Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN MINERAL

KOORDINATOR PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR

JUMAIN ZAKARIAH, S.T

MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220333
C10

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2024
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata geologi berasal dari kata latin, geo yang berarti bumi, dan logos yang
berarti ilmu. Geologi dapat di artikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan pemahaman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai obyek utama dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil, geologi
juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta proses yang berlangsung di
permukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat sekarang dan juga pada masa
lalu. Geologi dasar didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari kesemuanya
ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai penyusun kerak
bumi, mengenal proses pembentukannya (Zuhdi, 2019).
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam yang memiliki
sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya
membentuk batuan baik dalam bentuk lepas atau padu. Mineral dibagi menjadi tiga
sesuai pemanfaatannya yaitu: mineral logam, mineral bukan logam dan mineral
batuan. Mineral logam merupakan mineral yang mempunyai unsur logam dengan
cara pengambilannya menggunakan teknologi tertentu dan dimanfaatkan untuk
industri. Mineral bukan logam merupakan mineral yang tidak mempunyai unsur
logam. Mineral batuan merupakan mineral yang berbentuk padat dan padu dan tidak
ada unsur mineral (Aryoko Gautama et al., 2021).
Adapun praktikum kali ini dilakukan secara offline sehingga kami para
praktikan dapat lebih muda untuk memahami dan membedakan beberapa mineral.
Dimana ada beberapa sifat mineral yaitu membedakan warna lapuk dan warna segar,
cerat, kilap, belahan, pecahan, kekerasan, berat jenis, tenacity, komposisi kimia dan
sistem kristal setiap mineral. Tujuan dari praktikum mata acara pengenalan mineral
ini adalah praktikan dapat menjelaskan definisi mineral, membedakan kelompok-
kelompok mineral dan juga mendeskripsikan sifat fisik mineral hingga menentukan

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
nama mineral berdasarkan sifat fisik yang telah diidentifikasi oleh kami para
praktikan.
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan definisi mineral;
2. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral;
3. Praktikan dapat mendiskripsi sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Mistar min. 30 cm;
3. Alat penguji kekerasan
(kuku manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, kikir baja, paku baja);
4. Porselen;
5. Loop 60x;
6. Magnet;
7. Lap kasar dan lap halus;
8. Skala bar;
9. Pensil warna.
1.3.2 Bahan
A. Kertas HVS A4 (Min. 5);
B. HCL 0,1 M;
C. Buku penuntun Geologi Dasar;
D. Buku referensi;
E. Problem set (10).

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mineral

Mineral adalah suatau zat padat dari unsur (kimia) yang dibentuk oleh proses-
proses anorganik. Dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan
atom-atom secara beraturan didalamnya atau dikenal sebagai sturktur dalamnya
menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu
yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice). Suatu contoh mineral halit (NaCl)
tiap atom Na dan Cl masing-masing dikerumuni secara bidang delapan oleh enam
atom Cl dan Na. Sering diartikan sebagai bahan yang bukan organik atau zat-zat
anorganik dalam obat. Misalnya dibedakan antara vitamin dan mineral. Sedangkan
marmer termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan.
Juga mineraldiartikan sebagai cebakan bijih (ore), dan sering kita dengar mineral
deposit.
Mineral sangat penting untuk didalami lebih dahulu sebelum mengetahui lebih
lanjut atau penterapannya terhadap disiplin ilmu yang berhubungan. Sebetulnya
mineral merupakan partikel-partikel yang yang terkecil yang diskrit menyusun
batuan dan monomineral menyusun kerak bumi sampai inti bumi.
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam yang memiliki
sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya
membentuk batuan baik dalam bentuk lepas atau padu. Mineral dibagi menjadi tiga
sesuai pemanfaatannya yaitu: mineral logam, mineral bukan logam dan mineral
batuan. Mineral logam merupakan mineral yang mempunyai unsur logam dengan
cara pengambilannya menggunakan teknologi tertentu dan dimanfaatkan untuk
industri. Mineral bukan logam merupakan mineral yang tidak mempunyai unsur
logam. Mineral batuan merupakan mineral yang berbentuk padat dan padu dan tidak
ada unsur mineral (Aryoko Gautama et al., 2021).
Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam
bumi. Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
terbentuknya. Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari
tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
diantaranya mempelajari tentang suatu sifat-sifat fisik, cara terjadinya, cara
terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari
kata mineral dan logos. Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral
maka arti mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral. Geologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang Bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah
dan proses pembentukannya. Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan,
dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari mineral, dan mineral
membentukstruktur kristal (Anna, 2015).
Selanjutnya batasan pada mineral yaitu mineral pada umumnya bersifat
anorganik. Pada batasan ini mineral mengandung pengertian arti mineral yang lebih
luas. Mineral pada umumnya bukan sebagai hasil suatu kehidupan atau disebut juga
mineral organik seperti dengan contoh Amber, Coal, Asphalt dan Mallite. Dan yang
kelima atau terakhir yang menjadi batasan pada mineral adalah mineral bersifat
homogen yang mana hal ini memiliki arti bahwa mineral mengandung batasan yang

mana suatu mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana
oleh proses fisika yang terjadi di alam pada kurun waktu yanhg sangat lama.
Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang
paling umum digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale).
Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya
dengan benda lain yang lebih keras. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10
dengan intan sebagai benda terkeras dan talk sebagai yang terlunak. Mineral dapat
kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau
pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa dari pada mineral tersebut dapat
mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga
memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral kecuali beberapa
jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan
dari susunan yang teratur didalamnya.

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Kristalisasi merupakan salah satu proses pemurnian dan pengambilan hasil
dalam bentuk padat. Dewasa ini kristalisasi menjadi suatu proses industri yang
sangat penting, karena semakin banyak hasil industri kimia yang dipasarkan dalam
bentuk kristal.bentuk kristal semakin banyak diminati karena kemurniannya yang
tinggi, dengan bentuk yang menarik serta mudah dalam pengepakan dan trasportasi.
Dari segi kebutuhan energi, kristalisasi memerlukan energi lebih sedikit
dibandingkan distilasi atau metode pemisahan yang lain. Kata kristal berasal dari
bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan yang dingin atau beku (Anna, 2015).
Kristal adalah polihedral untuk sebuah padatan geometris dengan permukaan
set, tepi dan sudut tertentu yang sesuai dengan kemasan geometris atom di dalam
kristal. Karena jumlah susunannya yang unik atom yang mungkin ada di dalam
kristal tidak terbatas, dan karena variasi bentuk tiga dimensi biasa yang dapat
ditumpuk menjadi volume yang lebih besar terbatas, jenis kristal yang mungkin ada
di dunia mineral cukup banyak (Anna, 2015).
UU Republika Indonesia Nomor 4 Tahun 2009. Mineral adalah senyawa
anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, serta
susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang paduMineral berada di dalam tubuh batu,
sebagai penyusun utamanya.
Senyawa yang berbentuk padatan, memiliki rumus bangun tertentu dan tetap,
serta dibatasi bidang-bidang yang banyak (poligon) disebut sebagai kristal. Kristal-
kristal sejenis yang padat, anorganik, terbentuk di alam dan secara alamiah disebut
sebagai mineral. Kumpulan mineral-mineral yang memiliki sifat kimia yang sama
membentuk batu. Batuan, terdiri atas batuan beku (hasil pembekuan magma), batuan
sedimen (hasil sedimentasi dari material asal denudasi dan erosi), batuan metamorf
(hasil ubahan struktur, tekstur dan komposisi batuan asal, yang membentuk mineral /
batuan baru) dan batuan gunung api (hasil dari aktivitas gunung api). Batuan-batuan
tersebut menyusun lapisan kerak bumi. Lapisan kerak bumi merupakan bagian
terluar bumi, yang selanjutnya di dalamnya terjadi proses geologi. Aktivitas
tektonika membangun struktur kerak bumi, membentuk gugusan pegunungan,
lembah dan lautan atau yang disebut sebagai arsitektur kerak bumi.
Endapan mineral adalah merupakan salah satu kekayaan alam yang di
berpengaruh salah satu kekayaan alam yang berpengearuh dalam kehidupan manusia,
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
oleh karena itu untuk mengetahui kuitansi dan kualitas endapan mineral itu
hendaknya di usahakan dengan tingkat kepastian yang cukup tinggi, seiring dengan
tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasinya, semakin besar pula
tingkat keyakinan akan kuitansi dan kualitas sumber daya mineral. Mineral adalah
material berbentuk padatan yang terbentuk secara alamiah di alam, berasal dari
bahan anorganik, memiliki komposisi kimia, dan bentuk fisik tertentu yang
mencerminkan susunan atom di dalamnya. Berdasarkan definisi tersebut, minyak
bumi, batubara, bahkan gelas vulkanik (amorf structureless) sekalipun tidak dapat
dimasukkan ke dalam mineral karena ada karakter mineral yang tidak terpenuhi dari
ketiga material di atas (Okrusch & Frimmel, 2022).
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L. G. Berry dan B. Mason, 1959
“Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur”.
2. D. G. A. Whitten dan J. R. V. Brooks, 1972
“Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik”.
3. A. W. R. Potter dan H. Robinson, 1977
“Mineral adalah suatu zat atau bahan homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan”.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomal i
atau suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun
tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu
definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan
suatu ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai bahan alam,
mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa.
Definisi mineral kompilasi adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisik
dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia.
Endapan mineral adalah merupakan salah satu kekayaan alam yang di
berpengaruh salah satu kekayaan alam yang berpengearuh dalam kehidupan manusia,
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
oleh karena itu untuk mengetahui kuitansi dan kualitas endapan mineral itu
hendaknya di usahakan dengan tingkat kepastian yang cukup tinggi, seiring dengan
tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasinya, maka semakin besar
pula tingkat keyakinan akan kuitansi dan kualitas sumber daya mineral. Mineral di
alam hadir sangat melimpah, dalam berbagai bentuk, variasi warna, dan tentu
namanya yang spesifik. Mineral umumnya diberi nama berdasarkan hal unik yang
dimilikinya, misalkan lokasi tempat ditemukannya, nama penemunya, karakteristik
fisik ataupun kekuatan mistis yang ada (Okrusch & Frimmel, 2022).
2.1.1 Batasan-batasan definisi mineral:
1. Suatu bahan alam
Harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh
tenaga manusia atau di laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral.
Contoh: NaCl dibuat di alam disebut sebagai mineral Halite, disebut Natrium
Chlorida.
2. Mempunyai sifat fisik dan kimia yang tetap:
a. Mineral mempunyai sifat fisik yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan
kristal, gores, belahan dan lain-lain.
b. Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap
api, oksidasi, reduksi, pelentingan, pengarangan dan lain-lain.
3. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap:
a. Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (c),
Silver (Ag) dan lain-lain.
b. Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Barite (BaSO4),
Zirkon (ZrSiO4), Cassiterite (SnO2) dan Magnetite (Fe3O4).
c. Mineral dapat berupa senyawa kimia yang kompleks, misalnya Epistolite
(NaCa) (CbTiMgFeMn) SiO4 (OH).
4. Pada umumnya anorganik: batasan ini mengandung pengertian arti mineral
yang lebih luas. Mineral umumnya bukan sebagai hasil suatu kehidupan tetapi
ada beberapa mineral yang merupakan hasil kehidupan atau disebut juga
mineral organik. Contoh: Amber, Coal, Asphalt dan Mallite.
5. Homogen:

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Homogen ialah suatu bahan atau sistem yang memiliki sifat yang sama di
setiap titik yang satu ragam tanpa satupun penyimpangan. Mengandung
batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain.
2.2 Sifat-sifat Mineral

Nama dari suatu mineral ditentukan berdasarkan sifat fisik yang dimiliki. Ada
beberapa sifat fisik mineral yaitu sebagai berikut.
2.2.1 Bentuk Kristal (Crystal Form)
Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur
dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang
membentuk permukaan luar kristal. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat
simetrinya yaitu, bidang simetri dan sumbu simetri. Dikenal tujuh bentuk kristal
Gambar 2.1 yaitu: Kubus (Cubic), Tetragonal, Ortorombik (Orthorombic), Monoklin
(Monoclonic), Triklin (Triclinic), Hexagonal dan Trigonal. Berikut adalah klasifikasi
dari bentuk-bentuk kristal yang terdapat pada mineral yang diketahui dan digunakan
hingga hari ini dan juga beberapa contohnya yang ada.

Gambar 2.1 Karakteristik dari bentuk kristal dan beberapa contohnya


Bentuk kristal ditentukan dari susunan kimia unsur yang menyusun internal
kristal. Susunan internal kristal menentukan susunan eksternalnya; atau susunan
eksternal krisal mencerminkan susunan internalnya. Bentuk kristal dapat berupa

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
ikatan tunggal, ganda (dihedral), tetrahedral, adalah prismatik, rhombis, piramidal,
trapezoid, dan kubik.
2.2.2 Warna dan Gores (Streak)
Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan
sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna
atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah).. Terlihat bila mineral
digoreskan pada lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan Warna
merupakan hal pertama yang dapat diketahui ketika mengamati mineral (Okrusch &
Frimmel, 2022).
Warna mineral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
A. Warna Isiokhromatik
Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada umumnya
dijumpai pada mineral-mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau
berkilap logam. Contoh: Magnetit, Galena, Pirit, Pirolusit dan mineral-
mineral lainnya.
2. Warna Allokhromatik
Apabila mineral warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral
pengotornya, pada umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus
cahaya (transparan) atau berkilap non logam. Contoh: Kuarsa, Gipsum,
Kalsit.
2.2.3 Kilap (Luster)
Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparansi).
Kilap secara umum dapat dibedakan atas kilap logam (Metallic luste) dan kilap non-
logam (No Metallic luster). Kilap logam contoh: Pyrite, Galena, Grafit, Hermatite
dan Magnetite.

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.2 Kilap logam dan non logam

2.2.4 Pecahan
Pecahan adalah kenampakan mineral dalam keadaan pecah, cara
mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan
tidak teratur.
Jenis-jenis pecahan yaitu:
1. Pecahan Konkoidal
Memperlihatkan gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau
botol yang dipecah. Contoh: Kuarsa, Kalsedon, dll.
2. Pecahan Serat (Splintery)
Menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti serat atau daging.
Contoh: Serpentinit, Asbes, Augit, dll.
3. Pecahan Tidak Rata (Uneven)
Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.
4. Pecahan Runcing (Hackly)
Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar.
5. Pecahan Rata (Even)
Permukaannya rata dan cukup halus. Contoh : Lempung, dll
6. Pecahan Subkonkoidal

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Permukaannya halus namun bersudut tidak beraturan.
2.2.5 Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah
melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini
umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diberikan
dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan
ditunjukkan pada Gambar 2.3. Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan
struktur kristal atau mineral tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang
disebut sebagai rekahan (fracture). Beberapa sifat rekahan karakteristik, misalnya
pada kwarsa membentuk lengkungan permukaan yang kosentris (conchoidal
fracture). Beberapa istilah lain adalah, serabut (fibrous) pada asbes, hackly, even
(halus), uneven (kasar) dan earhty, pada mineral yang lunak misalnya kaolinit.
2.2.6 Kekerasan (Hardness)
Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini
ditentukan dari dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui dengan
mineral lain yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan
relatif dari mineral-mineral, dari yang paling lunak hingga yang paling keras.
Contoh: Mineral X digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada
permukaan mineral X tergores, maka Mineral Z lebih keras dari mineral X. Selain
menggunakan mineral, bisa juga menggunakan alat untuk mengukur suatu kekerasan
dari mineral.
1. Kuku Jari : 2,5
2. Jarum : 3,0
3. Uang Logam : 3,5
4. Besi : 4,5
5. Pisau Baja : 5,5
6. Kaca : 5,5 - 6,0
7. Kikir Baja : 6,0 - 7,0
2.2.7 Densitas (Specific Gravity)
Densitas mineral dapat diukur dengan sederhana di labolatorium bila kristal
tersebut tidak terlalu kecil. Hubungan ini dinyatakan sebagai berikut :
Spesific Gravity (SG) = W1 / (W1 - W2)
W1 = berat butir mineral di udara

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
W2 = berat butir mineral di dalam air
Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai perbandingan misalnya:
1. Silikat, Karbonat, Sulfat dan Halida SG berkisar antara 2,2 - 4,0.
2. Bijih logam, termasuk Sulfida dan Oksida berkisar antara 4,5 - 7,5.
3. Native elemen (logam), Emas dan Perak umumnya termasuk logam berat.
2.2.8 Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral pada gaya tarik magnet. Kemagnetan batuan
mineral (Magnetism) adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Kemagnetan
pada batuan dipengaruhi oleh kandungan mineral pada batuan tersebut.
kemagnetan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Ferromagnetik: tertarik kuat oleh magnet seperti magnetit dan pirotit.
2. Paramagnetik: tertarik lemah oleh magnet seperti pirit.
Diamagnetik: tidak tertarik oleh magnet.
2.2.9 Keliatan (Tenacity)
Keliatan adalah kemampuan atau daya tahan suatu mineral terhadap
pemukulan, pembengkokan dan lain sebagainya. Sifat keliatan (tenacity)
ditentukan dari cara mineral merespon stress jangka pendek dalam temperatur dan
tekanan permukaan.
Tenacity dibedakan menjadi enam, yaitu:
1. Rapuh (Brittle)
Bila digores menjadi tepung, tetapi isinya atau bubuknya tidak pergi ke segala
arah dan mudah untuk dihancurkan.
2. Dapat Diiris (Sectile)
Dapat diiris dengan pisau dan juga pada kenampakannya memberikan
kehalusan.
3. Dapat Dipintal (Ductile)
Dapat dibentuk layaknya kapas.
4. Lentur (Elastic)
Bila dibengkokkan dapat kembali keseperti semula.
5. Fleksible
Bila dibengkokkan tidak dapat kembali lagi keseperti semula.
6. Dapat Ditempa

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis atau melebur.
2.2.10 Bentuk
Bentuk mineral ada dua macam, yaitu:
1. Bentuk Kristalin
Adalah apabila suatu mineral mempunyai bidang yang ideal dan baiasanya
akan terdapat pada mineral-mineral yang mengandung atau mineral yang
mempunyai bidang belahan.
2. Bentuk Amorf
Adalah suatu jenis Mineral tidak mempunyai batasan yang jelas dan pasti.
2.3 Sifat Kimia Mineral

Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:


2.3.1 Golongan Native Element
Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll
2. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll
3. Golongan Non Logam. Contoh : O2
2.3.2 Golongan Sulfida
Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan
persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi logam.
Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh sulfat.
Contoh: Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll.
2.3.3 Golongan Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibandingkan dengan
silikat. Mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan
unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH) (Evodius et al., 2019).
2.3.4 Golongan Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
dari beberapa ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis
yang rendah. Contoh Halit (NaCl).
2.3.5 Golongan Karbonat, dan Nitrat
Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk ketika
kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya
suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, reaksinya disebut fizz
test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO 3), Dolomit
(CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll.
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini
adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan melebur.
Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3). Borates adalah persenyawaan kimia antara
unsur logam persenyawaan dengan borates radikal.
2.3.6 Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam
bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus
anioin SO4, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO 4), Anhidrit
(CaSO4), dll.
2.3.7 Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia yang dimana salah satu
logam bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh
adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta
cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna. Contoh Vivianit
(Fe3(PO4)3), dll.
2.3.8 Golongan Silika
Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan
salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika merupakan suatu

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah keadaannya. Silika juga
merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf. Contoh: ortoklas (KAlSi3O8).

2.4 Klasifikasi Mineral

Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal.


