GEOLOGI EKSPLORASI
“METODE EKSPLORASI GEOLOGI DAN GEOFISIKA”
OLEH:
KELOMPOK II
1. ILYAS (R1C1160063)
2. JUMARDI (R1C116021)
3. MUHAJIR SAM (R1C116101)
4. RISKA KARIM (R1C116050)
5. ABDUL RASYID (R1C116123)
6. UJANG SUGIARNO (R1C116060)
7. MASRANDI RESMIN (R1C116041)
8. MUHAMMAD ISMUL AZHAM (R1C1160 )
9. LA ODE MUHAMMAD FARHAN (R1C116128)
10. REZA PASCA PURNIAWAN MISU (R1C116092)
11.
12. MUHAMMAD ISMUL AZHAM (R1C1160 )
13. 5. LA ODE MUHAMMAD FARHAN (R1C116128)
14. 6. REZA PASCA PURNIAWAN MISU (R1C116092)
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan kesempataan
sehingga makalah geologi eksplorasi ini yang berjudul “Metode Eksplorasi
Geologi Dan Geofisika” ini dapat terselesaikan tepat pada wakktunya.
Dalam proses penyusunan makalah geologi eksplorasi ini, banyak
mengalami kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya konstruktif. Semoga amal
dari semua pihaak senantiasa mendapaat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Hal ini
tidak lepas dari proses lempeng tektonik yang terlibat didalamnya, permukaan
bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik
adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan
panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan
saling berinteraksi satu sama lain. Lempeng tektonim yang mempengaruhi proses
terbentuknya pulau Indonesia yakni Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke
arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik
bergerak relatip ke arah barat. Akibatnya, Indonesia merupakan salah satu wilyah
yang di lalui jalur cincin api pasifik (Ring of Fire). Kemudian Ring Of Fire ini
mempunyai dampak negatif dan positif untuk Indonesia. Dampak negatifnya,
Indonesia merupakan daerah yang rawan akan bencana gempa bumi dan dampak
positifnya Indonesia memiliki deposit atau bahan galian yang beragam dan
bernilai ekonomis.
Bahan galian yang beragam dan ekonomis tersebut tidak langsung dapat di
tentukan. Tentunya, di perlukan suatu studi lanjutan dan fieldcheck yang biasa di
kenal dengan eksplorasi.
Eksplorasi adalah mengetahui, mencari dan menilai suatu endapan mineral.
Menurut Dhadar (1980), eksplorasi bahan galian didefinisikan sebagai
penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai
letak, sifat-sifat, bentuk, cadangan, mutu serta nilai ekonomis dari endapan bahan
galian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah,
anatara lain :
1. Apa itu pemetaan ?
2. Apa itu pemetaan geologi detail ?
3. Bagaimana proses penentuan eksplorasi khusus (Float Mapping, Paritan, dan
sumuran)
4. Bagaimana Proses pengeboran ?
5. Bagaiamana proses eksplorasi bawah tanah ?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini mengacuh pada latar belakang di atas, yakni :
1. Untuk mengetahui defenisi pemetaan.
2. Untuk mengetahui pemetaan geologi detail.
3. Untuk mengetahui proses penentuan ekspolrasi khusus (Float Mapping,
Paritan, dan sumuran)
4. Untuk mengetahui proses pengeboran.
5. Untuk mengetahui proses eksplorasi bawah tanah.
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini sebagai berikut :
1. Dapat menentukan defenisi pemetaan.
2. Dapat menentukan pemetaan geologi detail.
3. Dapat menentukan proses penentuan ekspolrasi khusus (Float Mapping,
Paritan, dan sumuran)
4. Dapat menentukan proses pengeboran.
5. Dapat menentukan proses eksplorasi bawah tanah
BAB II
PEMBAHASAN
b. GPS Navigator
Metode ini adalah yang paling canggih, dan harga suatu alat GPS sekrang ini
sudah sangat murah, sehingga banyak dilakukan untuk survey geologi. Namun
metode ini hanya dapat dilakuakn dalam medan terbuka, dan sulit dilakukan
dalam hutan ( harus naik pohon atau menggunakan balon). Lokasi didapatkan
dalam UTM maupun koordinat geografi (lintang dan Bujur)
c. Survey kompas.
