Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Bismillahirahmanirrahim Segala puji saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kesempatan untuk kami bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Terimakasih banyak atas dukungan dari kawan-kawan sekalian terutama untuk asisten Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung yang telah memberikan pengetahuan dan tuntunan kepada kami dalam penyusunan laporan ini. Dalam laporan ini berisi dan dijelaskan tentang pengertian dari proyeksi terutama dibahas tentang proyeksi pada penggambaran sebuah bentuk kristal. Jenis-jenis proyeksi dan penggambaran sebuah bidang dua dimensi dari hasil proyeksi pada bentuk kristal saya sadari bahwa laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu kiranya dapat memaklumi. Akhir kata saya ucapkan terimaksih dan semoga laporan ini bermanfaat untuk khalayak. Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, 12 Oktober 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI .............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1.2 Maksud Dan Tujuan ................................................................... 1.2.1 Maksud ............................................................................. 1.2.2 Tujuan ............................................................................... BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 2.1 Pengertian Proyeksi ................................................................... 2.2 Proyeksi Kristalografi .................................................................. 2.3 Mengenali Sistem Kristal ........................................................... 2.4 Proyeksi Streografis Kristal ........................................................ BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 3.1 Tugas ........................................................................................ 3.1.1 Menggambar proyeksi kristal ........................................... 3.2 Pembahasan ............................................................................. 3.2.1 Sistem kristal isometrik ..................................................... 3.2.2 Sistem kristal heksagonal ................................................. 3.2.3 Sistem kristal triklin ........................................................... 3.2.4 Sistem kristal orthorombik ................................................. 3.2.5 Sistem kristal monoklin ..................................................... 3.2.6 Sistem kristal trigonal ........................................................ 3.2.7 Sistem kristal tetragonal .................................................... BAB IV ANALISIS ..................................................................................... BAB V KESIMPULAN ............................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

i ii 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 6 7 8 9 10 11 12 14

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kristalografi, mineralogi dan petrologi merupakan sebuah bidang ilmu yang mempelajari tata urutan terbentuknya sebuah batuan di muka bumi ini yang di mulai dari terbentuknya sebuah kristal yang terdiri dari unsur penyusun atom yang teratur dan berulang yang bersifat homogen dalam ruang tiga dimensi, membentuk sebuah bentuk mineral yang beragam bedasarkan unsur kimia bawaanya dan terbentuklah sebuah batuan dari kumpulan-kumpulan mineral tersebut. Suatu kristal memiliki bentuk yang sangat beragam, untuk mengetahui bentuk dari kristal tersebut, suatu kristal dapat digambarkan dengan cara diproyeksikan untuk mempermudah pengamatan. Dalam ilmu kristalografi, proses untuk mengetahui sebuah bentuk kristal digunakan metode proyeksi atau bisa disebut dengan proyeksi kristalografi.

1.2

Maksud Dan Tujuan


Maksud dari praktikum kali ini yaitu tentang proyeksi bidang pada kristal,

1.2.1 Maksud

di pelajari tentang gambaran sebuah kristal yang digambarkan dalam sebuah gambar dua dimensi dengan melihat sistem dan sumbu lipat pada kristal. 1.2.2 Tujuan Agar praktikan menguasai teknik penggambaran dari sebuah bidang tiga dimensi kristal terhadap gambar dua dimensi. Agar praktikan mampu mendeskripsikan sebuah bidang kristal dengan melihat sistem kristal, sumbu lipat kristal, mirror dan invers dari sebuah kristal Agar praktikan mampu membedakan berbagai macam kelas dari sistem kristal utama dengan bidang dua dimensi yang digambarkan dengan simbol-simbol dan garis tegas ataupun garis putus-putus pada bidang bola atau lingkaran.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Proyeksi
Proyeksi dapat diartikan sebgai metode atau cara dalam mendapatkan

bentuk dari perubahan dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang lebih sistematis.

2.2

Proyeksi Kristalografi
Dalam proyeksi kristalografi digunakan untuk satu tujuan yaitu untuk

melihat atau mengamati secara seksama suatu objek tiga dimensi dari suatu kristal dijadikan kedalam suatu bentuk dua dimensi. Pada prinsipnya dalam memproyeksikan suatu gambar pada kristalografi merupakan suatu

penggambaran ulang terhadap setiap bidang kristal pada satu sudut pandang dengan menentukan posisi dan menarik garis secara tegak lurus dari pusat kristal menuju muka kristal sehingga garis ini dapat memotong suatu bidang pada suatu proyeksi yang terdapat pada bola.

2.3

Mengenali Sistem Kristal Dengan Cara Proyeksi


Dalam mengenali sebuah sistem pada kristal dilakukan dengan cara

proyeksi terhadap permukaan kristal pada sebuah bidang. Dibayangkan kristal diletakan disebuah pusat bola. Digambarkan dengan sebuah garis dari pusat tegak lurus setiap permukaan kristal menuju permukaan bola, dari hal berikut dapat dihasilkan titik potong di permukaan bola. Titik-titik tersebut dihubungkan di permukaan bola dengan kutub bawah (selatan) bola. Titik potong garis hubung dengan bidang ekuatorial menghasilkan pola sistem kristal, atau bisa disebut dengan proyeksi streografis.

2.4

Proyeksi Stereografis Kristal


Untuk pengertian proyeksi streografis, yaitu proyeksi yang merupakan

metode pendeskripsian geometri yang mampu menunjukan hubungan antara besar sudut dan kedudukan dari garis atau bidang.

Dalam arti lain proyeksi streografis adalah sebuah proyeksi yang merupakan gambaran dua dimensi atau proyeksi yang dilakukan terhadap permukaan bola. Permukaan bola dianggap tempat orientasi dari geometri bidang dan garis. Proyeksi streografis ini hanya dapat menggambarkan kedudukan geometri atau orientasi bidang dan garis.

Gambar 2.1 Proyeksi streografis kristal

Proyeksi ini hanya memiliki kemapuan untuk memecahkan masalah yang hanya berkaitan dengan geometri saja. Pada proyeksi streografis terdapat 4 jenis proyeksi, yaitu : a. Proyeksi bola Proyeksi ini digambarkan dengan sebuah garis normal yang ditarik dari pusat bola kebidang hablur pada bidang hablur dan diteruskan ke bidang hablur. b. Proyeksi Gnomonic Proyeksi bola, bidang proyeksinya merupakan bidang singgung bola yang menyinggung bola dan memotong kutub utara bola. Kemudian garis

normalditeruskan menembus bidang singgung. Letak proyeksinya hampir tegak lurus terhadap bidang gnomonic yang letaknya akan sangat jauh bahkan tak terhingga. c. Proyeksi Orthografi Merupakan proyeksi yang digambarkan dari kutub utara atau selatan, seperti pada bidang gnomonic, dengan cara penarikan suatu titik proyeksi dengan menarik garis secara tegak lurus dari kutub bola terhadap bidang proyeksi orthografi

d.

Proyeksi Streografis Proyeksi ini digambarkan dengan bidang proyeksinya merupakan bidang

ekuator bola atau bidang horixontal yang melalui equator bola dan juga memproyeksikan sumbu-sumbu simetri dari kristalnya. Maksud dari penggambaran-penggambaran pada proyeksi diatas, yaitu untuk menunjukan bentuk-bentuk juga ukuran yang relatif dari muka kristal, dimana dalam penggambaran hal tersebut dinyatakan dalam titik-titik yang disebut kutub dan hubungan antara titik dengan menarik garis normal ke pusat kristal sehingga dapat memotong bidang proyeksi dan apabila bidang tersebut.

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Menggambarkan sebuah sistem proyeksi kristal dalam gambar dua dimensi dalam sebuah bidang lingkaran dengan garis dan simbol untuk menandakan sumbu-sumbu lipat pada kristal dan bidang kristalnya.

3.2 Pembahasan
3.2.1 Sistem kristal Isometrik
Tabel 3.1 Foto, sketsa 3D, proyeksi streografis hex-octa hedral No. Kristal KR. 31 Sistem Kristal Isometrik (3 4 6) Sumbu Lipat Kelas Hex- Octa Hedral SI
1 2 3 4 6

4/m 3 2/m Sketsa 3D :

Foto Kristal :

Proyeksi Kristal : Simbol sumbu lipat 2 Simbol sumbu lipat 3 Simbol sumbu lipat 4 Simbol mirror

3.2.2 Sistem Kristal Heksagonal


Tabel 3.2 Foto, sketsa 3D, proyeksi streografis diheksagonal dipiramidal No. Kristal KR. 102 Sistem Kristal Heksagonal (1 3 3 ) Sumbu Lipat Kelas Diheksagonal Dipiramidal SI
1 2 3 4 6

6/m 2/m 2/m Sketsa 3D :

Foto Kristal :

Proyeksi Kristal : Simbol sumbu lipat 2 Simbol sumbu lipat 6 Simbol mirror

3.2.3 Sistem kristal Triklin


Tabel 3.3 Foto, sketsa 3D, proyeksi streografis triklin pedial No. Kristal KR. 07 Foto Kristal : Sistem Kristal Triklin Kelas Triklin Pedial SI
1

Sumbu Lipat
2 3 4 6

Sketsa 3D :

Proyeksi Kristal : Simbol sumbu lipat 1 Tidak dengan lingkaran. mempunyai garis mirror ditandai pada

putus-putus

3.2.4 Sistem kristal Orthorombik


Tabel 3.4 Foto, sketsa 3D, proyeksi streografis orthorombik dipiramidal No. Kristal KR. 07 Sistem Kristal Orthorombik Kelas Orthorombik Dipiramidal SI
1

Sumbu Lipat
2 3 4 6

2/m 2/m 2/m Sketsa 3D :

Foto Kristal :

Proyeksi Kristal : Simbol sumbu lipat 2 Simbol Mirror

3.2.5 Sistem kristal Monoklin


Tabel 3.5 Foto, sketsa 3D, proyeksi streografis monoklin prismatik No. Kristal KR. 08 Foto Kristal : Sistem Kristal Monoklin Kelas Monoklin Prismatik SI
1

Sumbu Lipat
2 3 4 6

M 1

2/m Sketsa 3D :

Proyeksi Kristal : Simbol sumbu lipat 2 Karena mempunyai hanya 1 mirror disimbolkan dengan garis tegas pada lingkaran

10

3.2.6 Sistem kristal Trigonal


Tabel 3.6 Foto, sketsa 3D, proyeksi streografis trigonal trapezohedral No. Kristal KR. 64 Sistem Kristal Trigonal Kelas Trigonal Trapezohedral SI
1

Sumbu Lipat
2 3 4 6

32 Sketsa 3D :

Foto Kristal :

Proyeksi Kristal : Simbol sumbu lipat 2 Simbol sumbu lipat 3 Tidak dengan mempunyai garis mirror ditandai pada

putus-putus

lingkaran dan pada sumbu-sumbunya

11

3.2.7 Sistem kristal Tetragonal


Tabel 3.7 Foto, sketsa 3D, proyeksi streografis tetragonal dipiramidal No. Kristal KR. 64 Sistem Kristal Trigonal Kelas Trigonal Trapezohedral SI
1

Sumbu Lipat
2 3 4 6

M 5

32 Sketsa 3D :

Foto Kristal :

Proyeksi Kristal : Simbol sumbu lipat 2 Simbol sumbu lipat 4 Simbol Mirror

BAB IV ANALISA

Dalam praktikum kali ini yaitu tentang proyeksi pada kristal di pelajari tentang bagaimana cara penggambaran sebuah bentuk kristal dalam gambar dua dimensi. Dalam penggambaran proyeksi ini digunakan media sebuah gambar berbentuk bulat (lingkaran) untuk memudahkan dalam pendeskripsian tiap bidang-bidang kristal yang digambarkan. Karena bentuk kristal yang sangat banyak bentuk dan jenisnya, dilakukan sebuah penggambaran bentuk dua dimensinya untuk dapat bisa merekontruksi sebuah bentuk dari bidang, rusuk, sumbu lipat,pencerminannya (mirror) dan inversnya agar diketahui jenis sistem kristalnnya dan diketahui jenis kelas

kristalnya. Tujuh sistem utama kristal merupakan bahan dasar yang digunakan untuk dapat mengetahui kelas-kelas kristalnya. Satuan angka yang telah ada (SI) pada tujuh sistem utama menjadi landasan dan patokan untuk proses penggambaran, yang dalam penggambarannya angka-angka sistem tersebut sangat menentukan jenis dari sebuah kelas kristal dari sistem utamanya. Seperti yang dipelajari, penggambaran proyeksi dua dimensi ini menggunakan sebuah bidang berupa lingkaran. Deskripsi awal terhadap sebuah kristal menjadi patokan dalam mentukan sumbu lipat kristalnya maupun mirror kristal dan inversnya. Dalam proyeksi ini, sebuah garis yang vertikal, horizontal dan diagonal menjadi bahasa yang disampaikan. Menunjukan bahwa kristal tersebut memiliki banyaknya sumbu lipat, banyaknya mirror dan memiliki inversnya. Dalam proyeksi ini dipelajari dua buah garis yang bersifat tegas dan garis putus-putus, ini di gunakan untuk membedakan anatara sebuah kristal yang memiliki mirror dan tidak. Karena proyeksi ini digambarkan dalam bentuk dua dimensi maka digunakan sebuah simbol-simbol khusus untuk tiap sumbu lipat kristalnya,yang disatukan dalam sebuah bidang utama yaitu sebuah lingkaran dan dihubungkan dengan garis vertikal, horizontal dan diagonal. Yang nantinya akan dihasilkan sebuah gambar yang mewakili bentuk kristal yang nyatanya adalah dalam bentuk tiga dimensi.

12

13

Penyimbolan utnuk menentukan sebuah kristal, ada atau tidaknya memiliki mirror digambarkan dengan simbol berupa titik. Dan sebuah garis arsir pada simbol sumbu lipat kristal yang digunakan untuk memperlihatkan adanya invers atau tidak. Namun disini perlu diamati khususnya untuk mirror kristal. Disini bentuk kristal pada satu sistem yang sama mempunyai banyak jenis bentuknya. Penambahan gambar simbol lingkaran yang mengelilingi simbol mirror yang sebelumnya telah digambarkan diartikan bahwa sebuah bidang kristal itu memiliki bidang yang sama disisi atau disudut yang berlawanan dengan syarat bidang tersebut mempunyai bidang patahan yang jika dalam penentuan mirrornya tidak mempengaruhi bentuk bidang yang sama yang berada di sisi atas, bawahnya.

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini mengenai kristal dan kristalografi II yang membahas tentang proyeksi pada sebuah kristal atau dikenal dengan nama proyeksi kristalografi dengan jenis proyeksi streografis. Proyeksi ini merupakan salah satu cara menggambarkan sebuah bentuk tiga dimensi ke bentuk dua dimensi, yang digambarkan dengan melakukan proyeksi terhadap bidang sebuah lingkaran dengan menarik garis tegak lurus untuk setiap permukaan kristalnya terhadap permukaan bola. Penggambaran proyeksi ini dilakukan berdasarkan sistem-sistem pada kristalnya. Gambar proyeksi yang berupa gambar dua dimensi ini memudahkan dalam mengetahui sebuah jenis kristal berdasarkan sistemnya hanya dengan melihat dan menghitung satuan angka sistem pada kristal utama yang telah ada. Yang nantinya akan menghasilkan sebuah gambar dua dimensi yang dapat mewakili sebuah pendeskripsian kristal tanpa langsung membawa dan memperlihatkan bentuk kristalnya.

14

DAFTAR PUSTAKA

Sodikin, 2011, Diktat Kuliah Petro Sitem Kristal. http://blog.unsri.ac.id/sodikin/diktat-kuliah-petro/sistemkristal/mrdetail/25980/. Diakses Tanggal 03 Oktober 2013 (html, online) Shanshan, Shin, 2011, Stereographic Projection. http://shinshanshan.blogspot.com/2011/07/stereographic-projection.html. Diakses tanggal 03 Oktober 2013 (html, Online)

Anda mungkin juga menyukai