2.4.1 Sistem Kristal Isometrik
Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3 bentuk yaitu kubus
sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered cubic/ BCC) dan
kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC). Berikut adalah beberapa macam
bentuk dari tiga jenis kubus tersebut: Kubus sederhana, Pada bentuk kubus
sederhana, masing-masing terdapat satu atom pada semua sudut (pojok) kubus. Pada
kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan
terdapat satu atom pada pusat kubus ditunjukkan dengan atom warna biru). Pada
kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga
terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus. sistem kristal kubus
memiliki axial ration dengan perbandingan sumbu a = b= c. Artinya panjang sumbu a
sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c, serta memiliki sudut kristalografi α
sistem tersebut semua sudut kristalnya (α, β dan γ) tegak lurus satu sama lain (90o).
= β = γ = 90o hal itu berarti pada Sintesis (Ningsih, 2016).
2.4.2 Sistem Kristal tetragonal
Pada sistem kristal tetragonal, dua rusuknya yang memiliki panjang sama
(a=b≠c) dan semua sudut (α=β=γ) sebesar 90°. Pada sistem kristal tetragonal ini
hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan. Pada bentuk
tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana, dimana masing-masing terdapat
satu atom pada semua sudut (pojok) tetragonalnya. Sedangkan pada tetragonal
berpusat badan yaitu memiliki 1 atom pada pusat tetragonal (ditunjukkan pada atom
warna biru), dan atom lainnya berada pada pojok (sudut) tetragonal.
2.4.3 Sistem kristal ortorombik
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik sederhana,
body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan warna merah), berpusat
muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat muka pada dua sisi
ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Panjang rusuk dari sistem

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
kristal ortorombik ini berbeda-beda (a≠b≠c), dan memiliki sudut yang sama (α=β=γ)
yaitu sebesar 90°.
2.4.4 Sistem kristal monoklin
Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu : monoklin sederhana dan
berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau).
Sistem kristal monoklin ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda (a≠b≠c), serta
sudut α=γ=90° dan β≠90°.
2.4.5 Sistem kristal triklin
Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini
memiliki panjang rusuk yang berbeda (a≠b≠c), serta memiliki besar sudut yang
berbeda-beda pula yaitu α≠β≠γ≠90°.
2.4.6 Sistem kristal rombohedral atau trigonal
Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a=b≠c).
sedangkan sudut-sudutnya adalah α=β=90° dan γ=120°.
2.4.7 Sistem kristal heksagonal
Pada sistem kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam),
maka sistem ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai
sudut yaitu 90° dan 120° (α=β= 90°dan γ=120°), sedangkan pajang rusuk-rusuknya
adalah a=b≠c. Semua atom berada pada sudut-sudut (pojok) heksagonal dan terdapat
masing-masing fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara komposisi
kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8 kelompok sebagai
berikut atom berpusat muka pada dua sisi heksagonal (yang ditunjukkan atom
dengan warna hijau).
Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi
Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan
komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X
berdasarkan hukum:
1. Elemen native (Unsur Murni)
Elemen native atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan
dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada
kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya.
Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan
dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika
dilepaskan.
2. Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S 2-). Pada
umumnya unsur utamanya adalah logam (metal). mineral-mineral sulfida
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur
utamanya umumnya adalah logam.
3. Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali
silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama
dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa
mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al 2O3), hematit (Fe2O3)
dan kassiterit (SnO2).
4. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran
atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH -). Reaksi
pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama
seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya
adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah
Manganite MnO (OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3H2O).
5. Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine).
Umumnya ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa
diantaranya ditemui dalam squen evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini
merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengandung
evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan berkalium-
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan batuan-
batuan seperti Marl dan Limestone. Halida yang lainnya seperti Flourite
terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal. Golongan Halida bersifat sangat
lunak (Kekerasannya antara 2–4,5), mempunyai sumbu simetri kristal yang
berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh mineral-mineral
golongan Halida antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6), Atacamite [Cu2
ClC(OH)5].
6. Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2, dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”,
CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan
utama yang membentuk batuan sedimen. Karbonat terbentuk pada lingkungan
laut oleh endapan bangkai plankton. karbonat juga terbentuk pada daerah
evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan
stalagmite. Dalam kelas karbonat ini juga termasuk nitrat (NO 3) dan juga
Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah
dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan
contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO 3) dan borak
(Na2B4O5(OH)4 .8H2O).
7. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi
pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian
perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada
kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat.
Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari
kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
8. Fosfat

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate
(PO4)3-. Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun
keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic
merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya
secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides.
Sifat dari golongan ini berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak,
rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara
1,5–5 dan 6.
9. Silikat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari
Si–O tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan
mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya,
dalam hal ini silikat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan
metamorf. Mineral-mineral silikat cenderung bersifat keras, berwarna
transparant (jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya)
dan mempunyai Berat Jenis rata-rata sama. Pada umumnya dalam semua
struktur silicat, silicon berada diantara 4 atom oksigen (kecuali yang
terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
10. Nesosilicate
Mempunyai (SiO4)4- tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra silikon-
oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4 .Mineral khasnya
Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti : Olivine [(Mg,Fe)2SiO4], Zircon
(ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
11. Sorosilicate
Mempunyai 2 tetrahedral yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen
yang merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa
Si2O7. Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti :
Heminorphite [Zn4Si2O7 (OH)2 .H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]
12. Cyclocilicate
Mempunyai tetrahedral yang saling berhubungkan untuk membentuk struktur
lingkaran tertutup dengan komposisi berapa SiNO3.

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
13. Inosilicate
Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur rantai
tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam. Rantai Tunggal
mempunyai komposisi Si:O=1:3, misalnya terlihat pada mineral-mineral
Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi2O6), Hornblende [CaFeSi2O6],
Jadeite [Na(Al,Fe3+)Si2O6]. Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan
membentuk struktur rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.
14. Phylosilicate
Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-sama
oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan disekitarnya
sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan perbandingan komposisi
Si:O=2:5.
15. Tectosilicate
Mempunyai kerangka silikat yang mana setiap atom tetrahedra
silicon/SiO4memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya
dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga membentuk
jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si:O =1:2. Dicirikan
dengan beberapa bentuk silika seperti Kuwarsa (SiO 2), Tridimite (SiO2),
Kristobalite (SiO2) mempunyai susunan 3 dimensi tersebut. Mineral khas
lainnya seperti Feldspar group Orthoclase (KAlSi3O8).
Unsur-unsur kation dan anion mengalami reaksi kimia membentuk senyawa.
Susunan dan komposisi kimia dalam suatu senyawa ditentukan berdasarkan jumlah
muatannya, mengikuti aturan rumus stoikiometri. Senyawa yang berbentuk padatan,
memiliki rumus bangun tertentu dan tetap, serta dibatasi bidang-bidang yang banyak
(poligon) disebut sebagai kristal. Kristal-kristal sejenis yang padat, anorganik,
terbentuk di alam dan secara alamiah disebut sebagai mineral. Sifat simetri kristal
adalah hubungan geometri antara sisi-sisinya. Kumpulan mineral-mineral
yang memiliki sifat kimia yang sama membentuk batu. Batu-batu menyusun batuan.
Batuan, terdiri atas batuan beku (hasil pembekuan magma), batuan sedimen (hasil
sedimentasi dari material asal denudasi dan erosi), batuan metamorf (hasil ubahan
struktur, tekstur dan komposisi batuan asal, yang membentuk mineral batuan baru)
dan batuan gunung api (hasil dari aktivitas gunung api). Batuan-batuan tersebut

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
menyusun lapisan kerak bumi. Lapisan kerak bumi merupakan bagian terluar bumi,
yang selanjutnya di dalamnya terjadi proses geologi. Batuan beku adalah batuan
sebagai hasil kristalisasi dari larutan magma yang mendingin. Magma adalah batuan
pijar yang terdiri dari tiga atau lebih komponen lelehan cair silikat, kristal padat, dan
gelembung gas. Magma yang membeku di bawah permukaan bumi akan
menghasilkan batuan intrusi, sedangkan magma yang membeku di permukaan bumi
menghasilkan batuan ekstrusif (Afriyani et al., 2020).
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat di perlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Berdasarkan susunan kimia dan struktur
kristalnya, maka mineral-mineral yang terdapat di alam dapat diklasifikasikan
menjadi 8 kelas, yaitu : elemen native, sulfida, oksida dan hidroksida, halida,
karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat yang kesemuanya memiliki derivatnya, susunan
kimia serta struktur kristalnya yang unik sehingga menjadikannya berbeda serta
memliki sifat-sifat fisik yang berbeda pula antara mineral yang satu dengan yang
lainnya.
Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah > 100
mg per hari sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
Mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya masing-
masing seperti kalsium yang berperan dalam pembentukan struktur tulang & gigi,
natrium berfungsi dalam menjaga kesimbangan cairan tubuh atau juga kalsium yang
berfungsi untuk memperlancar peredaran darah. Mineral merupakan bagian dari
tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Tubuh
mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya.
Untuk dapat memberikan gambaran bagaiman suatu bahan padat yang terdiri
dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu
cairan panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Sifat simetri
kristal adalah hubungan geometri antara sisi-sisinya, yang merupakan
karakteristik dari tiap mineral. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka
ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan
hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk
persenyawaan Natrium dan Chlorida. Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan
mulai mendingin, kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk
mineral Halit yang padat.
Mineral kuarsa, dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya
pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut
masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan oleh struktur
kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma berisi enam. Tidak peduli
apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang sempurna,
bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara bidang-bidangnya akan tetap
dapat dikenali. Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan
ini ditentukan dari dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui
dengan mineral lain yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala
kekerasan relatif dari mineral-mineral, dari yang paling lunak hingga yang paling
keras.

2.5 Ilmu Geologi

Geologi, berasal dari kata geo dan logo bahasa Yunani, didefinisikan sebagai
studi tentang Bumi, tetapi sekarang juga mencakup studi tentang planet dan bulan di
tata surya kita. Landasan prinsip dalam mempelajari ilmu geologi adalah, anggapan
bahwa bumi adalah suatu benda yang secara dinamis berubah sepanjang masa dan
setiap waktu. Oleh karena itu pada subbab ini akan dipelajari tentang konsep waktu
dalam geologi dan konsep hukum dalam geologi.
ilmu geologi adalah, anggapan bahwa bumi adalah suatu benda yang secara
dinamis berubah sepanjang masa dan setiap waktu. Oleh karena itu pada subbab ini
akan dipelajari tentang konsep waktu dalam geologi dan konsep hukum dalam
geologi.
Geologi adalah studi tentang Bumi, baik di bagian dalamnya dan permukaan
luarnya, batuan dan bahan lain yang ada di sekitar kita, proses yang menghasilkan
atau pembentukan bahan-bahan itu, aliran air di atas dan di bawah permukaan tanah,
perubahan- perubahan yang telah terjadi selama sepanjang waktu geologis, dan
perubahan yang dapat kita antisipasi akan terjadi dalam waktu dekat (Suroyo, 2019).

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang
menjadi dasar geologi. Cabang-cabang ilmu geologi tersebut diantaranya:
Mineralogi, Petrologi, stratigrafi, Paleontologi, Geologi Struktur, Geomorfologi,
Geologi fisik dan Geokimia. Perlu difahami bahwa geologi fisik berbeda dengan
geofisika. Geologi fisik adalah cabang geologi yang mempelajari sifat fisis bumi dan
batuan dendangkan geofisika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari bumi
dengan metode dan instrumen fisika (Zuhdi, 2019).

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Pertama-tama kami para praktikan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan


dalam praktikum kali ini. Kemudian ketika kami telah diberikan mineral untuk di
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
amati, hal pertama yang harus di lakukan adalah menyiapkan sebuah kertas kosong
lalu letakkan mineral, id card praktikan dan skala bar di atasnya untuk di foto.
Kemudian kami membuat gambar sketsa mineral lalu di warnai. Setelah
mendokumentasikan mineral kami para praktikan tak lupa untuk menuliskan nomor
peraga yang ada tertera pada mineral lalu kami pun mulai untuk mengamati mineral
yang ada seperti melihat warna lapuk, warna segar dan warna cerat yang ada pada
mineral tersebut, kemudian mengidentifikasi pecahan, kilap, belahan dan daya tahan
mineral pada tekanan yang diberikan kepada mineral. Kami juga menguji tingkat
kekerasan mineral dengan menggunakan alat uji yang berbeda-beda sesuai tingkat
kekerasan mineralnya. Hal yang sama terus dilakukan berulang terhadap keseluruhan
10 mineral yang ada.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Mika Biotit

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Nomor Peraga :1
Warna Lapuk : Abu-Abu
Warna Segar : Hitam
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Even
Kekerasaan : 2,5 (Kuku Manusia)
Berat jenis : 2,8 – 3,2
Tenacity : Malleable

Komposisi kimia : K(Mg,Fe)3AlSi3O10(OH,F)2


Sistem kristal : Monoklin
Nama mineral : Mika Biotit
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk pari kristalisasi magma pada suhu 800°c
berasosiasi dengan garnet. Bermanfaat sebagai bahan
dingin ekstender pada cat, sebagai pembuatan pasta
gigi, pembuatan kawat pemeras.

Makassar, 27 Maret 2024


Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf


4.1.2 Kalsit
Nomor Peraga :2
Warna Lapuk : Abu-Abu
Warna Segar : Putih
Cerat : Putih

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Kilap : Non-Logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Even
Kekerasaan : 3 (Kawat Tembaga)
Berat Jenis : 2,71-3,5
Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : CaCo3


Sistem Kristal : Heksagonal
Nama Mineral : Kalsit
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Pembentukan batu kapur dan batu marmer.
Berasosiasi dengan sulfida, kuarsa, florit dan barit.
Bermanfaat untuk memproduksi kaustik soda dan
alkali lainnya, pembuatan semen, cat dan kaca, kalsit
dapat mengurangi koronik dalam air

Makassar, 27 Maret 2024

Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf


4.1.3 Olivine
Nomor Peraga :3
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Hijau
Cerat : Putih

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Kilap : Non-Logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Subconcoidal
Kekerasaan : 6,5 - 7 (Kikir Baja)
Berat Jenis : 3,27 – 4,5
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : (Mg,Fe)₂SiO₄
Sistem Kristal : Orthorombit
Nama Mineral : Olivine
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk dari proses kristalisasi magma. Berasosiasi
dengan magnetit dan limenit. Bermanfaatsebagai batu
permata, digunakan dalam proses metalurgi sebagai
kondisioner terak, menghilangkan kotoran dari baja
dan untuk terak.

Makassar, 27 Maret 2024


Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf


4.1.4 Gipsum
Nomor Peraga :4
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Putih
Cerat : Putih
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Kilap : Non-Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Splintery
Kekerasaan : 2,5 (Kuku Manusia)
Berat Jenis : 2,31 – 2,35
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : CaSO₄·2H₂O
Sistem Kristal : Monoklinn
Nama Mineral : Gipsum
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk melalui pengendapan langsung dari air
laut. Berasosiasi dengan mineral lempung hitam,
limonite dan hematite. Bermanfaat sebagai bahan baku
penolong pada industri semen, sebagai bahan baku
penolong pada pertanian dan sebagai bahan baku bahan
bangunan

Makassar, 27 Maret 2024

Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf

4.1.5 Kuarsa
Nomor Peraga :5
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Putih
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Cerat : Putih
Kilap : Non-Logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 6,5 – 7 (Kikir Baja)
Berat Jenis : 2,65
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : SiO2
Sistem Kristal : Heksagonal
Nama Mineral : Kuarsa
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk oleh proses magmatisme. Berasosiasi
dengan hampir seluruh mineral. Bermanfaat sebagai
bahan pembuatan kaca, sebagai batu permata pan dan
sebagai pasir pengecoran.

Makassar, 27 Maret 2024

Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf

4.1.6 Pirit
Nomor Peraga :6
Warna Lapuk : Abu-Abu
Warna Segar : Kuning
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 6,5 – 7 (kikir Baja)
Berat Jenis : 5 – 5,2
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : FeS2
Sistem Kristal : Isometrik
Nama Mineral : Pirit
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Pembentukan melalui proses hydrothermal pada
(SEDEX). Bisa dalam batuan beku, metamorf dan
sedimen walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Digunakan untuk produksi sulfur dioksida pada
industri kertas dan pembuatan cermin.

Makassar, 27 Maret 2024

Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf

4.1.7 Feldspar
Nomor Peraga :7
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Merah Muda
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Cerat : Putih
Kilap : Non-Logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Subconcoidal
Kekerasaan : 6,5 – 7 (Kikir Baja)
Berat Jenis : 2,55 – 2,63
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : KAlSi₃O₈
Sistem Kristal : Monoklin
Nama Mineral : Feldspar
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk oleh proses pneumatolistis dan
hydrothermal. Berasosiasi dengan kuarsa dan
mikroklorif. Bermanfaat untuk pelebur atau perekat
pada suhu tinggi, sebagai bahan penting dalam
produksi kaca dan dapat digunakan sebagai batu
gurinda

Makassar, 27 Maret 2024

Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf

4.1.8 Amphibole
Nomor Peraga :8
Warna Lapuk : Coklat
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Warna Segar : Hitam
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 3 (Kawat Tembaga)
Berat Jenis : 2,3 – 3,39
Tenacity : Malleable
Komposisi Kimia : (NaCa)2(MgFe,Al),(Si,Ai)8O2(OH)
Sistem Kristal : Monoklin
Nama Mineral : Amphibole
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk pada proses pembekuan magma pada suhu
200°-600°c. Berasosiasi dengan ortoklas, plagoklas
dan biotit mika. Bermanfaat digunakan dalam
pembuatan asbes, digunakan dalam industri tekstil dan
sebagai batu ornamen dinding, lantai bangunan gedung
dan pengeras jalan

Makassar, 27 Maret 2024

Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf

4.1.9 Magnetite
Nomor Peraga :9
Warna Lapuk : Coklat
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Warna Segar : Hitam
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 6,5 – 7 (Kikir Baja)
Berat Jenis : 5,17
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : Fe3O4
Sistem Kristal : Isometrik
Nama Mineral : Magnetite
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk dari proses hydrothermal. Berasosiasi
dengan kromit silikat dan kuarsa. Bermanfaat sebagai
pemisahan media di industri pertambangan, sebagai
bijih besi penting untuk pembuatan baja dan sebagai
penyerap anion ataupun ion logam dari udara limbah

Makassar, 27 Maret 2024

Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf

4.1.10 Piroksen
Nomor Peraga : 10
Warna Lapuk : Coklat
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Warna Segar : Hitam
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 3 (Kawat Tembaga)
Berat Jenis : 2,9 – 3,69
Tenacity : Malleable
Komposisi Kimia : Ca,Mg,Fe,Ma,Ai,Ti, Silikat
Sistem Kristal : Monoklin
Nama Mineral : Piroksen
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk dari kristalisasi magma. Bersoasiasi
dengan mineral olivin, plagioklas. Bermanfaat sebagai
bata pecat/dimensi, sebagai pemberat rel kereta api dan
sebagai bahan baku pembuatan perhiasan

Makassar, 27 Maret 2024

Asisten Praktikum Praktikan

Sitti Nur Anisah Tasir Muhammad Yusuf Asaf

4.2 Pembahasan
4.2.1 Mika Biotit

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.1 Mika biotit

Biotit adalah mineral filosilikat umum yang ada di dalam grup mika, dengan
perkiraan rumus kimia K(Mg,Fe)3AlSi3O16. Lebih umum mika mengacu pada seri
mika gelap, terutama serangkaian larutan-pelarut antara iron-endmember annit. Dan
magnesium-endmember plogopit.
Memiliki sifat fisik yaitu warna lapuk abu-abu lalu warna segar hitam
memiliki cerat abu-abu kilapnya berjenis logam. Mempunyai pecahan even memiliki
tingkat kekerasan sebesar 2,5 atau setara dengan kuku manusia dan juga memiliki
berat jenis yaitu 2,8 sampai dengan 3,2 serta memiliki tenacity malleable yang
berarti dapat dibelah menjadi lembaran adapun komposisi kimianya yaitu
K(Mg,Fe)3AlSi3O16 dan juga memiliki sistem kristal yaitu monoklin berdasarkan ciri-
ciri diatas maka mineral yang dimaksud adalah Mika Biotit
Mineral Mika Biotit terbentuk dari kristalisasi magma pada suhu sebesar
800°c. Mineral ini berasosiasi dengan garme, adapun manfaatnya yaitu sebagai
bahan dingin ekstender pada cat, bahan pembuatan pasta gigi dan bahan pembuatan
kawat pemeras.

