Anda di halaman 1dari 33

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerak bumi tersusun dari bahan padat dan keras di sebut mineral dan batuan,
pada umumnya, orang mempersembahkan mineral dan bahan galian atau batu mulia
yang dapat di tambang, sedangkan batuan merupakan segala sesuatu bahan badat
yang keras. Anggapan tersebut sangat jauh dari keadaan batuan dan tidak hanya. batu
mulia termasuk mineral.
Mineral adalah batuan padat yang terdapat di alam dan pada umumnya
tersusun oleh an organik dengan susunan kimia tertentu dan sifat fisika yang khas.
Dari pengertian tersebut mineral mempunyai komposisi kimia yang seragam bagi
setiap bagiannya. Jadi sedangkan secara umum batuan didefinisikan sekumpulan satu
atau beberapa mineral yang salng terikat. jadi sehinga komposisi kimia batuan tidak
merata atau tidak seragam. Jadi perbedaan antara keduanya pada mineral mempunyai
komposisi kimia yang seragam. Meskipun bercampur menjadi satu dalam batuan
tetapi sifa dasar tiap mineralnya masih tetap. Kebanyakan batuan tersusun dari
berbagai macam mineral. Tetapi hanya mineral tertentu saja di jumlai dalam jumlah
yang menonjol. Pada batuan yang di susun oleh suatu mineral. Bahan penususnnya
dapat bertindak di batuan.
Mineral itu sangat penting untuk di pelajari lebih dahulu karna sebelum
mengetahu lebih lanjut dengan mengetahui penerapannya, terhadap ilmu disiplin
pertambangan yang berhubungan. Sebetulnya mineral merupakan partikel partikel
yang kecil menyusun sebuah batuan. Sedangkan batuan monomineral menyusun
suatu kerak bumi sampai inti bumi dari inti bumilah yang pada awalnya
pembentukan sebuah mineral. Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa pertambangan
yang ada di Indonesia, Rajin mengenal mineral mineral untuk dapat kita menjawab
tantangan yang akan semakin berat didunia tambang. Pengetahuan tentang mineral
merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagan yang padat dari bumi yang
disebut litosfer yang berarti selaput batuan. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral
yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat dengan
ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari
satu jenis unsur saja yaitu Karbon.
POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S
093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari tujuan praktikum geologi ini kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi dan dapat diaplikasikan dalam
bidang pertambangan.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan Definisi Mineral
2. Praktikan dapat membedakan kelompok kelompok mineral
3. Praktikan dapat mendeskripsikan sifat fisik mineral

1.3 Alat Dan Bahan

1.3.1 Alat
a. Alat tulis;
b. Mistar 30 cm;
c. Alat penguji kekerasan
(Kuku manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, paku baja dan kikir baja);
d. porselen;
e. loop (60×);
f. Magnet;
g. Lap kasa dan lap halus;
h. Skala bar.
1.3.2 Bahan
a. Buku catatan;
b. Kertas HVS A4 (min.10);
c. Buku penuntun Geologi Dasar;
d. Buku refrensi;
e. Problem set;
f. HCL 1 M.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mineral

Kerak bumi tesusun dari bahan padat dan keras yang di sebut mineral dan
batuan. Pada umumnya orang mempersamakan mieral dengan bahan galian atau
batuan mulia yang dapat di tambang, sedangkan batuan merupakan segala sesuatu
yang kras anggapan tersebuat sangat jauh dari yang sebenarnya karna tidak semua
yang keras adalah batuan dan tidak hanya batu mulia yang termasuk mineral.
Mineral adalah bahan padat yang terbentuk di dalam dan pada umumnya
trsussun daari bahan an organik dengan susunan kimia tertentu dan sifat fisika yang
khas. Dari pengertian itu mineral mempunyai komposisi kimia yang seragam pada
setiap bagian pada setiap bagiannya.
Penyerapan jenis mineral di dalam batuan tidak merata sehingga komposisi
kimianya yang seragam pada setiap bagian. Jadi perbedaaan diantara keduannya
adalah mineral di dasar bumi juga mempunyai komposisi kimia yang tidak seragam
meskipun bercampur menjadi, satu dalam batuan tapi sifat dasar pada mineral satu
dalam batuan tapi sifat dasar mineral masih tetap. Kebanyakan batuan tersusun yang
umumnya di jumpai dalam jumlah yang menonjol. Pada batuan yang di susun oleh
satu jenis mineral bahan penyusunnya dapat bertindak sebagai batuan dan mineral.
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah
berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk
secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak
memasukkan senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa organik.
Bagaimanapun juga, The International Mineralogical Association tahun 1995 telah
mengajukan definisi baru tentang definisi material. Mineral adalah suatu unsur atau
senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari
hasil proses geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik
kedalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan
Strunz.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2.2 Sifat Fisik Mineral

Mineral merupakan benda padat yang terbentuk oleh proses an-organik. Tiap
mineral mempunyai susunan atom yang teratur dan susunan kimia yang tertentu yang
memberikan di sifat atom fisika yang khas. untuk menentukan strukturnya atom dan
kimia suatu mineral diperlukan percobaan dan dari peralatan yang cukup rumit. Oleh
sebab sifat fisika mineral sering digunakan untuk memerikan suatu mineral sifat
fisika mineral yang sering digunakan untuk memerikan mineral adalah: bentuk
Kristal, kilap, warna, cerat, kekerasan, belahan, pecahan, dan bobot jenis.

2.3 Bentuk Kristal

Tiap mineral mempunyai susunan atom yang khas. Susunan atom mineral
yang teratur digambarkan oleh kenampakan luar mineral yang disebut bentuk Kristal.
Beberapa mineral, seperti mineral kuarsa, dapat mengkristal dengan bentuk yang
teratur sehingga sangat memudahkan dalam memikirnnya. Sebaliknya kebanyakan
mineral mengkristal dengan bentuk yang tidak beraturan, karena masing
membutuhkan yang cukup untuk membentuknya. Akibatnya Kristal-kristal tesebut
akan saling tumbuh bersama, sehingga tidak membentuk Kristal yang sempurna.

2.4 Kilap Mineral

Mineral memantulkan cahaya yang jatuh pada bidan kristalnya. Kesan yang
timbul disebut kilap tiap mineral kesan pantulannya berbeda. Mineral dengan
kenampakan kilap seperti logam disebut memiliki sifat kilap melogam bak logam
dan kilapnya disebut kilap logam sedangkan mineral yang kilapnya tidak menyerupai
logam disebut kilap nonlogam. Kilap demikian itu sangatlah beragam.
Bermacam-macam kilap nonlogam antara lain, kilap kaca, mutiara, atau
memutiara, sutra atau menyutra, mendamar, dan kusam atau tanah. Beberapaa
mineral menunjukan kilap antara logam dan logam yang disebut kila logam
tanggung.

2.5 Warna

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Warna mineral merupakan fisika yang sangat mudah untuk dikenali. Warna
mineral pada umumnya mencerminkan susunan kimia mineral tersebut. Selain itu
lingkungan terbentuknya dan pengotoran pada mineral dapat berpengaruh pada
warna. Meskipun warna merupakan fisika yang paling udah dikenali tetapi warna
tidak dapat dijadikan dasar untuk menenukan jenis mineral. Mineral yang sama
mempunyai warna yang berbeda dan sebaiknya mineral yang berbeda data berwarna
sama.

2.6 Cerat

Warna mineral dalam keadaaan padat kadang berbeda dengan warna mineral
dalam keadaan serbuk. Warna mineral dalam keadaan serbuk disebut cerat. Cerat
mineral dapat diketahui dengan menggoreskan mineral pada keping porselen
meskipun warna mineral dapat bermacam-macam tetapi ceratnya selalu sama. Cerat
dapat membantu membedakan mineral logam dengan nonlogam. Mineral dengan
kilap logam biasanya empunyai cerat yang lebih gelap dari pada mineral dengan
kilap nirlogam. Mineral yang mempunyai warna yang sama atau hampir sama, dapat
mempunyai cerat yang berbeda. Contohnya, mineral pirit (FeS2) dan emas (Au),
keduanya mempunyai warna yang hamper sama. Walaupun warnanya sama tetapi
cerat kedua mineral itu berbeda.

2.7 Kekerasan

Salah satu sifat fisika mineral yang sangat berguna adalah kekerasan, yaitu
daya tahan mineral terhadap proses abrasi atau goresan. Mineral yang lunak akan
mudah tergores sedang mineral yang keras tidak. Kekerasan dua macam mineral
dapat dibandigkan dengan menggoreskan mineral yang satu terhadap mineral yang
lainnya. Mineral yang kekerasannya lebih rendah akan tergores oleh mineral yang
kerasannya lebih tinggi.
Nilai kekerasan suatu mineral dapat dibandingkan dengan peringkat
kekerasan yang disebut skala mohs, kekerasan mineral disusun mulai dari yang
terlunak dengan nilai kekerasan satu hingga yang terkeras dengan nilai dengan
kekerasan. Urutan nilai kekerasan mineral yang berperingkat dari satu dari 10 adalah
sebagai berikut;

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2.1 Tabel Skala Mosh


Kekerasan Mineral
1 Talk
2 Gypsum
3 Kalsit
4 Fluorite
5 Apatit
6 Feldspar
7 Kuarsa
8 Topaz
9 korondum
10 Intan

Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat ditentukan dengan benda


lain yang diketahui kekerasannya beberapa benda yang diketahui kekerasnnya, antara
lain kuku manusia yang kekrasannya 2,5, kaca, 5,5, dan logam tembaga 3.

2.8 Belahan

Belahan mineral adalah kecenderungan mineral untuk terbelah melalui


bidang datar. Bidangnya disebut bidang belah atau belahan. Mineral yang
mempunyai bidang belah, ditunjukkan oleh bidan rata, apabila mineral tersebut
pecah. Contoh mineral yang baik adalah mika. Karena mika mempunyai belahan satu
arah, maka mineral tersebut membentuk lembaran yang tipis-tipis.
Mineral dapat mempunyai belahan beberapa arah. Mineral yang mempunyai
bidang belahannya membentuk sudut. Mineral feldspar, amfibel dan piroksen
mempunyai bidang belah dua arah. Sedangkan mineral pirit dan galena mempunyai

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
belahan tiga arah. ada juga mineral yang tidak mempunyai bidang belah seperti
mineral kuarsa.

2.9 Pecahan

Pecahan merupakan kenampakan kenampakan pecahan dari mineral.


Kenampakan ini kebanyakan ditunjukkan oleh mineral yang tidak mempunyai
belahan, karena pada umumnya mineral yang mempunyai belah akan pecah melalui
bidang belahnya. Pecahan kuarsa tampak seperti pecahan kaca: Pecahannya disebut
melokal atau konkoidal pecahan yang umumnya tidak rata.

2.10 Bobot Jenis

Bobot jenis adalah angka perbandingang antara bobot mineral dengan bobot
air dengan volume yang sama. Jika mempunyai bobot 3 kali bobot air dan volume
sama maka mineral itu berbobot jenis 3. Mineral dengan bobot jenis lebih besar dari
2,89 disebut mineral berat dan yang kurang dari 2,89 adalah mineral ringan mineral
berat ini pada umumnya terdiri atas mineral logam, sehingga kumpulan dari mineral
berat dalam jumlah yang dapat bernilai ekonomi. Selain itu himpunan mineral berat
tertentu dapat digunakan untuk menentukan sumber atau asal bahan sedimen atau
batuan sedimen.

2.11 Klasifikasi mineral

Sampai saat ini, lebih dari 2000 mineral telah diketahui keberadaannya.
Meskipun demikian, usaha untuk mendapatkan mineral baru masih terus dilakukan.
Dua unsure paling menonjol adalah oksigen yang bergabung menjadi mineral silika.
Setelah mineral silika, kelompok mineral yang disusun oleh bukan silikat disebut
mineral nonsilika. Termasuk dalam kelompok ini adalah emas, platina dan intan. Jadi
berdasarkan komposisi kimianya mineral digolongkan menjadi dua golongan mineral
silika dan nonsilika.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2.2 Tabel Kelimpahan Unsur dalam kerak Bumi


Unsur % Volum % Berat
Oksigen (O) 93,6 46,6
Silisium (Si) 0,9 27,7
Aluminium (Al) 0,5 8,1
Besi (Fe) 0,4 5
Kalsium (Ca) 1 3,6
Natrium (Na) 3,1 2,8
Kalium (K) 1.8 2,6
Nagnesium (Mg) 0,3 2,1
Lainnya 1,5
Total 100 100
Selain itu ada juga kelompok mineral yang hanya disusun oleh satu unsur
saja yang disebut kelompok mineral unsur. Termasuk dalam kelompok ini adalah
emas, platina, dan intan yang sebenarnya adalah carbon murni. Jadi mineral lebih
sering dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya.

2.12 Genesis Mineral

Genesis suatu deposit mineral dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu:
a. Kejadian yang disebabkan oleh proses-proses internal terdiri dari 5 proses, yaitu:
Kristalisasi magmatik (magmatic crystellization), Segregasi magmatik (magmatic
segregation), Hidrotermal (hydrothermal), Sekresi lateral (lateral secretion), dan
Metamorfik (metamorphic).
b. Kejadian yang disebabkan oleh proses-proses di permukaan. terdiri juga atas 5
proses, yaitu: Akumulasi mekanik (mechanical accumulation), Presipitasi
sedimenteri (sedimentary precipitation), Proses-proses residual (residual processes),
Sekunder atau supergen (secondary or supergene), dan Semburan volkanik (volcanic
exhalative = sedimen-tary exhalative).

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

2.13 Mineral silikat

Mineral silikat membentuk kelompok terbesar dan terpenting dari mineral


pembentuk batuan, serta terdiri dari sekitar 90 persen kerak Bumi. Batuan ini
dikelompokkan berdasarkan struktur kelompok silikatnya. Semua mineral silikat
berisi silikon dan oksigen.
1. Nesosilikat atau ortosilikat
Nesosilikat (dari bahasa Yunani νησος nēsos, pulau), atau ortosilikat,
memiliki tetrahedra [SiO4]4− tertutup (pulau) yang hanya terhubung oleh kation
antar stisial.
A. Kelompok Fenakit
Fenakit - Be2SiO4
Wilemit - Zn2SiO4
Kelompok Olivin
Forsterit - Mg2SiO4
Fayalit - Fe2SiO4
B. Kelompok Garnet
Pirop - Mg3Al2(SiO4)3
Almandin - Fe3Al2(SiO4)3
Spesartin - Mn3Al2(SiO4)3
Grosular - Ca3Al2(SiO4)3
Andradit - Ca3Fe2(SiO4)3
Uvarovit - Ca3Cr2(SiO4)3
Hidrogrosular - Ca3Al2Si2O8(SiO4)3-m(OH)4m
C. Kelompok Zirkon
Zirkon - ZrSiO4
Torit - (Th,U)SiO4
Kristal Kianit (skala tak diketahui)
D. Al2SiO5 group
Andalusit - Al2SiO5
Kianit - Al2SiO5
Silimanit - Al2SiO5
Dumortierit - Al6.5-7BO3(SiO4)3(O,OH)3

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Topaz - Al2SiO4(F,OH)2
Staurolit - Fe2Al9(SiO4)4(O,OH)2
E. Kelompok
Humit - (Mg,Fe)7(SiO4)3(F,OH)2
Norbergit - Mg3(SiO4)(F,OH)2
Kondrodit - Mg5(SiO4)(F,OH)2
Humit - Mg7(SiO4)(F,OH)2
Klinohumit - Mg9(SiO4)(F,OH)2
Datolit - CaBSiO4(OH)
Titanit - CaTiSiO5
Kloritoid - (Fe,Mg,Mn)2Al4Si2O10(OH)4
2. Sorosilikat
Sorosilikat memiliki kelompok tetrahedra ganda terisolasi dengan (Si2O7)6−
atau rasio 2:7.
A. Hemimorfit (kalamin) - Zn4(Si2O7) (OH)2·H2O
B. Lawsonit - CaAl2(Si2O7) (OH)2·H2O
C. Ilvait - CaFe2+2Fe3+O(Si2O7)(OH)
D. Kelompok Epidot (memiliki (SiO4)4− dan (Si2O7)6−)
Epidot - Ca2(Al,Fe)3O(SiO4)(Si2O7)(OH)
Zoisit - Ca2Al3O(SiO4)(Si2O7)(OH)
Klinozoisit - Ca2Al3O(SiO4)(Si2O7)(OH)
Tanzanit - Ca2Al3O(SiO4)(Si2O7)(OH)
Alanit - Ca(Ce,La,Y,Ca)Al2(Fe2+,Fe3+)O(SiO4)(Si2O7)(OH)
Dolaseit-(Ce) - CaCeMg2AlSi3O11F(OH)
Vesuvianit (idokras) - Ca10(Mg,Fe)2Al4(SiO4)5(Si2O7)2(OH)4
3. Siklosilikat
Siklosilikat, atau silikat cincin, memiliki tetrahedra terikat dengan
(SixO3x)2x- atau rasio 1:3. Batuan ini ada sebagai cincin 3 anggota (Si3O9)6-, 4
anggota (Si4O12)8- dan 6 anggota (Si6O18)12-.
A. Cincin 3 anggota
Benitoit - BaTi(Si3O9)
B. Cincin 4 anggota
Aksinit - (Ca,Fe,Mn)3Al2(BO3)(Si4O12)(OH)

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
C. Cincin 6 anggota
Beril/Zamrud - Be3Al2(Si6O18)
Kordierit - (Mg,Fe)2Al3(Si5AlO18)
Tourmalin - (Na,Ca)(Al,Li,Mg)3-(Al,Fe,Mn)6(Si6O18)(BO3)3(OH)4

4. Inosilikat
Inosilikat (dari bahasa Yunani ις [genitive: ινος inos], serat), atau silikat
rangkaian, memiliki rangkaian silikat tetrahedra yang saling mengunci dengan SiO3,
rasio 1:3, untuk rangkaian tunggal atau Si4O11, rasio 4:11 untuk rangkaian ganda.
1.Inosilikat rangkaian tunggal.
A. Kelompok piroksen
1. Enstatit - rangkaian ortoferosilit
a.Enstatit - MgSiO3
b.Ferosilit - FeSiO3
2. Pigeonit - Ca0.25(Mg,Fe)1.75Si2O6
3. Diopsid - rangkaian hedenbergit
a.Diopsid - CaMgSi2O6
b.Hedenbergit - CaFeSi2O6
c.Augit - (Ca,Na)(Mg,Fe,Al)(Si,Al)2O6
4. Rangkaian piroksen natrium
a.Jadeit - NaAlSi2O6
b.Aegirin (Acmite) - NaFe3+Si2O6
5. Spodumen - LiAlSi2O6
B. Kelompok piroksenoid
1.Wollastonit - CaSiO3
2.Rodonit - MnSiO3
3.Pektolit - NaCa2(Si3O8)(OH)
2.Inosilikat rangkaian ganda
A. Kelompok Amfibol
1. Anthofilit - (Mg,Fe)7Si8O22(OH)2
2. Rangkaian kumingtonit
a.Kumingtonit - Fe2Mg5Si8O22(OH)2
b.Grunerit - Fe7Si8O22(OH)2

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
3. Rangkaian tremolit
a.Tremolit - Ca2Mg5Si8O22(OH)2
b.Aktinolit - Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2
c.Hornblend - (Ca,Na)2-3(Mg,Fe,Al)5Si6(Al,Si)2O22(OH)2

4. Kelompok amfibol natrium


a.Glaukofan - Na2Mg3Al2Si8O22(OH)2
b.Riebekit (asbestos) - Na2Fe2+3Fe3+2Si8O22(OH)2
c.Arfvedsonit - Na3(Fe,Mg)4FeSi8O22(OH)2
5. Filosilikat
Filosilikat (dari bahasa Yunani φύλλον phyllon, daun), atau silikat lembaran,
membentuk lembaran paralel silikat tetrahedra dengan Si2O5 atau rasio 2:5.
A. Kelompok serpentin
1.Antigorit - Mg3Si2O5(OH)4
2.Krisotil - Mg3Si2O5(OH)4
3.Lizardit - Mg3Si2O5(OH)4
B. Kelompok mineral tanah liat
1.Haloysit - Al2Si2O5(OH)4
2.Kaolinit - Al2Si2O5(OH)4
3.Ilit - (K,H3O)(Al,Mg,Fe)2(Si,Al)4O10[(OH)2,(H2O)]
4.Montmorilonit - (Na,Ca)0.33(Al,Mg)2Si4O10(OH)2·nH2O
5.Vermikulit - (MgFe,Al)3(Al,Si)4O10(OH)2·4H2O
6.Talek - Mg3Si4O10(OH)2
7.Paligorskit - (Mg,Al)2Si4O10(OH)·4(H2O)
8.Pirofilit - Al2Si4O10(OH)2
C. Kelompok mika
1.Biotit - K(Mg,Fe)3(AlSi3)O10(OH)2
2.Muskovit - KAl2(AlSi3)O10(OH)2
3.Flogopit - KMg3(AlSi3)O10(OH)2
4.Lepidolit - K(Li,Al)2-3(AlSi3)O10(OH)2
5.Margarit - CaAl2(Al2Si2)O10(OH)2
6.Glaukonit - (K,Na)(Al,Mg,Fe)2(Si,Al)4O10(OH)2
D. Kelompok klorit

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
1.Klorit - (Mg,Fe)3(Si,Al)4O10(OH)2•(Mg,Fe)3(OH)6

2.14 Permata (GEMS)

Permata adalah sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil proses geologi
yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia yang mempunyai
harga jual tinggi, dan diminati oleh para kolektor. Batu permata harus melewati tahap
pemolesan sebelum dijadikan perhiasan.
Di dunia ini tidak semua tempat menghasilkan batu permata. Sebuah batu
disebut permata apabila memenuhi beberapa syarat . Antara lain memiliki
ketahanan , keindahan , dan kelangkaan Permata yang paling diminati di dunia
adalah yang berkristal yang selain jenis batu mulia seperti Berlian, Zamrud, Ruby
dan Safir.Semua batu permata tersebut di atas berwarna bening dan tembus cahaya,
namun banyak pula kita jumpai batu permata kedap cahaya, antara lain batu giok
yang merupakan mineral silikat dan pirus merupakan mineral dengan persenyawaan
fosfat. Salah satu batu permata yang dapat berubah – ubah warna dengan sangat
menakjubkan adalah opal. Bentuk potongan batu permata tak berwarna biasanya
persegi dan bertingkat dengan dasar runcing, beberapa segi yang sejajar dan
melingkar atau membulat untuk batu permata berwarna. Khusus untuk intan dipotong
berbentuk bundar dengan segi 58 kemudian 32 sebagai mahkota dengan permukaan
datar, 24 pada bagian bawah dan satu segi di bagian ekor. Seni memotong batu
permata untuk perhiasan disebut Lapidan.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Prosedur Kerja

Pertama-tama Dalam melakukan praktikum terhadap mineral kita


menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum yang diantaranya
yaitu Alat penguji kekerasan (Kuku manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, paku
baja dan kikir baja) yang digunakan untuk menguji kekerasa mineral yang akan diuji,
selanjutnya porselen yang digunakan untuk menentukan cerat suatu mineral dengan
cara menggoreskan menirel pada porselen tersebut, yang perlu disediakan pula yaitu
loop (60×) alat ini digunakan untuk melihat warna segar dan warna lapuk pada
mineral yang akan diuji, dan Magnet digunakan untuk menetukan apakah mineral
yang nantinya akan diuji mengandung logam dan nonlogal suatu mineral.
Kedua kita memulai praktikum dengan pertama-tama menentukan warna
segar terhadap mineral disini kita melihat warna yang mendominasi pada mineral
tersebut atau warna yang paling nampak dengan penglihatan mata langsung.
Kemudian di tentukan warna lapuknya, kemudian di tentukan lagi ceratnya dengan
menggunakan porselen kemudian kami mengamati pecahannya dilakukan pada suatu
mineral. Dan dilanjutkan lagi penentuan kekerasannya dengan menggunakan alat
penguji yang sudah disediakan yaitu kuku manusia dengan tingkat kekerasan 2,,
kawat tembaga 3, kaca 5,5 , kikir baja 6,5 – 7. Kemudian di tentukan Tenacitynya
yaitu hasil yang terjadi bila mineral tersebut lalu diberikan tekanan keras dan
menentukan nama dari mineral tersebut. Dan yang terakhir kami memgambil foto
mineral tersebut. Dalam pengujian kami mendeskripsikan 10 mineral yang berbeda.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Pengamatan 1

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Putih


Warna lapuk : Coklat
Cerat : Putih
Kilap : Kaca
Belahan : Sempurna
Pecahan : Even
Kekerasan : 3 (Kawat Tembaga)
Berat jenis : 2, 65 gr/cm3
Tenacity : Britel
Komposisi kimia : S1O2
System Kristal : HEXAGONAL
Nama mineral : KUARSA
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.2 Hasil Pengamatan 2

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Putih


Warna lapuk : Coklat
Cerat : Putih
Kilap : Kaca
Belahan : Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 5,5 (Paku)
Berat jenis : 2,71 gr/cm3
Tenacity : Britel
Komposisi kimia : CaCO₃
System Kristal : HEXAGONAL
Nama mineral : KALSIT
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.3 Hasil Pengamatan 3

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Putih


Warna lapuk : Hijau
Cerat : Putih
Kilap : Kaca
Belahan : Sempurna
Pecahan : Hackly
Kekerasan : 5,5 ( Paku)
Berat jenis : 3,18 gr/cm3
Tenacity : Britel
Komposisi kimia : CaF2
System Kristal : ISOMETRI
Nama mineral : FLUORIT
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.4 Hasil Pengamatan 4

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Hijau


Warna lapuk : Coklat
Cerat : Putih
Kilap : Kaca
Belahan : Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 5,5 - 6 ( Paku )
Berat jenis : 3,47 gr/cm3
Tenacity : Britel
Komposisi kimia : SiO4
System Kristal : ISOMETRI
Nama mineral : GARNERIT
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.5 Hasil Pengamatan 5

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Abu-abu


Warna lapuk : Coklat
Cerat : Putih
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 3 ( Kawat Tembaga )
Berat jenis : 4,5 - 4,8 gr/cm3
Tenacity : Britel
Komposisi kimia : FeCr2On
System Kristal : ISOMETRI
Nama mineral : KROMIT
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.6 Hasil Pengamatan 6

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Abu-abu


Warna lapuk : Coklat
Cerat : Hitam
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 6,5 ( Kikir baja)
Berat jenis : 5,01 gr/cm3
Tenacity : Ductille
Komposisi kimia : CuFeS2
System Kristal : ISOMETRI
Nama mineral : KALKOPIRIT
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.7 Hasil Pengamatan 7

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Coklat Tua


Warna lapuk : Coklat
Cerat : Coklat
Kilap : Tanah
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 2,5 (Kuku Manusia)
Berat jenis : 2,57 gr/cm3
Tenacity : Ductille
Komposisi kimia : ALSi3O8
System Kristal : MONOKLIN
Nama mineral : FELDSPAR
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.8 Hasil Pengamatan 8

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Hitam


Warna lapuk : Coklat
Cerat : Hitam
Kilap : Tanah
Belahan : Sempurna
Pecahan : Even
Kekerasan : 5,5 - 6 ( Paku )
Berat jenis : 4,38 gr/cm3
Tenacity : Britel
Komposisi kimia : MnO2
System Kristal : MONOKLIN
Nama mineral : MANGAN
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.9 Hasil Pengamatan 9

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Abu-abu


Warna lapuk : Putih
Cerat : Hitam
Kilap : Logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 5,5 - 6 (Kaca)
Berat jenis : 7,2 gr/cm3
Tenacity : Ductille
Komposisi kimia : P65
System Kristal : ISOMETRI
Nama mineral : GALENA
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.1.10 Hasil Pengamatan 10

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : MUHTABSIR. S


HARI/TGL : JUM’AT, 04 OKTOBER 2019 STB : 09320180078

Warna Segar : Putih


Warna lapuk : Coklat
Cerat : Putih
Kilap : Kaca
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Even
Kekerasan : 2,5 (Kuku Manusia)
Berat jenis : 2,32 gr/cm3
Tenacity : Britel
Komposisi kimia : CaSO4-2H2O
System Kristal : MONOKLIN
Nama mineral : GYPSUM
Keterangan :
Referensi : Buku Batuan dan Mineral

ASISTEN PRAKTIKAN

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil Pengamatan 1


Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama – tama
menentukan warna segar terhadap mineral, kemudian di tentukan lagi warna
lapuknya kemudian ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen,
kemudian kami mengamati pecahannya dan dilanjutkan penentuan nama dari mineral
tersebut dengan menggunakan aturan tingkat kekerasan dari rendah hingga ke atas
lalu di berikan tekanan keras dan kita menentukan nama dari mineral tersebut. Nama
yang kami dapat dari mineral tersebut yaitu Limonit, Ganesa limonit biasanya
terbentuk dari hidrasi hematit dan magnetit, dari oksidasi dan hidrasi mineral sulfide
yang kaya besi dari pelapukan kimia mineral lainnya. Kegunaan Limonit adalah
sebagai pigment atau pewarna cat.

Gambar 4.1.1 Limonit


4.2.2 Hasil Pengamatan 2
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama – tama
menentukan warna segar terhadap mineral, kemudian di tentukan lagi warna
lapuknya kemudian ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen,
kemudian kami mengamati pecahannya dan dilanjutkan penentuan nama dari mineral
tersebut dengan menggunakan aturan tingkat kekerasan dari rendah hingga ke atas
lalu di berikan tekanan keras dan kita menentukan nama dari mineral tersebut. Dari
hasil ini kami mendapatkan nama mineral tersebut yaitu Galena. Galena atau Ganelit

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
yang di mana Ganesa keterdapatannya di himpunan batu gamping, batu pasir, atau
batuan sedimen lain. Galena banyak digunakan dalam industry pengolahan besi dan
baja. Metode penambangan umumnya menggunakan peledakan atau membuka
singkapan dengan menggunakan alat berat.

Gambar 4.1.2 Galena


4.2.3 Hasil Pengamatan 3
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama – tama
menentukan warna segar terhadap mineral, kemudian di tentukan lagi warna
lapuknya kemudian ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen,
kemudian kami mengamati pecahannya dan dilanjutkan penentuan nama dari mineral
tersebut dengan menggunakan aturan tingkat kekerasan dari rendah hingga ke atas
lalu di berikan tekanan keras dan kita menentukan nama dari mineral tersebut. Dalam
Pengamatan ini kami mendapatkan Kalsit. Secara umum Ganesa kalsit berkaitan erat
dengan pembentukan batu kapur dan batu marmer yang terbentuk di gua – gua kibat
akibat pengendapan kalsium karbonat kegunaan kalsit sangat banyak dapat dijadikan
semen dan beton.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.1.3 Kalsit


4.2.4 Hasil Pengamatan 4
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama – tama
menentukan warna segar terhadap mineral, kemudian di tentukan lagi warna
lapuknya kemudian ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen,
kemudian kami mengamati pecahannya dan dilanjutkan penentuan nama dari mineral
tersebut dengan menggunakan aturan tingkat kekerasan dari rendah hingga ke atas
lalu di berikan tekanan keras dan kita menentukan nama dari mineral tersebut. Hasil
yang kami dapat yaitu Mangan. Mangan terbentuk dari beberapa cara yaitu proses
hidrotermal yang dapat dijumpai dalam bentuk (vein), Metamorfik dan cabakan
sedimenter dari residual, kegunaan mangan yaitu untuk digunakan dalam pembuatan
keramik, baterai, kimia, dan gelas bahkan produksi uranium.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.1.4 Mangan


4.2.5 Hasil Pengamatan 5
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama – tama
menentukan warna segar terhadap mineral, kemudian di tentukan lagi warna
lapuknya kemudian ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen,
kemudian kami mengamati pecahannya dan dilanjutkan penentuan nama dari mineral
tersebut dengan menggunakan aturan tingkat kekerasan dari rendah hingga ke atas
lalu di berikan tekanan keras dan kita menentukan nama dari mineral tersebut.
Mineral yang kami dapatkan yaitu Kuarsa. Ganesa kuarsa secara umum terdistribusi
secara luas di permukaan bumi, Mineral ini dapat terbentuk pada semua suhu
pembentukan mineral, kegunaan kuarsa dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan
filter, control frekuensi, timer sirkuit elektronik yang menjadi komponen penting
dalam ponsel, jam tangan, televise, computer, dan lain – lain.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.1.5 Kalsit


4.2.6 Hasil Pengamatan 6
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama – tama
menentukan warna segar terhadap mineral, kemudian di tentukan lagi warna
lapuknya kemudian ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen,
kemudian kami mengamati pecahannya dan dilanjutkan penentuan nama dari mineral
tersebut dengan menggunakan aturan tingkat kekerasan dari rendah hingga ke atas
lalu di berikan tekanan keras dan kita menentukan nama dari mineral tersebut. Hasil
yang kami dapatkan dari pengamatan yaitu Gipsum. Ganesa pembentukan gypsum
terbentuk endapan sedimen mendatar dan dekat dari permukaan bumi dan memiliki
sebaran luas. Kegunaannya sebagai bahan baku atau bahkan penolong pada industry
semen.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.1.6 Gipsum


4.2.7 Hasil Pengamatan 7
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama – tama
menentukan warna segar terhadap mineral, kemudian di tentukan lagi warna
lapuknya kemudian ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen,
kemudian kami mengamati pecahannya dan dilanjutkan penentuan nama dari mineral
tersebut dengan menggunakan aturan tingkat kekerasan dari rendah hingga ke atas
lalu di berikan tekanan keras dan kita menentukan nama dari mineral tersebut.Pada
hasil ini kami mendapatkan Flourit. Ganesa flourit terbentuk melalui hidrotermal,
dan dijumpai dalam urat – urat baik sebagai mineral utama maupun geng Bersama –
sama mineral bijih metalik, khususnya timbal dan perak. Kegunaanya dalam
metalurgi, keramik dan industry kimia.

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.1.7 Flourit

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum yang mengenai mineral kami mampu
menjelaskan definisi mineral, dengan membedakan berbagai macam mineral dengan
melakukan bentuk pengujian
Kami juga mendeskripsikan sifat mineral mulai dari warna, cerat, belahan,
pecahan, kilap, kekerasan, berat jenis, dan sistem kristalnya.

5.2 Saran
Adapun saran kami yaitu mengenai laboratorium batuan untuk segera
mengganti papan tulis yang baru, dan mengfasilitasi para asisten proyektor/LCD
yang lebih bagus

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
DAFTAR PUSTAKA

Djauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Bogor.

Guide to, Schuster and simon. 1988. Rocks and Minerals. Reside. New York

Korps Asisten. 2015. Penuntun Praktikum Geologi Dasar. Universitas Muslim

Indonesia. Makassar

Noer Aziz Megatsari. 2001. Geologi Fisik. ITB

Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan Dan Mineral. Nova. Bandung

POPI FAJARWATI MUHTABSIR. S


093 2016 0004 093 2018 0078

Anda mungkin juga menyukai