Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL METODE EKSPLORASI

PENDUGAAN BAHAN GALIAN EMAS DI KABUPATEN DONGGALA


SULAWESI TENGAH MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Oleh :
Kelompok 8
1. Muhammad Yusup Chafidz W. (201910901005)
2. Abdul Malik Lantip Ismail (201910901009)
3. Lady Triana (201910901011)
4. Siti Fatmawati (201910901033)
5. Hilmi Afi Mahmud (201910901043)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia secara geologis merupakan negara yang berada di titik pertemuan tiga
lempeng litosfer yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Hal ini menyebabkan
Indonesia memiliki aktifitas tektonik yang tinggi ditandai dengan pembentukan gunung,
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan benua. (Ulinna’mah, 2011)

Aktivitas tektonik ini menghasilkan berbagai jenis mineral dan endapan akibat adanya
aktivitas tersebut salah satunya yaitu emas. Emas sebagai salah satu hasil tambang paling
bernilai jual tinggi hadir sebagai hasil dari aktivitas magma yang akhirnya muncul akibat
aktivitas tektonik yang terjadi salah satu contohnya yaitu letusan gunung berapi.

Berdasarkan PP No. 25 tahun 1984-1996 No. 126, bahan galian starategis (golongan A)
semua jenis batubara,besi,titanium,vanadium,nikel,kobalt,mangan,dan timah putih, minyak
bumi, lilin, aspal dilanjut dengan bahan galian vital (golongan B) yaitu emas,platina,air
raksa,perak,belerang,magnesium,calsium dan bismut). Berdasarkan data Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tahun 2013 Indonesia berada pada urutan ke
sembilan sebagai negara produsen emas terbesar dunia dengan cadangan emas sebesar
3.000 ton dan sumber daya yang mencapai 6.000 ton. Melalui data potensi tersebut maka
sangat besar potensi yang dapat kita gali dari tambang yang ada di Indonesia.

Salah satu tempat yang terdapat pertambangan emas yaitu daerah Kamonji (di bagian
barat) dan desa Malei (dibagian timur) kecamatan Balaesang, kabupaten Donggala, Provinsi
Sulawesi Tengah. Maksud dari artikel ini ialah untuk mengetahui metode eksplorasi yang
digunakan dalam mengeksplorasi endapan bahan galian didaerah tersebut. Struktur bumi
dan eksplorasi mineral dapat ditentukan menggunakan beberapa metode geofisika.
Metodenya diantaranya metode seismik,geolistrik, magnetik,gravity,dan lainnya. Metode
magnetik digunakan dalam eksplorasi emas karena emas bersifat magnetik sehingga metode
ini dapat digunakan sebagai salah satu metode eksplorasi di pertambangan. metode ini
memanfaatkan sifat kemagnetan bumi yang disebabkan adanya perbedaaan tingkat
magnetisasi batuan yangh diinduksi oleh medan magnetik bumi. (Ismail,2010)
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana cara identifikasi keberadaan mineral emas menggunakan metode eksplorasi
magnetik?
1.3 Tujuan

Tujuan dari kegiatan pendugaan ini adalah untuk mengidentifikasi keberadan mineral
emas yang telah teridentifikasi oleh eksplorasi awal menggunakan metode eksplorasi
magnetik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Eksplorasi adalah suatu kegiatan aktif yang dilakukan oleh seorang atau kelompok
orang yang sifatnya mencari sesuatu. Daerah sasaran eksplorasi tersebar didaerah rendah
dan dataran tinggi atau pegunungan. Eksplorasi meliputi kegiatan persiapan dan
penyelidikan untuk mengetahui keadaan barang tambang dan kemungkinan pengolahannya
secara ekonomis. Kegiatan eksplorasi meliputi:

a. Penyelidikan geologis tentang letak dan persebaran mineral, kualitas dan perkiraan
atau banyaknya mineral apakah bernilai ekonomis jika dilakukan penambangan dan
sebagainya.
b. Menentukan syarat-syarat teknis yang diperlukan untuk eksploitasi barang tambang.

Eksplorasi dapat dikatakan sebagai bentk kegiatan mengambil barang atau sering
disebut penambangan. Pola pengusahaan barang tambang di Indonesia diatur sebagai
berikut. Dalam melakukan suatu bentuk eksplorasi harus benar-benar memperhatikan
persyaratan teknis dan ketentuan yang berlaku. Dengan semakin meningkatnya kegiatan
pertambangan rakyat yang dilakukan oleh masyarakat tertentu di beberapa daerah di
Indonesia telah banyak menimbulkan kerugian bagi pemerintah dan dampak negatif
terhadap lingkungan. Hal ini disebabkan oleh karena pertambangan rakyat tersebut
dilakukan tidak mengikuti tata cara teknik pertambangan yang baik. Sebagai akibat dari
penambangan yang dilakukan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan antara lain:

1. Pembukaan lahan tanpa ada yang bertanggung jawab untuk mereklamasinya.


2. Pengerukan dan pendangkalan sungai akibat buangan lumpur dan luncuran batuan
langsung ke sungai tanpa pengendapan terlebih dahulu.
3. Pencemaran air sungai oleh limbah yang mengandung bahan kimia berupa air raksa
ikut terbawa dalam lembah.

Pengelolaan dan pemanfaatan yang baik terhadap sumber daya alam menjadi faktor
penentu kelestarian dari lingkungan hidup dan aktivitas kehidupan manusia di masa
mendatang. Pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan oleh masyarakat tersebut
dipandang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, serta
terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal maupun masyarakat dari luar lokasi
pertambangan. Selain itu, pihak yang memiliki modal berupa teknologi yang tinggi
diharapkan mampu mengelola sumber daya alam secara baik dan efisien. Namun pada
pelaksanaannya, pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat tidak selamanya berjalan
seperti apa yang diharapkan. Hal ini dikarenakan aktivitas pertambangan tersebut
merupakan aktivitas pengerukan terhadap sumber daya alam yang terkandung di bawah
tanah, sedangkan pemanfaatan dengan penggunaan teknologinya seringkali berlebihan
dalam mengeruk sumber daya alam yang ada sehingga pengelolaannya oleh masyarakat
memberikan dampak terhadap perubahan ekosistem lokal.

Ada beberapa metode eksplorasi salah satunya adalah eksplorasi geofisika. Eksplorasi
geofisika dilakukan berdasarkan perbedaan dari sifat fisik dari batuan, mineral dan bijih dari
endapan yang diukur. Secara umum eksplorasi geofisika dilakukan dengan beberapa metode
salah satunya adalah metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan lokal
pada medan magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan batuan. Metode ini
adalah metode geofisika tertua yang dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini dimulai dari
kompas magnetik yang pertama ditemukan di Cina 3000 tahun yang lalu. Dalam
perkembangannya medan magnetik bumi telah digunakan dalam eksplorasi bijih besi pada
eksplorasi di Swedia. Alat untuk menggunakan metode magnetik adalah magnetometer.
Saat ini metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang paling banyak
digunakan orang karena selain mudah penggunaannya juga murah pemakaiannya. Bijih
yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan,
sehingga dengan segera dapat diketahui. Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat
berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut:

- Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai


- Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
- Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral
ikutan
- Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam
jumlah cukup
- Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang
mengandung mineral magnetik.

Daerah penelitian berada di ± 60% Desa Kamonji (di bagian barat) dan ± 40% Desa
Malei (di bagian timur) Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawes
Tengah. Secara astronomis, lokasi UTM adalah 796500 mE - 805500 mE dan 9967000 mN
- 99945A0 mN. Lapisan di daerah penelitian terdiri dari intrusi diorit dan granodiorit
dengan lebar kurang dari 50 m, umumnya tersusun atas diorit, porfiri diorit, mikrodiorit dan
granodiorit, melewati Formasi Tinombo, menempati morfologi mid-plain dan rolling hills
dengan serpih, batupasir, konglomerat, batugamping, dan batuan gunung Api diendapkan di
lingkungan laut (Formasi Tinombo Ahlburg 1913); tersusun atas konglomerat, batupasir,
lempung, dan batugamping (Formasi Molassa Sarasin) 1901) yang ditumpangkan secara
tidak selaras pada Formasi Tinombo; serta endapan aluvial dan pesisir seperti seperti kerikil,
pasir, lumpur, batugamping karang yang terbentuk pada lingkungan fluvial, delta, dan laut
dangkal, serta merupakan sedimen termuda di daerah tersebut, dengan umur Holosen. Hasil
pembahasan menunjukkan bahwa daerah penelitian berpotensi miineral logam seperti
mineral pirit, kalkopirit, mangan, besi, emas, telihat pada singkapan batuan yang
mengandung urat- urat kwarsa yang termineralisasi dan penyebaran alterasi seperti
silisifikasi, propilitik, argilik, dan intrusi batuan beku yang sudah mengalami mineralisai.
Bahan galian didominasi oleh bahan galian vital (GolonganB) yaitu Emas. (Maskuri, 2010)
BAB III
METODE PENELITIAN

4.1 Alat dan Bahan


4.1.1 Alat
- GPS
- Laptop/komputer
- Software Mag2dc
4.1.2 Bahan
- Peta kontur
- Daerah penelitian
4.2 Prosedur Kerja
4.2.1 Akuisisi Data
Akuisisi atau pengambilan data medan magnetik yang digunakan adalah cara looping
dikarenakan keterbatasan alat dan sumber daya manusia, sehingga satu alat digunakan
sekaligus untuk mencatat variasi harian medan magnetik dan pengukuran medan magnetik
di setiap titik pengukuran. Pengambilan data pengukuran dilakukan pada luas daerah ± 670
m2 dengan 50 titik pengambilan data. Jarak ideal pengambilan data tiap pengambilan data
adalah 5 – 10 m. Teknik pengambilan data yang dilakukan dengan looping diawali dengan
melihat sudut deklinasi, inklinasi, ketinggian untuk pengolahan data saat reduksi ke kutub
pada daerah tersebut yang dapat dilihat pada GPS. Pengukuran awal dilakukan dengan cara
sensor diletakkan pada posisi titik pengambilan data yang telah ditentukan, medan magnetik
akan terbaca pada display alat. Hasil pengukuran medan magnetik dicatat, begitu juga
waktu pengukuran dan koordinat lokasi pada titik tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan
50 titik pengambilan data. Hasil dari suvei geomagnetik ini didapatkan data induksi
magnetik total yang akan dilakukan pengolahan lanjutan.
4.2.2 Pengolahan Data
Pengolahan data diawali dengan pembuatan peta kontur induksi medan magnetik total
yang di dapat dari hasil akuisisi data magnetik, selanjutnya melakukan koreksi diurnal dan
IGRF (International Geomagnetic Reference Field) untuk mendapatkan nilai anomali medan
magnetik total dengan menggunakan Persamaan (1).

HIGRF Hd ∆ H = H - ± (1)
dengan ∆H adalah anomali magnetik total, Hp adalah medan magnetik hasil pengukuran,
HIGRF adalah medan magnetik IGRF, dan Hd adalah koreksi diurnal. Nilai anomali
magnetik total interpretasikan dalam peta kontur, kemudian dilakukan koreksi kontinuitas ke
atas dan reduksi ke kutub untuk mendapatkan pemisahan anomali magnetik regional dan
anomali magnetik residual. Peta kontur anomali magnetik residual hasil pemisahan anomali
tersebut selanjutnya dilakukan slice sebanyak 2 bagian dengan bentuk diagonal agar
mencapai seluruh daerah medan anomali magnetik. Hasil slice tersebut dijabarkan dengan
pemodelan 2D menggunakan software Mag2dc.

4.2.3 Interpretasi Data

Interpretasi data dilakukan terhadap hubungan anomali magnetik residual dengan nilai
suseptibilitas batuan yang terdapat di bawah permukaan daerah penelitian. Nilai suseptibilitas
tersebut didapat dengan menggunakan software Mag2dc yaitu menggambarkan prediksi
bentuk dan jenis mineral di bawah permukaan tersebut. Nilai suseptibilitas ini yang
dicocokkan dengan nilai suseptibilitas mineral literatur yang sudah ada. Selain itu interpretasi
dilakukan dengan asumsi: (1) terdapat sebaran mineral pembawa unsur emas dan (2) dapat
dilihat potensi mineral pembawa unsur emas di daerah tersebut. Setelah mengetahui nilai
suseptibilitas dari setiap batuan yang terindentifikasi kemudian dicocokan dengan literatur
dan dilakukan analisis hubungan nilai suseptibilitas dengan jenis batuannya. Tahap akhir
membandingkan jenis mineral dan batuan hasil pemodelan 2D dengan peta geologi daerah
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Maskuri., Firdaus. 2010. Identifikasi Bahan Galian Dalam Metode Eksplorasi Awal.
Jurnal Ilmiah MTG Vol.2, No.5 UPN “Veteran” Yogyakarta: Yogyakarta.

Saleng., H. Abrar. 2004. Hukum Pertambangan. Jogjakarta: UII Press

M. Daud Achmad,dkk, 2010, Penegakan Hukum Terhadap Penambangan Emas Tanpa


Izin Di Jambi. Jurnal Hukum Volume I Nomor 2, Fakultas Magister Hukum
UNBARI

Turrahmi., Annisa. 2019. Kebijakan Pemerintah Terhadap Eksplorasi Pertambangan


Secara Individual Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Eksplorasi
Pertambangan Emas di Kawasan Panton Luas Kabupaten Aceh Selatan).
Universitas Islam Negeri Ar- Rantry: Aceh

Anda mungkin juga menyukai