4.2.2 Kalsit

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.2 Kalsit

Kalsit adalah sebuah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat (caco 3)
paling stabil. Polimorf lain adalah mineral aragonit dan vaterite-aragonit akan
berubah menjadi kalsit pada suhu 380°-470°c, sementara vaterite justru kurang
stabil.
Mineral ini memiliki sifat fisik yaitu warna lapuk abu-abu lalu warna segar
putih memiliki cerat putih kilapnya berjenis non-logam karena cahayaa ya dapat
menembusnya. Memiliki belahan sempurna pecahannya subconcoidal memiliki
tingkat kekerasan 3 atau setara kawat tembaga dan juga memiliki berat jenis 2.71 -
3.5 serta memiliki tenacity brittle, mineral ini tersusun oleh komposisi kimia yaitu
CaCo3 dan juga memiliki sistem kristal heksagonal berdasarkan sifat fisik di atas
mineral, ini bernama kalsit.
Genesa mineral ini atau kalsit terbentuk seperti pembentukan batu kapur dan
batu marmer. Mineral ini berasosiasi dengan mineral sulfida, kuarsa, florit dan juga
barit. Adapun manfaatnya yaitu untuk memproduksi kaustik suda, pembuatan semen,
cat dan kaca serta dapat mengurangi koronik dalam air.

4.2.3 Olivine
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.3 Olivine

Olivine atau mirah kuning (sebagai batu mulia disebut juga periodit atau
krisocit) adalah mineral magnesium besi silikat dengan rumus (Mg,Fe) 2SiO4. Banyak
ditemukan dibawah permukaan bumi namun cepat lapuk apabila berada pada
permukaan bumi.
Mineral ini memiliki sifat fisik yaitu warna lapuknya coklat lalu memiliki
warna segar hijau serta memiliki cerat berwarna putih kilapnya berjenis non-logam
lalu memiliki belahan yang sempurna lalu pecahannya adalah subconcoidal lalu
memiliki tingkat kekerasan yaitu 6,5-7 atau setara kikir baja. Memiliki berat jenis
yaitu 3,27-4.5 tenacity brittle komposisi kimianya adalah (Mg,Fe)2SiO4 dan
memiliki sistem kristal orthorombit berdasarkan ciri fisik di atas mineral yang
dimaksud adalah olivine.
Mineral olivine terbentuk dari proses kristalisasi magma. Berasosiasi dengan
mineral magnetit dan juga limenit. Mineral ini bermanfaat sebagai batu permata,
digunakan dalam proses metalurgi sebagai kondisioner terak, serta menghilangkan
kotoran dari baja dan untuk membentuk terak.

4.2.4 Gipsum

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.4 Gipsum

Gipsum atau gips adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium
yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah
jenis hidrat kalsum sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H 2O. Gipsum adalah salah
satu contoh la dari beberapa mineral yang teruapkan.
mineral ini memiliki ciri fisik yaitu warna lapuk coklat lalu memiliki warna
segar putih dan juga memiliki warna cerat putih serta kilap yang berjenis logam lalu
memiliki belahan yang tidak sempurna memiliki pecahan Splintery memiliki tingkat
kekerasan 2.5 setara kuku manusia lalu memiliki berat jenis 2,31-2,35 lalu memiliki
tenacity brittle, mineral ini memiliki komposisi kimia yaitu CaSO4.2H 2O mineral ini
memiliki sistem kristal yaitu monoklin berdasarkan sifat fisik diatas mineral yang
dimaksud adalah gipsum.
Mineral gipsum terbentuk melalui pengendapan langsung dari air laut.
Mineral ini berasosiasi dengan mineral lempung hitam, limonite dan hematite.
Mineral ini bermanfaat sebagai bahan baku pada industri semen, sebagai bahan baku
penolong pada pertanian dan bahan baku bahan bangunan.

4.2.5 Kuarsa

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.5 Kuarsa

Kuarsa adalah mineral yang paling melimpah di kerak bumi. Kuarsa sangat
tahan terhadap pelapukan baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia kuarsa
adalah salah satu mineral yang banyak memiliki kegunaan, sifat kuarsa yang unik
yang menjadikan kuarsa sebagai salah satu mineral yang paling berguna.
Adapun ciri-ciri fisik mineral ini yaitu warna lapuknya coklat lalu warna
segar 'berwarna putih, memiliki cerat putih lalu kilap berjenis non-logam dan
memiliki belahan yang sempurna lalu memiliki pecahan uneven dan tingkat
kekerasan yaitu, 6,5-7 atau setara dengan kikir baja dan juga memiliki berat jenis
2,65. Kemudian, memiliki tenacity brittle serta mempunyai komposisi kimia yaitu
SiO₂ lalu memiliki sistem kristal berbentuk heksagonal berdasarkan ciri di atas
mineral tersebut bernama kuarsa.
Mineral ini terbentuk oleh proses magmatisme. Mineral ini berasosiasi
dengan hampir seluruh mineral mineral, ini bermanfaat sebagai bahan pembuatan
kaca, dan juga mineral ini bermanfaat sebagai batu permata dan sebagai pasir
pengecoran.

4.2.6 Pirit
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.6 Pirit

Pirit mineral besi disulfida alami, namanya berasal dari kata yunani pyr, "api
karena pirit mengeluarkan percikan api ketika terkena logam. Mineral pirit atau pirit
besi. Juga dikenal sebagai badar emas atau emas semu, pirit merupakan sulfida besi
dengan rumus kimia FeS₂
Memiliki ciri sifat fisik yaitu warna lapuknya abu-abu lalu warna segarnya
yaitu kuning memiliki cerat abu-abu dan memiliki kilap berjenis logam dan
belahannya tidak sempurna juga memiliki pecahan uneven tingkat kekerasannya
yaitu 6,5 - 7 atau setara kikir baja dan memiliki berat-jenis 5 - 5,2 tenacitynya yaitu
brittle mineral ini juga memiliki komposisi kimia yaitu fes 2 dan memiliki sistem
kristal yang berbentuk isometrik. Berdasarkan cirinya nama mineral tersebut adalah
pirit
Mineral pirit terbentuk melalui proses pembentukan dengan hidrothermal
pada (SEDEX). Berasosiasi bisa dalam batuan beku, metamorf dan sedimen
walaupun dalam jumlah yang sedikit. Digunakan untuk produksi sulfur dioksida pada
industri kertas dan pembuatan cermin.

