PENGENALAN MINERAL
KOORDINATOR PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR
MAKASSAR
2024
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB I
PENDAHULUAN
Kata geologi berasal dari kata latin, geo yang berarti bumi, dan logos yang
berarti ilmu. Geologi dapat di artikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan pemahaman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai obyek utama dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil, geologi
juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta proses yang berlangsung di
permukaan dan dibawah permukaan bumi, pada saat sekarang dan juga pada masa
lalu. Geologi dasar didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari kesemuanya
ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai penyusun kerak
bumi, mengenal proses pembentukannya (Zuhdi, 2019).
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam yang memiliki
sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya
membentuk batuan baik dalam bentuk lepas atau padu. Mineral dibagi menjadi tiga
sesuai pemanfaatannya yaitu: mineral logam, mineral bukan logam dan mineral
batuan. Mineral logam merupakan mineral yang mempunyai unsur logam dengan
cara pengambilannya menggunakan teknologi tertentu dan dimanfaatkan untuk
industri. Mineral bukan logam merupakan mineral yang tidak mempunyai unsur
logam. Mineral batuan merupakan mineral yang berbentuk padat dan padu dan tidak
ada unsur mineral (Aryoko Gautama et al., 2021).
Adapun praktikum kali ini dilakukan secara offline sehingga kami para
praktikan dapat lebih muda untuk memahami dan membedakan beberapa mineral.
Dimana ada beberapa sifat mineral yaitu membedakan warna lapuk dan warna segar,
cerat, kilap, belahan, pecahan, kekerasan, berat jenis, tenacity, komposisi kimia dan
sistem kristal setiap mineral. Tujuan dari praktikum mata acara pengenalan mineral
ini adalah praktikan dapat menjelaskan definisi mineral, membedakan kelompok-
kelompok mineral dan juga mendeskripsikan sifat fisik mineral hingga menentukan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan definisi mineral;
2. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral;
3. Praktikan dapat mendiskripsi sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Mistar min. 30 cm;
3. Alat penguji kekerasan
(kuku manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, kikir baja, paku baja);
4. Porselen;
5. Loop 60x;
6. Magnet;
7. Lap kasar dan lap halus;
8. Skala bar;
9. Pensil warna.
1.3.2 Bahan
A. Kertas HVS A4 (Min. 5);
B. HCL 0,1 M;
C. Buku penuntun Geologi Dasar;
D. Buku referensi;
E. Problem set (10).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mineral adalah suatau zat padat dari unsur (kimia) yang dibentuk oleh proses-
proses anorganik. Dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan
atom-atom secara beraturan didalamnya atau dikenal sebagai sturktur dalamnya
menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu
yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice). Suatu contoh mineral halit (NaCl)
tiap atom Na dan Cl masing-masing dikerumuni secara bidang delapan oleh enam
atom Cl dan Na. Sering diartikan sebagai bahan yang bukan organik atau zat-zat
anorganik dalam obat. Misalnya dibedakan antara vitamin dan mineral. Sedangkan
marmer termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan.
Juga mineraldiartikan sebagai cebakan bijih (ore), dan sering kita dengar mineral
deposit.
Mineral sangat penting untuk didalami lebih dahulu sebelum mengetahui lebih
lanjut atau penterapannya terhadap disiplin ilmu yang berhubungan. Sebetulnya
mineral merupakan partikel-partikel yang yang terkecil yang diskrit menyusun
batuan dan monomineral menyusun kerak bumi sampai inti bumi.
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam yang memiliki
sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya
membentuk batuan baik dalam bentuk lepas atau padu. Mineral dibagi menjadi tiga
sesuai pemanfaatannya yaitu: mineral logam, mineral bukan logam dan mineral
batuan. Mineral logam merupakan mineral yang mempunyai unsur logam dengan
cara pengambilannya menggunakan teknologi tertentu dan dimanfaatkan untuk
industri. Mineral bukan logam merupakan mineral yang tidak mempunyai unsur
logam. Mineral batuan merupakan mineral yang berbentuk padat dan padu dan tidak
ada unsur mineral (Aryoko Gautama et al., 2021).
Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam
bumi. Didalam pengertian umum, Geologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
terbentuknya. Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari
tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
diantaranya mempelajari tentang suatu sifat-sifat fisik, cara terjadinya, cara
terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari
kata mineral dan logos. Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral
maka arti mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral. Geologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang Bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah
dan proses pembentukannya. Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan,
dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari mineral, dan mineral
membentukstruktur kristal (Anna, 2015).
Selanjutnya batasan pada mineral yaitu mineral pada umumnya bersifat
anorganik. Pada batasan ini mineral mengandung pengertian arti mineral yang lebih
luas. Mineral pada umumnya bukan sebagai hasil suatu kehidupan atau disebut juga
mineral organik seperti dengan contoh Amber, Coal, Asphalt dan Mallite. Dan yang
kelima atau terakhir yang menjadi batasan pada mineral adalah mineral bersifat
homogen yang mana hal ini memiliki arti bahwa mineral mengandung batasan yang
mana suatu mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana
oleh proses fisika yang terjadi di alam pada kurun waktu yanhg sangat lama.
Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang
paling umum digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale).
Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya
dengan benda lain yang lebih keras. Skala pengukurannya mulai dari 1 hingga 10
dengan intan sebagai benda terkeras dan talk sebagai yang terlunak. Mineral dapat
kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau
pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa dari pada mineral tersebut dapat
mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga
memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral kecuali beberapa
jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan
dari susunan yang teratur didalamnya.
Nama dari suatu mineral ditentukan berdasarkan sifat fisik yang dimiliki. Ada
beberapa sifat fisik mineral yaitu sebagai berikut.
2.2.1 Bentuk Kristal (Crystal Form)
Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur
dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang
membentuk permukaan luar kristal. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat
simetrinya yaitu, bidang simetri dan sumbu simetri. Dikenal tujuh bentuk kristal
Gambar 2.1 yaitu: Kubus (Cubic), Tetragonal, Ortorombik (Orthorombic), Monoklin
(Monoclonic), Triklin (Triclinic), Hexagonal dan Trigonal. Berikut adalah klasifikasi
dari bentuk-bentuk kristal yang terdapat pada mineral yang diketahui dan digunakan
hingga hari ini dan juga beberapa contohnya yang ada.
2.2.4 Pecahan
Pecahan adalah kenampakan mineral dalam keadaan pecah, cara
mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan
tidak teratur.
Jenis-jenis pecahan yaitu:
1. Pecahan Konkoidal
Memperlihatkan gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau
botol yang dipecah. Contoh: Kuarsa, Kalsedon, dll.
2. Pecahan Serat (Splintery)
Menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti serat atau daging.
Contoh: Serpentinit, Asbes, Augit, dll.
3. Pecahan Tidak Rata (Uneven)
Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.
4. Pecahan Runcing (Hackly)
Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar.
5. Pecahan Rata (Even)
Permukaannya rata dan cukup halus. Contoh : Lempung, dll
6. Pecahan Subkonkoidal
Geologi, berasal dari kata geo dan logo bahasa Yunani, didefinisikan sebagai
studi tentang Bumi, tetapi sekarang juga mencakup studi tentang planet dan bulan di
tata surya kita. Landasan prinsip dalam mempelajari ilmu geologi adalah, anggapan
bahwa bumi adalah suatu benda yang secara dinamis berubah sepanjang masa dan
setiap waktu. Oleh karena itu pada subbab ini akan dipelajari tentang konsep waktu
dalam geologi dan konsep hukum dalam geologi.
ilmu geologi adalah, anggapan bahwa bumi adalah suatu benda yang secara
dinamis berubah sepanjang masa dan setiap waktu. Oleh karena itu pada subbab ini
akan dipelajari tentang konsep waktu dalam geologi dan konsep hukum dalam
geologi.
Geologi adalah studi tentang Bumi, baik di bagian dalamnya dan permukaan
luarnya, batuan dan bahan lain yang ada di sekitar kita, proses yang menghasilkan
atau pembentukan bahan-bahan itu, aliran air di atas dan di bawah permukaan tanah,
perubahan- perubahan yang telah terjadi selama sepanjang waktu geologis, dan
perubahan yang dapat kita antisipasi akan terjadi dalam waktu dekat (Suroyo, 2019).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.5 Kuarsa
Nomor Peraga :5
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Putih
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Cerat : Putih
Kilap : Non-Logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 6,5 – 7 (Kikir Baja)
Berat Jenis : 2,65
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : SiO2
Sistem Kristal : Heksagonal
Nama Mineral : Kuarsa
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk oleh proses magmatisme. Berasosiasi
dengan hampir seluruh mineral. Bermanfaat sebagai
bahan pembuatan kaca, sebagai batu permata pan dan
sebagai pasir pengecoran.
4.1.6 Pirit
Nomor Peraga :6
Warna Lapuk : Abu-Abu
Warna Segar : Kuning
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 6,5 – 7 (kikir Baja)
Berat Jenis : 5 – 5,2
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : FeS2
Sistem Kristal : Isometrik
Nama Mineral : Pirit
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Pembentukan melalui proses hydrothermal pada
(SEDEX). Bisa dalam batuan beku, metamorf dan
sedimen walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Digunakan untuk produksi sulfur dioksida pada
industri kertas dan pembuatan cermin.
4.1.7 Feldspar
Nomor Peraga :7
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Merah Muda
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Cerat : Putih
Kilap : Non-Logam
Belahan : Sempurna
Pecahan : Subconcoidal
Kekerasaan : 6,5 – 7 (Kikir Baja)
Berat Jenis : 2,55 – 2,63
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : KAlSi₃O₈
Sistem Kristal : Monoklin
Nama Mineral : Feldspar
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk oleh proses pneumatolistis dan
hydrothermal. Berasosiasi dengan kuarsa dan
mikroklorif. Bermanfaat untuk pelebur atau perekat
pada suhu tinggi, sebagai bahan penting dalam
produksi kaca dan dapat digunakan sebagai batu
gurinda
4.1.8 Amphibole
Nomor Peraga :8
Warna Lapuk : Coklat
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Warna Segar : Hitam
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 3 (Kawat Tembaga)
Berat Jenis : 2,3 – 3,39
Tenacity : Malleable
Komposisi Kimia : (NaCa)2(MgFe,Al),(Si,Ai)8O2(OH)
Sistem Kristal : Monoklin
Nama Mineral : Amphibole
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk pada proses pembekuan magma pada suhu
200°-600°c. Berasosiasi dengan ortoklas, plagoklas
dan biotit mika. Bermanfaat digunakan dalam
pembuatan asbes, digunakan dalam industri tekstil dan
sebagai batu ornamen dinding, lantai bangunan gedung
dan pengeras jalan
4.1.9 Magnetite
Nomor Peraga :9
Warna Lapuk : Coklat
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Warna Segar : Hitam
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 6,5 – 7 (Kikir Baja)
Berat Jenis : 5,17
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : Fe3O4
Sistem Kristal : Isometrik
Nama Mineral : Magnetite
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk dari proses hydrothermal. Berasosiasi
dengan kromit silikat dan kuarsa. Bermanfaat sebagai
pemisahan media di industri pertambangan, sebagai
bijih besi penting untuk pembuatan baja dan sebagai
penyerap anion ataupun ion logam dari udara limbah
4.1.10 Piroksen
Nomor Peraga : 10
Warna Lapuk : Coklat
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Warna Segar : Hitam
Cerat : Abu-Abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Kekerasaan : 3 (Kawat Tembaga)
Berat Jenis : 2,9 – 3,69
Tenacity : Malleable
Komposisi Kimia : Ca,Mg,Fe,Ma,Ai,Ti, Silikat
Sistem Kristal : Monoklin
Nama Mineral : Piroksen
Referensi : Mindat.Org
Keterangan : Terbentuk dari kristalisasi magma. Bersoasiasi
dengan mineral olivin, plagioklas. Bermanfaat sebagai
bata pecat/dimensi, sebagai pemberat rel kereta api dan
sebagai bahan baku pembuatan perhiasan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Mika Biotit
Biotit adalah mineral filosilikat umum yang ada di dalam grup mika, dengan
perkiraan rumus kimia K(Mg,Fe)3AlSi3O16. Lebih umum mika mengacu pada seri
mika gelap, terutama serangkaian larutan-pelarut antara iron-endmember annit. Dan
magnesium-endmember plogopit.
