Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
I. Latar belakang
Kerak bumi tersusun dari bahan padat dan keras di sebut mineral dan batuan,
pada umumnya, orang mempersembahkan mineral dan bahan galian atau batu mulia
yang dapat di tambang, sedangkan batuan merupakan segala sesuatu bahan badat
yang keras. Anggapan tersebut sangat jauh dari keadaan batuan dan tidak hanya .batu
mulia termasuk mineral.
Mineral adalah batuan padat yang terdapat di alam dan pada umumnya
tersusun oleh an organik dengan susunan kimia tertentu dan sifat fisika yang khas.
Dari pengertian tersebut mineral mempunyai komposisi kimia yang seragam bagi
setiap bagiannya. Jadi sedangkan secara umum batuan didefinisikan sekumpulan satu
atau beberapa mineral yang salng terikat. jadi sehinga komposisi kimia batuan tidak
merata atau tidak seragam. Jadi perbedaan antara keduanya pada mineral mempunyai
komposisi kimia yang seragam. Meskipun bercampur menjadi satu dalam batuan
tetapi sifa dasar tiap mineralnya masih tetap. Kebanyakan batuan tersusun dari
berbagai macam mineral. Tetapi hanya mineral tertentu saja di jumlai dalam jumlah
yang mnonjol. Pada batuan yang di susun oleh suatu mineral. Bahan penususnnya
dpat bertindak di batuan.
Mineral itu sangat penting untuk di pelajari lebih dahulu karna sebelum
mengetahu lebih lanjut dengan mengetahui penerapannya, terhadap ilmu di siplin
pertambangan yang berhubungan. Sebetulnya mineral merupakan partikel partikel
yang kecil menyusun sebuah batuan. Sedangkan batuan monomineral menyusun
suatu kerak bumi sampai inti bumidari inti bumilah yang pada awalnya pembentukan
sebuah minera. Karna asal sebenarnya dari berbagai macam mineral yaitu terbentuki
dari alam yang berasal dari magma yang membeku akibat pengaruh suhu atau yang
terdapat dalam bumi. Di kulit bumi bagian terluar atau kerak bumi di sususn oleh zat
padat yang sehari hri kita sebut batuan. Mineral mineral sering di artikan sebagai
bijih.

II. Maksud dan tujuan


II.1. Maksud
Adapun maksud kami melakukan percobaan mineral suatu pengenalan
mineral yaitu untuk mengetahui berbagai macam. Mineral yang ada di alam dan kami
juga ingin mengetahui cara membedakan mineral satu dengan mineral yang lain.
II.2. Tujuan

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Adapun tujuan yang ingin kami lakukan dalam percobaan, mengenai
pengenalan mineral, untuk mengetahui hal hal sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan definisi mineral
2. Mampu membedakan kelompok mineral
3. Mampu mendefinisikan sifat fisik mineral

III. Alat dan bahan


III.1. Alat
1. Alat
2. Karet Penghapus
3. Porselen
4. Alat penguji kekerasan (Kuku manusia, kawat baja, pecahan kaca, dan kikir baja)
5. Lab kasar dan Lab halus
6. Mistar
7. Kamera
8. Mineral percobaan
III.2. bahan
1. Kertas
2. HCL 0,1 m

