Anda di halaman 1dari 7

BAB II

METODOLOGI KERJA

II.1 Metode

Tahapan pemetaan dibagi atas 6 bagian besar, yaitu studi pustaka, pemetaan

lapangan, analisis studio, sintesis data, penyusunan laporan dan bagan alir

pemetaan. Tahap-tahap tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang

lainnya dan susunannya saling melengkapi.

II.1.1. Studi pustaka

Dilakukan untuk mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan daerah

pemetaan yang akan dilakukan. Pencarian data sekunder dapat diperoleh dari

interpretasi peta topografi, pembuatan peta geologi tentatif, dan pembuatan peta

geomorfologi tentatif. Pemetaan ini tetap memperhatikan hasil dari peneliti-

peneliti terdahulu yang telah melaksanakan pemetaan di daerah pemetaan untuk

mempermudah dalam pelaksanaan pemetaan geologi secara cepat dan tepat.

II.1.2. Pemetaan lapangan

1. Pemetaan lapangan dibagi menjadi enam urutan pelaksanaan, yaitu

perencanaan lintasan, jalur jalan atau sungai, pemetaan, Penyebaran batas

satuan batuan, dan sketsa penampang di lapangan.

2. Perencanaan lintasan

8
9

Perencanaan ini dilakukan dengan mengadakan pengenalan medan

(recognize) sambil mencari segala singkapan yang dapat digunakan dalam

pemetaan lebih lanjut. Tujuan lain dari recognize yaitu untuk mengetahui

karakteristik dan penyebaran batuan baik itu yang dimeukan adalah batuan

beku, batuan sedimen, atau metamorf dengan berdasar singkapan yang

baik dengan jalur yang tidak berbahaya. Persyaratan dalam perencanaan

lintasan yang tepat dan sesuai sasaran yaitu:

a. Dicirikan dengan adanya singkapan dan kontak batuan.

b. Adanya sesar atau lipatan yang menunjukkan pola struktur.

c. Jika beerstruktur sedimen harus dapat terlihat dan terekam dengan jelas

dilapangan.

d. Batas-batas litologi terlihat dengan sangat baik.

e. Satuan batuan secara umum mudah diketahui.

3. Jalur jalan atau sungai

Lintasan tersebut dapat melalui jalur jalan yang telah tersedia dan apabila

memungkinkan untuk melalui jalur sungai, maka hal itu akan lebih baik

dilakukan karena singkapan yang terdapat di sungai merupakan singkapan

hasil dari tergerusnya tanah oleh media air. Tahap ini disertai dengan

pembuatan titik koodinat jalur yang akan digunakan sebagai pendekteksi

penyebaran batuan dan menghubungkan karakteristik batuan yang sama

dengan teknik penetuan strike, dip dan penampang.


10

4. Pemetaan

Pelaksanaan pemetaan dilakukan dengan pencarian data litologi, struktur

geologi, mataair dan pengeplotan lokasi pada peta topografi. Pencarian

data tersebut disertai dengan pengeplotan data litologi, dan pengambilan

sampel batuan sesuai kebutuhan, pengambilan foto struktur geologi,

struktur sedimen, litologi, bentangalam, dan segala sesuatu yang berkaitan

dengan pemetaan geologi.

5. Penyebaran batas satuan batuan

Dari hasil pemetaan detail, dengan pengeplotan data pada setiap stasiun

pengamatan dan lokasi pengamatan, selanjutnya dibuat interpolasi batas

satuan batuan dengan menghubungkan setiap titik yang mempunyai ciri-

ciri satuan batuan yang sama dengan berpedoman pada stratigrafi yang

telah dibuat. Selain pembuatan peta geologi, dibuat juga peta

geomorfologi berdasarkan data bentangalam yang digunakan dengan data

yang terdapat pada peta geologi.

6. Sketsa penampang

Pembuatan penampag bertujuan untuk membuat interpretasi lapisan

batuan serta struktur geologi yang terdapat pada permukaan dan bawah

permukaan. Selain itu, bertujuan untuk mengetahui urutan batuan dari tua

ke muda dan ketebalan lapisan batuan, sehingga dapat dibuat legenda pada

peta geologi.
11

II.1.3. Analisis Studio

Pada tahap ini dilakukan beberapa pekerjaan dalam penyelesaian kegiatan

pemetaan, antara lain:

1. Penyusunan dan interpolasi peta

Dari data pemetaan lapangan yang diperoleh seperti data litologi, struktur

geologi, bentang alam, kedudukan perlapisan batuan, kontak litologi,

struktur sedimen, data sesumber serta potensi bencana dan sebagainya,

maka dapat dibuat peta lintasan dan lokasi pengamatan, peta geologi,

maupun peta geomorfologi.

2. Penyusunan dan korelasi stratigrafi

Dari data pengukuaran stratigrafi di lapangan, dilakukan korelasi terhadap

stratigrafi pada setiap satuan batuan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan maupun penyebaran dari setiap satuan batuan yang ada di

daerah pemetaan.

3. Analisis lingkungan pengendapan

Analisis lingkungan pengendapan didasarkan pada data yang diperoleh di

lapangan (pengukuran stratigrafi, struktur sedimen, struktur geologi) dan

data yang diperoleh dari hasil analisis laboratorium (analisis petrografi).

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai lingkungan

pengendapannya.
12

II.1.4. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan I ini berdasarkan atas hasil

pengolahan data. Laporan tersebut disajikan dalam bentuk peta lokasi lintasan dan

lokasi pengamatan, peta geomorfologi, peta geologi, kolom stratigrafi, serta dalam

bentuk uraian disertai dengan hasil pembahasan studi khusus yang diambil.

II.1.5. Bagan Alir Pemetaan

Proses pemetaan geologi secara garis besar dari penentuan daerah hingga

pembuatan laporan, dapat dibuat bagan alir sebagai berikut:

Gambar II.1. Bagan alir pemetaan PKL 1


13

II.2 Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan dan bahan yang akan digunakan selama mengadakan pemetaan di

lapangan dan di laboratorium adalah:

Gambar II.2. Alat pemetaan yang umum dipergunakan di lapangan

1. Peta topografi skala 1 : 25.000.


2. Peta rupa bumi skala 1 : 25.000 lembar Situraja (1309-113) dan
Majalengka (1309-114).
3. Kompas geologi tipe Brunton sistem azimut 0o-360o.
4. GPS merk Garmin tipe 76CSx.
5. Palu geologi batuan beku dan sedimen merk Estwing.
6. Loupe dengan pembesaran 10x – 20x.
7. Larutan HCl 0,1 N.
8. Kamera digital.
9. Pita ukur 50 m.
10. Alat tulis.
11. Kantong sampel batuan.
12. Seperangkat komputer.
13. Perlengkapan pribadi.
14. Obat-obatan.
14

II.3 Jadwal Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2015 oleh 1 (satu) kelas

teknik geologi terapan Politeknik Geologi dan Pertambagan AGP Bandung

dengan dibagi menjadi beberapa tim lapangan, yang masing-masing tim

pelaksanaannya 4 minggu (Tabel 1). 4 hari pada bulan Mei meliputi studi literatur,

6 hari pada bulan Mei dan minggu pertama di bulan Juni persiapan, 7 hari

kerja lapangan pada minggu pertama di bulan Juni, 3 hari bimbingan pada minggu

kedua di bulan Juni , 1 hari seminar pada minggu kedua di bulan Juni, 9 hari

pelaporan pada minggu kedua dan ketiga di bulan Juni. Tim lapangan penulis

melakukan kegiatan lapangan di daerah pemetaan, yang meliputi dua lembar peta

Rupa Bumi Indonesia keluaran dari Bakosurtanal lembar Situraja (1309-113) dan

Majalengka (1309-114).

Tabel II.1. Jadwal Kegiatan


Jenis Mei 2015Praktek Kerja Lapangan
Juni 2015I daerah Jatigede, Kabupaten Sumedang April 2016
Februari-Maret 2016
Kegiatan\Bulan Minggu 4 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 1
Studi literatur
Persiapan
Kerja lapangan
Bimbingan
Seminar
Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai