Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah Pamarican dan sekitarnya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis,

Provinsi Jawa Barat secara geografis termasuk ke dalam Zona Fisiografi Antiklinorium

Bogor. Bentang alam yang terdiri atas rangkaian perbukitan yang memanjang berarah relatif

barat-timur dan jenis litologi penyusunnya yaitu batuan sedimen dan didominasi oleh material

volkanik klastik (Piroklastik).

Di daerah penelitian juga berkembang struktur geologi berupa lipatan dan yang

melibatkan seluruh satuan batuan yang ada di daerah penelitian, kondisi ini yang

mengakibatkan daerah penelitian memiliki bentuk bentang alam perbukitan yang mempunyai

kelurusan – kelurusan morfologi yang relatif sama dengan kelurusan sungai yang berkembang

pada daerah tersebut.

Berdasarkan kondisi geologi yang telah diuraian diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian didaerah ini dengan judul “Geologi Daerah Pamarican dan

Sekitarnya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat Dan

Potensi Geowisata Kecamatan Waluran, Kecamatan Surade Dan Kecamatan Jampang

Kulon, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat”.

1.2. Maksud

Penelitian ini dilakukan adalah untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,

Universitas Pakuan.

1
1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari pemetaan geologi permukaan yang dilakukan di daerah penelitian

adalah untuk mengetahui dan memahami serta dapat menjelaskan aspek - aspek sebagai

berikut :

1. Geomorfologi

Yaitu meliputi penentuan satuan geomorfologi, jenis pola pengaliran

sungai, stadia erosi sungai yang berkembang dan jentera geomorfik.

2. Stratigrafi

Yaitu meliputi pengelompokan satuan - satuan batuan, urutan stratigrafi,

umur batuan dan lingkungan pengendapan, serta hubungan stratigrafi antar satuan

batuan secara vertikal dan horizontal pada ruang lingkup regional sehinggan

diketahui kejelasan aspek kronologi satuan - satuan batuan tersebut.

3. Struktur geologi

Yaitu meliputi penentuan jenis struktur geologi, arah gaya utama,

mekanisme dan waktu pembentukan struktur geologi yang berkembang di daerah

penelitian.

4. Sejarah geologi

Yaitu mengenai kronologi dinamika proses geologi lokal dan regional yang

berlangsung mulai saat pembentukan hingga pada saat ini.

5. Kajian Potensi Geowisata

Melakukan Pemetaan dan kajian potensi geowisata didaerah yang telah

ditentukan untuk mengetahui lokasi-lokasi yang berpotensi untuk dijadikan

geosite dalam jalur geotrek daerah penelitian.

2
1.4. Letak Luas dan Kesampaian Daerah Penyelidikan

Secara geografis daerah penelitian terletak pada 108º 29’50” - 108º 33’40” Bujur

Timur dan 7º 26’12” - 7º 29’55,56” Lintang Selatan. Luas wilayah penelitian = 7 km x 7 km

atau seluas 49 km2.

Secara administrasi daerah penelitian terletak di daerah Pamarican dan sekitarnya

Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Daerah penelitian dapat

dicapai dari Kota Bogor (210 km) dengan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4 ke

terminal bus Banjar selama ± 8 jam perjalanan, dari Kota Banjar dilanjutkan ke arah selatan

yaitu ke Kabupaten Ciamis kemudian dilanjutkan ke arah Kecamatan Pamarican yaitu dengan

waktu tempuh 1,5 jam. Daerah penelitian umumnya dapat dilewati oleh kendaraan roda 4

(empat) atau roda 2 (dua) dan sebagian lagi hanya dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2

dan berjalan kaki.

Gambar 1.1 : Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian

3
1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian dihadirkan agar penelitian yang dilakukan memiliki tahapan -

tahapan penelitian yang jelas dan sistematis, sehingga tahapan yang dilakukan selama

penelitian dapat mencapai apa yang diharapkan dari tujuan penelitian tersebut. Metode

penelitian tersebut oleh penulis dituangkan dalam suatu bagan alir metode penelitian tugas

akhir sebagai berikut (Gambar 1.2) :

Gambar 1.2 : Bagan Alir Metode Penelitian Tugas Akhir

Tahapan - tahapan metoda penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian


pemetaan geologi permukaan adalah sebagai berikut :

1.5.1 Studi Literatur

Pada tahapan ini penulis mempelajari atau mengkaji data - data dari hasil

peneliti terdahulu, sehingga menjadi informasi yang berguna bagi penulis sebagai data

acuan awal untuk melakukan penelitian. Selain itu penyusun melakukan kajian - kajian

interpretasi pada Peta Topografi dan didukung oleh data DEM (Digital Elevation

Model) atau SRTM (Shuttle Radar Topography Mission).

Hal ini dilakukan untuk menginterpretasikan penyebaran litologi dari ekspresi

kerapatan garis kontur ketinggian dan di dukung oleh data literatur berupa Peta

Geologi Lembar Majenang No. 1308-5 tahun 1996 dengan skala 1:100.000 yang

4
diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi, Bandung (Kastowo dan

N.Suwarna, 1996).

