LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
I. Latar belakang
Kerak bumi tersusun dari bahan padat dan keras di sebut mineral dan batuan,
pada umumnya, orang mempersembahkan mineral dan bahan galian atau batu mulia
yang dapat di tambang, sedangkan batuan merupakan segala sesuatu bahan badat
yang keras. Anggapan tersebut sangat jauh dari keadaan batuan dan tidak hanya .batu
mulia termasuk mineral.
Mineral adalah batuan padat yang terdapat di alam dan pada umumnya
tersusun oleh an organik dengan susunan kimia tertentu dan sifat fisika yang khas.
Dari pengertian tersebut mineral mempunyai komposisi kimia yang seragam bagi
setiap bagiannya. Jadi sedangkan secara umum batuan didefinisikan sekumpulan satu
atau beberapa mineral yang salng terikat. jadi sehinga komposisi kimia batuan tidak
merata atau tidak seragam. Jadi perbedaan antara keduanya pada mineral mempunyai
komposisi kimia yang seragam. Meskipun bercampur menjadi satu dalam batuan
tetapi sifa dasar tiap mineralnya masih tetap. Kebanyakan batuan tersusun dari
berbagai macam mineral. Tetapi hanya mineral tertentu saja di jumlai dalam jumlah
yang mnonjol. Pada batuan yang di susun oleh suatu mineral. Bahan penususnnya
dpat bertindak di batuan.
Mineral itu sangat penting untuk di pelajari lebih dahulu karna sebelum
mengetahu lebih lanjut dengan mengetahui penerapannya, terhadap ilmu di siplin
pertambangan yang berhubungan. Sebetulnya mineral merupakan partikel partikel
yang kecil menyusun sebuah batuan. Sedangkan batuan monomineral menyusun
suatu kerak bumi sampai inti bumidari inti bumilah yang pada awalnya pembentukan
sebuah minera. Karna asal sebenarnya dari berbagai macam mineral yaitu terbentuki
dari alam yang berasal dari magma yang membeku akibat pengaruh suhu atau yang
terdapat dalam bumi. Di kulit bumi bagian terluar atau kerak bumi di sususn oleh zat
padat yang sehari hri kita sebut batuan. Mineral mineral sering di artikan sebagai
bijih.
kekerasan mineral
1 Talk
2 gipsun
3 kalsit
4 flourite
5 apatit
6 felspar
7 kuarsa
8 topaz
9 korondung
10 intan
(Geologi fisik.2004)
Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat ditentukan dengan benda
lain yang diketahui kekerasannya beberapa benda yang diketahui kekerasnnya, antara
lain kukumanusia yang kekrasannya 2,5, kaca, 5,5, dan logam tembaga 3.
IV.2.6. Belahan
Belahan mineral adalah kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidan
datar. Bidangnya disebut bidng belah atau belahan. Mineral yang mempunyi bidan
belah, ditunjukkan oleh bidan rata, apabila mineral tersebut pecah. Contoh mineral
yang baik adalah mika. Karena mika mempunyai belahan satu arah, maka mineral
tersebut membentuk lembran yang tipis-tipis. (Geologi fisik.2004)
Mineral dapat mempunyai belahan b3berapa arah. Mineral ya ng mempunyai
bidan belahannya membentuk sudut. Mineral feldspar, amfibel dan piroksen
mempunyai bidan belah dua arah. Edangkan mineral pirit dan galena mempunya
belahan tiga arah . ada juga mineral yang tidak mempunyai bidang belah seperti
mineral kuarsa. (Geologi fisik.2004)
IV.2.7. Pecahan
Pecahan merupakan kenampakan kenampakan pecahan dari mineral.
Kenampakan ini kebanyakan ditunjukka oleh mineral yang tidak mempunyai
belahan, karena pada umumnya mineral yang mempunyai belah akan pecah melalui
bidang belahnya. Pecahan kuarsa tampak seperti pecahan kaca: Pecahannya disebut
melokal atau konkoidal pecahan yang umumnya tidak rata. (Geologi fisik.2004)
IV.2.8. Bobot jenis
Bobot jenis adalah angka perbandingang antara bobot mineral dengan bobot
air dengan volume yang sama. Jika mempunyai bobot 3 kali bobot air dan volume
sama maka mineral itu berbobot jenis 3. Mineral dengan bobot jenis lebih besar dari
2,89 disebut mineral berat dan yang kurang dari 2,89 adalah mineral ringan mineral
berat ini pada umumnya terdiri atas mineral logam, sehingga kumpulan dari mineral
V. Prosedur keraja
V.1. Mineral I
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama menentukan
warna segar terhadap mineral, kemudian ditentukan lagi warna lauknya, kemudian
VI.2. Mineral II
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kekuningan
Cerat : Putih
Kilap : Non-logam
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak rata
Kekerasan : Kawat tembaga (3)
VI.4. Mineral IV
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kecoklatan
Cerat : Putih
Kilap : Kilat kaca
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak rata
Kekerasan : Kikir baja (7)
Berat Jenis : (2,65)
Tenacity : Britle (hancur kasar)
Komposisi Kimia : SiO2
Sistem Kristal : Eksagonal
Nama mineral : Kuarsa (SiO2)
VI.5. Mineral V
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kecoklatan
Cerat : Putih
Kilap : Non-logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Tiduk sempurna
Kekerasan : Kuku Manusia (2,5)
Berat Jenis : 2,31-21,35
Tenacity : Sectile ( hancur Sekali)
Komposisi Kimia : CaSO4.2H2O
Sistem Kristal : Monoklin
Nama mineral : Gypsun (CaSO4.2H2O)
VI.6. Mineral VI
Warna Segar : Putih Hijau
Warna Lapuk : Hitam coklat
Cerat : Putih
Kilap : Non-logam
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak rata
Kekerasan : Kawat Tembaga (4)
Berat Jenis : 3,18
Tenacity : Britle (Hancur kasar)
Komposisi Kimia : CaF2
Sistem Kristal : Isometrik
Nama mineral : Flaurit (CaF2)
VII. Pembahasan
VII.1. Mineral I
Mineral yang pertama mempunyai ciri-ciri yaitu warna segar abu-abu dan
warna lapuknya ialah putih kekuningan, adapun warna ceratnya bila di goreskan
pada porselin akan menghasilkan warna hitam. Kemudian mempunyai kilap logam
dengan belahannya tidak sempurna dan pecahannya tidak rata. Pada mineral ini
mempunyai kekerasan 2,5 skala mohs dengan mempunyai berat jenis 7,2-7,5.
Adapun tenacity mineral ini yaitu Britle (Hancur kasar) dengan memiliki system
Kristal isometrik. Nama mineral ini adalah Galena.
Mineral ini terdapat dalam urat-urat Hidro ternal dengan spalerit, kalkopirit,
pirit, supfira, kuarsa, kalsit, dolomite, barit dan fluorite. Mineral ini terdapat dalam
batuan sedimen, urat-urat hidro termal dan juga pegmatik.
VII.6. Mineral 6
Mineral yang pertama mempunyai ciri-ciri yaitu warna segar putih hijau dan warna
lapuknya ialah hitam coklat, adapun warna ceratnya bila di goreskan pada porselin
akan menghasilkan warna putih. Kemudian mempunyai kilap non-logam (kaca)
dengan belahannya tidak sempurna dan pecahannya tidak rata.
Pada mineral ini mempunyai kekerasan 4 skala mohs dengan mempunyai
berat jenis 3,18. Adapun tenacity mineral ini yaitu Britle (Hancur kasar) dengan
memiliki system Kristal isometrik. Nama mineral ini adalah flourit (CaF2).
Adapun cara penambangannya yaitu dengan menggunakan, metode
penambangan terbuka.
VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum yang mengenai pengenalan mineral kami
mampu menjelaskan defenisi mineral, dengan mampumenbedakan berbagai macam
mineral dari berbagai bentuk dan sifat fisik. Mineral dengan melakukan bentuk
pengujian.
Dan kami juga mandeskrisikan sifat mineral mulai dari warna, cerat, belahan,
pecahan, kilap, kekerasan, berat jenis, dan system kristalnya.
IX. Saran
Adapun saran kami mengenai laboratorium batuan, yaitu dengan maksud
memerbanyak lagi sampel mineralnya, karena sudah banyak mineral-mineral yang
ada di laboratorium sudah kecil bentuknya.
Dan untuk asisten kami sarankan agar selalu semangat memberikan ilmu
yang bermanfaat untuk kami.
X. Daftar Pustaka
Korps Asisten.2015.Penuntun Praktikum Geologi Dasar.Makassar: Universitas
Muslim Islam
Noor Djumri.2010.Geomorfologi.Bogor: Universitas Pakuan
Noor Djumri.2010.Pengantar Geologi.Bogor: Universitas Pakuan
Rocmanto Budi.2004.Geologi Fisik.Makassar: Unhas
Setia Dodi Graha.1987.Batuan dan Mineral.Bandung: Nova
ASISTEN PRAKTIKAN