Cara ini adalah metode standard dalam eksplorasi dan dilakukan terutama
dimedan tertutup hutan maupun terbuka, dan berlangsung cepat dan cukup teliti
karena sudah menjadi rutin. Survey dilakukan sepanjang lintasan yang
direncanakan terlebih dahulu sehingga selalu dimulai pada titik yang dapat
diketahui lokasinya secara tetap, dengan GPS ataupun bersdasarkan metode
orientasi medan dan peta ataupun ditentukan oleh metode ukur tanah (misalnya
poligon) dan diusahakan berakhir pada titik yang dikenal pula, sehingga dapat
dikoreksi. Pengukuran arah survey dilakukan dengan penentuan arah azimuth dari
titik ke titik yang dilalui, biasanya dari muka ke belakang, lebih baik lagi dari
kedua arah. Selain itu, kemiringan lereng antara dua titik diukur dengan
clinometer pada kompas. Jarak dari kedua titik pengamatan ditentukan berbagai
metode.
1. Peta geologi jalur, dimana lintasan survey disekat keadaan topografi, alur
sungai, keberadaan singkapan dan keadaan geologinya dengan catatan,
simbol, al, jurus kemiringannya dan terutama keberadaan mineralisasi dengan
menggunakan simbol litologi atau warna. Peta ini dikompilasikan kedalam
peta geologi prospek tinjau.
3. Peta prospek atau peta mineralisasi. Peta ini merupakan peta kompilasi dari
peta-peta jalur , dimana adanya lokasi-lokasi prospek berupa singkapan dari
cebakan seperti urat kwarsa, singkapan batubara dsb serta batuan-batuan
termineralisasi ditonjolkan pada latar belakang geologi.
Dalam hal-hal tertentu ada kalanya dilakukan pelacakan terhadap suatu lapisan
atau gejala geologi linear lainnya seperti lapisan batubara, sepanjang jurusnya
dengan memperhatikan topografi atau hukum V. Pelacakan singakapan lapisan ini
sering dibantu dengan metodeparitan (trenching) atau sumuran. Lokasi singkapan
dari lapisan yang dilacak ini harus ditentukan secara teliti dengan menggunakan
alat ukur To
1. Paritan ( Trenching)
Paritan adalah galian yang rnemanjang, biasanya didesign tegak lurus
struktur atau dalam arah dimensi terkecilnya dari tubuh cebakan (arah
ketebalan), biasanya tidak terlalu dalam untuk membuka keberadaan
permukaan (swface occurence ) yang ditutupi tanah ataulongsoran.
2. Tangan/balincong
Kadang-kadang dibuat pada singkapanya sendiri dengan
mempergunakan dinamit, untuk channel sampling
Tujuan membuat paritan adalah untuk mendapat singkapan yang lengkap
dari suatu cebakan yang berbentuk planar, seperti urat atau lapisan batubara
yang berada dalam posisi miring sampai vertikal.. Paritan pada umumnya
dirancang memotong tegak-lurus pada jurus dari cebakan yang diprojeksikan
akan tersingkap di suatu tempat, tetapi dalam kenyataannya tertutup oleh tanah .
Paritan harus mencapai batas atas maupun batas bawah dari tubuh cebakan ,
sehingga dapat mengungkapkan seluruh ketebalan dari cebakan tersebut serta
mengungkapan adanya zonasi didalam tubuh cebakan tersebut maupun posisi
cebakan terhadap batuan sampingnya. Dengan demikian pada paritan
dimungkinkan untuk melakukan penyontohan saluran (channel sampling)
2. Sumur-Uji
Biasanya bulat atau persegi, memanjang dalam arah vertikal, dapat lebih dari
sepuluh meter. Sumuran digali secara manual dengan menggunakan linggis dan
timba, dan dapat mencapai kedalaman sampai 20 meter, atau kadangkala 30 m.
Tujuan sumuran : Maksud metoda ini adalah scbagai pcngganti ketidak
hadliran singkapan terutama untuk mendapat ketebalan atau urutan stratigrafi dari
jebakan mineral yang posisinya relatif datar, seperti
1. Batubara
2. Cebakan placer ( placer deposits)
3. Cebakan residu (residual deposits)
Selain itu sumuran memberikan kesempatan untuk mcndapatkan contoh besar
(bulk sample) dari cebakan yang diselidiki khususnya pada cebakan piacer emas
yang kadamya diniyatakan dalam gram/ meter kubik
Segi Keselamatan :
1. Pemboran Tangan
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan
residual deposit. Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi
rinci, namun adakalanya secara acak dan setempat dilakukan pada tahap
eksplorasi tinjau, terutama pada subtahap prospeksi umum.
Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka
(BBB).
a. Pemboran Spiral/Bor Spiral Auger Drilling
Seperti penarik tutup notol, diputar dengan tangan. Contoh melekat pada
spiral, dicabut pada interval tertentu (tiap 30 – 50 cm). Hanya sampai kedalaman
beberapa meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite, lateritic nickel) dan
sebagainya.
Perekaman Data
Pada umumnya data berupa litologi, serta batas-batasnya dan dapat
dinyatakan dalam penampang berkolom atau profil yang dapat pula disebut
sebagai log. Selain itu data kekerasan kualitatif dapat dicatatkan pula, demikian
pula data muka air tanah yang dijumpai.
Dalam mendesain program pemboran dan memilih jenis alat bor harus
diperhatikan :
1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :
a. Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga
Kuda (HP).
b. Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban
rangkaian sampai kedalaman yang dituju.
c. Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan besarnya inti yang diminta.
d. Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang
dituju.
2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk
dipreteli atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan
helicopter.
3. Kemampuan pemboran miring.
4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.
Untuk mendapatkan data sebaik mungkin maka ahli geologilah yang harus
mendesain lay-out, tetapi design pembuatan terowongan diserahkan insiyur
tambang.
Beberapa istilah terowongan pertambangan :
1. Drift (E) atau Galle,y (B), atau terowongan, mendatar, sejajar tubuh
bijih
4. Adil (E) drift yang menembus ke permukaan (pada lereng bukit misalnya)
8. Open Cut (E) atau Dagbouw (B), penggalian pada permukaan produksi
Adit
Adit adalah salah satu eksplorasi yang dimaksud untuk prosuksi data,
sedangkan pengertian dari adit yaitu : Lobang horizontal atau hampir horizontal
dimana salah satu ujungya pepat, yang dikerjakan untuk kepentingan pencarian
data dari daerah penyelidikan. Ada kesamaan terowongan dan adit.
Namun bila adit untuk kegunaan langsung mencari data, sedangkan
terowongan dibuat untuk kegunaan primer, seperti untuk saluran air, keperluan
lalu lintas dibawah tanah, dan lain-lain.
Keunggulan Adit/Terowongan Untuk Pengambilan Data Geologi
Adit atau terowongan mempunyai keunggulan sendiri dalam pengambilan
data, keunggulan pertama adalah bahwa batuan tersingkap seluruhnya sepanjang
terowongan, paling tidak sepanjang pengamanan dilakukan langsung setiap ada
kemajuan, akrena mungkin sekali terjadinya longsoran pada jalur-jalur lemah,
sebenarnya seperti jalur sesar biasanya dilakukan pengakuan (betimering).
Adanya sesar-sesar, kontak antar batuan dapat dilihat dengan jelas.
Keunggulan kedua dari pengamatan diterowongan adalah data geologi
didapatkan dalam 3-dimensi, yaitu pada kedua dinding terowongan, pada atap
terowongan dan pada lantai, keadaan yang sangat jarang didapatkan pada
singkapan. Jalur dan bidang sesar dapat diamati dalam posisi dan orientasi, begitu
pula jurus dan kemiringan lapisan, pola kekar, rekah-rekah didapatkan dalam
orientasi yang