Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geologi merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai bumi beserta isinya yang pernah ada. Ilmu geologi merupakan kelompok ilmu
yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-
proses yang bekerja baik di dalam (sub surface) maupun diatas (surface) permukaan bumi. Ilmu
geologi memiliki berbagai cabang ilmu di dalamnya yang menjadi ilmu dasar seperti petrologi,
geomorfologi, geologi struktur, stratigrafi, paleontologi, dan sedimentologi. Selain dari ilmu-
ilmu dasar, geologi juga diaplikasikan ke dalam suatu bidang ilmu yang bersifat terapan, seperti
eksplorasi sumber energi (minyak bumi, batubara, gas bumi, dan lain sebagainya), eksplorasi
bahan tambang (emas, perak, tembaga), geologi teknik (infrastruktur dan keilmuan sipil),
eksplorasi air (hidrogeologi), tempat wisata geologi (geopark/geotourism). Hal ini menunjukkan
bahwa ilmu geologi sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Setiap daerah di muka bumi memiliki karakteristik geologi yang berbeda-beda dengan
keunikannya tersendiri. Hal ini disebabkan oleh adanya proses geologi yang berbeda antara
daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Untuk mengetahui proses-proses geologi yang
terjadi di daerah tersebut, dapat dilakukan pemetaan geologi permukaan yang merupakan
pemetaan suatu daerah dengan memperhatikan aspek-aspek geologi yang ada di daerah tersebut
seperti karakteristik batuan, struktur geologi, paleontologi, stratigrafi dan sedimentologi secara
lokal maupun regional. Aspek-aspek tersebut dipetakan dan dianalisis untuk mengetahui sejarah
geologi yang terjadi di daerah tersebut sehingga kemudian data tersebut dapat dijadikan sebagai
acuan dasar untuk menentukan adanya potensi geologi di daerah tersebut. Potensi geologi yang
dimaksud adalah potensi energi, potensi sumber air, potensi kebencanaan, dan juga potensi
bahan tambang di daerah tersebut.

Lokasi penelitian pada pemetaan geologi ini berada di antara Kecamatan Cikalongkulon,
kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dan Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, serta
Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Lokasi penelitian memiliki luas
sebesar 5 x 5 km2 yang berada di Desa Buanajaya, Desa Parungbanteng, Desa Cigunungherang,
dan Desa Mekargalih. Di dalam peta geologi regional lembar Cianjur (Simanjuntak dkk, 1992),
lokasi penelitian ini didominasi oleh Formasi Cantayan dan Formsi Jatiluhur, selain itu juga
terdapat Formasi, dan Batuan Intrusi Andesit.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Secara umum, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah keadaan geomorfologi daerah tersebut ?

2. Bagaimanakah kondisi dan urutan Stratigrafi Satuan Batuan dan Penyebaran Batuan di
daerah tersebut?

3. Bagaimanakah struktur geologi yang berkembang di daerah tersebut?

4. Bagaimanakah sejarah geologi daerah penelitian?

5. Bagaimanakah potensi sumberdaya alam dan kebahayaan geologi daerah penelitian?

1.3. Maksud, Tujuan, dan Manfaat

Secara umum, kegiatan penelitian ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
wajib Pemetaan Geologi Lanjut dan secara khusus untuk memberikan informasi geologi yang
ada di daerah penelitian. Informasi tersebut diantaranya adalah:

1. Unsur-unsur geomorfologi daerah penelitian seperti morfografi, morfometri, dan


morfogenesa.

2. Litologi batuan, stratigrafi daerah penelitian, dan penyebaran batuannya.

3. Struktur geologi yang berkembang.

4. Sejarah geologi daerah penelitian, dan

5. Potensi sumberdaya alam dan kebencanaannya.

Manfaat yang didapatkan dari kegiatan penelitian ini adalah agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan selama kegiatan perkuliahan baik di kelas
maupun di lapangan, salah satu pengaplikasiannya adalah dengan melakukan kegiatan pemetaan
geologi yang nantinya informasi yang didapat dapat digunakan untuk membantu masyarakat
daerah sekitar.

1.4. Metode Penelitian


1.4.1. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah singkapan batuan yang dapat diamati secara fisik dan
fitur-fitur lainnya. Singkapan batuan yang ada dapat ditemui di tepi sungai, lantai sungai,
dinding jalan, atau tebing. Setelah diamati, data yang kita lihat atau temukan di dalam
singkapan harus dicatat ke dalam jurnal dan dilakukan pengambilan sampel batuan untuk
analisis lebih lanjut guna membuat rekonstruksi kejadian geologi yang ada di daerah tersebut.
Rincian objek penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Geomorfologi, Objek ini digunakan untuk menganalisa bentang alam daerah


penelitian serta menentukan indikasi struktur geologi dari lapangan yang sedang
diteliti.

2. Litologi, Objek penelitian ini digunakan untuk merekonstruksi proses pembentukan,


lingkungan pengendapan, serta umur relatif dari daerah penelitian.

3. Indikasi Struktur geologi, Objek ini digunakan untuk merekonstruksi struktur


geologi yang berkembang pada sebuah daerah sehingga dapat dipahami sejarah
geologinya.

4. Stratigrafi, Objek ini dianalisis untuk mengetahui tatanan dan urutan dari litologi
yang tersusun pada sebuah daerah sehingga dapat ditentukan susunan dari yang
paling tua – muda serta penyebaran batuan yang ada di daerah penelitian tersebut.

5. Potensi geologi, Aspek potensi yang diperhatikan adalah potensi sumberdaya


geologi dan potensi kebencanaan geologi yang dianalisa dari keadaan geologi yang
ada pada daerah penelitian.
1.4.2. Alat dan Perlengkapan
1.4.2.1. Perlengkapan Lapangan

Adapun perlengkapan lapangan yang digunakan selama penelitian adalah sebagai


berikut:

1. Peta Dasar dengan skala 12.500, Peta Dasar ini didapatkan dari penyalinan Peta
Rupa Bumi Indonesia (RBI) Lembar Pananjung.

2. Kompas Geologi, digunakan untuk mengetahui lokasi, azimuth, serta arah jurus
dan kemiringan dari perlapisan batuan.

3. Global Positioning System (GPS), digunakan untuk mengetahui posisi peneliti di


dalam peta beserta jalur yang telah dilalui sebelumnya.

4. Palu Geologi, digunakan untuk mengambil sampel batuan yang akan dianalisis
lebih lanjut di laboratorium.

5. Pita Ukur, digunakan untuk mengukur jarak atau juga mengukur ketebalan
lapisan batuan di lapangan.

6. Buku Catatan Lapangan, digunakan untuk mencatat seluruh data yang ditemukan
di lapangan.

7. Lup, digunakan untuk membantu melihat objek yang sangat kecil dalam batuan
seperti mineral, fosil, butiran, dan sebagainya.

8. HCl 0,1 moll, digunakan untuk mendeteksi adanya kandungan karbonat didalam
batuan.

9. Komparator Batuan (Batuan Beku dan Batuan Sedimen), digunakan untuk


membantu menentukan pemerian nama batuan dan jenis mineral didalam batuan.

10. Plastik Sampel, digunakan untuk membungkus contoh batuan yang telah
diambil untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.
11. Kamera, digunakan untuk mengambil gambar singkapan dan juga kenampakan
geomorfologi.

12. Tas Lapangan, digunakan untuk membawa seluruh peralatan lapangan dan juga
sampel batuan yang telah diambil dilapangan.

13. Alat-alat tulis berupa :

a. Pensil, digunakan untuk membuat sketsa singkapan dan juga untuk


mencatat.

b. Pensil Warna, digunakan untuk memperjelas simbol batuan yang


ditemukan dilapangan.

c. Penghapus, untuk menghapus kesalahan penulisan pensil atau pensil


warna.

d. Mistar, digunakan untuk menggaris dan membantu plot lokasi didalam


Peta Dasar.

e. Busur Derajat, digunakan untuk mengukur besarnya azimuth didalam


peta.

f. Spidol Permanen, digunakan untuk menulis nomor contoh batuan


didalam plastik sampel.

g. Papan Dada, digunakan untuk mempermudah mencatat data lapangan


dan pengukuran jurus dan kemiringan perlapisan batuan di batuan yang
tidak rata.

1.4.2.2. Perlengkapan Laboratorium

Analisis laboratorium selama penelitian ini dilakukan untuk dua kegiatan analisis,
yaitu analisis paleontologi untuk menentukan suatu umur relatif dari batuan yang sudah
diambil dari lapangan penelitian dan analisis petrografi untuk menentukan jenis batuan
yang telah diambil dari daerah penelitian yang telah disayat tipis untuk dapat dilihat di
bawah mikroskop.
Untuk analisis paleontologi, alat-alat yang digunakan yaitu:

1. Alat Tulis

2. Mangkok Plastik dan Mangkok Alumunium

3. NaOH (3 – 4 butir)

4. Hidrogen Peroksida ((𝐻2𝑂2) 30%

5. Saringan Sedimen 30 Mesh dan 125 Mesh

6. Label

7. Oven Pemanas

8. Kantong sampel

9. Jarum dan Kuas

10. Preparat

11. Mikroskop

12. Buku Referensi

Untuk analisis petrografi, alat-alat yang digunakan adalah:

1. Alat Tulis

2. Mikroskop

3. Lembar Deskripsi

4. Diagram Klasifikasi Batuan

1.4.3. Tahap Penelitian

Kegiatan penelitian ini diawali dengan melakukan studi pustaka dari laporan-laporan
pemetaan terdahulu, lembaran peta geologi regional daerah penelitian serta stratigrafi
regionalnya. Kemudian dilanjutkan dengan analisa geomorfologi daerah penelitian dengan
menggunakan metode penginderaan jauh (GIS). Pada kegiatan ini dilakukan interpretasi dari
citra satelit dengan menggunakan data DEM (Digital Elevation Model) dengan kontur
ketinggian untuk mengetahui kondisi bentang alam yang ada di daerah penelitian tersebut
sehingga dapat dilakukan perencanaan yang matang untuk di lapangan nantinya. Kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan surat izin ke fakultas dan pengurusan surat tersebut ke kantor
kecamatan daerah setempat.