Interpretasi struktur geologi diperoleh dari ekspresi kelurusan - kelurusan

morfologi seperti kelurusan sungai, kelurusan punggungan bukit, kelurusan lembah,

kelurusan muka pegunungan, kelurusan garis kontur ketinggian. sehingga hasil dari

tahapan ini dapat menjadi sebuah data yang berguna untuk dijadikan acuan ketika

melakukan penelitian.

1.5.2 Pemetaan Geologi Permukaan

Dalam melakukan pemetaan geologi permukaan, penulis membagi beberapa

tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan pengambilan data. Adapun tahapan -

tahapan tersebut mencakup antara lain sebagai berikut :

1. Pembuatan rencana jalur lintasan

Pembuatan rencana jalur lintasan dilakukan agar mempermudah

dalam menentukan jalur lintasan dan estimasi waktu yang diperlukan

ketika melakukan pengambilan data lapangan geologi di daerah penelitian.

2. Plotting Lokasi

Ploting lokasi dilakukan pada lokasi singkapan batuan, lokasi

indikasi struktur geologi, lokasi longsoran, lokasi pengambilan foto

geomorfologi, lokasi percabangan sungai, lokasi mata air dan lokasi -

lokasi lainnya yang dianggap penting;

3. Observasi Singkapan Batuan

Pada tahapan ini dilakukan pengukuran jurus perlapisan batuan

(strike), kemiringan perlapisan batuan (dip) dan deskripsi batuan secara

megaskopis.

5
4. Pengukuran Data Struktur Geologi

Pada tahapan ini dilakukan pengukuran terhadap unsur - unsur

struktur geologi berupa pengukuran bidang sesar, gores gari, arah

breksiasi, arah gauge, arah milonitisasi, arah pergeseran perlapisan batuan

(ofset), bidang kekar, sumbu lipatan dan unsur - unsur geologi lainnya.

5. Pengambilan Conto Batuan

Pada tahapan ini dilakukan pengambilan conto batuan untuk

analisis petrografi dan analisis mikropalentologi. Pengambilan conto

batuan untuk analisis petrografi diambil conto batuan yang dianggap dapat

mewakili dari jenis litologi yang ada pada daerah penelitian, sedangkan

pengambilan conto batuan untuk analisis mikropaleontologi di ambil pada

posisi stratigrafi bagian bawah, bagian tengah dan bagian atas tiap satuan

batuan.

6. Pengambilan Data Gambar

Pada tahapan ini dilakukan pengambilan gambar atau pembuatan

sketsa singkapan batuan dan morfologi untuk dijadikan sebagai bukti

pendukung dalam penyusunan laporan penelitian.

7. Ploting Data Lapangan ke Peta Lintasan dan Lokasi Pengamatan

Pada tahapan ini dilakukan ploting lokasi pengamatan singkapan

batuan, indikasi struktur geologi, lokasi pengambilan gambar

geomorfologi dan lainnya ke peta kerja berupa Peta Lintasan dan Lokasi

Pengamatan.

6
1.5.3 Analisis Laboratorium

Dalam melakukan analisis laboratorium terdapat beberapa sub - sub analisis,

diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Petrografi

Merupakan analisis sayatan tipis batuan dengan menggunakan

mikroskop polarisasi untuk mengetahui kandungan komposisi mineral,

tekstur dan struktur batuan, hingga diperoleh penamaan batuan tersebut.

2. Analisis Mikropaleontologi

Merupakan analisis mikro fosil untuk mengetahui jenis fosil,

dimana hal ini berguna untuk mengetahui umur batuan dengan

menggunakan Fosil Planktonik dan lingkungan pengendapannya dengan

menggunakan Fosil Benthonik.

1.5.4 Analisis Studio

Dalam melakukan analisis studio terdapat beberapa sub - sub analisis,

diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Geomorfologi

Analisis geomorfologi dilakukan untuk mengetahui penyebaran

satuan geomorfologi berdasarkan genesa pembentukan bentangalam

(morfogenesa) yang dikemukakan oleh Davis (1954) dalam Thornburry

(1967) yang meliputi aspek struktur, proses dan stadia.

2. Analisis Stratigrafi

Analisis stratigrafi dilakukan untuk mengetahui penyebaran

batuan dari hasil deskripsi batuan di lapangan dan analisis petrografinya,

sehingga batuan yang memiliki ciri-ciri sama dikelompokan menjadi

7
satuan batuan. Menentukan hubungan antar satuan batuan dan

menentukan formasi di daerah penelitian. Analisi ini dilakukan dengan

bantuan beberapa prangkat lunak, diantaranya yaitu software Arcgis

(Arcmap), Corel Draw X5 dan Microscoft Excel.

3. Analisis Struktur geologi

Analisis ini dilakukan untuk menganalisis data - data struktur

geologi berupa bidang sesar, gores garis, breksiasi, gauge, milonitisasi,

kekar dan data struktur geologi lainnya yang diperoleh dari hasil

penelitian pada tahapan pengambilan data lapangan dengan

menggunakan perangkat lunak Dips yang didukung oleh perangkat lunak

lainnya yaitu Corel Draw X5 dan Microscoft Excel. Sehingga dapat

ditentukan arah gaya utama dari struktur geologi yang berkembang di

daerah penelitian.

4. Kajian Potensi Geowisata

Kajian ini menjelaskan tentang pembahasan potensi geowisata

Kecamatan Waluran, Kecamatan Surade dan Kecamatan Jampang

Kulon, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Hal ini dilakukan

yaitu untuk mengetahui lokasi-lokasi yang berpotensi untuk dijadikan

lokasi geowisata “geosite” dalam jalur geotrek dan dipetakan dalam

bentuk Peta Potensi Geowisata dan Geotrek.

5. Analisis dan Pembuatan Peta

Analisis hasil data penelitian yang kemudian dituangkan dalam

beberapa peta, diantaranya yaitu Peta Lintasan dan Lokasi Pengamatan,

Peta Geologi, Peta Geomorfologi, Peta Struktur Geologi, Peta Pola

Aliran Sungai, Peta Potensi Geowisata dan Geotrek. Pembuatan peta -

8
peta dilakukan dengan bantuan beberapa perangkat lunak, diantaranya

yaitu meliputi software Arcgis (Arcmap), Global mapper, Basecamp,

Dips dan Autocad map 3D.

1.6. Sistematika Pembahasan

Dalam melakukan penyusunan laporan, penulis membagi kedalam beberapa bab

sesuai dengan pokok pembahasannya masing - masing, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, maksud

penelitian, tujuan penelitian, letak daerah penelitian, luas daerah penelitian,

kesampaian daerah penelitian, metode penelitian, tahapan - tahapan penelitian,

sistematika pembahasan dan kajian peneliti terdahulu.

2. BAB II GEOMORFOLOGI

Pada bab ini menjelaskan tentang pembagian fisiografi regional Jawa

bagian Timur dan keadaan geomorfologi pada daerah penelitian yang terdiri dari

pembagian satuan - satuan geomorfologi, pola pengaliran sungai, stadia erosi

sungai yang berkembang dan jentera geomorfik pada setiap satuan geomorfologi

yang terdapat pada daerah penelitian.

3. BAB III STRATIGRAFI

Pada bab ini menjelaskan tentang stratigrafi regional yang terdapat

pada Peta Geologi Regional lembar Majenang No. 1308-5 tahun 1996 dengan

skala 1:100.000 yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan Penelitian

Geologi, Bandung (Kastowo dan N.Suwarna), dan stratigrafi daerah penelitian

yang meliputi penamaan satuan batuan, penyebaran tiap satuan batuan, luasan

tiap satuan batuan, ciri - ciri litologi pada tiap satuan batuan , umur dan

9
lingkungan pengendapan, serta hubungan stratigrafi antara satuan batuan satu

dengan satuan batuan lainnya.

4. BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

Pada bab ini menjelaskan tentang struktur geologi regional Jawa bagian

timur dan struktur geologi daerah penelitian yang meliputi pembahasan struktur

geologi berupa perlipatan dan struktur patahan / sesar, indikasi – indikasi

struktur geologi yang diperoleh dari pemetaan geologi dan umur pembetukan

struktur geologi beserta mekanisme struktur geologi yang berkembang pada

daerah penelitian.

5. BAB V SEJARAH GEOLOGI

Pada bab ini menjelaskan tentang urutan - urutan kejadian

pembentukan satuan batuan dan struktur geologi yang berkembang pada daerah

penelitian, serta proses - proses geologi lainnya selama kurun waktu geologi.

6. BAB VI KAJIAN POTENSI GEOWISATA

Pada bab ini menjelaskan tentang pembahasan potensi geowisata

Kecamatan Surade, Kecamatan Jampang Kulon dan Kecamatan Waluran,

Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Hal ini dilakukan yaitu untuk

mengetahui lokasi-lokasi yang berpotensi untuk dijadikan geosite dalam jalur

geotrek daerah penelitian.

7. BAB VII KESIMPULAN

Pada bab ini membahas tentang penympulan dari semua yang terdapat

pada masing - masing bab pembahasan sebelumnya, sehingga daerah penelitian

dapat diketahui keadaan geologinya.

10
1.7. Peneliti Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu antara lain:

1. van Bemmelen (1949) melakukkan penelitian yang bersifat regional mengenai

geologi umum Pulau Jawa.

2. Soejono Martodjojo (1984) dalam disertasi doktornya yang meneliti dan

mempelajari Evolusi Cekungan Bogor, Jawa Barat.

3. Pulunggono dan Martodjoyo (1994) Pola Umum Struktur Regional Pulau Jawa

4. Kastowo dan N.Suwarna (1996) membuat Peta Geologi Lembar Majenang skala

1:100.000, yang diterbitkan Direktorat Penelitian dan Pengembangan Geologi,

Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai