Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PETROGRAFI BATUAN PIROKLASTIK

Disusun oleh : Kelompok I

Hans Viktor Rumsayor (201569047)

Celvin. J. Betoky (201569024)

Gurianto. P. Sihombing (201569054)

Timarto Londong (201569048)

Munarti Arvita Ningsih (201569022)

Alfario D. Mezak (201569051)

Herickson O. B. Koropasi (201569028)

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA

2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yng Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Petrografi yang berjudul
Batuan Piroklastik, Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama menyiapkan modul ini.

Semoga laporan ini dapat dipahami dan dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohn maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata.
Kritik dan saran kami harapkan demi memperbaiki penulisan laporan kedepannya.

Sorong, Mei 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................4

1.2. TUJUAN.................................................................................................................4

BAB II DASAR TEORI

2.1. BATUAN PIROKLASTIK....................................................................................5

2.2. KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK.......................................................7-8

2.3. KARAKTERISTIK BATUAN PIROKLASTIK.............................................9-12

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................13-24

BAB IV PENUTUP

3.1. KESIMPULAN.....................................................................................................25

3.2. SARAN.................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Petrografi adalah ilmu memerikan dan mengelompokkan batuan. Pengamatan


seksama pada sayatan tipis batuan dilakukan dibawah mikroskop, dengan tentunya
didukung oleh data-data pengamatan singkapan batuan di lapangan. Pada pemerian
petrografi, pertama-tama akan diamati mineral penyusun batuan, selanjutnya tekstur
batuan. Tekstur batuan sangat membantu dalam pengelompokan batuan selain
memberikan gambaran proses yang terjadi selama pembentukan batuan.
Petrografi merupakan salah satu cabang dari ilmu kebumian yang mempelajari
batuan berdasarkan kenampakan mikroskopis, termasuk didalamnya untuk
dipergunakan sebagai langkah pemerian, pendeskrifsian dan klasifikasi batuan.
Pemerian secara petrografi pada batuan pertama-tama melibatkan identifikasi
mineral (bila memungkinkan), dan penentuan komposisi dan hubungan tekstural antar
butir batuan.
Batuan piroklastik merupakan batuan vulkanik yang bertekstur
klastikyang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan
gunungapi, dengan material asal yang berbeda dimana material penyusun
tersebutterendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi oleh air
atau es.

1.2. TUJUAN
1. Mengetahui cara mendeskripsi batuan piroklastik berdasarkan klasifikasi.
karakteristik dan sayatan tipis

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1. BATUAN PIROKLASTIK


Batuan Pirolastik merupakan batuan yang disusun oleh material
hasil dari letusan eksplosif gunung berapi akibat adanya gaya
endogen, yang kemudian mengalami pengendapan sesuai dengan
bidang pengendapannya, lalu setelah proses pengendapan mengalami
proses kompaksi(litifikasi) yang kemudian menjadi batuan piroklastik.

Menurut para ahli, pengertian batuan piroklastik yaitu :


1. Batuan yang tersusun oleh fragmen hasil erupsi volkanik secara eksplosif
(Williams, Turner, Gilbert, 1954)
2. Batuan yang terdiri dari bahan rombakan yang diletuskan dari lubang
volkanik, diangkut melalui udara sebagai bahan maupun awan pijar, kemudian
diendapkan di atas tanah dalam kondisi kering atau dalam tubuh air (Henrich,
1959).
3. Bagian dari batuan volkaniklastik (Fisher, 1961 & Vide Carozi, 1975)
4. Batuan yang terdiri dari material detrital/rombakan dari hasil kegiatan
volkanik, ditransport dan diendapkan di danau, darat ataupun laut.
(Johannsen, 1977)
batuan piroklastik terdiri dari himpunan material lepas-lepas (dan mungkin
menyatu kembali) dari bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunung api,
yang berupa material padat berbagai ukuran (dari halus sampai sangat kasar,
bahkan dapat mencapai ukuran bongkah). Oleh karena itu klasifikasinya
didasarkan atas ukuran butir maupun jenis butirannya.

5
2.2. KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK
a. Klasifikasi berdasarkan asal usul fragmen

1. Batuan piroklastik yang merupakan hasil endapan bahan volkanik dari


letusan tipe eksplosif maka Johnson dan Levis (1885), lihat Mac Donald
(1972) membuat klasifikasi sebagai berikut:
Essential : fragmen berasal langsung dari pembekuan
magma segar
Accessor : fragmen berasal dari lava atau piroklastik yang
terdapat pada kerucut volkanik
Accidental : fragmen yang berasal dari batuan lain yang
tidak menunjukkan gejala pembekuan
metamorfisme

2. Klasifikasi berdasarkan ukuran dari fragmen. Klasifikasi ini dibuat


pertama kali oleh Grabau (1924) dalam Carozzi (1975) :
> 2,5 mm : Rudyte
2,5 0,5 mm : Arenyte
< 0,5 mm : Lutyte

6
3. Klasifikasi batuan piroklastik dari Wenworth dan Williams (1932) dalam
Pettijohn banyak dipakai, tetapi kisaran yang dipakai tidak sama antara
batuan sedimen dan piroklastik :

Breksi volkanik : Tersusun dari fragmen-fragmen diameter


32 mm, bentuk fragmen meruncing

Aglomerat : Fragmen berupa bom-bom dengan ukuran .


> 32 mm

Lapili/tuf lapili : Fragmen tersusun atas Lapili yang berukuran


antara 4 mm 32 mm

Tuf kasar : Fragmen-fragmen tersusun atas abu kasar


dengan ukuran butir terletak antara 0,25 mm 4 mm

Tuf halus : Fragmen-fragmen tersusun atas abu halus


dengan ukuran < 0,25 mm

7
b.Klasifikasi berdasarkan komposisi fragmen
1. Menurut Williams, Turner dan Gilbert (1954), tuf dapat diklasifikasikan
menjadi :

Vitric Tuff : tuf dengan penyusun utama terdiri dari gelas

Lithic Tuff : tuf dengan penyusun utama terdiri dari fragmen


batuan

Crystal Tuff : tuf dengan penyusun utama kristal dan


pecahan pecahan kristal

2. Pettijohn (1975) membuat klasifikasi tuf, dengan membandingkan


prosentase gelas dengan kristal, yaitu:

Vitric Tuff : Tuf mengandung gelas antara 75% - 100% dan


kristal 0% - 25%.

Vitric crystal tuff : Tuf mengandung gelas antara 50% - 75% dan
kristal 25% - 50%.

Crystal vitric tuff : Tuf mengandung gelas antara 25% - 50% dan
kristal 50% - 75%.

Crystal tuff : Tuf mengandung gelas antara 0% - 25% dan


kristal 75% - 100%.

8
2.3. KARAKTERISTK BATUAN PIROKLASTIK
1. Tekstur Batuan
a. Ukuran Butir
Block (untuk yang berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang membentuk
membulat) berukuran lebih besar dari 32 mm.
Lapili yaitu untuk butiran dari 4 mm 32 mm diameternya.
Debu yaitu batuan yang lebih kecil dari 4 mm.

b. Bentuk Butir
Membulat sempurna, sangat bulat seperti bola.
Membulat hampir seperti bola.
Menyudut, yaitu memiliki sudut-sudut pada permukaannya

9
c. Kompaksi
Kompaksi adalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2 macam kompaksi
yang dikenal dalam batuan piroklastik, yaitu :
Kompak, permukaannya kuat, keras dan padat.
Mudah hancur, bila dipegang meninggalkan serbuk pada tangan.

selain tekstur umum pada batuan piroklastik, ada pula tekstur lain yang sering
terdapat pada tufa, yaitu :
Weldered
tufa, identik dengan tufa yang mempunyai suatu aliran yangsama
dengan aliran lava, diakibatkan oleh fusi keseluruh bagian tufa
pada proses pengendapan.
Sindered
tufa, terbentuk akibat percampuran bahan -bahan tufa panas yang
berasal dari aliran lava pada proses pengendapan
Pumiceous
(pumisan), menggambarkan adan ya pori -pori
v e s i k u l e r , bersifat hablur dengan permeabilitas buruk

2. Struktur
Aglomerat, mempunyai tekstur yang sama dengan konglomerat namun
berbeda dengan komposisinya,dimana aglomerat berasal dari material
vulkanik sedangkan konglomerat berasal dari material sedimen, mempunyai
ukuran butir 32mm (block)
Breksi volkanik, menyerupai breksi batuan sedimen namun
komposisinyaberasal dari material vulkanik, mempunyai ukuran butir
32 mm (bomb)
Tufa Lapili, ukuran butir antara 4 32 mm.
Tufa, ukuran butir yang halus merupakan sesuatu yang
identik dengantufa, menunjukan adanya fragmen kristal ataupun mineral.

