UNIVERSITAS PAPUA
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yng Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Petrografi yang berjudul
Batuan Piroklastik, Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama menyiapkan modul ini.
Semoga laporan ini dapat dipahami dan dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohn maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata.
Kritik dan saran kami harapkan demi memperbaiki penulisan laporan kedepannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN.................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.....................................................................................................25
3.2. SARAN.................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1. Mengetahui cara mendeskripsi batuan piroklastik berdasarkan klasifikasi.
karakteristik dan sayatan tipis
4
BAB II
DASAR TEORI
5
2.2. KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK
a. Klasifikasi berdasarkan asal usul fragmen
6
3. Klasifikasi batuan piroklastik dari Wenworth dan Williams (1932) dalam
Pettijohn banyak dipakai, tetapi kisaran yang dipakai tidak sama antara
batuan sedimen dan piroklastik :
7
b.Klasifikasi berdasarkan komposisi fragmen
1. Menurut Williams, Turner dan Gilbert (1954), tuf dapat diklasifikasikan
menjadi :
Vitric crystal tuff : Tuf mengandung gelas antara 50% - 75% dan
kristal 25% - 50%.
Crystal vitric tuff : Tuf mengandung gelas antara 25% - 50% dan
kristal 50% - 75%.
8
2.3. KARAKTERISTK BATUAN PIROKLASTIK
1. Tekstur Batuan
a. Ukuran Butir
Block (untuk yang berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang membentuk
membulat) berukuran lebih besar dari 32 mm.
Lapili yaitu untuk butiran dari 4 mm 32 mm diameternya.
Debu yaitu batuan yang lebih kecil dari 4 mm.
b. Bentuk Butir
Membulat sempurna, sangat bulat seperti bola.
Membulat hampir seperti bola.
Menyudut, yaitu memiliki sudut-sudut pada permukaannya
9
c. Kompaksi
Kompaksi adalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2 macam kompaksi
yang dikenal dalam batuan piroklastik, yaitu :
Kompak, permukaannya kuat, keras dan padat.
Mudah hancur, bila dipegang meninggalkan serbuk pada tangan.
selain tekstur umum pada batuan piroklastik, ada pula tekstur lain yang sering
terdapat pada tufa, yaitu :
Weldered
tufa, identik dengan tufa yang mempunyai suatu aliran yangsama
dengan aliran lava, diakibatkan oleh fusi keseluruh bagian tufa
pada proses pengendapan.
Sindered
tufa, terbentuk akibat percampuran bahan -bahan tufa panas yang
berasal dari aliran lava pada proses pengendapan
Pumiceous
(pumisan), menggambarkan adan ya pori -pori
v e s i k u l e r , bersifat hablur dengan permeabilitas buruk
2. Struktur
Aglomerat, mempunyai tekstur yang sama dengan konglomerat namun
berbeda dengan komposisinya,dimana aglomerat berasal dari material
vulkanik sedangkan konglomerat berasal dari material sedimen, mempunyai
ukuran butir 32mm (block)
Breksi volkanik, menyerupai breksi batuan sedimen namun
komposisinyaberasal dari material vulkanik, mempunyai ukuran butir
32 mm (bomb)
Tufa Lapili, ukuran butir antara 4 32 mm.
Tufa, ukuran butir yang halus merupakan sesuatu yang
identik dengantufa, menunjukan adanya fragmen kristal ataupun mineral.
10
3. Komposisi Mineral
a. Mineral-Mineral Sialis
Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunungapi yang kaya
kandungan silka atau bersifat asam.
Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca).
Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang terjadi jika kondisi
larutan magma dalam keadan tidak atau kurang jenuh silika.
b. Mineral Ferromagnesian
Merupakan kelompok mineral yang kaya akan kandungan Fe dan Mg
silikat yang kadang-kadang disusul oleh Ca silikat. Mineral tersebut hadir
berupa kelompok mineral
Olivine, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan
miskin kandungan silika.
Piroksen, mineral penting dalam batuan gunungapi.
Hornblende, biasanya hadir dalam andesit.
Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan vulkanik
berkomposisi intermediet hingga asam.
c. Mineral Tambahan
Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya merupakan
mineral bijih. Selain itu seringkali didapati mineral senyawa sulfida atau
sulfur murni.
d. Mineral Ubahan
Dalam batuan piroklastik, mineral ubahan seringkali muncul saat
batuan terlapukkan atau terkena alterasi hidrotermal. Mineral tersebut
seperti :
Klorit, epidot, serisit, limonit, montmorilonit dan lempung, kalsit.
11
4. Genesa
Genesa pada batuan piroklastik didasarkan pada jenis endapannya, yaitu
sebagai berikut :
a. Endapan Jatuhan Piroklastik
Dihasilkan dari letusan eksplosif material vulkanik keatmosfer dan jatuh
kembali kebawah dan terkumpul disekitar gunung api. Endapan jatuhan
piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang meledak kemudian
terlempar pada suatu permukaan memiliki ketebalan endapan yan relatif
berukuran sama.
12
BAB III
LEMBAR DESKRIPSI
Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular (faneroporfiritik)
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik
Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan baji
kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Hornblende : Relief tinggi, berwarna coklat, memiliki belahan,
bentuknya prismatik.
2) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless, bentuknya
tidak beraturan.
13
Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.1 Tabel Persentase Komposisi K3
Mineral MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Gambar :
Petrogenesa:
Sayatan dengan non peraga K3 memiliki tekstur hipokristlin dengan
komposisi yang terdiri dari hornblende, kuara, opaq dan masa dasar yang berupa
gelasan sebesar 50% . Hal tersebut mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk
secara cepat.
