan ini simulasi ekskavasi dilakukan pada contoh fosil
yang telah dibuat sebelumnya yaitu mold and cast, trace fossil dan strata burial.
Praktikum ini berguna untuk mengambarkan bagaimana proses eksavasi secara nyata
serta korelasinya terhadap eksplorasi fosil. Pada praktikum eksavasi dimulai dengan
mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam praktikum. Pada
percobaan ekskavasi starta burial terdapat tiga lapisan. Lapisan paling atas hanya
ditemukan gypsum yang menandakan sedimen lapisan paling atas jarang terdapat
fosil, Lalu pada lapisan berikutnya ditemukan sisa organisme seperti tulang ikan yang
kondisinya sudah hancur dikarenakan terdapat organisme yang melakukan
penguraian. Selanjutnya pada lapisan ketiga terdapat tulang ayam yang sudah
mengalami pembusukan. Dari hal ini dapat diketahui bahwa strata burial berkaitan
denhan hukum steno dimana semakin bawah semakin tua umurnya. Pada ekskavasi
mold dan cast, terlihat mold cangkang kerrang yang menyetak permukaan gypsum.
Ekskavasi pada trace fossil dapat terlihat seperti bekas sisa aktivitas organisme pada
lapisan gypsum.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah:
1. Fosilisasi unkonvensional adalah proses pemfosilan suatu organisme yang
terjadi secara tidak umum yang mana proses fosilisasi ini terbilang cukup
istimewa karena proses pemfosilan ini terjadi tanpa melalui proses pembusukan
pada organisme mati tersebut
2. Freeze merupakan proses pemfosilan suatu organisme dimana proses pemfosilan
ini tidak mengalami proses pembusukan terhadap organisme yang mati
dikarenakan organismenya terperangkap di dalam es beku pada lingkungan yang
rendah ektream.
3. Amber merupakan suatu proses pemfosilan yang terjadi pada suatu organisme
yang terperangkap dalam getah pohon
4. Eksavasi memiliki peran penting dalam eksplorasi fosil karena
dapatmengungkap data data dan menyingkap lapisan sedimen serta
mengeluarkan fosil dari lapisan lapisan tersebut.
Rivaldi, Aditya Bayu, Freeze, Amber, dan Ekskavasi
5. Referensi
Herawati, H. (2019). Arkeologi. In Sebagai Suatu Pengantar. Pare pare: CV. KAAFFAH LEARNING
CENTER.
McFall, P. (1972). Fossils for the Amateur. New York: Litton Educational Publishing, Inc.
Raham, G. (2009). Fossils. In The Restless Earth. New York: Chelsea House.
Ray, A. K. (2008). In Fossils in Earth Sciences. New Delhi: PHI Learning Privet Limited.
Stearn, C. W. (1989). Paleontology. In The Record Of Life. New York: John Wiley & Sins, Inc.