10
3. Komposisi Mineral
a. Mineral-Mineral Sialis
Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunungapi yang kaya
kandungan silka atau bersifat asam.
Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca).
Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang terjadi jika kondisi
larutan magma dalam keadan tidak atau kurang jenuh silika.

b. Mineral Ferromagnesian
Merupakan kelompok mineral yang kaya akan kandungan Fe dan Mg
silikat yang kadang-kadang disusul oleh Ca silikat. Mineral tersebut hadir
berupa kelompok mineral
Olivine, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan
miskin kandungan silika.
Piroksen, mineral penting dalam batuan gunungapi.
Hornblende, biasanya hadir dalam andesit.
Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan vulkanik
berkomposisi intermediet hingga asam.

c. Mineral Tambahan
Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya merupakan
mineral bijih. Selain itu seringkali didapati mineral senyawa sulfida atau
sulfur murni.

d. Mineral Ubahan
Dalam batuan piroklastik, mineral ubahan seringkali muncul saat
batuan terlapukkan atau terkena alterasi hidrotermal. Mineral tersebut
seperti :
Klorit, epidot, serisit, limonit, montmorilonit dan lempung, kalsit.

11
4. Genesa
Genesa pada batuan piroklastik didasarkan pada jenis endapannya, yaitu
sebagai berikut :
a. Endapan Jatuhan Piroklastik
Dihasilkan dari letusan eksplosif material vulkanik keatmosfer dan jatuh
kembali kebawah dan terkumpul disekitar gunung api. Endapan jatuhan
piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang meledak kemudian
terlempar pada suatu permukaan memiliki ketebalan endapan yan relatif
berukuran sama.

b. Endapan Aliran Piroklastik


Dihasilkan dari pergerakan lateral dipermukaan tanah dari fragmen-
fragmen piroklastik yang tertransport dalam matrik fluida (gas atau
cairan), material vulkanik ini tertransportasi jauh dari gunung api.
Endapan piroklastik yang umumnya mengalir kebawah dari pusat letusan
gunung api yang memiiki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran.

c. Endapan Surge Piroklastik


Endapan piroklstik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang
kemudian mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran.
Karakteristiknya endapan ini menunjukkan stratifikasi bersilang, struktur
dunes, laminasi planar, struktur anti dunes dan pind and swell, endapan
sedikit menebal dibagian topografi rendah dan menipis pada topografi
tinggi.

12
BAB III
LEMBAR DESKRIPSI

3.1. Sayatan tipis peraga batuan nomor K3


Sayatan K3
No. Urut : 1
Perbesaran : 4x

Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular (faneroporfiritik)
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik

Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan baji
kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Hornblende : Relief tinggi, berwarna coklat, memiliki belahan,
bentuknya prismatik.
2) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless, bentuknya
tidak beraturan.

13
Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.1 Tabel Persentase Komposisi K3

Mineral MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata

Kristal/mineral 45% 30% 25% 35%


Gelasan 45% 60% 45% 50%
Lithic 5% 10% 30% 15%
jumlah 100% 100% 100% 100%

Gambar :

MP1 MP2 MP3


Gambar 3.1 Sayatan K3

Petrogenesa:
Sayatan dengan non peraga K3 memiliki tekstur hipokristlin dengan
komposisi yang terdiri dari hornblende, kuara, opaq dan masa dasar yang berupa
gelasan sebesar 50% . Hal tersebut mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk
secara cepat.

Nama Batuan : - Rudyte (Grabau, 1924)


- Crystal tuff (Pettijhon, 1975)
- Lithic tuff (W.T.G, 1956)
- Essential (Mac Donald, 1972)

14
3.2. Sayatan tipis peraga batuan nomor AA 17
Sayatan AA-17
No. Urut : 2
Perbesaran : 4x

Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik

Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan baji
kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Minera/ kristal :
1) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless, bentuknya
tidak beraturan.
2) Plagioklas : Kembaran Carlsbad/Albit, warna colorless, bentuknya
prismatic, mempunyai belahan

Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.2 Tabel Persentase Komposisi AA-17

Mineral MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata

Kristal/mineral 60% 60% 35% 51.7%


Gelasan 40% 40% 65% 48.3%

15
Litic 0% 0% 0% 0%
Jumlah 100% 100% 100% 100%

Gambar :

MP1 MP2 MP3


Gambar 3.2 Sayatan AA-17

Petrogenesa:
Sayatan dengan no peraga AA17 memiliki tekstur hipokristalin ( terdiri dari
kristal dan gelasan) berdasarkan komposisi sayatannya yang terdiri dari
plagioklas, kuarsa, opaq dan gelasan. Komposisi dominanya yaitu 48.3% gelasan
yang menandakan batuan terbentuk secara cepat.

Nama batuan :- Vitric Tuff (W.T.G, 1956)


- Crystal Vitric tuff (Pettijohn, 1975)
- Arenyte (Grabau, 1924)
- Essential (Mac Donald, 1972)

16
3.3. Sayatan tipis peraga batuan nomor BP 08
Sayatan BP 08
No. Urut : 3
Perbesaran : 4x

Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular (faneroporfiritik)
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik

Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan
baji kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless, bentuknya
tidak beraturan.
2) Plagioklas : Kembaran Carlsbad/Albit, warna colorless, bentuknya
prismatic, mempunyai belahan
3) Hornblende : Relief tinggi, berwarna coklat, memiliki belahan,
bentuknya prismatik.

Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.3 Tabel Persentase Komposisi BP 08

Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata

Kristal/mineral 5% 5% 5% 5%

17
Gelasan 95% 95% 95% 95%
Lithic 0% 0% 0% 0%
jumlah 100% 100% 100% 100%

Gambar :

MP1 MP2 MP3


Gambar 3.3 Sayatan BP 08

Petrogenesa:
Pada sayatan dengan no peraga BP08 ini memiliki tekstur vitrovirik umuran
mineral yang kecil-kecil menandakan pembentukan batuan ini terjadi
dipermukaan bumi. Masa dasar yang berupa gelasan mengindikasikan batuan
terbentuk sangat cepat dan merupakan hasil erupsi eksplosif gunung api.

Nama Batuan : - Arenyte (Grabau, 1924)


: - Vitric Tuff (Pettijhon, 1975)
: - Vitric Tuff (W.T.G, 1956)
- Essential (Mac Donald, 1972)

18
3.4. Sayatan tipis peraga batuan nomor BP 02
Sayatan BP 02
No. Urut : 4
Perbesaran : 4x

Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik

Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan baji
kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna
hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Kuarsa : colorless, pecahan tidak beraturan/uneven, gelapan
bergelombang

Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.5 Tabel Persentase Komposisi BP 02

Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata

Kristal/mineral 5% 5% 5% 5%
Gelasan 95% 95% 95% 95%
Lithic 0% 0% 0% 0%

19
jumlah 100% 100% 100% 100%

Gambar :

MP1 MP2 MP3


Gambar 3.4 Sayatan BP 02

Petrogenesa:
Sayatan dengan no peraga BP02 ini memiliki tekstur vitrovirik dengan
komposisi mineral kuarsa dan gelasan dengan komposisi dominannya ialah
gelasan yaitu sebanyak 95% hal ini mengindikasikan batuan terbentuk di
permukaan bumi dengan pembekuann magma yang cepat.

Nama Batuan : - Lutyte (Grabau, 1924)


: - Vitric Tuff (Pettijhon, 1975)
: - Vitric Tuff (W.T.G, 1956)
- Essential (Mac Donald, 1972)

20
3.5. Sayatan tipis peraga batuan nomor BS 05
Sayatan BS 05
No. Urut : 5
Perbesaran : 4x

Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik

Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan
baji kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless,
bentuknya tidak beraturan.
2) Plagioklas : Kembaran Carlsbad/Albit, warna colorless,
bentuknya prismatic, mempunyai belahan

Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.3 Tabel Persentase Komposisi BS 05

Mineral MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata

Kristal/mineral 30% 40% 40% 36.6%


Gelasan 40% 50% 40% 43.4%

21
Litic 30% 10% 20% 20%
jumlah 100% 100% 100% 100%

Gambar :

MP1 MP2 MP3


Gambar 3.5 Sayatan BS 05

Petrogenesa:
Sayatan dengan no peraga BS 05 memiliki tekstur hipokristalin yaitu terdiri dari
kristal dan gelasan serta tekstur yang inequigranular karena ukuran mineral yang
tidak seragam. Komposisi mineralnya lebih dominan gelasan yang menandakan
pembekuan batuannya terjadi secara cepat.