14
3.2. Sayatan tipis peraga batuan nomor AA 17
Sayatan AA-17
No. Urut : 2
Perbesaran : 4x
Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik
Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan baji
kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Minera/ kristal :
1) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless, bentuknya
tidak beraturan.
2) Plagioklas : Kembaran Carlsbad/Albit, warna colorless, bentuknya
prismatic, mempunyai belahan
Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.2 Tabel Persentase Komposisi AA-17
Mineral MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
15
Litic 0% 0% 0% 0%
Jumlah 100% 100% 100% 100%
Gambar :
Petrogenesa:
Sayatan dengan no peraga AA17 memiliki tekstur hipokristalin ( terdiri dari
kristal dan gelasan) berdasarkan komposisi sayatannya yang terdiri dari
plagioklas, kuarsa, opaq dan gelasan. Komposisi dominanya yaitu 48.3% gelasan
yang menandakan batuan terbentuk secara cepat.
16
3.3. Sayatan tipis peraga batuan nomor BP 08
Sayatan BP 08
No. Urut : 3
Perbesaran : 4x
Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular (faneroporfiritik)
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik
Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan
baji kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless, bentuknya
tidak beraturan.
2) Plagioklas : Kembaran Carlsbad/Albit, warna colorless, bentuknya
prismatic, mempunyai belahan
3) Hornblende : Relief tinggi, berwarna coklat, memiliki belahan,
bentuknya prismatik.
Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.3 Tabel Persentase Komposisi BP 08
Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Kristal/mineral 5% 5% 5% 5%
17
Gelasan 95% 95% 95% 95%
Lithic 0% 0% 0% 0%
jumlah 100% 100% 100% 100%
Gambar :
Petrogenesa:
Pada sayatan dengan no peraga BP08 ini memiliki tekstur vitrovirik umuran
mineral yang kecil-kecil menandakan pembentukan batuan ini terjadi
dipermukaan bumi. Masa dasar yang berupa gelasan mengindikasikan batuan
terbentuk sangat cepat dan merupakan hasil erupsi eksplosif gunung api.
18
3.4. Sayatan tipis peraga batuan nomor BP 02
Sayatan BP 02
No. Urut : 4
Perbesaran : 4x
Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik
Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan baji
kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna
hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Kuarsa : colorless, pecahan tidak beraturan/uneven, gelapan
bergelombang
Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.5 Tabel Persentase Komposisi BP 02
Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
Kristal/mineral 5% 5% 5% 5%
Gelasan 95% 95% 95% 95%
Lithic 0% 0% 0% 0%
19
jumlah 100% 100% 100% 100%
Gambar :
Petrogenesa:
Sayatan dengan no peraga BP02 ini memiliki tekstur vitrovirik dengan
komposisi mineral kuarsa dan gelasan dengan komposisi dominannya ialah
gelasan yaitu sebanyak 95% hal ini mengindikasikan batuan terbentuk di
permukaan bumi dengan pembekuann magma yang cepat.
20
3.5. Sayatan tipis peraga batuan nomor BS 05
Sayatan BS 05
No. Urut : 5
Perbesaran : 4x
Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik
Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan
baji kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless,
bentuknya tidak beraturan.
2) Plagioklas : Kembaran Carlsbad/Albit, warna colorless,
bentuknya prismatic, mempunyai belahan
Kelimpahan Mineral :
Tabel 3.3 Tabel Persentase Komposisi BS 05
Mineral MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
21
Litic 30% 10% 20% 20%
jumlah 100% 100% 100% 100%
Gambar :
Petrogenesa:
Sayatan dengan no peraga BS 05 memiliki tekstur hipokristalin yaitu terdiri dari
kristal dan gelasan serta tekstur yang inequigranular karena ukuran mineral yang
tidak seragam. Komposisi mineralnya lebih dominan gelasan yang menandakan
pembekuan batuannya terjadi secara cepat.
22
3.6. Sayatan tipis peraga batuan nomor AZIZ 17
Sayatan AZIZ 17
No. Urut : 6
Perbesaran : 4x
Kenampakan mikroskopis :
1. Tekstur Umum :
- hipokristalin
- inequigranular
- subhedral
2. Tekstur khusus :
- Tekstur : Vitrofirik
Deskripsi komposisi :
a. Gelasan : Berwarna pink (pengamatan nikol bersilang dengan
baji kuarsa), tidak menyerap cahaya (opaque) dan berwarna hitam
b. Kristal/ mineral :
1) Kuarsa : Gelapan bergelombang, warna colorless,
bentuknya tidak beraturan.
2) Plagioklas : Kembaran Carlsbad/Albit, warna colorless,
bentuknya prismatic, mempunyai belahan
Kelimpahan Mineral :
Komposisi MP 1 MP 2 MP 3 Rata-rata
23
Gambar :
Petrogenesa:
Saytan dengan no peraga AZIZ 17 memiliki tekstur hipokristalin yang terdiri
dari kristal dan gelasan serta butirannya tidak seragam. Komposisi
dominannya berupa gelasan. Dari data yang didapat maka dapat diketahui
proses pembekuannya terjadi secara cepat.
Nama Batuan : - Lutyte (Grabau, 1924)
: - Vitric Tuff (Pettijhon, 1975)
: - Vitric Tuff (W.T.G, 1956)
- Essential (Mac Donald, 1972)
24
BAB IV
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
Kedepan diharapkan agar literature mengenai batuan piroklastik lebih diperbanya
25
DAFTAR PUSTAKA
https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/05/26/petrografi-bab-v-petrografi-
batuan-beku/
http://gemparbumi.blogspot.com/2012/10/petrografi-keluarga-granodiorit.html
https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/05/27/petrografi-bab-vi-petrografi-
batuan-vulkanik-sedimen-dan-metamorf/
26
27