Memiliki sifat fisik yaitu warna lapuk abu-abu lalu warna segar hitam
memiliki cerat abu-abu kilapnya berjenis logam. Mempunyai pecahan even memiliki
tingkat kekerasan sebesar 2,5 atau setara dengan kuku manusia dan juga memiliki
berat jenis yaitu 2,8 sampai dengan 3,2 serta memiliki tenacity malleable yang
berarti dapat dibelah menjadi lembaran adapun komposisi kimianya yaitu
K(Mg,Fe)3AlSi3O16 dan juga memiliki sistem kristal yaitu monoklin berdasarkan ciri-
ciri diatas maka mineral yang dimaksud adalah Mika Biotit
Mineral Mika Biotit terbentuk dari kristalisasi magma pada suhu sebesar
800°c. Mineral ini berasosiasi dengan garme, adapun manfaatnya yaitu sebagai
bahan dingin ekstender pada cat, bahan pembuatan pasta gigi dan bahan pembuatan
kawat pemeras.
4.2.2 Kalsit
Kalsit adalah sebuah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat (caco 3)
paling stabil. Polimorf lain adalah mineral aragonit dan vaterite-aragonit akan
berubah menjadi kalsit pada suhu 380°-470°c, sementara vaterite justru kurang
stabil.
Mineral ini memiliki sifat fisik yaitu warna lapuk abu-abu lalu warna segar
putih memiliki cerat putih kilapnya berjenis non-logam karena cahayaa ya dapat
menembusnya. Memiliki belahan sempurna pecahannya subconcoidal memiliki
tingkat kekerasan 3 atau setara kawat tembaga dan juga memiliki berat jenis 2.71 -
3.5 serta memiliki tenacity brittle, mineral ini tersusun oleh komposisi kimia yaitu
CaCo3 dan juga memiliki sistem kristal heksagonal berdasarkan sifat fisik di atas
mineral, ini bernama kalsit.
Genesa mineral ini atau kalsit terbentuk seperti pembentukan batu kapur dan
batu marmer. Mineral ini berasosiasi dengan mineral sulfida, kuarsa, florit dan juga
barit. Adapun manfaatnya yaitu untuk memproduksi kaustik suda, pembuatan semen,
cat dan kaca serta dapat mengurangi koronik dalam air.
4.2.3 Olivine
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Olivine atau mirah kuning (sebagai batu mulia disebut juga periodit atau
krisocit) adalah mineral magnesium besi silikat dengan rumus (Mg,Fe) 2SiO4. Banyak
ditemukan dibawah permukaan bumi namun cepat lapuk apabila berada pada
permukaan bumi.
Mineral ini memiliki sifat fisik yaitu warna lapuknya coklat lalu memiliki
warna segar hijau serta memiliki cerat berwarna putih kilapnya berjenis non-logam
lalu memiliki belahan yang sempurna lalu pecahannya adalah subconcoidal lalu
memiliki tingkat kekerasan yaitu 6,5-7 atau setara kikir baja. Memiliki berat jenis
yaitu 3,27-4.5 tenacity brittle komposisi kimianya adalah (Mg,Fe)2SiO4 dan
memiliki sistem kristal orthorombit berdasarkan ciri fisik di atas mineral yang
dimaksud adalah olivine.
Mineral olivine terbentuk dari proses kristalisasi magma. Berasosiasi dengan
mineral magnetit dan juga limenit. Mineral ini bermanfaat sebagai batu permata,
digunakan dalam proses metalurgi sebagai kondisioner terak, serta menghilangkan
kotoran dari baja dan untuk membentuk terak.
