Anda di halaman 1dari 30

PETROLOGI BATUAN BEKU

Rabu, 18 Maret 2020


Asisten Praktikum
Petrologi
Batuan Beku
• Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa latin: ignis, “api”) merupakan jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa adanya proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma
ini bisa berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, dalam proses pelelehan terjadi oleh salah
satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi.

Plutonik
Batuan
Beku
Vulkanik
Gabbro Basalt
Differensiasi Magma
• Blatt (1980) menyatakan bahwa diferensiasi adalah segala proses yang
memungkinkan sebuah magma homogen memproduksi beragam batuan beku yang
berbeda secara kimiawi. Raymond (2003) menyatakan bahwa diferensiasi mengacu
pada sekumpulan proses, yang terjadi dalam tubuh magma, yang menghasilkan dua
atau lebih magma atau batuan dari sebuah magma induk yang homogen.
Diferensiasi terdiri atas berbagai proses lagi yaitu :
1. Fractional Crystalization
Fractional Crystalization adalah proses pemisahan kristal dari cairan di dalam ruang
magma (Raymond, 2003).
2. Liquid Immiscibility
Liquid Immiscibility adalah pembentukan dan pemisahan dua magma dari satu magma
yang homogen karena adanya perubahan fisik pada saat pendinginan (Raymond, 2003).

3. Vapor Transport
Vapor Transport adalah proses ketika uap yang diperkaya
dengan beberapa elemen, seperti Na dan K, mendidih
dalam magma saat tingkat awal dan memperkaya fraksi
kristalisasi yang lebih akhir. Proses ini hadir sebagai proses
minor dalam modifikasi magma (Trial dan Spera (1990)
dalam Raymond (2003))
Proses Modifikasi Komposisi
Magma
• Komposisi magma dapat berubah dengan berbagai cara. Pertama terbentuk sebagai
feromagnesian mineral yang mengendap pada dasar dapur magma, menarik unsur besi
dan magnesium; memperkaya sisa magma dengan unsur lainnya.
• Asimilasi dengan batuan samping juga merubah komposisi magma pada kondisi
tertentu.
• Pencampuran magma (magma mixing) juga dapat merubah komposisi asal magma.
Mineralogi Batuan Beku
Kelompok magma
Kelompok magma adalah suatu kelompok yang menggambarkan evolusi komposisi
magma dari magma ultramafik yang tinggi akan magnesium dan besi hingga mengalami
kristalisasi fraksional menjadi magma felsik yang rendah akan magnesium dan besi.
Terdapat dua seri magma utama, yaitu alkali dan subalkali. Seri magma alkalin
mengandung silika rendah dan alkalin yang tinggi, sebaliknya seri magma subalkaline
mengandung silika tinggi dan alkaline yang rendah.
1. Alkali
Terbagi atas dua bagian besar yaitu leucistik dan shoshonitik. Seri magma alkalin
akan menghasilkan batuan beku jenis basa dan ultrabasa. dengan seri leucistic
menghasilkan batuan basa dan shonsonitic menghasilkan batuan ultrabasa, Hal ini
dikarenakan komposisi silika dan alkalin yang mengontrol persentase jumlahnya dalam
magma
2. Subalkali
Terbagi atas dua bagian besar yaitu Tholeitik dan kalk-alkaline. Seri magma
subalkali ini akan menghasilkan batuan intermediet sampai felsik. dengan tipe tholeitik
menghasilkan batuan lebih basa daripada kalk-alkali yang menghasilkan batuan yang
lebih asam.
Hal – hal utama yang perlu dicatat
dalam deskripsi batuan beku :
1. Warna, sebagai petunjuk awal, untuk memperkirakan
komposisi kimia dan mineral dari batuan
2. Tesktur, besar butir dan kemas, yang mana hubungan
dengan sejarah dan cara kejadian batuan, serta
kecepatan dan urutan pertumbuhan kristal.
3. Mineralogi, sebagai petunjuk untuk identifikasi batuan,
biasanya di dalam batuan beku terdapat antara 2 – 4
mineral utama.
4. Inklusi material asing (sebagai tambahan dalam
membantu identifikasi batuan). Inklusi ini kadang
ditemukan dalam batuan beku dan harus dideskripsi
terpisah, inklusi penting ketika kita ingin menilai cara
kejadian dan asal tubuh batuan beku.
Batuan beku berdasarkan kandungan SiO2

Berdasarkan kandungan senyawa kimia (kandungan


silikanya) maka batuan beku dapat dibagi menjadi :

1. Batuan beku Asam : Silika > 65 %


2. Batuan beku Menengah : Silika 65 - 52 %
3. Batuan beku Basa : Silika 52 - 45 %
4. Batuan beku Ultrabasa : Silika < 45 %
Proses dan tempat pembentukan batuan beku

1. Batuan Plutonik
Batuan beku ini membeku didalam bumi
jauh sekitar (15-50Km). Karena
pembekuannya dekat dengan astenosfer,
maka pembekuan batuan ini sangatlah lambat
sehingga banyak kristal-kristal besar yang
sempat membeku dengan sempurna.2.
Batuan Vulkanik
Batuan beku ini berasal dari proses
pembekuan magma yang telah keluar dari
permukaan bumi(lava), proses
pendinginannya cukup cepat sehingga tidak
cukup banyak waktu untuk kristl-kristal
membeku dengan sempurna.
3. Batuan Gang/Korok
Batuan gang antara batuan dalam dan
batuan leleran terdapat gejala antara batuan
yang terbentuk dalam celah–celahdalam
kerak bumi. Batuan yang terbentuk adalah
batuan gang atau batuan korok disebut juga
batuan hypo-abisik.
Tekstur dan Struktur Batuan Beku
• Tekstur
Tekstur adalah kenampakan dari batuan yang dapat merefleksikan sejarah kejadiannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukkan tekstur batuan beku adalah derajat
kristalinitas, granulitas/besar butir dan kemas/fabric.

1. Derajat Kristalisasi
a. Holokristalin : terdiri dari kristal seluruhnya
b. Hipokristalin : terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas
c. Holohyalin : terdiri dari gelas seluruhnya
2. Granularitas / Besar Kristal
a. Faneritik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa
Khusus untuk batuan bertekstur faneritik, ukuran butirnya dapat ditentukan
sebagai berikut :
- Halus : besar butir < 1mm
- Sedang : besar butir 1mm – 5mm
- Kasar : besar butir 5mm – 3cm
- Sangat kasar : besar butir > 3cm
b. Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat dilihat
dengan mikroskop
c. Jika batuan bertekstur porfiritik, maka ukuran fenokris dan masadasar
dipisah.

3. Keseragaman Kristal
• Equigranular : ukuran besar butir relatif sama
• Inequigranular : ukuran besar butir tidak sama
- Porfiritik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam
masadasar kristal yang lebih halus
- Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam
masadasar gelas/amorf.
Klasifikasi Batuan Beku sederhana
(tekstur dan komposisi mineral)
Tekstur dan Felsik Intermediet Mafik Ultra mafik
komposisi (granitik) (andesitik) (basaltik)

Intrusif Granit Diorit Gabro Peridotit


(faneritik)

Ekstrusif Riolit Andesit Basalt


(afanitik)

Komposisi Kuarsa K Hornblende Ca feldspar Olivin


mineral feldspar Na Na feldspar Piroksen Piroksen
utama feldspar Ca felspar
Mineral Muskovit Biotit Olivin Ca feldspar
tambahan Biotit Piroksen Hornblende
Hornblende
• Struktur
Struktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat terbentuknya batuan
beku tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dilihat di lapangan
(dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga dalam hand
specimen.

Struktur yang berhubungan dengan aliran


magma :
• Lava bantal : struktur yang diakibatkan oleh
pergerakkan lava akibat interaksi dengan
lingkungan air, bentuknya menyerupai
bantal, dimana bagian atas cembung dan
bagian bawah cekung.

