Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya mempunyai kondisi

geologi yang kompleks. Hal ini disebabkan kawasan Pulau Sulawesi merupakan

tempat tumbukan aktif dari tiga lempeng (Hutchinson, 1989). Tumbukan

ketiganya mengakibatkan kawasan Pulau Sulawesi mempunyai struktur geologi

dan stratigrafi yang rumit, serta komposisi batuan yang beragam (Villeneuve et

al., 2002).

Kondisi geologi permukaan bisa didapat melalui pemetaan geologi.

Pemetaan geologi permukaan merupakan suatu pekerjaan dalam merekontruksi

kondisi geologi. Pemetaan geologi diharapkan dapat mengungkapkan kondisi

geologi suatu daerah serta dapat merekomendasikan suatu pengembangan wilayah

berdasarkan potensi dan kendala wilayah dari kondisi geologi tersebut (Zakaria,

2012).

Pemetaan geologi yang dilakukan di Pulau Sulawesi telah banyak

dilakukan oleh ahli geologi, namun masih bersifat regional, sehingga diperlukan

suatu pemetaan yang lebih detail untuk memecahkan masalah-masalah geologi di

daerah tersebut dengan mencakup kondisi geomorfologi, stratigrafi, struktur

geologi dan aspek geologi teraplikasi dalam kaitannya dengan bidang ilmu

lainnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian pada Daerah Bontobontoa, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten

1
Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian yang dilakukan berupa pemetaan

geologi berskala 1 : 25.000. Informasi geologi yang diperoleh diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan data-data geologi daerah penlitian.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan geologi

permukaan pada Daerah Bontobontoa, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten

Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan peta dasar skala 1 :

25.000.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi

daerah penelitian yang meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi,

sejarah geologi dan potensi bahan galian pada Daerah Bontobontoa, Kecamatan

Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian geologi ini dilakukan dengan membatasi masalah pada

penelitian yang berdasarkan aspek - aspek geologi dan terpetakan pada skala

1:25.000.

Aspek-aspek geologi tersebut adalah :

1. Geomorfologi daerah penelitian mencakup pembahasan satuan

geomorfologi, jenis erosi, pelapukan, sungai (klasifikasi sungai, pola aliran

sungai, tipe genetik sungai, stadia sungai) dan stadia daerah penelitian.

2. Stratigrafi geologi daerah penelitian mencakup pembahasan satuan batuan,

dasar penamaan batuan, penyebaran dan ketebalan, ciri litologi, umur dan

lingkungan pembentukan serta hubungan stratigrafi antara satuan batuan.

2
3. Struktur geologi daerah penelitian mencakup pembahasan jenis struktur

dan mekanisme pembentukan struktur geologi daerah penelitian.

4. Sejarah geologi yang merupakan sejarah pembentukan daerah penelitian.

5. Potensi bahan galian yang merupakan segala jenis sumber daya alam yang

dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

1.4 Letak, Luas dan Kesampaian Daerah

Secara administratif daerah penelitian termasuk dalam wilayah

Bontobontoa Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi

Selatan dan secara geografis terletak pada koordinat 120o00’00” BT – 120°5’00”

BT dan 05°26’00” – 05°30’00” LS (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi

3
Daerah penelitian termasuk dalam Lembar Tanette, nomor 2110 – 41

Peta Rupa Bumi Indonesia sekala 1 : 50.000 yang diterbitkan BAKOSURTANAL

edisi I tahun 1992 (Cibinong, Bogor). Daerah penelitian mencakup luas wilayah

kurang lebih 68,51 km². Daerah penelitian ini berjarak + 164,9 km dari Kota

Makassar ke arah tenggara dengan waktu tempuh + 4 jam bila ditempuh dengan

menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat.

Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat

dari Kabupaten Gowa menuju Kabupaten Bantaeng menggunakan kendaraan

bermotor beroda dua atau beroda empat yang ditempuh sekitar kurang lebih 4 jam.

1.5 Metode dan Tahapan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan melalui beberapa metode penelitian.

Secara sistematis terdiri atas, metode pengumpulan data, dan metode pengolahan

data, dan interpretasi data.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan metode penelitian dimana pada

metode ini dilakukan pengumpulan data yang terdiri atas data lapangan, data

laboratorium, dan data sekunder.

1.5.1.1 Pengumpulan Data Lapangan

Penelitian dan pemetaan geologi lapangan ini dilakukan dengan

mengumpulkan data lapangan berdasarkan pemetaan pendahuluan, pemetaan

detail dan pemetaan ulang. Penelitian lapangan berupa orientasi langsung dan

pemetaan geologi permukaan yaitu dengan cara pengamatan langsung di

4
lapangan. Pada lintasan pengambilan data di lapangan diusahakan mengarah tegak

lurus dari jurus perlapisan batuan agar litologi yang dijumpai bervariasi.

Pengukuran kedudukan batuan menggunakan kompas Brunton dan pengambilan

sampel batuan di lapangan dengan menggunakan palu geologi yang nantinya

sampel batuan ini akan digunakan untuk pengamatan petrografi.

Pemetaan pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi umum

daerah penelitian dan diharapkan akan membantu dalam penentuan lintasan untuk

pemetaan yang lebih detail. Pemetaan detail dilakukan untuk mendapatkan data

geologi permukaan yang lebih akurat. Pemetaan detail meliputi pengambilan data

Geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi, yaitu sebagai berikut :

1. Data Geomorfologi

Pengambilan data geomorfologi meliputi beberapa aspek, yaitu

pengambilan data mengenai kondisi morfologi daerah penelitian, gerakan

tanah, proses pelapukan yang terjadi, profil lembah, dan tata guna lahan.

Selain data tersebut, juga dilakukan identifikasi terhadap sungai pada daerah

penelitian, meliputi profil sungai, pola aliran sungai, jenis sungai serta tipe

genetik sungai untuk menentukan stadia sungai. Berdasarkan data-data

tersebut diatas maka dapat ditentukan stadia daerah tersebut.

2. Data Stratigrafi

Pengambilan data stratigrafi daerah penelitian, yaitu pengambilan sampel

batuan untuk mengetahui jenis batuan pada daerah penelitian dan

selanjutnya dilakukan deskripsi terhadap sampel tersebut meliputi sifat fisik

batuan, komposisi mineral, bentuk singkapan yang dijumpai dilapangan,

5
kedudukan serta hubungan antara batuan disekitarnya meliputi kontak antar

batuan yang kemudian didokumentasikan dalam bentuk foto. Klasifikasi

yang digunakan dalam penentuan jenis litologi secara megasopis pada

penelitian ini ialah klasifikasi sedimen klastik Wenwort 1922 dalam Selley

2001.

Tabel 1.1 Klasifikasi batuan sedimen klastik (Wentworth, 1922 dalam

Selley 2001)

3. Data Struktur

Dalam analisis data struktur geologi di lapangan meliputi pengambilan data

kekar pada batuan untuk menentukan struktur sesar yang terdapat pada

daerah penelitian, selain data kekar juga dilakukan identifikasi terhadap

adanya strukturl lipatan pada daerah penelitian, serta pengambilan foto

terhadap penciri primer maupun sekunder struktur geologi yang terjadi

6
berupa adanya breksi sesar, cermin sesar, zona hancuran, adanya mylinote,

mata air, ataupun keterdapat air terjun.

1.5.1.2 Analisa Laboratorium

Analisa ini terdiri dari analisa petrografi dan analisa mikropaleontologi.

