PENDAHULUAN
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang
tersusun secara teratur.
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau
dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu
kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu
pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk
didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi
2
kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa
mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan
berupa unsur tunggal atau senyawa.
3
BAB 3
Sifat Fisik mineral ditentukan oleh struktur kristal dan komposisi kimianya.
4
Faktor yang dapat mempengaruhi warna :
a. Komposisi kimia
b. Struktur kristal dan ikatan atom
c. Pengotoran dari mineral
5
Contoh : - Zircon
9.Menjari ( Radiated )
Contoh : - Markasit
6
B. Flattened Habits
1. Membilah ( Bladed )
Contoh : - Kyanite
- Kalaverit
2. Memapan ( Tabular )
Contoh : - Barite
- Hypersthene
3.Membata ( Blocky )
Contoh : - Microcline Membilah Memapan
- Calcite (Kyanite) (Barite)
4.Mendaun ( Foliated )
Contoh : - Mika
- Chlorite
5.Memencar ( Divergen )
Contoh : - Aragonite
6.Membulu ( Plumose )
Contoh : - Mika
Membata Mendaun
(Kalsit) (Muskovit)
Memencar Membulu
(Aragonite) (Biotit)
7
C. Rounded Habits
1. Mendada ( Mamillary )
Contoh : - Malachite
- Opal
2. Membulat jari ( Colloform radial )
Contoh : - Pyrolorhyte Mendada-Malachite Mengginjal-Hematite
3. Mengginjal ( Rentiform )
Contoh : - Hematite
4. Membulat ( Colloform )
Contoh : Glauconite
5. Membutir ( Granular ) Membulat-Glauconite Membutir-Olivin
Contoh : - Olivine
6. Stalaktit (Stalactic )
Contoh : - Goethite
7. Memisolit ( Pisolitic)
Contoh : - Gibbsite
- Pisolitic Stalaktit-Goethit Memisolit-Pisolitic
3.1.3. Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral, yang erat
hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi). Intensitas kilap
tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila makin besar indeks bias mineral,
makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik mineral kadang-kadang
ditentukan oleh kilapnya.
Macam-macam kilap :
a. Kilap Logam ( Metallic Luster )
Mineral-mineral opaq yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih, contoh :
Galena, Native metal, Sulphide , Pyrite.
Galena
8
b. Kilap Sub-metalik ( Sub Metallic Luster )
Terdapat pada mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6 sampai 3, contoh :
- Cuprite ( n = 2.85 )
- Cinnabar ( n = 2.90 )
- Hematite ( n = 3.00 )
- Alabandite ( n = 2.70 )
Hematite
c. Kilap Bukan Logam ( Non Metallic Luster )
Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat membiaskan,dengan indeks
bias kuramg dari 2,5. Gores dari mineral-mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna
muda.
Macam-macam kilap bukan logam :
Kilap kaca ( vitreous Luster )
Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.
Contoh :
- Quatrz - Carbonates - Sulphates
- Spinel - Silicates - Fluoriote
- Garnet - Leucite - Corondum
Corondum
Kilap Intan ( adamantite Luster )
KIlap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau permata.
Contoh : - Diamond - Sphalerite
- Cassiterite - Zircon
- Sulfur - Rutile
9
Sphalerite
KIlap lemak ( greasy luster )
Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena lemak, akibat proses
oksidasi.
Contoh : - Nepheline yang sudah teralterasi .
- Halite yang sudah terkena udara.
Halite
Serpentine
Kilap sutera ( silky luster )
Kilap seperti yangt terdapat pada mineral-mineral yang parallel atau berserabut ( parallel
fibrous structure )
Contoh : - Asbestos - Serpentine
- Selenite (variasi Gypsum) - Hematite
10
Asbestos
Kilap mutiara ( pearly luster )
Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk lembaran dan
menyerupai mutiara.
Contoh : - Talc
- Gypsum
- Mika
Mika
Kilap tanah ( earthy luster )
Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak dipantulkan
kembali.
Contoh : - Kaolin - Diatomea
- Montmorilonite - Pyrolusite
- Chalk - Variasi Ochres
Kaolin
3.1.4. Kekerasan ( Hardness )
Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan
(scratching). Penentuan kekerasan relative mineral ialah dengan jalan menggoreskan
11
permukaan mineral yang rata pada mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui
kekerasannya.
Skala kekerasan relative mineral dari Mohs :
1. Talc Mg3Si4O10(OH)2
2. Gypsum CaSO22H2O
3. Calcite CaCO3
4. Fluorite CaF2
5. Apatite Ca5(PO4)3F
6. Orthoclas K(AlSi3O8)
7. Quartz SiO2
8. Topaz Al2SiO4(FOH)2
9. Corondum Al2O3
10. Diamond C
Misal suatu mineral di gores dengan kalsit (H = 3) ternyata mineral itu tidak tergores, tetapi
dapat tergores oleh Fluorite (H = 4), maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 3
dan 4. Dapat pula penentuan kekerasan relativ mineral dengan mempergunakan alat-alat
sederhana yang sering terdapat di sekitar kita. Misalnya :
- Kuku jari manusia H = 2,5
- Kawat tembaga H=3
- Pecahan kaca H = 5,5
- Pisau baja H = 5,5
- Kikir baja H = 6,5
- Lempeng baja H=7
Bila mana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh kawat tembaga,
maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
12
13
Talc Gypsum Kalsit Fluorite Apatite
15
a. Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang
rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh : - Calcite
- Muscovite
- Galena
- Halite
b. Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga
terbelah tidak melalui bidang belahannya .
Contoh : - Feldspar
- Hyperstene
- Diopsite
- Augite
- Rhodonite
c. Jelas ( Distinct )
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar
membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh : - Staurolite
- Scapolite
- Hornblende
- Anglesite
- Feldspar
- Scheelite
16
- Magnetite
e. Tidak sempurna ( Imperfect )
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan
permukaan yang tidak rata.
Contoh : - Apatite
- Cassiterite
- Native sulphur
Apabila ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan menjadi:
1. Belahan satu arah, contoh : muskovit
2. Belahan dua arah, contoh : feldspar, hornblende
3. Belahan tiga arah, contoh : kalsit, halit
4. Tidak ada belahan, contoh : kuarsa
17
3.1.7. Pecahan ( Fracture )
Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan
elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.
Pecahan dapat dibagi :
Choncoidal : Pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang yang
memperlihatkan gelombang melengkung dipermukaan.
Contoh :
Quatrz
Obsidian
Cerrusite
Rutile
Anglesite
Zincite
obsidian
Hacly : Pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar tak beraturan
atau seperti tak bergerigi.
Contoh :
Copper
Pltinum
Silver
Gold
silver
18
Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung
pecahan mendekati bidang datar.
Contoh :
Muscovite
Talc
Biotite
muskovit
Uneven : Pecahan mineral yang menunjukan permukaan bidang pecahnya kasar dan tidak
teratur. kebanyakan mineral mempunyai pecahan uneven.
Contoh :
Calcite
Marcasite
Choromite
Orthoclas
Rutile
Rhodonite
Rutile
Splintery : Pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai
benang atau berserabut
Contoh :
Fluorite
Anhydrite
19
Antigoite
fluorite
Earthy : Pecahan mineral yang hancur seperti tanah.
Contoh :
Kaolin
Biotite
Muscovite
Talc
kaolin
3.1.8. Daya Tahan Terhadap Pukulan ( Tenacity )
Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan,
penghancuran, dan pemotongan.
Macam-macam tenacity :
Brittle : Apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus
Contoh : - Calcite
- Quartz
- Halite
- Hematite
Halite
20
Sectile : Apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung.
Contoh : - Gypsum
- Ceragyrite
- Chlorargyrite
Chlorargyrite
Malleable : Apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Contoh : - Gold
- Copper
Copper
Ductile : Dapat di tarik / diulur seperti kawat. Apabila mineral ditarik dapat bertambah
panjang dan aopabila dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula.
Contoh : -Silver - Cerrargyrite
- Copper - Olivine
Silver
Flexible : Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah.
Contoh : -Talc - Mika
- Gypsum
21
Gypsum
Elastic : Dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula bila dilepaskan.
Contoh : - Muscovite
- Hematite
Hematite
Disamping dari sifat-sifat yang sudah dibahas diatas, beberapa mineral mempunyai rasa dan
bau.
Rasa ( taste ) hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair :
1. Astringet : rasa yang umum dimiliki oleh sejenis logam
2. Sweetist Astinget : rasa seperti pada tawas
3. Saline : rasa yang dimiliki seperti garam
4. Alkaline : rasa yang dimiliki seperti rasa soda
5. Bitter : rasa seperti garam pahit
22
6. Cooling : rasa seperti rasa sendawa
7. Sour : rasa seperti asam belerang
Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile melalui
pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadang-kadang bau ( odour ) akan
menjadi ciri-ciri yang khas dari suatu mineral.
1. Alliaceous : Bau seperti bawang, proses pereaksi dati aersenopirit akan
menimbulkan bau yang khas
2. Horse Radish Odour : Bau dari lobak kuda yang menjadi busuk ( biji selenit yang
dipanasi )
3. Sulphurous : Bau yang ditimbulkan oleh proses pereaksian pirit atau
pemanasan mineral yang mengandung unsure sulfide.
4. Bituminous : Bau seperti bau aspal
5. Fetid : Bau yang ditimbulkan oleh asam sulfide atau bau busuk
seperti telur busuk
6. Argiilaceous : Bau seperti lempung basah, seperti serpentin yang mengalami
pemanasan, bau kalau pyrargillite
kadang raba ( feel ) merupakan karakter yang penting. Ada beberapa macam raba, misalnya :
smooth ( sepioloite ), greasy ( talc )
23
Opaque mineral : Mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian
yang amat tipis. Mineral-mineral ini permukaannya mempunyai kilauan metalik dan
meninggalkan berkas hitam atau gelap (logam-logam mulia,belerang,ferric oksida )
Transparant mineral : Mineral-mineral yang tembus pandang seperti kaca biasa ( batu-
batu kristal dan ieland spar )
Translusent mineral : mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang seperti
kaca frosted ( Calsedon, Gypsum, dan kadang-kadang Opal ).
Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non transparent) dalam bentuk pecahan-
pecahan (fragmen) tetapi tembus cahaya pada lapisan yang tipis (feldspar).
24
3.2 SIFAT KIMIA MINERAL
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, karena
beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/ kristal tidak
hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-
atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral.
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah
bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifat-sifat fisik dan
kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal,
dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat.
Kimia mineral merupakan suatu ilmu yang dimunculkan pada awal abad ke-19,
setelah dikemukakannya "hukum komposisi tetap" oleh Proust pada tahun 1799, teori
atom Dalton pada tahun 1805, dan pengembangan metode analisis kimia kuantitatif
yang akurat. Karena ilmu kimia mineral didasarkan pada pengetahuan tentang komposisi
mineral, kemungkinan dan keterbatasan analisis kimia mineral harus diketaui dengan baik.
a. Hukum komposisi tetap (The Law of Constant Composition) oleh Proust (1799):
Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap senyawa adalah tetap"
Setiap unsur tersusun oleh partikel yang sangat kecil dan berbentuk seperti bola yang
disebut atom.
Atom dari unsur yang sama bersifat sama sedangkan dari unsur yang berbeda
bersifat berbeda pula.
Atom dapat berikatan secara kimiawi menjadi molekul.
Analisis kimia mineral (dan batuan) diperoleh dari beberapa macam teknik analisis.
Sebelum tahun 1947 analisis kuantitatif mineral diperoleh dengan teknik analisis "basah",
yang mana mineral dilarutkan dalam larutan tertentu. Penentuan unsur-unsur dalam larutan
25
biasanya dipakai satu atau lebih teknik-teknik berikut: (1) ukur warna (colorimetry), (2)
analisis volumetri (titrimetri) dan (3) analisis gravimetri.
Cara ini biasanya dilakukan di laboratorium kimia. Setelah sampel digerus menjadi
bubuk, langkah pertama yang dilakukan adalah menguraikan sam-pel. Biasanya pada tahap
ini digunakan satu dari beberapa larutan asam, seperti asam klorida (HCl), asam sulfat
(H2SO4), atau asam fluorida (HF), atau campuran dari larutan asam tersebut. Jika sampel
sudah dalam bentuk laru-tan, langkah selanjutnya adalah colorimetry, volumetri atau
gravimetri untuk menentukan unsur-unsur yang diinginkan. Kisaran konsentrasi unsur-unsur
berdasarkan teknik analisis ini adalah :
Keuntungan menggunakan cara basah adalah reaksi dapat terjadi dengan cepat dan relatif
mudah untuk dikerjakan.
AAS (atomic absorption spectroscopy) ini dapat dimasukkan dalam analisis kimia
cara basah karena sampel asli yang akan dianalisis secara sempurna ter-larutkan dalam suatu
larutan sebelum dilakukan analisis. Cara ini didasarkan atas pengamatan panjang gelombang
yang dipancarkan suatu unsur atau ser-apan suatu panjang gelombang oleh suatu unsur.
Dalam perkembangan-nya yang terakhir alat ini dilengkapi oleh inductively coupled plasma
(ICP) dan metode ICP-mass spectrometric (ICP-MS). Sumber energi yang digunakan pada
teknik ini adalah lampu katoda den-gan energi berkisar antara cahaya tampak sampai
ultraviolet dari spectrum elektromagnetik. Sampel dalam bentuk larutan dipanas-kan, dengan
angga-pan atom-atom akan bebas dari ikatan kimianya. Pada sampel panas dile-watkan sinar
katoda, akan terjadi penyerapan energi yang akan terekam dalam spektrometer.
Analisis ini juga dikenal dengan spektrograf emisi sinar X, yang banyak digu-nakan
untuk laboratorium penelitian yang mempelajari kimia substansi anor-ganik. Di samping
untuk laboratorium penelitian analisis ini juga digunakan untuk keperluan industri, seperti:
industri tambang (untuk kontrol kualitas hasil yang akan dipasarkan), industri kaca dan
keramik, pabrik logam dan bahan baku logam, dan dalam perlindungan lingkungan dan
pengawasan pu-lusi. Pada analisis ini sampel digerus menjadi bubuk dan ditekan dalam ben-
26
tuk pelet bundar. Pelet ini nantinya akan ditembak dengan sinar X. Spektrum emisi sinar X
yang dihasilkan merupakan ciri-ciri tiap-tiap unsur yang terkan-dung dalam sampel. Analisis
ini dapat digunakan untuk penentuan sebagian besar unsur, dan juga sangat sensitif untuk
penentuan secara tepat beberapa unsur jejak (seperti Y, Zr, Sr, Rb dalam kisaran ppm).
Metode ini didasarkan atas prinsip yang sama dengan analisis Luoresen sinar X,
kecuali energi yang dipakai bukan tabung sinar X tetap digantikan oleh sinar elektron.
Disebut mikroanalisis karena dapat menganalisis baik kuali-tatif maupun kuantitatif material
dalam jumlah yang sangat sedikit. Sampel yang dianalisis biasanya berbentuk sayatan yang
sudah dikilapkan (polished section atau polished thin section) dari suatu mineral, batuan atau
material padat yang lain. Volume minimum yang dapat dianalisis dengan metode ini sekitar
10 sampai 20µm3, yang dalam satuan berat sekitar 10-11 gram (untuk material silikat).
Spektrograif emisi optik didasarkan pada kenyataan bahwa atom suatu unsur dapat
menghasilkan energi. Ketika energi ini terdispersi, dengan menggu-nakan prisma dapat
direkam sebagai suatu spektrum. Jumlah garis dan inten-sitas garis dalam spektrum yang
terekam ditentukan oleh konjgurasi atom. Analisis kuantitatif dengan teknik ini memerlukan
pengukuran terhadap ke-tajaman dari garis-garis spektral yang terekam dalam fotograf.
27
3.3 KLASIFIKASI MINERAL BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIANYA
28
7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral
ferromagnesium.
Tabel 3.1 Kelompok Mineral Silikat
a. . Mineral ferromagnesium:
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang olive. Berat jenis berkisar antara 3.27- 3.37,
tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
Augitit : warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 - 3.4
dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat
penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah
yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124° yang sangat membantu dalam
cara mengenalnya.
Biotite: adalah mineral mika bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas.
Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 - 3.2.
b. Mineral non-ferromagnesium.
Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat ,
hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 - 3.1.
Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga
mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. Feld dalam
bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %.
Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah plagioklas dan orthoklas.
Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, albit dan anorthit. Orthoklas adalah yang
29
mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.
Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu. BD.
2.57.
Kuarsa: Kadang disebut silika. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang
terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna
seperti asap atau smooky, disebut juga smooky quartz. Kadang-kadang juga dengan
warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut
amethyst, merah massif atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang
bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih.
30
4.2. Mineral Non Silikat
a. Mineral Oksida
Terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang
paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium.
• Ilmenite (FeTiO3)
• Titanomagnetite (TiO2)
• Limonite (Fe2O2)
• Magnetite (Fe3O4)
• Manganite (MnO(OH))
• Hematite (Fe2O3)
b. Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsur utamanya adalah logam
(metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung
api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-
tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut
berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya.
Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur
sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan
yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
• Chalcopyrite (CuFeS2)
• Pyrite (FeS2)
• Galena (PbS)
c. Mineral Sulfat
31
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion
sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik
(penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi
sulfat dan halida berinteraksi.
• Alabaster (CaSO4.nH2O)
• Gypsum (CaSO4.2H2O)
• Anhidrite (CaSO4)
d. Mineral Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya
persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral
kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.Carbonat
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk
pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan
stalagmite
• Dolomit (CaMg(CO3)2)
• Aragonite (CaCO3)
• Calcite (CaCO3)
• Siderite (FeCO3)
• Fluorite (CaF2)
• Halit (NaCl)
f. Mineral Fosfat
32
a. Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang
bersusunan nefelin, syenit dan takhit, mengandung mineral fosfat
apatit, terutama fluor apatit {Ca5 (PO4)3 F}dalam keadaan murni mengandung 42 % P2
O5 dan 3,8 % F2.
b. Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut
dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang.
c. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar
yang terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air tanah.
• Phospate (FeMg)Al2(PO4)2(OH)2
• Sulfur (S)
• Intan (C)
• Grafit (C)
33
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya
dan kegunaannya.
2. Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai
atom-atom yang tersusun secara teratur. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
3. Batasan-batasan definisi mineral :
1. Suatu bahan alam
2. Susunan atom yang teratur
3. Komposisi kimia pada batas tertentu
4. Pada umumnya anorganik
5. Bahan padat homogen
4. Untuk mengidentifikasi mineral secara megaskopis, kita dapat mengenalinya dengan
melalui sifat sifat fisiknya diantaranya
a) Warna
b) Perawakan kristal
c) Kilap
d) Kekerasan
e) Gores
f) Belahan
g) Pecahan
h) Daya tahan terhadap pukulan
i) Berat jenis
j) Rasa dan bau
k) Sifat kemagnetan
l) Derajat ketransparanan
34
5. Cara mengetahui sifat kimia mineral dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya
a) Teknik analisis mineral secara kimia
b) Analisis kimia basah
c) Analisis serapan atom (AAS)
d) Analisis Luoresen sinar X (XRF)
e) Electron probe microanalysis
f) Analisis spektrograif optis
35
DAFTAR PUSTAKA
http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/02/sifat-kimiawi-mineral.html
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/definisi-mineralogi-dan-mineral/
36