4.2.4 Gipsum
Gipsum atau gips adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium
yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah
jenis hidrat kalsum sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H 2O. Gipsum adalah salah
satu contoh la dari beberapa mineral yang teruapkan.
mineral ini memiliki ciri fisik yaitu warna lapuk coklat lalu memiliki warna
segar putih dan juga memiliki warna cerat putih serta kilap yang berjenis logam lalu
memiliki belahan yang tidak sempurna memiliki pecahan Splintery memiliki tingkat
kekerasan 2.5 setara kuku manusia lalu memiliki berat jenis 2,31-2,35 lalu memiliki
tenacity brittle, mineral ini memiliki komposisi kimia yaitu CaSO4.2H 2O mineral ini
memiliki sistem kristal yaitu monoklin berdasarkan sifat fisik diatas mineral yang
dimaksud adalah gipsum.
Mineral gipsum terbentuk melalui pengendapan langsung dari air laut.
Mineral ini berasosiasi dengan mineral lempung hitam, limonite dan hematite.
Mineral ini bermanfaat sebagai bahan baku pada industri semen, sebagai bahan baku
penolong pada pertanian dan bahan baku bahan bangunan.
4.2.5 Kuarsa
Kuarsa adalah mineral yang paling melimpah di kerak bumi. Kuarsa sangat
tahan terhadap pelapukan baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia kuarsa
adalah salah satu mineral yang banyak memiliki kegunaan, sifat kuarsa yang unik
yang menjadikan kuarsa sebagai salah satu mineral yang paling berguna.
Adapun ciri-ciri fisik mineral ini yaitu warna lapuknya coklat lalu warna
segar 'berwarna putih, memiliki cerat putih lalu kilap berjenis non-logam dan
memiliki belahan yang sempurna lalu memiliki pecahan uneven dan tingkat
kekerasan yaitu, 6,5-7 atau setara dengan kikir baja dan juga memiliki berat jenis
2,65. Kemudian, memiliki tenacity brittle serta mempunyai komposisi kimia yaitu
SiO₂ lalu memiliki sistem kristal berbentuk heksagonal berdasarkan ciri di atas
mineral tersebut bernama kuarsa.
Mineral ini terbentuk oleh proses magmatisme. Mineral ini berasosiasi
dengan hampir seluruh mineral mineral, ini bermanfaat sebagai bahan pembuatan
kaca, dan juga mineral ini bermanfaat sebagai batu permata dan sebagai pasir
pengecoran.
4.2.6 Pirit
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Pirit mineral besi disulfida alami, namanya berasal dari kata yunani pyr, "api
karena pirit mengeluarkan percikan api ketika terkena logam. Mineral pirit atau pirit
besi. Juga dikenal sebagai badar emas atau emas semu, pirit merupakan sulfida besi
dengan rumus kimia FeS₂
Memiliki ciri sifat fisik yaitu warna lapuknya abu-abu lalu warna segarnya
yaitu kuning memiliki cerat abu-abu dan memiliki kilap berjenis logam dan
belahannya tidak sempurna juga memiliki pecahan uneven tingkat kekerasannya
yaitu 6,5 - 7 atau setara kikir baja dan memiliki berat-jenis 5 - 5,2 tenacitynya yaitu
brittle mineral ini juga memiliki komposisi kimia yaitu fes 2 dan memiliki sistem
kristal yang berbentuk isometrik. Berdasarkan cirinya nama mineral tersebut adalah
pirit
Mineral pirit terbentuk melalui proses pembentukan dengan hidrothermal
pada (SEDEX). Berasosiasi bisa dalam batuan beku, metamorf dan sedimen
walaupun dalam jumlah yang sedikit. Digunakan untuk produksi sulfur dioksida pada
industri kertas dan pembuatan cermin.
4.2.7 Feldspar
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4.2.8 Amphibole
4.2.9 Magnetite
4.2.10 Piroksen
BAB V
PENUTUP
SITTI NUR ANISAH TASIR MUHAMMAD YUSUF ASAF
09320220331 09320230333
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA