Anda di halaman 1dari 14

TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

(Studi Kasus : Potensi Sumber Daya Batubara Daerah Nyuatan Kab.


Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur

Disusun Oleh :
M.Aswin Alfhaby Hawid (F1D213003)
Immanuel Sihombing (F1D213013)
Anoem Gafar (F1D213022)
Muhammad Robi Maulana (F1D213026)
MHD.Fadli Trisaputro (F1D213030)
PENDAHULUAN
Batubara sebagai sumber tenaga telah membuktikan perannya secara vital dalam
pengembangan kegiatan industri selama beberapa abad terakhir ini. Akhir-akhir ini pemerintah
tengah meningkatkan pemanfaatan batubara sebagai energi alternatif baik untuk keperluan
domestik seperti pada sektor industri dan pembangkit tenaga listrik, maupun untuk keperluan
ekspor. Sejalan dengan itu pemerintah telah melibatkan pihak swasta dalam pengusahaan
pengembangan batubara pada daerah Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat termasuk dalam
wilayah Propinsi Kalimantan Timur memiliki sumberdaya alam yang beragam, baik sumberdaya
alam hayati maupun sumberdaya alam non-hayati, yakni sumberdaya mineral dan sumberdaya
energi. Sumberdaya mineral dan energi tersebut sangat berpotensi untuk dikembangankan dan
diusahakan.
Secara administratif lokasi daerah penelitian terletak pada daerah Nyuatan dan
sekitarnya, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur dengan geografis lokasi terletak
pada koordinat 00.29.14 00.32.00 Lintang Utara dan 1150.14.35 1150.18.13 Bujur
Timur. Formasi daerah penelitian ditempati oleh Formasi Warukin pada bagian utara yang berumur
Miosen Tengah Miosen Akhir dan pada bagian Selatan ditempati Formasi Pamaluan yang
berumur Oligosen Akhir Miosen Awal, yang membentang dari Baratdaya Timurlaut dan
merupakan Formasi pembawa batubara.
Stratigrafi Regional Daerah Penilitian
Stratigrafi pada daerah penelitian terdiri dari Formasi Pamaluan yang
merupakan formasi tertua didaerah penelitian, sebarannya sekitar 51,68% dari
seluruh batuan yang ada dan menempati bagian paling barat di daerah penelitian.
Formasi Pamaluan bercirikan batupasir dengan sisipan batulempung, serpih, napal,
batulanau, tuff, batubara, oksida besi, dan lensa-lensa batugamping. Diendapkan
pada kala Oligosen akhir hingga Miosen Awal dilingkungan Neritik, Formasi
Pamaluan tersingkap pada daerah yang luas, menempati daerah topografi yang
bergelombang sedang. Dari litologi penyusun Formasi Pamaluan terlihat bahwa
bagian bawah formasi ini dalam lingkungan delta plain dengan terdapatnya batubara.

Gambar Peta geologi dan stratigrafi daerah penelitian termasuk dalam


F. Pamaluan dan F. Warukin.
Diatas Formasi Pamaluan diendapkan secara tidak selaras Formasi
Warukin, dimana sebarannya sekitar 48,32% dari seluruh luas daerah
penelitian yakni dibagian utara membentang antara baratdaya sampai timurlaut.
Secara umum batuannya terdiri atas batupasir kuarsa halus kasar, kurang padat
berwarna putih kekuningan, berstruktur silang siur, yang mengandung sisipan
batulempung karbonan, batulanau karbonan, berlais tebal. Umur formasi
diperkirakan antara Miosen tengah Miosen Akhir.
Perlapisan batuan didaerah penelitian menunjukan arah umum hampir
Baratdaya-Timurlaut dengan kemiringan lapisan relatif kecil yaitu antara 5
sampai 30. Struktur geologi yang ada lebih berkembang dibagian baratdaya
timurlaut lembar peta yaitu terjadi pada batuan berumur Miosen.
Struktur geologi regional didaerah telitian ditandai oleh adanya sinklin
dan antiklin dengan arah baratdaya-timurlaut, struktur lipatan ini hanya
merupakan antiklin dan sinklin kecil yang terjadi pada Formasi Pamaluan.
Struktur sesar umumnya berupa sesar naik dengan arah yang hampir sama yaitu
baratdaya-timurlaut, sesar naik ini yang menyebabkan tersingkapnya formasi
Pamaluan keatas permukaan.
Eksplorasi Geologi Mengetahui kriteria geologi

Untuk mengendalikan keterdapatan dan setting geologi

Kriteria geologi, meliputi :


Geotektonik :kondisi tektonik
Geomorfologi :berasosiasi dengan morfologi rendah
Litologi :berasosiasi dengan batu sedimen klastik,
batugamping, dkk
Struktur Geologi :kemenerusan batubara & grade BB
Stratigrafi :tahu formasi pengandung batubara
Sedimentologi :tahu lingk pengendapan : geometri ketebalan
Magmatogenik :penambahan panas oleh intrusi
Plaeogeografi :kondisi topografi awal/purba
Paleoklimatologi :iklim masa lalu
Umur Geologi :mempengarui diagenesa
Sejarah Perkembangan:petunjuk sejarah industri
TAHAPAN EKSPLORASI

1. Survei Tinjau
Survei tinjau , yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari pemetaan geologi regional,pemotretan
udara,citra satelit dan metode survey tidak langsung lainnya untuk mengedintifikasi daerah-derah anomali atau
meneraliasasi yang proespektif untuk diselifdiki lebih lanjut. Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengedintifikasi
derah-daerah mineralisasi/cebakan skala regional terutama hasil studi geologi regional dan analisis pengindraan jarak
jauh untuk dilakukannya pekerjaan pemboran.
Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah : Pemetaan Geologi dan Topografi skala 1 :
25.000 samapai skala 1 : 10.000. Penyelidikan geologi yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi diantaranya :
pemetaan geologi,parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan
pengamatan dan pengambilan contoh yang berkaitan dengan aspek geologi dilapangan. Adapun pengamatan yang
dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan contoh
berupa batuan terpilih.
Identifikasi Kondisi geografi, Tata guna lahan, Kesampaian daerah
Kegiatan Studi geologi regional, Penafsiran pengindraan jauh, Metode tidak langsung lainnya, Inspeksi lapangan
pendahuluan, Pemetaan ( 1 : 100.000 )
2. Prospeksin
Prospeksi Umum, dilakukan untuk mempersempit dearah yang mengandung cebakan
mineral yang potensial. Kegiatan Penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan
contoh awal, misalnya puritan dan pemboran yang terbatas, study geokimia dan geofisika, yang tujuanya
adalah untuk mengidentifikasi suatu Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resources) yagn
perkiraan dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan diatas. Tahap ini merupakan
kelanjutan dari tahap Survei Tinjau. Cakupan derah yang diselidikii lebih keci dengan skala peta antara 1 :
50.000 sampai dengan 1 : 25.000. Data yang didapat meliputi morfologi (topografi) dan kondisi geologi
(jenis batuan/startigrafi dan struktur geollogi yang berkembang). Pengambilan contoh pada derah prospek
secara alterasi dan mineralisasi dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk analisa laboratorium,
sehinga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu daerah yang akan dieksplorasi.
Kegiatan : Pemetaan eologi ( 1 : 50.000 ), Pengukuran penmapang stratigrafi, Pembuatan puritan,
Pembuatan sumuran, Pemboran uji (scout drilling), Pecontohan
Analisis : Penyelidikan geofisika (jika perlu)

3. Eksplorasi Pendahuluan
Eksplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang teredintifikasi. Pada survei
eksplorasi awal perlu dilakukan pengamatan lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap
12,5 hektar atau 1 tiap 8 hektar atau 1 tiap 2 hektar; kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 :
25.000 sampai dengan 1: 10.000 dan pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 25.000 atau 1 :
20.000 atau 1 : 10.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 6,25 hektar atau 5 hektar atau
1 hektar.
Pengkajian : Geoteknik, Geohidrologi
Kegiatan : Pemetaan geologi ( 1 : 10.000 ), Pemetaan topografi, Pemboran dengan jarak yang
sesuai dengan kondisi geologinya, Penampang (logging) geofisika, Pembuatan sumuran/puritan
uji, pencontohan

4. Exsplorasi rinci
Eksplorasi rinci yaitu tahap explorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam tiga
dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari dari percontohan
singkapan,puritan, lubang bor, shafts, dan terowongan. Pada survei eksplorasi rinci perlu
dilakukan pengamatan lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 2 tiap 1 hektar;
kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 10.000 atau berskala lebih besar; pada
umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 5.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta
adalah 0,25 hektar.
Pengkajian : Geoteknik, Geohidrologi
Kegiatan : Pemetaan geologi dan topografi ( 1:2.000 ), Pemboran dan pencontohan,
Penampangan (logging) geofisika
PROGRAM EKSPLORASI

Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan


tepat sasaran, maka diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut
dilaksanakan.
Prinsip-prinsip konsep dasar eksplorasi tersebut antara lain:
Target Eksplorasi
Jenis Bahan Galian
Pencarian model-model geologi yang sesuai
Pemodelan eksplorasi
Mengunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target
eksplorasi
Menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan
mendeskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan di
mamfaatkan.
Penentuan metode metode eksploarasi yang akan dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk geologi yang diperlukan.
Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus
memenehui kaidah-kaidah dasar dan perancangan (desain) yaitu :
Efektif : penggunaan alat, individu, dan metode harussesuai dengan
keadaan geologi endapan yang dicari.
Efesien : dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi yaitu dengan
biaya serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesarnya-
besarnya.
Cost-benifical : hasil yang diperoleh dapat digunakan (bankable)
1. Evaluasi Data, dari data:

Geologi regional
Laporan peneliti terdahulu
Metode Eksplorasi, meliputi: Hasil analisis sampel di lab
Publikasi terkait studi
1. Evaluasi Data geologi daerah penelitian
2. Pemetaan Geologi
(langsung dan
penginderaan jauh 2. Pemetaan Geologi
3. Pemboran
4. Survey Geofisika Data berupa peta geologi
5. Pengambilan sampel dan dicocokkan dg data sumur
analisa contoh dan sampel permukaan
Tujuan : tahu jumlah,
ketebalan, kualitas BB,
kondisi kemiringan dan
strukturnya, serta kuantitas
BB
3. Pemboran
Survey pemboran bertujuan :
Memastikan letak dan
kedalaman
Kondisi stratigrafi
Untuk tahu letak
pengambilan sampel

4. Survey Geofisika
Jenis log yang digunakan untuk
batubara :
Log gamma ray
Log densitas
Log neutron
5. Pengambilan sampel dan analisa contoh:

Metode Pengambilan sampel: Cara pengambilan sampel:


a) Grab Sampel : langsung, bebas, tidak Non-Insitu:
ada orientasi, pemnfaatannya harus
a. Kontainer transport
hati-hati
b) Speciment sample b. Stockpile
Channel sample : sampel yang Insitu:
diambil secara representatif / a. Drilling
mewakili tempat dimana sampel
b. Coring
diambil.
Cutting Sample : pengambilan c. Cutting
sampel saat drilling d. Contoh permukaan
Bulk Sample : pengambilan
sampel dlm jml sgt byk untuk uji
coba skala besar
Pillar sample : pengambilan
sampel tak terganggi dlm blok
besar

Anda mungkin juga menyukai