Pillow Lava
Struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma :
• Vesikuler : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava)
• Amigdaloidal : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi
oleh mineral sekunder seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
• Kekar kolom : kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran.
• Kekar berlembar : kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi besar
akibat hilangnya beban.

Vesikuler Amygdaloidal Columnar Sheeting Joint


Joint
Tekstur khusus batuan beku
1. Porfiritik
Porfiritik merupakan tekstur khusus pada batuan beku yang terbentuk akibat adanya perbedaan ukuran
kristal mineral yang menyusun suatu batuan beku.
2.Trakhitik
Tekstur ini memiliki kenampakan yang cukup menarik berupa adanya mikrolit atau cryptocrystalline
plagioklas yang menunjukkan kesejajaran di antara mineral lain. Tekstur trakhitik sering ditemukan pada
batuan beku vulkanik. Tekstur ini terbentuk akibat adanya aliran magma atau lava yang membuat orientasi
penyusunan mineral menjadi sejajar.
3. Diabasic
Tekstur dimana plagioklas berbentuk prismatik panjang tumbuh bersama dengan piroksen, di sini
piroksen terlihat jelas dan plagioklas radier terhadap piroksen.
4. Interstisial
Pada tekstur ini, untuk pengamatan megaskopis sangat susah jadi harus dalam pengamatan mikroskop.
Dalam pengamatan mikroskop biasanya ruang antar plagioklas diisi oleh mineral olivin, piroksen, atau bijih
besi
5.Intersertal
Pada tekstur ini, untuk pengamatan megaskopis sangat susah, sehingga harus dalam pengamatan
mikroskopis. Dalam pengamaan mikroskopis biasanya ruang antar plagioklas diisi oleh gelas.
6. Ofitik dan Subofitik
Subofitik adalah dimana mineral plagioklas tertanam pada mineral olivin atau piroksen secara acak. dan
ofitik adalah kebalikannya.
Tekstur khusus batuan beku
Tubuh batuan beku
GEOMETRI BATUAN BEKU
INTRUSIF
PROSES PENDINGINAN
1 2

PROSES EROSI

3 4

PROSES EROSI LANJUT


BATHOLITH

THOLITH: Tubuh Intrusi Dalam Yang Sangat Besar (Luasnya + 100 km2)
Komposisi umum: Granit - Granodiorit
DIKE (DISKORDAN) = MEMOTONG STRUKTUR BATUAN

TRUKTUR BATUAN

DIKE
NKORDAN) = SEJAJAR DENGAN STRUKTUR BATUAN

STRUKTUR BATUAN

SILL
Klasifikasi I UGS
1. Golongan Faneritik
• Batuan bertekstur faneritik, dapat teramati secara megaskopis (mata biasa),
berbutir sedang – kasar (lebih besar dari 1mm)
• Golongan faneritik dapat dibagi atas beberapa jenis batuan
• Dasar pembagiannya adalah kandungan mineral kuarsa (Q), atau mineral
feldspartoid (F), feldspar alkali (A), serta kandungan mineral plagioklas
(P)
• Cara menentukan nama batuan dihitung dengan menganggap jumlah ketiga
mineral utama (Q + A + P atau F + A + P) adalah 100%

2. Golongan Afanitik
• Batuan beku bertekstur afanitik, mineral-mineralnya tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa atau menggunakan lup, umumnya berbutir halus (< 1mm), sehingga
batuan beku jenis ini tidak dapat ditentukan prosentase mineraloginya secara
megaskopis.
Plutonik
Volcanic
Cara Plotting pada
Diagram IUGS
Perhitungan Plotting
Klasifikasi Batuan Beku (diagram
daun)
TABEL 6.2 Klasifikasi berdasarkan perbandingan mineral yang umum dalam batuan beku. Batas antara tipe batuan tidak tegas, melainkan berubah secara gradual (garis
putus-putus). Untuk mengetahui komposisi umum batuan, proyeksikan dari garis putus kebawah dan perkirakan persentasi mineral pada tepikiri. (Skinner, 2004)

Anda mungkin juga menyukai