Anda di halaman 1dari 10

BAB II GEOLOGI UMUM

II.1

Geomorfologi Regional. Kenampakkan bentang alam di daerah Pinrang umumnya merupakan daerah pantai serta pegunungan dan perbukitan

dimana puncaknya sudah nampak meruncing dan sebagian lagi nampak membulat. Perbedaan tersebut disebabkan oleh karekteristik masing-masing batuannya, pengaruh struktur dan tingkat perkembangan erosi yang telah berlangsung dan akhirnya menghasilkan kenampakkan bentang alam seperti yang nampak sekarang ini. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pengelompokkan satuan morfologi daerah Pinrang dapat dibagi berdasarkan pada struktur geologi dan batuan penyusunnya serta proses geomorfologi yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi yang nampak sekarang. Berdasarkan atas kenampakan relief dan ketinggiannya, maka daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua satuan morfologi yaitu : 1. !. Satuan Satuan orfologi Berelief Sedang orfologi Berelief "endah.

II.1.1

Satuan Morfologi Berelief Sedang Satuan ini terletak di bagian selatan yang meliputi seperempat bagian dari daerah penelitian dengan ketinggian antara

1## meter sampai $%& meter. Satuan ini berupa rangkaian perbukitan yang agak rapat dimana puncak-puncaknya relatif runcing yang terdiri dari Bukit Batu, Bukit 'olong dan Bukit (akaliki. Secara umum batuan penyusun dari satuan morfologi ini adalah batuan yang relatif resisten terhadap pelapukan yakni satuan breksi )ulkanik. Bukit batu terletak di sebelah *tara yang memanjang dari *tara ke Selatan dengan ketinggian puncak 1!+ meter, dimana kemiringan lereng di bagian Selatan antara $# o , +#o, sedangkan di bagian *tara kemiringan lereng antara 1# o , !&o. -leh karena perbukitan tersebut melandai ke *tara, sedangkan lereng pada sebelah Selatan merupakan suatu tebing, maka perbukitan tersebut adalah suatu puncak .Questa/. Bukit 'olong terletak di sebelah Selatan 0ang memanjang dari 'imur (uat , Barat 1aya dengan ketinggian puncak !2& meter, sedang kemiringan lereng di bagian Barat yaitu antara 1& o , $#o, dan kemiringan lereng di bagian 'imur antara 3& o , 2#o ke arah 'imur. -leh karena perbukitan tersebut melandai ke arah Barat sedangkan lereng di sebelah 'imur merupakan suatu tebing yang curam, maka perbukitan tersebut adalah suatu puncak .4uesta/.

II.1.2

Satuan Morfologi Berelief Rendah Satuan ini meliputi tiga perempat dari daerah penelitian yang terletak sebagian diantara Bukit 'olong dan Bukit

(akaliki yakni mulai dari Kampung

angimpuru di bagian Selatan sampai ke bagian *tara 1esa (apede. 1aerah ini merupakan

perbukitan yang renggang dengan puncak-puncaknya sudah membulat, dimana terdapat dua puncak yang dikenal antara lain Bukit (emabang 6+% meter7, dan Bukit Sikarangtulu8e 62+ meter7, dengan kemiringan antara &o , 1#o. Penyebaran lain dari satuan morfologi ini adalah terletak di bagian Barat yang dimulai dari 1esa Baru ! sampai 1esa Banrong, dan sepanjang garis pantai dimana pada umumnya disusun oleh satuan 9llu)ial dan satuan 'ufa. 1i bagian Barat dari kota Pare-Pare dijumpai teluk Pare-Pare yang mempunyai kedalaman antara & , %# meter.

II.2

Stratigrafi Regional enurut "9B S*K9 '- 6152!7, dalam stratigrafi lembar Pangkajene dan :atampone bagian Barat, dimana

sebagai batuan tertua adalah batuan *ltrabasa yang umurnya belum diketahui, sedangkan hasil penarikan radiometri pada batuan Sekis yakni 111 juta tahun atau Kapur 9khir. Batuan tua ini tertindih secara tidak selaras oleh formasi Balangbaru berupa endapan flysch dengan ketebalan lebih dari !### meter dan berumur Kapur 9khir. Batuan gunungapi Paleosen yang diendapkan pada lingkungan laut menindih tidak selaras endapan flysch. Sedangkan batuan gunung api tertindih tidak selaras oleh ;ormasi alla8a dan berangsur beralih ke endapan karbonat dari ;ormasi 'onasa yang berumur <osen , iosen 'engah secara menerus

dengan ketebalan $### meter. ;ormasi =amba secara tidak selaras menindih ;ormasi 'onasa dengan ketebalan sekitar &### meter dan berumur iosen 'engah , Pliosen. Bagian atas ;ormasi =amba berhubungan menjemari dengan ;ormasi :alanae iosen 9khir , Pliosen 98al. iosen , Pliosen dan penyebarannya cukup luas, sedangkan

yang tebalnya sekitar 3&## meter dan berumur

;ormasi :alanae disusun oleh batuan Sedimen beumur

di bagian Barat lebih banyak tersingkap batuan asal gunungapi dan batuan setempat dijumpai batuan Beku terobosan dan batuan etamorf. 1an dibeberapa tempat telah mengalami gerakan-gerakan tektonik komplek. >al ini dibuktikan dengan adanya banyak sesar dengan arah yang tidak beraturan, seperti yang terdapat di daerah Bantimala sebelah 'imur Pangkajene. 1alam tulisan S9"'-?- dan 9S'91@"<1A9 615217, yang telah mengadakan penelitian tentang Beologi K8arter Sula8esi Selatan, menyatakan bah8a ;ormasi :alanae yang tersusun atas (empung dan selang-seling Batugamping Pasiran yang mengandung fosil ollusca dan ;oraminifera kecil yang menunjukkan umur iosen 9khir. ;ormasi :alanae tertindih tidak selaras

oleh ;ormasi Berru yang terdiri dari Batupasir selang-seling lapisan (empung dan Konglomerat di bagian atasnya. ;ormasi Berru mengandung fosil Bastropoda, Pelecypoda dan ;oraminifera kecil yang menunjukkan umur Pliosen 9khir. Sedangkan di beberapa tempat dijumpai Batugamping ber8arna putih, kadang-kadang dijumpai struktur bioturbasi. Kandungan fosil yang dijumpai pada Batugamping ini yakni ;oraminifera kecil yang menunjukkan umur Plestosen Ba8ah. 1i atas Batugamping terdapat satuan kerakal yang terdiri dari berbagai batuan seperti "ijang, Kuarsit, Batuan alihan, ;osil Kayu, -ksida Besi dan sedikit Batuan Beku, dimana bentuk komponennya membulat. Satuan kerakal polemik

1#

6batuan yang memiliki atau mengandung banyak fragmen batuan lain dengan sifat fisik yang berbeda-beda 7 bersifat tidak padu dan makin ke atas ukurannya semakin halus, dimana kerakal polemik ini diduga merupakan endapan flu)ial yang mengalami penorehan sungai :alanae purba. <ndapan 9lu)ium berupa (empung, Pasir, (anau dan Kerakal berasal dari batuan yang telah mengalami denudasi. II.2.1 Stratigrafi Lokal Penyusunan stratigrafi daerah penelitian didasarkan atas ciri-ciri batuan yang dapat diamati di lapangan, meliputi jenis batuan, keseragaman gejala litologi batuan, urutan litologi yang menerus dan dapat dipetakan dalam skala 1 : !&.###. 1engan dasar penyatuan tersebut di atas maka stratigrafi daerah penelitian yang dipetakan, dapat disusun menjadi & 6lima7 satuan batuan yakni : 1. !. $. 3. &. Satuan 9lu)ial Satuan Breksi Culkanik Satuan Batugamping Satuan Batuan Beku Satuan 'ufa <mpat dari kelima satuan batuan tersebut di atas dapat ditentukan umurnya dengan pertolongan fosil foraminifera planktonik. Pembahasan dari masing-masing satuan batuan dimulai dari yang tua sampai yang muda.

1. Satuan Tufa Susunan batuan yang dijumpai pada satuan ini ternyata tufa merupakan anggota litologi yang paling dominan, sehingga dinamakan satuan tufa. Satuan dinamakan Satuan Tufa. Satuan 'ufa terletak di sebelah utara daerah penelitian dan menempati hampir tiga perempat bagian yaitu pada daerah dengan morfologi yang berelief rendah. Satuan batuan ini diperkirakan memiliki tebal sekitar 2## meter berdasarkan pada penampang 9 , B. Satuan batuan ini memiliki kenampakan lapangan ber8arna abu-abu kecoklatan, tingkat pelapukan sedang sampai lanjut, dimana perkembangan litologi secra )ertikal dia8ali dengan lempung tufaan dan napal, dan dibagian tengah terdiri dari tufa kasar, sedangkan pada bagian atas terdiri dari tufa halus. Lem ung tufaan yang tersingkap pada daerah penelitian 61esa 'anahmailiye7, memperlihatkan perlapisan yang baik dengan ketebalan antara #.& , 1.& meter, kemiringan perlapisan berkisar 1! # - 13#. 9dapun struktur sedimen yang dijumpai berupa struktur laminasi sejajar. Ketebalan batuan yang tersingkap yaitu mencapai 1! meter, dengan arah perlapisan ? 1&$ # D 1!# <. Berdasarkan hasil analisa petrografis, batuan ini berupa lempung tufaan, tekstur klastik halus dengan ukuran mineral sekitar #.##$ mm, dengan kandungan mineral terdiri dari mineral lempung 2# E, gelas )ulkanik 1& E dan cangkang fosil & E. =angkang fosil yang dijumpai dalam sayatan tipis tidak dapat ditentukan spesiesnya karena ukurannya terlalu kecil.

11

1ari hasil analisa paleontologis, pada batuan ini ternyata mengandung fosil foraminifera kecil jenis planktonik dan bentonik dalam jumlah yang tidak banyak. Species-species foraminifera planktonik yaitu berupa Blobigerinoides sacculifer B"910, Blobigerinoides trilobus "<*SS, BloboFuadrina )eneGuelana ><1B<"B, Bloborotalia obesa B-((@. 1an yang berupa fosil foraminifera bentonik yang dijumpai yaitu Boli)ina sp, Bullimina sp dan *)igerina sp. Berdasarkan atas kandungan fosil foraminifera bentonik tersebut diatas menurut ?atland, 15$$, mencirikan lingkungan pengendapan pada lingkungan laut Gona @C dengan kedalaman antara $## , 1### meter dan temperatur & , 2#=. Secara menerus di atas lempung tufaan terdapat !a al, yang tersingkap di daerah 'anahmailiye. :arna segar abuabu, 8arna lapuk kehitaman, memperlihatkan perlapisan yang baik dengan ketebalan antara #.! , #.& meter, kemiringan perlapisan batuan antara 1!# , 13#. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh ketebalan dari batuan mencapai $ meter, dengan arah ? 1&+#< D 1!#. 1ari hasil pengamatan petrografis memperlihatkan tekstur klastik, dengan ukuran mineral lebih kecil dari #,#& mm. Kandungan mineral terdiri dari Klasit +# E, mineral (empung 3# E. ineral Kalsit sebagian tersusun oleh cangkang fosil dari

jenis ;oraminifera kecil, dimana spesies dari jenis foraminifera ini tidak dapat ditentukan sebab ukurannya terlalu kecil. Sedangkan dari hasil analisa Paleontologis, pada batuan ini mengandung fosil foraminifera kecil dari jenis planktonik dan bentonik. 9dapun fosil planktoniknya antara lain Blobigerinoides trilobus "<*SS, Blobigerinoides sacculifer B"910, >astigerina aeFuilateralis B"910, -rbulina uni)ersa 1H-"B@B?0. Sedangkan untuk kandungan fosil bentoniknya yang dijumpai antara lain Bulimina sp, *)igerina sp dan Boli)ina sp. Berdasarkan atas kandungan fosil foraminifera bentonik tersebut, maka menurut ?atland 15$$, mencirikan lingkungan pengendapan pada lingkungan laut Gona @C dengan kedalaman antara $## , 1### meter dan temperatur antara &# - 2#=. Pada bagian atas dari batuan napal ini dijumpai sisipan Batu a"ir dengan kenampakan lapangan ber8arna abu-abu keputihan, berbutir halus sampai sedang. *mumnya berlapis dengan ketebalan perlapisan antara 1# , 1& cm. Berdasarkan hasil pengukuran di desa 'anahmailiye batuan ini memiliki ketebalan 3# , +# cm. Pengamatan petrografis pada Batupasir berupa .lithic graywacke/, memperlihatkan tekstur klastik, dengan ukuran mineral antara #,! - 1 mm. Kandungan mineral terdiri dari fragmen batuan +# E, Plagioklas jenis 9ndesin 69n 3+7 !# E, mineral bijih 1# E dan mineral (empung 1# E. Secara menerus di atas sisipan batupasir dijumpai Tufa ka"ar, yang tersingkap di desa 'anahmailiye, kota Pare-pare dan =appagalung. 9rah umum dari perlapisannya ? $$##< D 2# dan ? $3##< D 1!#, dengan kenampakan lapangan ber8arna segar kuning keputihan dan 8arna lapuk kecoklatan, ukuran butir pasir kasar sampai halus. Kadang dijumpai adanya struktur laminasi sejajar, dengan ketebalan perlapisan antara #.& , ! meter. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di Kampung ketebalan batuan ini mencapai 1!& meter. andar,

1!

1ari hasil pengamatan petrografis batuan ini berupa .crystal vitric tuff/, memperlihatkan tekstur klastik. Kandungan mineral terdiri dari gelas )ulkanik 3# E, Plagioklas jenis 9ndesin 69n 3!7 $& E, >ornblende 1$ E, 9ugit 2 E dan mineral bijih 3 E. Kemudian secara menerus di atas tufa kasar dijumpai Tufa halu", yang tersingkap di pinggir jalan (apede. Batuan ini memiliki kenampakan lapangan ber8arna segar kuning keputihan dan 8arna lapuk kecoklatan, ukuran butir kurang dari #.& mm, dengan ketebalan perlapisan antara #.! , #.+ meter. >asil pengamatan petrografis berupa 'ufa gelas, memperlihatkan tekstur klastik, dengan ukuran mineral lebih kecil dari #,1 mm. Kandungan mineral terdiri dari gelas )ulkanik 2# , 5# E, Plagioklas % E, Piroksin ! , & E, mineral (empung 3 E dan mineral kedap cahaya 1 , $ E. Plagioklas dan Piroksin, sulit untuk ditentukan jenisnya, karena ukurannya yang sangat kecil. 1ari hasil analisa Paleontologis, pada batuan ini terdapat foraminifera kecil jenis planktonik dan bentonik. Species foraminifera planktonik yang dijumpai antara lain : Bloborotalia menardii 1H-"B@B?0, Bloborotalia dutertei 1H-"B@B?0, Blobigerina bulloides 1H-"B@B?0, Bloborotalia calida P9"K<", Sphaerodinella subdehiscens B(-:, -rbulina uni)ersa 1H-"B@B?0, Blobigerinoides trilobus "<*SS, Blobigerinoides sacculifer B"910, Blobigerinoides obliFuus B-((@, BloboFuadrina )eneGuelana ><1B<"B, BloboFuadrina altispira A9"C@S I =*S> 9?, >astigerina aeFuilateralis B"910. 1an lainnya. Sedangkan spesies untuk foraminifera jenis bentonik antara lain Bullimina buchiana, Bolo)ina stritula =*S> 9? dan *)igerina sp. Berdasarkan atas kandungan fosil bentonik maka sesuai dengan klasifikasi ?atland, 15$$, maka batuan tersebut terendapkan pada lingkungan pengendapan laut Gona @C dengan kedalaman $## ,1### meter dan temperatur antara & # , 2#=. Berdasarkan atas uraian-uraian litologi telah diinterpretasikan lingkungan pengendapan dari tiap-tiap anggota litologi, maka dapat disimpulkan bah8a satuan tufa terendapkan pada lingkungan laut tenang dan terbuka pada kedalaman $## , 1### meter, dengan kisaran temperatur antara & # - 2# =. 1an secara integral dapat disimpulkan bah8a satuan 'ufa diendapkan pada laut dalam dengan susunan pengendapan sama cepat dengan penurunan dasar cekungan. 9dapun umur dari satuan tufa ditentukan berdasarkan kisaran hidup spesies-spesies yang diendapkan pada contoh batuan +$-a, +$-b, &2 dan contoh batuan 1, kemudian dibandingkan dengan kisaran hidup menurut Postuma 615%17 dan Blo8 615+57. *mur batas ba8ah satuan ini ditentukan dengan a8al pemunculan dari >astigerina aeFuilateralis B"910, yang didapat pada bagian ba8ah dari satuan ini. Sedangkan batas atas ditentukan dengan punahnya Bloborotalia obesa B-((@ dan a8al pemunculan dari Bloborotalia dutertrei 1H-"B@B?0. Berdasarkan atas hal-hal yang dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bah8a umur satuan ini adalah antara Gona Bloborotalia siakensis bagian ba8ah sampai Gona Bloborotalia dutertrei, 6?.13 , ?.127, atau dapat disetarakan dengan Kala iosen 'engah bagian atas sampai Kala Pliosen Ba8ah. >ubungan antara satuan tufa dengan satuan diba8ahnya tidak diketahui sebab tidak tersingkap D dijumpai di daerah penelitian. Setelah melihat persamaan litologi dan penyebaran geografis yang sangat dekat dengan formasi :alanae dapat dikorelasikan. Aadi dalam kerangka stratigrafi regional, satuan tufa mempunyai nilai kesebandingan dengan formasi :alanae.

1$

2. Satuan Batuan Beku Ande"itik Satuan batuan beku 9ndesitik merupakan batuan intrusi dalam bentuk gang, dimana batuan yang terintrusi adalah satuan tufa. Satuan batuan ini dijumpai di daerah 'anjung 'orang disebelah *tara (umpus. Sedang kontak intrusi dijumpai di tepi jalan Kampung (emoe. Secara umum satuan ini memiliki kenampakan lapangan ber8arna segar abu-abu kehitaman, dengan 8arna lapuk kehitaman, tekstur porphiroafanitik dan strukturnya massi)e. >asil pengamatan secara petrografis, berupa batuan beku 9ndesit, tekstur porfiritik. Kandungan mineral terdiri dari Plagioklas jenis 9ndesin 69n 3&7 %# , 2# E, 9ugit & , % E, Biotit 2 , 1# E, >ornblende ! , $ E, ;eldsfar 1# , 1& E sebagai massa dasar dan sulit untuk menetukan jenisnya. Pada umumnya bentuk dari mineral-mineralnya .euhedral/ dan .subhedral/, sedangkan massa dasarnya berupa mikrolit-mikrolit. Kehadiran 9ugit dan >ornblende hanya sebagai mineral tambahan. *mur dari satuan ini diperkirakan Pliosen Ba8ah yakni setelah terbentuknya satuan batuan tufa, dimana kontak intrusi dari kedua satuan ini dijumpai di kampung (emoe dan yang diterobos hanya satuan tufa.

#.

Satuan Batugam ing Satuan batugamping ditemukan tersingkap pada daerah *junglero bagian *tara, dan menempati daerah yang

morfologinya berelief rendah. Berdasarkan pengukuran disebelah Selatan 1esa 'anahmailiye, maka dapat diketahui bah8a tebal dari satuan ini adalah %& , 2# meter, dengan arah umum ? 1&+#< D 1!#. Secara umum batuan ini memiliki kenampakan lapangan ber8arna segar kuning-kuning keputihan, 8arna lapuk kecoklatan, dengan ketebalan perlapisan #.& , 1 meter. Berdasarkan pengamatan petrografis berupa kalkarenit, memperlihatkan tekstur klastik, dengan ukuran mineral lebih kecil dari 1,& mm. Kandungan mineral terdiri dari kalsit 2#E, mineral (empung 1#E, kuarsa ! E dan mineral bijih $ E. Kalsit terlihat sebagai fragmen dan sebagian sebagai penyusun test foraminifera yang telah rusak, bentuk mineralnya membulat tanggung, sedang mineral lempung penyebarannya tidak merata. Pengamatan secara Paleontologi pada satuan batuan ini dijumpai fosil foraminfera kecil jenis plaktonik dan bentonik. Spesies foraminifera planktonik yang ditemukan antara lain : Blobigerinoides trilobus "<*SS, Blobigerinoides fistulosus S=>*B<"', Blobigerinoides ruber 1H-"B@B?0, Blobigerinoides conglobatus B"910, Bloborotalia dutertei 1H-<B@B?0, Bloborotalia tosaensis '9K9?909B@ I S9@'-, Bloborotalia tumida B"910, Sphaerodinella dehiscens P9"K<" I A-?<S, -rbulina uni)ersa 1H-"B@B?0, dan Pulleniatina obliFuiloFulata P9"K<" I A-?<S. Sedangkan untuk fosil bentonik antara lain <lphidium sp, <ponides sp, =ibicides sp, ?odosaria sp, Bulimina sp, dan "obulus sp. Berdasarkan atas kandungan fosil foraminifera bentonik tersebut, maka berdasarkan klasifikasi ?atland 15$$, batuan ini terendapkan pada lingkungan pengendapan laut Gona @@ dengan kedalaman 1& , 5# meter dan temperatur berkisar $# - 1+#=.

13

Pada uraian litologi di atas, maka dapat disimpulkan secara keseluruhan batugamping terendapkan pada lingkungan pengendapan Gona @@ pada laut terbuka dengan kedalaman 1& - 5# meter dan temperatur berkisar $ # - 1+#=. *mur dari satuan batuan ini ditentukan berdasarkan kisran hidup spesies-spesies foraminifera planktonik yang dijumpai, kemudian dibandingkan dengan daftar kisaran hidup pada Gonasi dari Postuma 615%17 dan Blo8 615+57. *mur batas ba8ah dari satuan ini ditentukan dengan terdapatnya Blobigerinoides ruber 1H-"B@B?0, Bloborotalia tumida B"910, dan Bloborotalia dutertrei 1H-"B@B?0. Sedangkan umur batas atas ditentukan berdasarkan punahnya BloboFuadrina altispira =*S> 9? I A9"C@S, dan a8al pemunculan dari Bloborotalia tosaenssis '9K9?909B@ I S9@'-. Berdasarkan atas hal yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bah8a umur dari satuan batugamping adalah antara Gona Bloborotalia margaritae bagian Ba8ah dengan Jona Bloborotalia tosaensis pada bagian atas, 6?.12 , ?.!17, atau dapat disetarakan dengan Kala Pliosen Ba8ah sampai Kala Pliosen 9tas. >ubungan antara satuan batugamping dengan satuan tufa yang berada diba8ahnya, tidak dijumpai adanya ketidak selarasan. Pada kontak antara kedua satuan ini terlihat adanya perselingan batugamping dengan tufa, menunjukkan hubungan satuan batuan selaras.

$. Satuan Brek"i %ulkanik Satuan Breksi )ulkanik ditemukan tersingkap hampir seperempat bagian pada daerah penelitian yakni berada di bagian Selatan daerah penelitian dan menempati daerah yang morfologinya berelief sedang serta merupakan litologi penyusun pada daerah perbukitan. Berdasarkan penampang geologi 1 , <, maka tebal satuan ini antara !%& , $%& meter. Secara umum satuan ini memilki kenampakan lapangan ber8arna segar abu-abu kehitaman dengan tingkat pelapukan sedang dengan hasil pelapukan ber8arna coklat kehitaman. Bentuk fragmen angular dengan ukuran rata-rata antara ! , !# cm, kadang-kadang dijumpai fragmen yang berukuran sampai 3# cm, sedangkan matriksnya berupa tufa yang ber8arna kuning keputihan dan berukuran pasir. Perkembangan litologi secara )ertikal dan horiGontal relatif konstan. Pengamatan petrografis pada fragmen berupa andesit, memperlihatkan tekstur porfiritik. Kandungan mineral terdiri dari Plagioklas %# , 2# E, Piroksin $ , 2 E, >ornblende ! , & E, ;eldsfar 1& , !# E dan mineral bijih ! , 3 E. Pada umumnya bentuk mineral .Kuhedral/dan .subhedral/. ineral utamanya adalah plagioklas jenis 9ndesin 69n 3# , 9n 3!7, massa dasar

berupa mikrolit-mikrolit feldsfar, sedangkan kehadiran 9ugit dan >ornblende sebagai mineral tambahan. Pengamatan petrografis pada matrik berupa .lithic crystal tuff/, memperlihatkan tekstur klastik. Kandungan mineral terdiri dari fragmen batuan 3# -+# E, Plagioklas jenis 9ndesin 69n 337 !& , $# E, gelas )ulkanik 1# , !# E, mineral bijih & E dan mineral (empung % E. 9dapun umur dari satuan breksi )ulkanik ini diperkirakan berumur Plistosen berdasarkan data-data yang dijumpai di lapangan, dimana hubungan antara satuan batuan ini dengan satuan batuan batugamping di ba8ahnya tidak selaras.

1&

(ingkungan pengendapan dari satuan breksi )ulkanik dimana tidak dijumpai fosil foraminifera bentonik sebagai penciri lingkungan pengendapan, namun berdasarkan sifat fisik yang diperoleh di lapangan menunjukkan sortasi jelek, pemilahan buruk dan tidak kompak, bentuk fragmen menyudut dan dijumpai adanya fosil kayu, sehingga disimpulkan bah8a lingkungan pengendapan satuan breksi )ulkanik adalah lingkungan darat. 1engan melihat persamaan litologi dan penyebaran geografisnya yang sangat dekat dengan lokasi tipe, ternyata satuan breksi )ullkanik dapat dikorelasikan dengan gunungapi Pare-Pare, dimana terendapkan pada lingkungan darat. Aadi dalam hubungan stratigrafi regional, satuan breksi )ulkanik sama dengan satuan batuan gunungapi Pare-Pare yang berumur Plistosen 6"9B S*K9 '-, 152!7.

&.

Satuan Allu'ial Penamaan satuan ini didasarkan atas 8aktu terbentuknya yakni pada Gaman 9llu)ium. 1i daerah penelitian satuan ini

terdiri dari endapan pantai dan endapan sungai. Secara umum satuan ini disusun oleh gra)el, pasir dan lempung, ber8arna kecoklatan sampai kelabu dan merupakan hasil pelapukan batuan di sekitarnya yang diangkut dengan media air ke tempat yang lebih rendah. Bra)el yang dijumpai berupa pecahan-pecahan batuan beku, juga dijumpai rombakan-rombakan batuan sedimen lainnya, kadang,kadang berbentuk membulat, o)al, yang mencirikan adanya proses transportasi air. Satuan ini terletak tidak selaras dengan batuan yang ada di ba8ahnya. Kontak ketidakselarasan dapat dijumpai pada tebing-tebing sungai berupa ketidak selarasan menyudut. Secara umum litologi penyusun dari satuan ini berupa fragmen-fragmen batuan beku andesit yang berukuran kerikil sampai bongkah. Satuan ini belum mengalami sedimentasi dan litifikasi dan kompaksi, dengan demikian disimpulkan bah8a batuan ini merupakan endapan sungai muda. Penyebaran satuan ini umumnya di daerah pantai, dengan ketebalan antara 1.& , !.& meter. Sedangkan endapan pantai yang dijumpai berupa material-material lepas yang terdiri dari lempung, pasir dan cangkang-cangkang binatang laut.

II.#

Struktur Geologi Regional Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa struktur sesar dari jenis sesar geser, dalam hal ini

disimpulkan berdasarkan pada data serta kenampakan lapangan, penyebaran litologi yang tidak teratur, dan adanya perubahan jurus dan kemiringan perlapisan batuan yang terlalu besar. 9dapun struktur sesar yang dijumpai di lapangan dimulai dari yang tua sampai yang muda yaitu : 1. !. $. Sesar 'olong Sesar *junglere Sesar Bacukiki

1+

3.

Sesar Bojo.

II.#.1

Se"ar Tolong Sesar ini diberi nama sesar 'olong sebab terdapat di daerah Bukit 'olong sebelah 'imur. Sesar 'olong adalah

merupakan jenis sesar geser yang berarah Baratdaya , 'imurlaut, dimana dijumpai cermin sesar atau . slickenslide/, yang ditemukan pada Kampung angimpuru. iosen 'engah

*mur dari sesar 'olong, dimana satuan batuan yang tergeser adalah satuan 'ufa yang berumur antara , Pliosen Ba8ah, maka dapat disimpulkan bah8a umur dari sesar 'olong adalah setelah Pliosen Ba8ah.

II.#.2

Se"ar U(unglero Sesar ini diberi nama sesar *junglero sebab struktur sesar ini terdapat di daerah *junglero sebelah *tara. Sesar

*junglero adalah merupakan jenis sesar geser yang berarah Baratdaya - -'imurlaut, dimana penyebaran Batugamping yang tidak teratur dan keterdapatan tebing yang relatif lurus melalui Gona sesar, serta adanya perubahan jurus dan kemiringan perlapisan batuan. *mur dari sesar *junglero dapat diketahui dari jenis batuan yang tergeser, dimana pada sekitar daerah pensesran dijumpai satuan Batubara dan ditemukan bah8a pada gejala struktur ini satuan yang tergeser adalah satuan Batugamping yang berumur antara Pliosen Ba8ah , Pliosen 9tas, maka dapat disimpulkan bah8a umur dari sesar *junglero adalah setelah Pliosen 9tas.

II.#.#

Se"ar Ba)ukiki Sesar ini diberi nama Sesar Bacukiki, oleh karena arah dari struktur sesar ini melalui desa Bacukiki yaitu berarah

'imur , Barat, dimana dijumpai adanya cermin sesar atau .slickenslide/, yang terdapat di desa Bacukiki. *mur dari sesar Bacukiki, dimana satuan batuan yang bergeser penyebarannya adalah satuan Breksi Culkanik yang berumur Plestosen, maka dapat disimpulkan bah8a umur dari sesar geser Bacukiki adalah setelah Plestosen.

II.#.$

Se"ar Bo(o Sesar ini diberi nama Sesar Bojo, sebab struktur sesar ini melalui Sungai Bojo, dimana sesar ini merupakan jenis sesar

geser yang berarah 'imur , Barat, dan dijumpai adanya cermin sesar atau . slickenslide/, yang ditemukan di tepi Sungai Bojo. *mur dari sesar Bojo, ditentukan dari batuan yang mengalami pensesaran, dimana satuan batuan yang mengalami pergeseran akibat dari sesar ini adalah satuan Breksi Culkanik yang berumur Plestosen, maka dapat disimpulkan bah8a umur dari sesar Bojo ini adalah setelah Plestosen.

1%

12

Anda mungkin juga menyukai