Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Siklus Batuan

exploringnature.org

Siklus batuan adalah konsep dasar dalam geologi menggambarkan waktu transisi yang
dihabiskan untuk melalui waktu geologis pada tiga jenis batuan utama: sedimen, metamorf, dan
beku. Setiap jenis batu akan berubah atau hancur saat dipaksa keluar dari kondisi
ekuilibriumnya.

Batuan beku seperti basal dapat pecah dan larut saat terkena atmosfer, atau meleleh saat
ditenggelamkan di bawah benua. Karena daya dorong pada siklus batuan, lempeng tektonik dan
siklus air. Batuan juga tidak selalu berada pada kondisi ekuilibrium, batuan akan mengalami
perubahan saat mereka dipaksa masuk ke lingkungan yang baru.

Siklus batuan adalah sebuah ilustrasi yang menjelaskan bahwa ketiga jenis batuan tersebut saling
terkait satu sama lain, dan menjelaskan proses berubahnya satu jenis batu ke jenis lainnya dari
waktu ke waktu.

Siklus yang ada ini membuat batuan-batuan mampu mengubah siklus geologi. Sedangkan pada
planet yang mengandung kehidupan, hal tersebut akan mempengaruhi siklus biogeokimia.

Pengertian Magma

Magma adalah campuran dari batuan cair dan semi cair yang ditemukan di bawah permukaan
bumi. Campuran ini biasanya terdiri dari empat bagian : dasar cairan sangat panas yang disebut
lelehan, mineral-mineral dari kristalisasi lelehan, batuan padat yang berasal dari lingkungan
sekitar serta gas terlarut.
Seperti kita ketahui, bumi terdiri dari tiga lapisan umum. Yaitu inti bumi yang merupakan pusat
yang super panas, mantel bumi yang tebal di tengahnya dan kerak bumi sebagai lapisan paling
luar yang jadi tempat tinggal kita. (Baca juga : Struktur Bumi dan Penjelasannya)

Magma berasal dari bagian antara lapisan mantel bumi dan kerak bumi. Sebagian besar lapisan
kerak bumi dan mantel bumi berbentuk padat. Keberadaan magma yang cair diantara keduanya
sangat penting untuk mempelajari gejala geologis dan morfologis yang ada di mantel bumi.
Karena pergerakan magma biasanya dipengaruhi oleh pergerakan lempeng di lapisan mantel
bumi.

Suhu dasar magma sangat panas, yakni sekitar 700′-1.300′ celcius. Suhu ekstrimnya ini membuat
magma menjadi zat yang bersifat cair dan dinamis. Akibatnya magma selalu bergerak
menciptakan bentang alam baru dan terlibat transformasi fisik dan kimia dalam berbagai
lingkungan yang berbeda. Ada dua macam pergerakan magma yang diketahui. Yaitu intrusi dan
ekstrusi. (Silahkan baca Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma)

Proses intrusi magma adalah pergerakan magma dengan gaya dan tekanan yang kurang untuk
menembus lapisan kulit bumi. Sehingga, akhirnya magma membeku di bawah lapisan bumi.
Sedangkan ekstrusi adalah gerakan magma dengan daya yang sangat kuat, sehingga sampai ke
permukaan bumi beruka peristiwa vulkanis. Pergerakan magma ini berperan sangat penting
dalam siklus batuan.

Tahap-Tahap Siklus Batuan

 Pada awalnya, magma terbentuk secara alamiah dalam waktu berjuta-juta tahun dan
menjadi unsur pembentuk lapisan inti bumi. Magma tidak terbentuk di semua wilayah di
bumi. Melainkan magma hanya terdapat di beberapa tempat di bawah permukaan yang
disebut kamar magma.
 Karena sifatnya yang dinamis, magma terus bergerak. Gerakan ini membuat magma
mengalir ke tempat yang suhunya lebih rendah dari kamar magma. Akibatnya magma
mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku menjadi batuan beku. Jika proses
pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi disebut batuan beku intrusif
(misalnya batuan granit dan diorit), sedangkan jika proses pembekuannya berlangsung di
permukaan disebut batuan beku ekstrusif (misalnya basal dan andesit) (Baca juga 5
Proses pembentukan Batuan Beku Intrusif dan Ekstrusif)
 Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama kelamaan akan
mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang
ada di atas permukaan bumi. Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui
proses yang disebut erosi (Silahkan baca : Macam- macam Erosi Berdasarkan
Penyebabnya). Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras membentuk
batuan sedimen. Sementara itu batuan beku intrusif yang ada di bawah permukaan bumi
akn terus bergerak sampai di permukaan bumi melalui serangkaian peristiwa tektonik dan
vulkanik. Sesampainya di permukaan bumi, ia juga akan menmgalami pelapukan dan
pengendapan.
 Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan akan terus
terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin besar
tekanan dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami perubahan
baik dari bentuk maupun susunan kimianya menjadi batuan metamorf (malihan).
 Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan beku juga
umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini juga akan terus bergerak
semakin dalam karena di permukaan bumi terus terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan
batuan sedimen baru ini akan menghimpit lapisan sedimen sebelumnya sehingga
bergerak makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya batuan sedimen ini juga
menerima tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi batuan
malihan.
 Perubahan suhu dan tekanan juga mempengaruhi batuan sedimen. Batuan sedimen juga
mengalami perubahan secara perlahan-lahan dan berlangsung lama menjadi batuan
metamorf. Sementara itu sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu.
Hasil pelapukannya mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis
baru. Bisa sama dengan asalnya atau bisa berbeda sama sekali.
 Dalam perjalannnya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan serupa dan berubah
kembali menjadi batuan sedimen. Selain itu batuan metamorf yang memiliki struktur
kimia sangat berbeda dengan batuan sedimen dan batuan beku akan meleleh dan kembali
menjadi magma.
 Proses yang sama berlangsung kembali.

Siklus ini telah terjadi sejak jutaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu. Dan siklus ini akan
terus berlangsung. Setiap jenis batuan akan tetap tersingkap dan terangkat. Batuan itu akan
melapuk dan mengalami erosi. Batuan itu akan terus mengendap dan bermetamorfosis. Begitulah
rancangan alam yang luar biasa. Dengan begitu jumlah magma/batu di bumi akan tetap sama.

Secara sederhana hubungan antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan dapat
digambarkan dalamformula berikut :

Magma -> Batuan Beku -> Batuan Sedimen -> Batuan Malihan -> Magma
Batuan Beku

Ketika batu terkena tekanan atau dorongan sehingga masuk jauh ke bawah permukaan bumi,
mereka mungkin akan meleleh dan berubah menjadi magma. Jika kondisi tidak lagi
memungkinkan bagi magma untuk tetap berada dalam bentuk cair, ia akan mendingin dan
membeku menjadi batuan beku. Batuan beku yang mendingin di dalam Bumi disebut intrusif
atau plutonik, batu tersebut mendingin dengan waktu yang sangat lambat, sehingga
menghasilkan tekstur kasar seperti granit batu.

Sebagai hasil aktivitas vulkanik, magma (yang disebut lava saat mencapai permukaan bumi)
akan dengan cepat mengalami pendinginan ketika berada di permukaan bumi yang terkena
atmosfer. Sehingga menghasilkan batuan beku yang disebut batuan ekstrusif atau vulkanik.

Batuan ekstrusif tersusun dari butir-butir halus karena mengalami pendinginan yang sangat cepat
sehingga tidak ada kristal yang bisa terbentuk dan menghasilkan kaca alami, seperti obsidian.
namun batuan halus yang paling terkenal adalah batu basal.

Salah satu dari tiga jenis batu utama (batuan beku, sedimen, dan metamorf) dapat meleleh
kembali menjadi magma dan ketika mendingin akan menjadi batuan beku.

Perubahan Sekunder

Perubahan epigenetik (proses sekunder) dapat tersusun atas beberapa jenis dimana setiap batu
mempunyai ciri khas yang dapat dilihat dari kelompok batuan dan mineral penyusunnya.
Meskipun biasanya terdapat lebih dari satu perubahan yang bisa terjadi pada batuan yang sama.

Silisifikasi merupakan penggantian mineral dengan kristal atau silika kripto-kristal. Hal tersbut
umumnya terjadi pada batuan felsic, seperti riolit, tetapi juga bisa ditemukan pada batuan
serpentine, dll.

Kaolinization adalah dekomposisi feldspars menjadi kaolin bersama dengan kuarsa dan mineral
tanah liat lainnya). Feldspars sendiri merupakan mineral yang paling umum dijumpai pada
Batuan beku.

Hal terbaik ditunjukkan oleh batu granit dan syenites. Serpentinisasi adalah perubahan olivin
menjadi serpentin (dengan magnetit). Ini menjadi ciri khas peridotites, tapi terjadi di sebagian
besar batuan mafik. Dalam uralitisasi, hornblende sekunder menggantikan augite.

Kloritisasi adalah perubahan augite (biotite atau hornblende) menjadi klorit, dan terlihat pada
banyak diabases, diorites dan greenstones. Epidotisasi terjadi juga pada batuan kelompok ini, dan
terdiri dari pengembangan epidot dari biotit, hornblende, augite atau feldspar plagioklas.
Batuan Metamorf

Batu yang terkena suhu tinggi dan tekanan bisa berubah secara fisik atau kimiawi sehingga
membentuk batuan yang berbeda, yang disebut metamorf. Metamorfosis regional mengacu pada
efek pada massa batu yang luas di area yang luas, biasanya terkait dengan kejadian di gunung
yang berada di dalam ikat pinggang orogenikBebatuan ini biasanya menunjukkan pita berbeda
dari mineralogi dan warna yang berbeda, yang disebut dedaunan. Jenis metamorfosis utama
lainnya disebabkan ketika sebuah badan batu bersentuhan dengan gangguan beku yang
memanaskan batuan negara sekitarnya.Metamorfosis kontak ini menghasilkan batuan yang
diubah dan dikristal ulang oleh panas magma yang ekstrim dan dengan penambahan cairan dari
magma yang menambahkan bahan kimia ke batu di sekitarnya (metasomatisme). Setiap batuan
yang sudah ada sebelumnya dapat dimodifikasi dengan proses metamorfosis.

Batuan Sedimen

Batu yang terkena atmosfer dengan kondisi yang bervariasi dan tidak stabil akan mengalami
proses pelapukan dan erosi. Pelapukan dan erosi memecah batu-batuan ke dalam fragmen yang
lebih kecil dan membawa bahan terlarut. Bahan terfragmentasi ini terakumulasi dan dikuburkan
oleh bahan tambahan.Sementara sebutir pasir individu masih merupakan anggota kelas batu yang
terbentuk, batuan yang terbuat dari butiran yang menyatu menjadi sedimen.

Anda mungkin juga menyukai