Nama Batuan : - Rudyte (Grabau, 1924)


: - Crystal Vitric Tuff (Pettijhon, 1975)
: - Vitric Tuff (W.T.G, 1954)
- Essential (Mac Donald, 1972)

22
3.6. Sayatan tipis peraga batuan nomor AZIZ 17
Sayatan AZIZ 17
No. Urut : 6
Perbesaran : 4x

Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik

Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan
baji kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless,
bentuknya tidak beraturan.
2) Plagioklas : Kembaran Carlsbad/Albit, warna colorless,
bentuknya prismatic, mempunyai belahan
Kelimpahan Mineral :

Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata

Kristal/mineral 20% 15% 15% 16.7%


Gelasan 75% 80% 80% 78.3%
Opaq 5% 5% 5% 5%
jumlah 100% 100% 100% 100%
Tabel 3.5 Tabel Persentase Komposisi BP 02

23
Gambar :

MP1 MP2 MP3


Gambar 3.6 Sayatan AZIZ 17

Petrogenesa:
Saytan dengan no peraga AZIZ 17 memiliki tekstur hipokristalin yang terdiri
dari kristal dan gelasan serta butirannya tidak seragam. Komposisi
dominannya berupa gelasan. Dari data yang didapat maka dapat diketahui
proses pembekuannya terjadi secara cepat.
Nama Batuan : - Lutyte (Grabau, 1924)
: - Vitric Tuff (Pettijhon, 1975)
: - Vitric Tuff (W.T.G, 1956)
- Essential (Mac Donald, 1972)

24
BAB IV

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil ledakan


gunungapi akibat adanya gaya energi endogen dari dalam bumi. Batuan piroklastik
ini belum mengalami proses pengangkutan oleh medium apapun, jadi batuan ini
membeku diatas udara pada saat terjadinya letusan pada gunungapi yang masih
aktif.Proses pembentukan batuan piroklastik yaitudariletusan gunungapi,
mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat besar
yaitu gaya endogen dari pusat bumi.
Didasarkan atas komposisi materialnya, endapan piroklastika terdiri dari tefra
(pumis dan abu gunung api, skoria, Peles tears dan Peles hair, bom dan blok gunung api,
accretionary lapilli, breksi vulkanik dan fragmen litik), endapan jatuhan piroklastika,
endapan aliran piroklastika, tuf terelaskan dan endapan seruakan piroklastika. Aliran
piroklastika merupakan debris terdispersi dengan komponen utama gas dan material padat
berkonsentrasi partikel tinggi. Mekanisme transportasi dan pengendapannya dikontrol oleh
gaya gravitasi bumi, suhu dan kecepatan fluidisasinya. Material piroklastika dapat berasal
dari guguran kubah lava, kolom letusan, dan guguran onggokan material dalam kubah
(Fisher, 1979). Material yang berasal dari tubuh kolom letusan terbentuk dari proses
fragmentasi magma dan batuan dinding saat letusan. Dalam endapan piroklastika, baik
jatuhan, aliran maupun seruakan; material yang menyusunnya dapat berasal dari batuan
dinding, magmanya sendiri, batuan kubah lava dan material yang ikut terbawa saat
tertransportasi.

3.2. SARAN
Kedepan diharapkan agar literature mengenai batuan piroklastik lebih diperbanya

25
DAFTAR PUSTAKA

https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/05/26/petrografi-bab-v-petrografi-
batuan-beku/
http://gemparbumi.blogspot.com/2012/10/petrografi-keluarga-granodiorit.html
https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/05/27/petrografi-bab-vi-petrografi-
batuan-vulkanik-sedimen-dan-metamorf/

Amirudin,Arif, 2014. Batuan Piroklastik,


http://geosjepara.blogspot.co.id/2014/02/batuan-piroklastik.html.
Diakses tanggal 15Desember 2015 pukul 20.00 WIB. (Referensi Internet)

Arfaq,Arriqo, 2014. Macam-macam Batuan Piroklastik,


http://arriqofauqi.blogspot.co.id/2014/10/macam-macam-batuan-piroklastik.html.
Diakses tanggal 15 Desember 2015 pukul 21.00 WIB. (Referensi Internet)

Wiratama, Kharis, 2013. Klasifikasi Penamaan Batuan Piroklastik,


http://khariswiratama.blogspot.co.id/2013/10/klasifikasi-penamaan-batuan-
piroklastik.html.
Diakses tanggal 16Desember 2015 pukul 21.00 WIB. (Referensi Internet)

26
27

Anda mungkin juga menyukai