Kegiatan lapangan dilakukan dengan mengamati singkapan-singkapan secara


langsung, dimulai dari kondisi bentang alam yang terlihat, litologi batuan, adanya kemungkin
struktur geologi, pengambilan sampel batuan yang nantinya akan dicatat dalam jurnal
lapangan. Peralatan yang digunakan merupakan peralatan geologi seperti palu geologi
(sedimen dan beku), alat tulis lengkap, kompas geologi, GPS, lup, kamera, HCL 0,1 M, peta
dasar, peta RBI dari Bakosurtanal, peta geologi regional (Lembar Cianjur) dengan kavling
daerah penelitian, papan dada, buku jurnal, dan plasitk sampel.

Kegiatan analisis petrografi dan paleontologi batuan dilakukan di Laboratorium


Petrologi dan Laboratorium Paleontologi yang ada di Gedung 1 Fakultas Teknik Geologi,
Universitas Padjadjaran. Analisis Petrografi dan Paleontologi masing-masing dilakukan untuk
mengetahui nama batuan dengan lebih pasti dan umur batuan.

Adapun tahapan dalam analisis paleontologi adalah sebagai berikut:

1. Menumbuk sampel batuan secukupnya yang sudah ditentukan sampai batuan


tersebut halus sesuai dengan ukuran butir batuannya, lalu sampel batuan tersebut
dimasukkan kedalam mangkok plastik dan diberi label.

2. Selanjutnya masukkan 𝐻2𝑂2 30% dan tiga sampai empat butir NaOH lalu
diaduk sampai terlihat tidak lagi terjadi reaksi kemudian diamkan selama 1 hari.

3. Setelah selesai, sampel tersebut dimasukkan kedalam saringan dengan mesh 60


dan 120 dan dicuci hingga sampel terpisah sesuai ukuran butir dari saringan
tersebut, hasil dari cucian ini selanjutnya dimasukkan kedalam mangkuk
alumunium dan diberi label kembali.
4. Lalu mangkuk tersebut dimasukkan kedalam oven 45o𝐶 dan ditunggu hingga
sampel benar-benar kering, setelah itu sampel dimasukkan kedalam plastik
sampel kecil untuk selanjutnya melakukan picking.

5. Kemudian sampel tersebut diperiksa dibawah mikroskop. Pertama-tama


pisahkan fosil yang ditemukan dari sedimen, lalu fosil yang telah dipisahkan
diidentifikasi namanya dengan menggunakan buku pedoman atau dapat juga
menggunakan kunci identifikasi (Blow 1969, Postuma 1971 dan Bolli).

6. Terakhir kumpulan identifikasi fosil tersebut akan menunjukkan umur dan


lingkungan pengendapan dari sampel yang di analisis.

Untuk langkah-langkah dalam analisis petrografi adalah sebagai berikut:

1. Membuat sayatan tipis dari sampel lapangan.

2. Selanjutnya batuan yang telah disayat diamati di bawah mikroskop.

3. Lalu lakukan presentasi mineral penyusun sayatan batuan tersebut.

4. Kemudian hasil presentasi tersebut dimasukkan kedalam diagram klasifikasi


batuan batugamping menurut Dunham (1962). Sehingga nantinya analisis tersebut
menghasilkan pengelompokkan jenis batuan yang ada di daerah penelitian.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan analisis dan pengolahan data yang meliputi
analisis geomorfologi, stratigrafi, geologi struktur, dan geologi sejarah. Analisis penyebaran
batuan yang ada dalam penelitian ini berdasarkan interpretasi litostratigrafi dari data
lapangan yaitu berdasarkan kesamaan sifat dan karakter litologi yang penamaannya
menggunakan kaidah litostratigrafi. Hasil penelitian ini akan disajikan ke dalam peta
geomorfologi, peta kerangka dan lintasan geologi, peta pola jurus, dan peta geologi daerah
penelitian.

1.5. Geografi Umum Daerah Penelitian

Daerah penelitian secara geografis terletak di koordinat 107° 12' 15,868" BT- 107° 14'
59,827" BT dan 6° 36' 21,101" LS - 6° 38' 3,717" LS, secara administratif daerah penelitian ini
termasuk ke dalam Desa Buanajaya, Desa Parungbanteng, Desa Cigunungherang, dan Desa
Mekargalih, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, dan Kecamatan Sukasari,
Kabupaten Purwakarta, serta Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penduduk
desa yang tinggal di desa-desa tersebut mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani,
berkebun, dan taman wisata. Agama yang dianut oleh mayoritas penduduk adalah agama islam.
Lembaga pendidikan yang ada di daerah ini meliputi pesantren, taman kanak-kanak, sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas/kejuruan.

1.6. Kesampaian Daerah

Anda mungkin juga menyukai