Anda di halaman 1dari 4

1.

Permineralisasi
Permineralisasi adalah proses pemfosilan yang terjadi penggantian sebagian atau
bagian dari fosil oleh satu jenis mineral karena dari akibat masuknya mineral tertentu
ke dalam rongga-rongga atau pori – pori tulang, cangkang atau material tumbuhan
Sehingga menyebabkan fosil akan lebih berat dari semula dan akan lebih tahan
terhadap pelapukan. Mineral yang mengisi dan terendapkan adalah kalsit, silika dan
beberapa jumlah senyawa dari besi.
Sumber : Rahadjo, w. 2007. Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi. Yogyakarta : Laboratorium Paleontologi Teknik
Geologi FT-UGM. Halaman 7

http://www1.newark.ohio-state.edu/Professional/OSU/Faculty/jstjohn/Cool%20Fossils/Petrified-wood1.jpg

2. Replacement
Replacement adalah penggantian secara keseluruhan bagian dari fosil dengan mineral
lain. Serupa dengan permineralisasi, hanya saja
sisa organisme asli telah terbawa pergi setelah
sebelumnya terkubur dalam sedimen kemudian
larut oleh air tanah, sehingga meninggalkan rongga
pada batuan yang selanjutnya terisi oleh material
baru berupa material karbonatan, silikat, dan
senyawa besi, terkadang hingga molekul
per molekul, sehingga struktur halus dari fosil http://www.mrwoodsfossils.co.uk/photos/1994c07ba8c9177b_P
yritised-amm-Aveyron.jpg
tersebut tetap terjaga dengan baik
Sumber : Rahadjo, w. 2007. Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi. Yogyakarta : Laboratorium Paleontologi Teknik Geologi
FT-UGM. Halaman 7-8
3. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah suatu proses
pemfosilan yang umum dimana sisa-sisa
organisme terkena suhu dan tekanan yang
lebih tinggi sehingga material-material
penyusunnya (mineral penyusun fosil)
berubah ke bentuk yang lebih stabil. Pada
skala makroskopis, fosil yang mengalami
rekristalisasi sulit dibedakan dari yang asli,
namun pada skala lebih kecil, struktur- http://en.wikipedia.org/wiki/Fossil#Casts_and_molds
struktur halus dari fosil tidak lagi kelihatan atau berubah, mengikuti struktur kristal dari
mineral yang baru. Contohnya fosil yang tersusun dari mineral kalsit berubah menjadi
mineral aragonit

4. Mold dan Cast


Mold adalah cetakan negatif dari bagian keras organisme yang terbentuk ketika
organisme yang mati jatuh dan menekan sedimen di dasar laut , kemudian bagian yang
jatuh (keras) membentuk cetakan pada sedimen. Ketika bagian keras organisme itu
hilang, maka cetakan yang tertinggal disebut Mold. Ketika Mold terisi oleh material-
material tertentu, akan terbentuk cetakan yang serupa dengan organisme yang
membentuk Mold. Cetakan dari Mold inilah yang disebut Cast. Dengan kata lain Cast
adalah cetakan positifnya. Cast terbagi menjadi dua yaitu external cast yang
memperlihatkan kenampakan bagian luar cangkang dan internal cast yang
memperlihatkan kenampakan bagian dalam cangkang
Sumber : Rahadjo, w. 2007. Buku Panduan Praktikum Makropaleontologi. Yogyakarta : Laboratorium Paleontologi Teknik
Geologi FT-UGM. Halaman 9

http://petrifiedwoodmuseum.org/moldscasts.htm

http://activity.ntsec.gov.tw/lifeworld/english/content/evolution_cc5.html

5. Compression fossil
Compression fossil adalah salah satu jenis fosil yang sering dijumpai pada batuan
sedimen yang mengalami kompresi (penekanan) secara fisika akibat gaya yang bekerja
pada sedimen yang mengandung fosil. Fosil jenis ini akan mengalami distorsi atau
perubahan bentuk akibat proses tekanan tersebut, sehingga fosil tumbuhan, khususnya
daun lebih banyak ditemukan dalam bentuk ini ketimbang fosil hewan. Umumnya fosil
terkompres sangat kuat sehingga hanya meninggalkan cetakan berupa lapisan karbon
pada batuan yang disebut phytoleim.

6. Bioimmuration, adalah salah satu tipe pengawetan dimana rangka luar beserta
organisme yang hidup di dalamnya. Pengawetan ini terjadi karena rangka luar dari
organisme berkembang melingkupi organisme di dalamnya sehingga ikut terawetkan.
Organisme yang terawetkan dengan cara ini biasanya yang hidup pada suatu substrat,
dan biasanya berupa organisme bentos sessile yang hidupnya menambat di dasar laut.

Anda mungkin juga menyukai