IV. Tinjauan pustaka


IV.1. pengertian mineral
Kerak bumi tesusun dari bahan padat dan keras yang di sebut mineral dan
batuan. Pada umumnya orang mempersamakan mieral dengan bahan galian atau
batuan mulia yang dapat di tambang, sedangkan batuan merupakan segala sesuatu
yang kras anggapan tersebuat sangat jauh dari yang sebenarnya karna tidak semua
yang keras adalah batuan dan tidak hanya batu mulia yang termasuk mineral.
(Geologi fisik.2004)
Mineral adalah bahan padat yang terbentuk di dalam dan pada umumnya
trsussun daari bahan an organik dengan susuna n kimia terentu dan sifat fisika yang
khas. Dari pengertian itu mineral mempunyai komposisi kimia yang seragam pada
setiap bagian pada setiap bagiannya. (Geologi fisik.2004)
Penyerapan jenis mineral d dalam batuan tidak merata sehingga koposisi
kimianya yang seragam pada setiap bagian. Jdi perbedaaan di antara keduannya
adalah mineral di dasar bumi juga mempunyai komposisi kimia yang tidak seragam
meskipun bercampur menjadi, satu dalam batuan tapi sifat dasar pada mineral satu
dalam batuan tapi sifat dasar mineral masih tetap. Kebanyakan batuan tersusun yang
umumnya di jumpai dalam jumlah yang mnonjol. Pada batuan yang di susun oleh
satu jenis mineral bahan penyususn nya dapat bertindak sebagai batuan dan mineral.
(Geologi fisik.2004)

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
IV.2. sifat fisik mineral
Mineral merupakan benda padat yang terbentuk oleh proses an-organik. Tiap
mineral mempunyai susunan atom yang teratur dan susunan kimia yang tertentu yang
memberikan di sifat atom fisika yang khas . untuk menentukan strukturnya atom dan
kimia suatu mineral diperlukan percobaan dan dari peralatan yang cukup rumit. Oleh
sebab sifat fisika mineral sering digunakan untuk memerikan suatu mineral sifat
fisika mineral yang sering digunakan untuk memerikan mineral adalah : bentuk
Kristal, kilap, warna, cerat, kekerasan, belahan, pecahan, dan bobot jenis. (Geologi
fisik.2004)
IV.2.1. Bentuk Kristal
Tiap mineral mempunyai susunan atom yang khas. Susunan atom mineral
yang teratur digambarkan oleh kenampakan luar mineral yang disebut bentuk Kristal.
Beberapa mineral, seperti mineral kuarsa, dapat mengkristl dengan bentuk yang
teratur sehinnga sangat memudahkan dalam memiriknnya. Sebaliknya kebanyakan
mineral mengkristal dengan bentuk yang tidak beraturan, karena masing
membutuhkan Yng cukup untuk membentuknya. Akibatnya Kristal-kristal tesebut
akan saling tumbuhbersam, sehingga tidak membentuk Kristal yang sempurna.
(Geologi fisik.2004)
IV.2.2. kilap mineral
Mineral memantulkan cahaya yang jatuh pada bidan kristalnya. Kesan yang
timbul disebut kilap tiap mineral kesan pantulannya berbeda. Mineral dengan
kennangkapan kilap seperti logam disebut memiliki sifat kilap melogm bak logam
dan kilanya disebut kilap logamsedangkan mineral yang kilapnya tidak menyerupai
logam disebut kilap nirlogam. Kilap demikian itu sangatlah beragam. (Geologi
fisik.2004)
Bermacam-macam kilap nirlogam antara lain, kilap lirkaca, lirmutiara, atau
memutiara, lirsutra atau menyutra, mendamar, dan kusam atau lir tanah. Beberapaa
mineral menunjukan kilap antara logam dan logam yang disebut kilapm logam
tanggung. (Geologi fisik.2004)
IV.2.3. warna
Warna mineral merupakan fisika yang sangat mudah untuk dikenali. Warna
mineral pada umumnya mencerminkan susunan kimia mineral tersebut. Selain itu
lingkungan terbentuknya dan pengotoran pada mineral dapat berpengaruh pada

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
warna. Meskipun warna merupakan fisika yang paling udah dikenali tetapi warna
tidak dapat dijadikan dasar untuk menenukan jenis mineral. Mineral yang sama
mempunyai wrna yang berbeda dan sebaiknya mineral yang berbeda data berwarna
sama. (Geologi fisik.2004)
IV.2.4. cerat
Warna mineral dalam keadaaan padat kadang berbeda denganwarna mineral
dalam keadaan sebuk. Warna mineral dalm keadaan serbuk disebut cerat. Cerat
mineral dapat diketahui dengan menggoreskan mineral pada keeping porsele
meskipun warna mineral dapat bermacam-macam tetapi ceratnya selalu sama. Cerat
dapat membantu memvedakan mineral logam dengan nirloam. Mineral dengan kilap
logam biasanya empunyai cerat yang lebih gelap daripada mineral dengan kilap
nirlogam. Mineral yang mempunyai warna yang sama atau hamper sama, dapat
mempunyai cerat yang berbeda. Contohnya, mineral pirit (FeS2) dan emas (Au),
keduanya mempunyai warna yang hampirsama. Walaupun warnanya sama tetapi
cerat kedua mineral itu berbeda. (Geologi fisik.2004)
IV.2.5 Kekerasan
Salah satu sifat fisika mineral yang sangat berguna adalah kekerasan, yaitu
daya tahan mineral terhadap proses abrasi atau goresan. Mineral yang lunak akan
mudah tergores sedang mineral yang keras tidak. Kekrasan dua macam mineral dapat
dibandigkan dengan menggoreskan mineral yang satu terhadp mineral yang lainnya.
Mineral yang kekerasannya lbih rendah akan tergores oleh mineral yang kerasannya
lebih tinggi. (Geologi fisik.2004)
Nilai kekerasan suatu mineral dapat dibandingkan dengan peringkat kekersan
yang disebut skalamohs, kekerasan mineral disusun mulai dari yang terlunak
de3ngan nilai kekerasan satu hingga yang ter\keras dengan nilai dengan kekerasan.
Urutan nilai kekrasan mineral yang berperingkat dari satu dari 10 adalah sebagai
berikut;

kekerasan mineral
1 Talk
2 gipsun
3 kalsit
4 flourite
5 apatit

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

6 felspar
7 kuarsa
8 topaz
9 korondung
10 intan

(Geologi fisik.2004)
Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat ditentukan dengan benda
lain yang diketahui kekerasannya beberapa benda yang diketahui kekerasnnya, antara
lain kukumanusia yang kekrasannya 2,5, kaca, 5,5, dan logam tembaga 3.
IV.2.6. Belahan
Belahan mineral adalah kecenderungan mineral untuk terbelah melalui bidan
datar. Bidangnya disebut bidng belah atau belahan. Mineral yang mempunyi bidan
belah, ditunjukkan oleh bidan rata, apabila mineral tersebut pecah. Contoh mineral
yang baik adalah mika. Karena mika mempunyai belahan satu arah, maka mineral
tersebut membentuk lembran yang tipis-tipis. (Geologi fisik.2004)
Mineral dapat mempunyai belahan b3berapa arah. Mineral ya ng mempunyai
bidan belahannya membentuk sudut. Mineral feldspar, amfibel dan piroksen
mempunyai bidan belah dua arah. Edangkan mineral pirit dan galena mempunya
belahan tiga arah . ada juga mineral yang tidak mempunyai bidang belah seperti
mineral kuarsa. (Geologi fisik.2004)
IV.2.7. Pecahan
Pecahan merupakan kenampakan kenampakan pecahan dari mineral.
Kenampakan ini kebanyakan ditunjukka oleh mineral yang tidak mempunyai
belahan, karena pada umumnya mineral yang mempunyai belah akan pecah melalui
bidang belahnya. Pecahan kuarsa tampak seperti pecahan kaca: Pecahannya disebut
melokal atau konkoidal pecahan yang umumnya tidak rata. (Geologi fisik.2004)
IV.2.8. Bobot jenis
Bobot jenis adalah angka perbandingang antara bobot mineral dengan bobot
air dengan volume yang sama. Jika mempunyai bobot 3 kali bobot air dan volume
sama maka mineral itu berbobot jenis 3. Mineral dengan bobot jenis lebih besar dari
2,89 disebut mineral berat dan yang kurang dari 2,89 adalah mineral ringan mineral
berat ini pada umumnya terdiri atas mineral logam, sehingga kumpulan dari mineral

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
berat dalam jumlah yang ersa dapat bernilai ekonomi. Selain itu himpunan mineral
berat tertentu dapat digunakan untuk menentukan sumber atau asal bahan
senimenatau batuan sedimen. (Geologi fisik.2004)
IV.3. Klasifikasi mineral
Sampai saat ini, lebih dari 2000 mineral telah diketahui keberadaannya.
Meskipun demikian, usaha untuk mendapatkan mineral baru masih terus dilakukan.
Dua unsure paling menonjol adala oksigen dan sulisiun yang bergabung menjadi
mineral silika. Setelah mineral silika, kelompok mineral yang disusun oleh bukan
silikat disebut mineral nirsilika. Termasuk dalam kelompo ini adalah emas, platina
dan intan.. Jadi berdasarkan komposisi kimianya mineral digolongkan menjadi dua
golongan mineral silika dan nirsilika. (Geologi fisik.2004)
Tabel Kelimpahan Unsur dalam kerak Bumi
Unsur % Volum % Berat
Oksigen (O) 93,6 46,6
Silisium (Si) 0,9 27,7
Aluminium (Al) 0,5 8,1
Besi (Fe) 0,4 5
Kalsium (Ca) 1 3,6
Natrium (Na) 3,1 2,8
Kalium (K) 1.8 2,6
Nagnesium (Mg) 0,3 2,1
Lainnya 1,5
Total 100 100
(Geologi fisik.2004)
Selain itu ada juga kelompok mineral yang hanya disusun oleh satu unsur
saja yang disebut kelompok mineral unsur. Termasuk dalam kelompok ini adalah
emas, platina, dan intan yang sebenarnya adalah carbon murni. Jadi mineral lebih
sering dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya.

V. Prosedur keraja
V.1. Mineral I
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama menentukan
warna segar terhadap mineral, kemudian ditentukan lagi warna lauknya, kemudian

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen, kemudian kami mengamati
pecahannya dilakukan pada suatu mineral.
Dan dilanjutkan lagi penentuan kekerasannya dengan menggunakan kuku
manusia dengan tingkat kekerasannya 2,5. Kawat baja 3, kaca 5,5, kikir baja 6,5-7.
Kemudian ditentukan tenacitynya yaitu hasil yang terjadi bila mineral tersebut
diberikan tekanan keras dan menentukan nama dari mineral tersebut. Dan yang
terakhi kami memotretnya dengan mistar
V.2. Mineral II
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama menentukan warna
segar terhadap mineral, kemudian ditentukan lagi warna lauknya, kemudian
ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen, kemudian kami mengamati
pecahannya dilakukan pada suatu mineral.
Dan dilanjutkan lagi penentuan kekerasannya dengan menggunakan kuku
manusia dengan tingkat kekerasannya 2,5. Kawat baja 3, kaca 5,5, kikir baja 6,5-7.
Kemudian ditentukan tenacitynya yaitu hasil yang terjadi bila mineral tersebut
diberikan tekanan keras dan menentukan nama dari mineral tersebut. Dan yang
terakhi kami memotretnya dengan mistar
V.3. Mineral III
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama menentukan warna
segar terhadap mineral, kemudian ditentukan lagi warna lauknya, kemudian
ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen, kemudian kami mengamati
pecahannya dilakukan pada suatu mineral.
Dan dilanjutkan lagi penentuan kekerasannya dengan menggunakan kuku
manusia dengan tingkat kekerasannya 2,5. Kawat baja 3, kaca 5,5, kikir baja 6,5-7.
Kemudian ditentukan tenacitynya yaitu hasil yang terjadi bila mineral tersebut
diberikan tekanan keras dan menentukan nama dari mineral tersebut. Dan yang
terakhi kami memotretnya dengan mistar
V.4. Mineral IV
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama menentukan
warna segar terhadap mineral, kemudian ditentukan lagi warna lauknya, kemudian
ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen, kemudian kami mengamati
pecahannya dilakukan pada suatu mineral.

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Dan dilanjutkan lagi penentuan kekerasannya dengan menggunakan kuku
manusia dengan tingkat kekerasannya 2,5. Kawat baja 3, kaca 5,5, kikir baja 6,5-7.
Kemudian ditentukan tenacitynya yaitu hasil yang terjadi bila mineral tersebut
diberikan tekanan keras dan menentukan nama dari mineral tersebut. Dan yang
terakhi kami memotretnya dengan mistar
V.5. Mineral V
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama menentukan warna
segar terhadap mineral, kemudian ditentukan lagi warna lauknya, kemudian
ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen, kemudian kami mengamati
pecahannya dilakukan pada suatu mineral.
Dan dilanjutkan lagi penentuan kekerasannya dengan menggunakan kuku
manusia dengan tingkat kekerasannya 2,5. Kawat baja 3, kaca 5,5, kikir baja 6,5-7.
Kemudian ditentukan tenacitynya yaitu hasil yang terjadi bila mineral tersebut
diberikan tekanan keras dan menentukan nama dari mineral tersebut. Dan yang
terakhi kami memotretnya dengan mistar
V.6. Mineral VI
Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama menentukan warna
segar terhadap mineral, kemudian ditentukan lagi warna lauknya, kemudian
ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen, kemudian kami mengamati
pecahannya dilakukan pada suatu mineral.
Dan dilanjutkan lagi penentuan kekerasannya dengan menggunakan kuku
manusia dengan tingkat kekerasannya 2,5. Kawat baja 3, kaca 5,5, kikir baja 6,5-7.
Kemudian ditentukan tenacitynya yaitu hasil yang terjadi bila mineral tersebut
diberikan tekanan keras dan menentukan nama dari mineral tersebut. Dan yang
terakhi kami memotretnya dengan mistar
VI. Hasil
VI.1. Mineral I
Warna Segar : Abu-abu
Warna Lapuk : Putih Kekuningan
Cerat : Hitam
Kilap : Logam
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Kekerasan : Kuku manusia (2,5)
Berat Jenis : 7,2 7,6
Tenacity : Britle (hancur kasar)
Komposisi Kimia : PbS
Sistem Kristal : Isometri
Nama mineral : Galena

VI.2. Mineral II
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kekuningan
Cerat : Putih
Kilap : Non-logam
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak rata
Kekerasan : Kawat tembaga (3)

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Berat Jenis : 2,71
Tenacity : Britle (hancur Kasar)
Komposisi Kimia : CaCo3
Sistem Kristal : Trigonal
Nama mineral : Kalsit

VI.3. Mineral III


Warna Segar : Coklat Hitam
Warna Lapuk : Coklat
Cerat : Hitam
Kilap : Tidak mengkilap
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak rata
Kekerasan : Kawat baja (3)
Berat Jenis : 4,8
Tenacity : Britle (hancur kasar)
Komposisi Kimia : Mn
Sistem Kristal : Tetragonal
Nama mineral : Mangan (Mn)

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

VI.4. Mineral IV
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kecoklatan
Cerat : Putih
Kilap : Kilat kaca
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak rata
Kekerasan : Kikir baja (7)
Berat Jenis : (2,65)
Tenacity : Britle (hancur kasar)
Komposisi Kimia : SiO2
Sistem Kristal : Eksagonal
Nama mineral : Kuarsa (SiO2)

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

VI.5. Mineral V
Warna Segar : Putih
Warna Lapuk : Putih Kecoklatan
Cerat : Putih
Kilap : Non-logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Tiduk sempurna
Kekerasan : Kuku Manusia (2,5)
Berat Jenis : 2,31-21,35
Tenacity : Sectile ( hancur Sekali)
Komposisi Kimia : CaSO4.2H2O
Sistem Kristal : Monoklin
Nama mineral : Gypsun (CaSO4.2H2O)

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

VI.6. Mineral VI
Warna Segar : Putih Hijau
Warna Lapuk : Hitam coklat
Cerat : Putih
Kilap : Non-logam
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Tidak rata
Kekerasan : Kawat Tembaga (4)
Berat Jenis : 3,18
Tenacity : Britle (Hancur kasar)
Komposisi Kimia : CaF2
Sistem Kristal : Isometrik
Nama mineral : Flaurit (CaF2)

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

VII. Pembahasan
VII.1. Mineral I
Mineral yang pertama mempunyai ciri-ciri yaitu warna segar abu-abu dan
warna lapuknya ialah putih kekuningan, adapun warna ceratnya bila di goreskan
pada porselin akan menghasilkan warna hitam. Kemudian mempunyai kilap logam
dengan belahannya tidak sempurna dan pecahannya tidak rata. Pada mineral ini
mempunyai kekerasan 2,5 skala mohs dengan mempunyai berat jenis 7,2-7,5.
Adapun tenacity mineral ini yaitu Britle (Hancur kasar) dengan memiliki system
Kristal isometrik. Nama mineral ini adalah Galena.
Mineral ini terdapat dalam urat-urat Hidro ternal dengan spalerit, kalkopirit,
pirit, supfira, kuarsa, kalsit, dolomite, barit dan fluorite. Mineral ini terdapat dalam
batuan sedimen, urat-urat hidro termal dan juga pegmatik.

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Kegiatan penambangan galena dapat menggunakan alat berat seperti
backhaue dan Dumtrack ataupun cara tradisionalnya dengan cara penambangan
bawah tanah mengikuti strike endapan galena.
VII.2. Mineral II
Mineral yang pertama mempunyai ciri-ciri yaitu warna segar putih dan warna
lapuknya ialah putih kekuningan, adapun warna ceratnya bila di goreskan pada
porselin akan menghasilkan warna putih. Kemudian mempunyai kilap non-logam
(kaca) dengan belahannya tidak sempurna dan pecahannya tidak rata.
Pada mineral ini mempunyai kekerasan 3 skala mohs dengan mempunyai
berat jenis 2,71. Adapun tenacity mineral ini yaitu Britle (Hancur kasar) dengan
memiliki system Kristal trigonal. Nama mineral ini adalah kalsit.
Mineral ini dapat terbentuk pada lingkungan batuan di jenis batuan beku,
sedimen, metamorf, dan melalui proses hidrotermal.
Pada umumnya kalsit di tambang dengan tambang terbuka, pembuangan
tanah penutup, yang tipis kemudian tahap selanjutnya adalah penambangan batuan
dalam bentuk berjenjangan, dalam pengeboran atau peledakan.
VII.3. mineral 3
Mineral yang pertama mempunyai ciri-ciri yaitu warna segar coklat hitam
dan warna lapuknya ialah coklat, adapun warna ceratnya bila di goreskan pada
porselin akan menghasilkan warna hitam. Kemudian mempunyai kilap tidak
mengkilap dengan belahannya tidak sempurna dan pecahannya tidak rata.
Pada mineral ini mempunyai kekerasan 3 skala mohs dengan mempunyai
berat jenis 4,8. Adapun tenacity mineral ini yaitu Britle (Hancur kasar) dengan
memiliki system Kristal tetragonal. Nama mineral ini adalah mangan (Mn).
Penambangan mangan di tentukan oleh letak deposit yang terletak di dekat
teknik pertambangan dengan system tambang terbuka.
VII.4. mineral 4
Mineral yang pertama mempunyai ciri-ciri yaitu warna segar putih dan warna
lapuknya ialah putih kecoklatan, adapun warna ceratnya bila di goreskan pada
porselin akan menghasilkan warna putih. Kemudian mempunyai kilap non-logam
(kaca) dengan belahannya tidak sempurna dan pecahannya tidak rata.

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Pada mineral ini mempunyai kekerasan 7 skala mohs dengan mempunyai
berat jenis 2,65. Adapun tenacity mineral ini yaitu Britle (Hancur kasar) dengan
memiliki system Kristal heksagonal. Nama mineral ini adalah kuarsa (SiO2).
Proses pembentukan mineral ini, melalui pembentukan magma yang bersifat
asam. Mineral ini di jumpai dengan batuan beku asam seperti granit grano diorit,
tonalit.
Teknik pertambangan kuarsa adalah di tambang dengan di gunakannya
system tambang terbuka.
VII.5. mineral 5
Mineral yang pertama mempunyai ciri-ciri yaitu warna segar putih dan warna
lapuknya ialah putih kecoklatan, adapun warna ceratnya bila di goreskan pada
porselin akan menghasilkan warna putih. Kemudian mempunyai kilap non-logam
(kaca) dengan belahannya sempurna dan pecahannya tidak rata.
Pada mineral ini mempunyai kekerasan 2 skala mohs dengan mempunyai
berat jenis 2,31-2,35. Adapun tenacity mineral ini yaitu seclite (Hancur sekali)
dengan memiliki system monoklin. Nama mineral ini adalah gypsum (CaSO4).
Gypsum terbentuk dari kemurnian di ketebalan yang brpariasi, gypsum proses
garam yang mengenda, akibat proses vaporasi air laut di ikuti, anhidrid dan halid,
ketika salinitas semakin bertambah di berbagai mineral apotit, endapan gypsum
terbentuk dari lapisan dari endapan batuan sedimen batu gamping.
Adapun cara penambangan yag di lakukan dalam menggambarkan bila
gypsum yaitu dengan cara tambang terbuka.

VII.6. Mineral 6
Mineral yang pertama mempunyai ciri-ciri yaitu warna segar putih hijau dan warna
lapuknya ialah hitam coklat, adapun warna ceratnya bila di goreskan pada porselin
akan menghasilkan warna putih. Kemudian mempunyai kilap non-logam (kaca)
dengan belahannya tidak sempurna dan pecahannya tidak rata.
Pada mineral ini mempunyai kekerasan 4 skala mohs dengan mempunyai
berat jenis 3,18. Adapun tenacity mineral ini yaitu Britle (Hancur kasar) dengan
memiliki system Kristal isometrik. Nama mineral ini adalah flourit (CaF2).
Adapun cara penambangannya yaitu dengan menggunakan, metode
penambangan terbuka.

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum yang mengenai pengenalan mineral kami
mampu menjelaskan defenisi mineral, dengan mampumenbedakan berbagai macam
mineral dari berbagai bentuk dan sifat fisik. Mineral dengan melakukan bentuk
pengujian.
Dan kami juga mandeskrisikan sifat mineral mulai dari warna, cerat, belahan,
pecahan, kilap, kekerasan, berat jenis, dan system kristalnya.

IX. Saran
Adapun saran kami mengenai laboratorium batuan, yaitu dengan maksud
memerbanyak lagi sampel mineralnya, karena sudah banyak mineral-mineral yang
ada di laboratorium sudah kecil bentuknya.
Dan untuk asisten kami sarankan agar selalu semangat memberikan ilmu
yang bermanfaat untuk kami.

X. Daftar Pustaka
Korps Asisten.2015.Penuntun Praktikum Geologi Dasar.Makassar: Universitas
Muslim Islam
Noor Djumri.2010.Geomorfologi.Bogor: Universitas Pakuan
Noor Djumri.2010.Pengantar Geologi.Bogor: Universitas Pakuan
Rocmanto Budi.2004.Geologi Fisik.Makassar: Unhas
Setia Dodi Graha.1987.Batuan dan Mineral.Bandung: Nova

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

ASISTEN PRAKTIKAN

(NURUL MAGFIRAH) ( RAHMAT ROSADI)

RAHMAT ROSADI NURUL MAGFIRAH


093 2014 0066 093 2012 0066

Anda mungkin juga menyukai