4.2.7 Feldspar
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.7 Feldspar

Feldspar adalah kelompok mineral tektosilikat pembentuk batuan yang


membentuk 41% kerak bumi. Feldspar mengkristal dari magma pada batuan beku
intrusif dan ekstrusif dalam bentuk urat, dan juga terdapat dalam berbagai jenis
batuan metamorf.
Mineral ini memiliki ciri-ciri fisik yaitu warna lapuk berwarna coklat lalu
warna segar berwarna merah muda. Memiliki cerat putih memiliki kilap bertipe non-
logam memiliki belahan sempurna dan juga pecahan subconcoidal dan memiliki
tingkat kekerasan 6,5-7 setara dengan kikir baja memiliki berat jenis 2,55-2,63
tenacitynya yaitu brittle memiliki komposisi kimia yaitu KAlSi 3O8 dan juga memiliki
sistem kristal monoklin mineral tersebut bernama Feldspar.
Mineral Feldspar terbentuk oleh proses pneumatolistis dan hydrothermal.
Mineral ini berasosiasi dengan kuarsa dan mikroklorit. Mineral Feldspar memiliki
manfaat yaitu pelebur atau perekat pada suhu tinggi, sebagai bahan penting dalam
produksi kaca dan sebagai batu gurinda

4.2.8 Amphibole

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.8 Amphibole

Mineral amphibole adalah kelompok mineral yang termasuk dalam seri


discontinues deret bowen, amphibole adalah kumpulan mineral inosilikat yang
biasanya warnanya gelap. Membentuk prisma atau kristal seperti jarum
Ciri-ciri fisik mineral ini yaitu memiliki warna lapuk yang berwarna coklat
lalu memiliki warna segar yang berwarna hitam lalu memiliki cerat berwarna abu-
abu. Memiliki kilap berjenis logam serta belahan yang tidak sempurna lalu memiliki
pecahan uneven memiliki tingkat kekerasan 3 atau setara kawat tembaga memiliki
berat jenis 2,3–3,39 tenacity malleable komposisi kimia (NaCa)2(Mg,Fe,Al)
(Si,Ai)8O2(OH) memiliki sistem kristal monoklin berdasarkan ciri yang disebut
mineral yang dimaksud adalah mineral amphibole.
Mineral ini terbentuk pada proses pembekuan magma pada suhu 200℃ -
600°c. Mineral ini berasosiasi dengan ortoklas, plagoklas dan mikabiotit. Bermanfaat
digunakan dalam pembuatan asbes, digunakan dalam industri tekstil dan sebagai batu
ornamen dinding, lantai bangunan gedung dan pengeras jalan.

4.2.9 Magnetite

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.9 Magnetite

Magnetite adalah mineral magnetis berwarna hitam, buram yang


meninggalkan garis hitam saat digosok, pada permukaan keras dan kasar. Magnetite
adalah oksidasi logam yang paling melimpah, dan struktur kristalnya mengandung
bentuk ion besi -besi (Fe+2) dan besi (Fe+3)
Mineral ini memiliki ciri fisik yaitu warna lapuk coklat lalu warna segar
hitam serta memiliki carat abu-abu serta memiliki kilap logam dan memiliki belahan
yang tidak sempurna. Serta memiliki pecahan uneven dan tingkat kekerasannya 6,5-7
atau setara dengan kikir baja, memiliki berat jenis 5.17 serta tenacity brittle
komposisi kimianya yaitu Fe3O4 memiliki sistem kristal isometrik berdasarkan ciri di
atas mineral yang dimaksud bernama magnetite
Mineral magnetite terbentuk dari prosess hidrothermal. Berasosiasi dengan
kromit, silikat dan kuarsa. Bermanfaat sebagai pemisa hanmedia di industri
pertambangan. Untuk pembuatan baja dan penyerap anon atau ion logam dari limbah
udara.

4.2.10 Piroksen

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 4.10 Piroksen

Piroksen adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak ditemukan


pada batuan beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal silikа
tetrahedral dan mengkristal monoklinik dan ortorombik.
Mineral ini memiliki ciri fisik yaitu warna lapuknya coklat lalu warna
segarnya hitam lalu ceratnya berwarna abu-abu. Lalu memiliki kilap logam dan juga
memiliki belahan yang tidak sempurna serta pecahan yang uneven. Memiliki tingkat
kekerasan 3 atau setara dengan kawat tembaga dan berat jenisnya 2,9-3,69 lalu
tenacity malleable. Serta memiliki komposisi kimia Ca,Mg,Fe,Ma,Al,Ti,Silikat serta
sistem kristal berbentuk monoklin. Berdasarkan ciri-ciri di atas mineral yang
dimaksud adalah piroksen
Mineral ini terbentuk dari kristalisasi magma. Mineral ini berasosiasi dengan
olivine, plagioklas. Bermanfaat sebagai bata pecat, sebagai pemberat rel kereta api
dan bahan baku perhiasan.

BAB V
PENUTUP
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratikum, dapat di simpulakan: mineral adalah suatu benda


padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik mempunyai
komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan susunan atom yang teratur. Mineral
dapat kita jumpai dimana-mana di sekitar kita, sebagai batuan, tanah atau pasir yang
di endapkan.
Pendeskripsian mineral di lakukan dengan cara mengamati sifat-sifat fisik
mineral. Sifat-sifat fisik tersebut di antaranya, warna, cerat atau gores, kilap, belahan,
pecahan, kekerasan, berat jenis, tenacity, komposisi kimia, sistem kristal. Semua
sifat-sifat tersebut memiliki nilai atau patokan tertentu sesuai dengan jenisnya.
Kami juga dapat mendeskripsikan sifat-sifat fisik dari mineral, mulai dari
menentukan warna segar, warna lapuk, cerat, kilap, belahan, pecahan, kekerasan,
berat jenis, tenacity, sistem Kristal serta menentukan nama mineral dan komposisi
kimianya.
5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk laboratorium


Agar tetap mempertahankan kebersihan laboratorium dan kerapian
laboratorium.
5.2.2 Saran untuk asisten
Saran untuk asisten agar tetap semangat dan tetap menjalin hubungan baik
dengan praktikan agar praktikan lebih merasa akrab. Tetap mempertahankan sifat
yang ramah/baik kepada adik-adiknya dan bisa memberikan nilai kepada adik-adik
dengan baik.
.

DAFTAR PUSTAKA

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Afriyani, M. P., Sentosa, L. W., & Nugroho, A. C. (2020). Analisis Genesa
Hidrogeokimia Airtanah Menggunakan Diagram Piper Segiempat Di Wilayah
Pesisir. Media Komunikasi Geografi, 21(1), 01.
Anna. (2015). Jurnal Praktikum 1 Kristalografi. Galang Tanjung, 2504, 1–9.
Aryoko Gautama, G., Novianto, D., & Suhardono, A. (2021). Sumberdaya,
Cadangan, Produksi Mineral Dan Batuan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018.
Jurnal Qua Teknika, 11(1), 52–66.
Evodius, L., Tonapa, A., & Achmad, N. (2019). Mineral Oksida, Mineral
Hidroksida, Mineral Sulfat, Dan Mineral Fosfat.
Ningsih, S. K. W. (2016). Sintesis Anorganik. In Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952.
Okrusch, M., & Frimmel, H. E. (2022). Mineralogie. In Mineralogie.
Suroyo, H. (2019). Modul 2 geologi dasar. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber
Daya Air Dan Konstruksi, 25–116, 142.
Zuhdi, M. (2019). Buku Ajar Pengantar Geologi. In Penerbit Duta Pustaka Ilmu.

SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF


09320220331 09320230333

Anda mungkin juga menyukai