Analisa petrografi dimaksudkan untuk melihat kenampakan mikroskopis batuan

dengan cara membuat sayatan tipis batuan dengan ukuran 0,03 mm mencakup

setiap jenis litologi yang dijumpai di lapangan, kemudian masing-masing keping

diamati dengan menggunakan mikroskop polarisasi untuk mengetahui ciri fisik

batuan secara terperinci baik mengenai komposisi mineral, tekstur, struktur

sehingga dapat menentukan jenis batuan secara petrografis. Pada analisa

mikropaleontologi dilakukan untuk mengetahui kandungan fosil pada batuan

dengan menggunakan mikroskop binokuler

1.5.2 Tahapan Penelitian

Metode ini terdiri atas beberapa tahapan yaitu persiapan, pemerolehan

data, pengolahan data, analisis dan interpretasi data, pembuatan peta dan

penyusunan laporan.

1.5.2.1 Persiapan

Langkah awal yang harus dilakukan adalah persiapan, yang meliputi

administrasi dan studi literatur. Administrasi berupa kelengkapan perizinan,

pembuatan proposal yang dibuat sebelum ke daerah penelitian dan persiapan

perlengkapan lapangan meliputi pengadaan peta dasar, persiapan alat - alat

lapangan dan rencana kerja. Studi literatur untuk mengetahui kondisi umum

geologi daerah penelitian, laporan dari peneliti terdahulu yang mencakup daerah

7
penelitian serta literatur - literatur geologi yang masih berkaitan dengan daerah

penelitian dan penyusunan dasar teori sesuai dengan judul penelitian.

1.5.2.2 Pemerolehan Data

Setelah tahap persiapan dilakukan maka tahap selanjutnya yaitu tahap

pemerolehan data lapangan. Tahapan ini meliputi kegiatan orientasi medan dan

pemetaan geologi permukaan.

1. Orientasi medan

Orientasi medan dilakukan untuk mengenali medan yang akan dilalui

selama melakukan pengambilan data lapangan.

2. Pemetaan geologi permukaan

Pemetaan geologi permukaan dilakukan dengan cara pengambilan data –

data geologi yang tersingkap di permukaan, meliputi aspek – aspek

geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi dan potensi bahan galian.

Pengambilan data dilakukan dengan cara pencatatan data lapangan dan

dengan menggunakan alat. Pengambilan data dengan cara pencatatan data

lapangan yaitu semua data yang dijumpai di lapangan direkam dengan

tulisan dalam buku catatan lapangan, baik data yang dilihat secara

langsung ataupun data yang diperoleh dengan pengukuran. Pengambilan

data lapangan dengan alat meliputi kegiatan pengambilan rekaman gambar

singkapan, batuan, kondisi morfologi dengan menggunakan kamera,

pengukuran arah kedudukan batuan dengan menggunakan kompas, dan

pengambilan conto batuan dengan menggunakan palu geologi.

8
Secara teknis urutan pemerolehan data lapangan pada daerah penelitian adalah :

1. Penentuan data koordinat stasiun pengamatan sampel serta titik

pengamatan pada peta.

2. Pengamatan kondisi singkapan dan hubungannya dengan batuan sekitar.

3. Pengamatan dan pengukuran terhadap aspek - aspek geomorfologi seperti

relief (bentuk puncak, bentuk lembah dan keadaan lereng), pelapukan

(jenis dan tingkat pelapukan), soil (warna, jenis dan tebal soil), erosi (jenis

dan tingkat erosi), gerakan tanah, sungai (jenis sungai, arah aliran, bentuk

penampang dan pola aliran sungai serta pengendapan yang terjadi),

tutupan dan tata guna lahan.

4. Pengamatan dan pengukuran terhadap unsur – unsur struktur meliputi

pengukuran kedudukan batuan, kekar, sesar dan lipatan.

5. Pengamatan unsur - unsur geologi untuk penentuan stratigrafi daerah

penelitian, antara lain meliputi kondisi fisik singkapan batuan yang diamati

langsung di lapangan dan hubungannya terhadap batuan lain di sekitarnya,

dan pengambilan conto batuan yang dapat mewakili tiap satuan untuk

analisis petrografi dan mikropaleontologi.

6. Pengamatan potensi bahan galian yang terdapat di daerah penelitian, serta

data pendukung lainnya seperti keberadaan bahan galian, jenis dan

pemanfaatan bahan galian.

7. Pengambilan dokumentasi berupa sketsa dan foto.

8. Pengambilan conto batuan yang tersingkap.

9
1.5.2.3 Pengolahan Data

Tahap pengolahan data ini meliputi tahapan setelah pemerolehan data

lapangan dilakukan yang terdiri dari pengolahan data geomorfologi, stratigrafi,

struktur.

1. Pengolahan data geomorfologi, antara lain :

 Relief, meliputi presentase kemiringan lereng, beda tinggi rata-rata,

sudut lereng, bentuk lembah, bentuk puncak, keadaan lereng.

Keterangan :
Tan a : Sudut lereng (...o)
h : Beda tinggi (m)
IK : Interval kontur (m)
Sekala peta (1 : 25.000)

 Tingkat pelapukan, jenis pelapukan, jenis material, jenis erosi, tipe

erosi.

 Soil, meliputi jenis soil, warna, ketebalan

 Sungai, meliputi pola aliran sungai, tipe genetik sungai, profil

sungai, stadia sungai, dan endapan sungai

2. Pengolahan data stratigrafi, antara lain :

 Deskripsi batuan meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi

mineral, jenis batuan, dan nama batuan. Penamaan batuan secara

megaskopis dengan menggunakan klasifikasi Wentworth (1922)

10
untuk batuan sedimen, dan klasifikasi Travis (1955) untuk batuan

beku dan metamorf.

 Koreksi dip diperoleh dari pembuatan sayatan A-B pada peta

geologi melalui rumus, sebagai berikut :

Keterangan :
Tan a : Koreksi dip
Sin B : Sudut terkecil yang diperoleh dari garis sayatan dan strike
batuan (Bearing)

 Penampang geologi diperoleh dari pembuatan garis sayatan A-B

yang mewakili satuan batuan

 Ketebalan diperoleh dari nilai koreksi dip yang di plot dalam

penampang geologi melalui rumus, sebagai berikut :

Keterangan :
t : ketebalan (m)
Sekala peta (1 : 25.000)

3. Pengolahan data struktur, antara lain :

 Pengolahan data kekar dan lipatan dengan menggunakan program

Dip.

1.5.2.4 Analisis Data

Setelah tahap pengolahan data dilakukan maka tahap selanjutnya yaitu

analisis data dan interpretasi lebih lanjut mencakup aspek geomorfologi, aspek

11
stratigrafi dan aspek struktur geologi. Pengerjaan analisa data lapangan tersebut

mencakup :

1. Analisa geomorfologi, meliputi tipe morfologi, jenis gerakan tanah,

jenis sungai, pola aliran sungai, tipe genetik sungai, stadia sungai.

Data ini digunakan untuk analisa terhadap pembagian satuan

geomorfologi serta stadia daerah penelitian.

2. Analisa stratigrafi, pengolahan data ini bertujuan untuk pembagian

satuan batuan, pembuatan kolom stratigrafi tak terskalakan serta

penentuan lingkungan pembentukan dan pengendapan satuan batuan

tersebut.

Analisa stratigrafi terdiri dari :

 Analisa petrografi dimaksudkan untuk melihat kenampakan

mikroskopis sayatan tipis batuan yang bertujuan untuk mengetahui

secara terperinci tekstur dan komposisi mineral penyusun batuan

sekaligua memastikan penamaan batuan sehingga dapat membantu

dalam menafsirkan genesa batuan tersebut. Penamaan batuan

secara mikroskopis menggunakan klasifikasi IUGS (1973) untuk

batuan beku dan klasifikasi Pettijohn (1975) dalam Graha (1987)

untuk batuan sedimen

 Analisa mikropaleontologi dilakukan untuk mengetahui kandungan

fosil pada batuan sehingga dapat dilakukan penafsiran umur relatif

batuan dan lingkungan pengendapannya.

12
3. Analisa struktur geologi, meliputi identifikasi ciri – ciri struktur

geologi, hasil pengolahan data kekar dan kedudukan batuan dengan

menggunakan program Dips. Data ini digunakan untuk

mengidentifikasi jenis struktur dan mekanisme pembentukan struktur

geologi yang ada pada daerah penelitian.

1.5.2.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan tahap akhir dari metode dan tahapan

penelitian yang outputnya berupa peta geologi meliputi aspek geomorfologi,

stratigrafi, dan struktur geologi pada daerah penelitian.

1. Peta geomorfologi, interpretasi yang dilakukan merupakan hasil dari

pengolahan dan analisis data berdasarkan pendekatan morfografi,

morfometri dan morfogenesa menggunakan klasifikasi Thornbury,

Van Zuidam, dan ITC.

2. Kolom stratigrafi, interpretasi yang dilakukan merupakan kompilasi

dari data - data dalam kolom stratigrafi yang terdiri dari formasi,

satuan, tebal, deskripsi litologi, lingkungan pembentukan dan

pengendapan hingga dapat menjelaskan urutan pembentukan satuan

batuan.

3. Peta struktur geologi, interpretasi yang dilakukan marupakan hasil

dari penciri primer dan sekunder dari data lapangan hingga bisa

menggambarkan mekanisme struktur yang terjadi di daerah penelitian

Peta Geologi merupakan interpretasi akhir, yaitu data yang telah

diinterpretasi pada peta geomorfologi, kolom stratigrafi dan peta struktur geologi

13
dijadikan acuan dalam penarikan kesimpulan mengenai kondisi geologi daerah

penelitian.

Gambar 1.2 Diagram Alur Penelitian

1.6 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang akan digunakan selama kegiatan penelitian

ini di bagi atas dua, yaitu yang akan digunakan pada lapangan dan yang akan di

gunakan saat pengolahan data atau analisis laboratorium.

Adapun Alat dan bahan yang digunakan di lapangan terdiri dari:

 Peta topografi bersekala 1 : 25.000 yang merupakan hasil pembesaran dari

peta rupa bumi sekala 1 : 50.000 terbitan Bakosurtanal

14
 Global Positioning System (GPS)

 Kompas geologi

 Palu geologi

 Komparator

 Buku catatan lapangan

 Loupe perbesaran 10x dan 20x

 Larutan HCl ( 0,1 N )

 Kamera digital

 Pita meter

 Kantong sampel

 Clipboard

 Alat tulis menulis

 Ransel lapangan

 Busur dan penggaris

 Roll meter

 Perlengkapan pribadi

Sedangkan alat dan bahan yang akan digunakan selama pengolahan data

dan analisis laboratorium, adalah sebagai berikut :

 Mikroskop polarisasi untuk analisis petrografi

 Penuntun dan referensi yang berhubungan dengan penelitian

 Sayatan tipis batuan

 Alat tulis-menulis dan gambar

 Foto sayatan tipis dan negatif film

15
1.7 Peneliti Terdahulu

Beberapa ahli geologi yang pernah mengadakan penelitian di daerah ini

yang sifatnya regional diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Van Bemmelen (1949), melakukan penelitian geologi umum di

Indonesia, termasuk STANDAR NASIONAL INDONESIA Sulawesi

Selatan.

2. Rab Sukamto (1975), penelitian pulau Sulawesi dan pulau-pulau yang

ada disekitarnya dan membagi kedalam tiga mandala geologi.

3. Rab Sukamto (1975), penelitian perkembangan tektonik Sulawesi dan

sekitarnya yang merupakan sintesis yang berdasarkan tektonik lempeng.

4. Sartono Astadireja (1981), Mengadakan penelitian geologi Kuarter

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

5. Rab Sukamto dan Supriatna (1982), melakukan pemetaan secara

regional pada Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai.

16

Anda mungkin juga menyukai