PENGENALAN MINERAL
KOORDINATOR PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR
MAKASSAR
2024
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB I
PENDAHULUAN
Geologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni geo yang artinya bumi dan
logos yang artinya adalah alasan dengan kata lain, geologi adalah ilmu yang
mempelajari terbentuknya bumi. Istilah geologi dipergunakan pertama kali oleh
Ricardhde Bury pada tahun 1473. Ricardh menggunakan kata geologi ini untuk ilmu
kebumian. Meskipun begitu, bapak geologi modern yang terkenal hingga sekarang
adalah James Hutton. Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang memang
dikhususkan untuk mempelajari planet bumi, terutama bahan penyusunnya, proses
terjadi dan terbentuknya, hasil daripada proses tersebut, sejarah planet beserta
dengan kehidupan yang ada di atas bumi semenjak planet ini terbentuk.
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat
dalam tubuh manusia. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat di
perlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein dan vitamin,
juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Berdasarkan susunan kimia dan
struktur kristalnya, maka mineral-mineral yang terdapat di alam dapat
diklasifikasikan menjadi 8 kelas, yaitu elemen native, sulfida, oksida dan hidroksida,
halida, karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat yang kesemuanya memiliki derivatnya,
susunan kimia serta struktur kristalnya yang unik sehingga menjadikannya berbeda.
Mineral adalah bahan anorganik, yang terbentuk secara alamiah, seragam
dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai struktur
kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya.Setelah
melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan deskripsi dari mineral pada saat
praktikum, mendeskripsikan sfat-sifat fisk dari mineral, mulai dari menentukan
warna segar, warna lapuk, cerat, kilap, belahan, pecahan, kekerasan, berat jenis,
tenacity, sistem mineral dan komposisi kimianya. (Mulyaningsih, 2018).
MUH. ARHAM HAERAWAN MUH. ZAKY WAHAB
09320220053 09320230205
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum antara lain:
1. Praktikan dapat menjelaskan defenisi mineral;
2. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral;
3. Praktikan dapat mendiskripsi sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mineral terbagi dalam beberapa bentuk atau struktur kristal serta ada pula
yang tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk
Kristal disebut dengan mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk
kristal disebut amorf (Adhitya, 2016).
Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam
bumi. Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
terbentuknya.
Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat
kimia dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos.
Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti mineralogi
adalah Ilmu tentang Mineral.
Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang
paling umum digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale).
Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya
dengan benda lain yang lebih keras. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10
dengan intan sebagai benda terkeras dan talk sebagai yang terlunak.
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana atau disekitar kita, dapat juga
berwujud sebagai batuan, tanah atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Beberapa dari pada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena
didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang
seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk
tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur di
dalamnya.
(hasil ubahan struktur, tekstur dan komposisi batuan asal, yang membentuk mineral
atau batuan baru) dan batuan gunung api (hasil dari aktivitas gunung api). Batuan-
batuan tersebut menyusun lapisan kerak bumi. Lapisan kerak bumi merupakan
bagian terluar bumi, yang selanjutnya di dalamnya terjadi proses geologi. Aktivitas
tektonika membangun struktur kerak bumi, membentuk gugusan pegunungan,
lembah dan lautan atau yang disebut sebagai arsitektur kerak bumi.
Mineral adalah zat padat berupa bahan an-organik yang terbentuk secara
alamiah berupa unsur atau persenyawaan dengan komposisi kimia tertentu dan
umumnya mempunyai struktur kristal tertentu yaitu bentuk-bentuk geometris
beraturan.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L. G. Berry dan B. Mason, 1959
“Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur”.
2. D. G. A. Whitten dan J. R. V. Brooks, 1972
“Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik”.
3. A. W. R. Potter dan H. Robinson, 1977
“Mineral adalah suatu zat atau bahan homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan”.
secara umum mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat, anorganik,
yang terbentuk secara alamiah di alam, kristalin yaitu yang secara kimia homogen
dengan bentuk geometri tetap, sebagai gambaran dari susunan atom yang teratur,
dibatasi olebidang banyak (polyhedron), jumlah dan kedudukan kristalnya tertentu.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomal i
atau suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun
tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu
definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan
suatu ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai bahan alam,
mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa.
MUH. ARHAM HAERAWAN MUH. ZAKY WAHAB
09320220053 09320230205
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Nama dari suatu mineral ditentukan berdasarkan sifat fisik yang dimiliki. Ada
beberapa sifat fisik mineral yaitu sebagai berikut.
umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral. Gores
(streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada
lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan (Adhitya, 2016).
Warna mineral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Warna Isiokhromatik
Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada umumnya
dijumpai pada mineral-mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau
berkilap logam.
2. Warna Allokhromatik
Apabila mineral warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral
pengotornya, pada umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus
cahaya (transparan) atau berkilap non logam.
2.2.3 Kilap (Luster)
Kilap merupakan cahaya atau kenampakan yang dipantulkan mineral saat
permukaannya terkena cahaya. Kilap terbagi menjadi dua jenis yakni kilap logam
(metallic luster), mineral yang mempunyai kilap atau kilapan seperti logam dan kilap
bukan logam (non metallic luster). Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan
(kehalusan dan transparansi).
Kilap sering juga disebut kilapan, merupakan kenampakan suatu mineral yang
ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Intensitas kilap
tergantung dari mana indeks bias dari mineral itu sendiri, apabila semakin besar
indeks bias suatu mineral, maka akan semakin besar pula jumlah cahaya yang akan
dipantulkan dari mineral tersebut.
Derajat kecerahan yaitu cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral.
Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparansi). Kilap
secara umum dapat dibedakan atas kilap logam (Metallic luste) dan kilap non-logam
(Non Metallic luster). Kilap logam contohnya Pyrite, Galena, Grafit, Hermatite dan
Magnetite.
Kilap non logam umumnya terdapat mineral-mineral yang mempunyai warna
muda (light coloured) dan dapat meloloskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis
dari mineral tersebut. Kilap non logam dapat dibedakan menjadi 7antra lain;
a. Kilap Logam (Metallic Luster)
Mineral-mineral opaqueyang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau
lebih. Contohnys Galena, Native Metal, Sulfit, Pirit, dan sebagainya.
MUH. ARHAM HAERAWAN MUH. ZAKY WAHAB
09320220053 09320230205
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
2.2.4 Pecahan
Pecahan adalah kenampakan mineral dalam keadaan pecah, cara
mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan
tidak teratur. Jenis-jenis pecahan yaitu:
1. Pecahan Konkoidal
Memperlihatkan gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau
botol yang dipecah.
2. Pecahan Serat
Menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti serat atau daging.
3. Pecahan Tidak Rata
Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.
4. Pecahan Runcing
Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar.
5. Pecahan Rata
Permukaannya rata dan cukup halus. Contohnya Lempung dan sebagainya
2.2.5 Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah
melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini
umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diberikan
dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan
ditunjukkan pada Gambar 2.3. Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan
struktur kristal atau mineral tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang
disebut sebagai rekahan (fracture). Beberapa sifat rekahan karakteristik, misalnya
pada kwarsa membentuk lengkungan permukaan yang kosentris (conchoidal
fracture).
2.2.6 Kekerasan (Hardness)
Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini
ditentukan dari dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui dengan
mineral lain yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan
relatif dari mineral-mineral, dari yang paling lunak hingga yang paling keras.
Contohnya Mineral X digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada
permukaan mineral X tergores, maka Mineral Z lebih keras dari mineral X. Selain
menggunakan mineral, bisa juga menggunakan alat untuk mengukur suatu kekerasan.
MUH. ARHAM HAERAWAN MUH. ZAKY WAHAB
09320220053 09320230205
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Tahap yang pertama ialah menyiapkan alat dan bahan yang akan di butuhkan
kemudian mengamati mineral apa saja yang akan di uji kekerasannya masing-
masing. Dalam tahap ini tidak semua mineral sama tahap kekerasannya. Kemudian
kita mengamati warna segar dan warna lapuk atau warna pengotor dari mineral
tersebut, setelah itu kita mengetes cerat yang terdapat pada mineral, lalu mengamati
kilapan dari mineral yang di uji, setelah mengamati kilapan dari mineral itu tahap
selanjutnya ialah mengamati belahan yang terdapat pada mineral itu apakah
sempurna atau tidak sempurna. Lalu mengamati pecahan yang terdapat pada mineral,
setelah itu menguji kekerasan dari mineral dengan menggunakan kuku manusia,
kawat tembaga, paku baja, pecahan kaca dan kikir. Setiap mineral beda tingkat
kekerasannya. Sesudah itu lalu menentukan tenacity dari mineral tersebut. Dan
menentukan nama mineral dan system krista; dan juga mencari tahu apa komposisi
dari mineral yang kita amati.