Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

GEOLOGI EKSPLORASI
“METODE EKSPLORASI GEOLOGI DAN GEOFISIKA”

OLEH:
KELOMPOK II

1. ILYAS (R1C1160063)
2. JUMARDI (R1C116021)
3. MUHAJIR SAM (R1C116101)
4. RISKA KARIM (R1C116050)
5. ABDUL RASYID (R1C116123)
6. UJANG SUGIARNO (R1C116060)
7. MASRANDI RESMIN (R1C116041)
8. MUHAMMAD ISMUL AZHAM (R1C1160 )
9. LA ODE MUHAMMAD FARHAN (R1C116128)
10. REZA PASCA PURNIAWAN MISU (R1C116092)
11.
12. MUHAMMAD ISMUL AZHAM (R1C1160 )
13. 5. LA ODE MUHAMMAD FARHAN (R1C116128)
14. 6. REZA PASCA PURNIAWAN MISU (R1C116092)
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan kesempataan
sehingga makalah geologi eksplorasi ini yang berjudul “Metode Eksplorasi
Geologi Dan Geofisika” ini dapat terselesaikan tepat pada wakktunya.
Dalam proses penyusunan makalah geologi eksplorasi ini, banyak
mengalami kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya konstruktif. Semoga amal
dari semua pihaak senantiasa mendapaat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.

Kendari, 25 November 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Hal ini
tidak lepas dari proses lempeng tektonik yang terlibat didalamnya, permukaan
bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik
adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan
panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan
saling berinteraksi satu sama lain. Lempeng tektonim yang mempengaruhi proses
terbentuknya pulau Indonesia yakni Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke
arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik
bergerak relatip ke arah barat. Akibatnya, Indonesia merupakan salah satu wilyah
yang di lalui jalur cincin api pasifik (Ring of Fire). Kemudian Ring Of Fire ini
mempunyai dampak negatif dan positif untuk Indonesia. Dampak negatifnya,
Indonesia merupakan daerah yang rawan akan bencana gempa bumi dan dampak
positifnya Indonesia memiliki deposit atau bahan galian yang beragam dan
bernilai ekonomis.
Bahan galian yang beragam dan ekonomis tersebut tidak langsung dapat di
tentukan. Tentunya, di perlukan suatu studi lanjutan dan fieldcheck yang biasa di
kenal dengan eksplorasi.
Eksplorasi adalah mengetahui, mencari dan menilai suatu endapan mineral.
Menurut Dhadar (1980), eksplorasi bahan galian didefinisikan sebagai
penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai
letak, sifat-sifat, bentuk, cadangan, mutu serta nilai ekonomis dari endapan bahan
galian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah,
anatara lain :
1. Apa itu pemetaan ?
2. Apa itu pemetaan geologi detail ?
3. Bagaimana proses penentuan eksplorasi khusus (Float Mapping, Paritan, dan
sumuran)
4. Bagaimana Proses pengeboran ?
5. Bagaiamana proses eksplorasi bawah tanah ?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini mengacuh pada latar belakang di atas, yakni :
1. Untuk mengetahui defenisi pemetaan.
2. Untuk mengetahui pemetaan geologi detail.
3. Untuk mengetahui proses penentuan ekspolrasi khusus (Float Mapping,
Paritan, dan sumuran)
4. Untuk mengetahui proses pengeboran.
5. Untuk mengetahui proses eksplorasi bawah tanah.

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini sebagai berikut :
1. Dapat menentukan defenisi pemetaan.
2. Dapat menentukan pemetaan geologi detail.
3. Dapat menentukan proses penentuan ekspolrasi khusus (Float Mapping,
Paritan, dan sumuran)
4. Dapat menentukan proses pengeboran.
5. Dapat menentukan proses eksplorasi bawah tanah
BAB II

PEMBAHASAN

Pemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan, yang


memindahkan keadaan sesungguhnya dilapangan (‘fakta’) keatas kertas gambar
atau kedalam peta dasar yang tersedia, yaitu dengan menggambarkan penyebaran
dan merekonstruksi kondisi alamiah tertentu secara meruang, yang dinyatakan
dengan titik, garis, symbol dan warna. Pelaksanaan pekerjaan pemetaan dapat
dilakukan secara langsung di lapangan dan dengan bantuan interpretasi dan
analisa foto udara (‘citra’).
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-
informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta
geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan
batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi
yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut.
Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan
tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral. Contohnya peta geologi
(formasi batuan).

A. Metode Survey Geologi

1. Survey Geologi Tinjau


Survei geologi tinjau ini dapat ditujukan sebagaiberikut:

 Survey Geologi Untuk Pemetaan Geologi Tinjauan (Reconnaisance Geologic


Mapping Survey) yang sering dilakukan dimana tidak ada peta geologi yang
memadai, atau memerlukan pengecekan darat, (ground check)terhadap
interpretasi foto udara atau citra indrajauh lainnya.

 Survey Geologi Prospeksi (Geological Prospecting) istilah prospecting pada


mulanya adlah kegiatan pada permukaan tanah untuk pencaharian singkapan
cebakan atau bijih berupa mineralisasi yang mempunyai harapan (prospek)
untuk dieksplorasi lebih lanjut (pemboran atau penerowongan) menjadi suatu
tambang.

 Survey pencontohan aliran sungai dan pendulangan ( Stream Sampling And


Panning)

 Survey bongkah ( Float Mapping)

Penentuan lokasi pada lintasan survey


Salah satu masalah dalam suvey geologi adalah penentuan lokasi dimana
dilakukan pengamatan dan pencontohan. Survey geologi pada umumnya
dilakukan dengan membuat lintasan-lintasan pengamatan. Beberapa metode cara
menentukan lokasi titik amat pada lintasan adalah :

a. Orientasi Medan Dan Peta


Cara ini adalah yang paling sederhana dan paling populer dilakukan, yaitu
dengan mencocokan keadaan medan , seperti lekak-lekuk sungau, puncak-puncak
bukit, jalan dsb. Dengan apa yang tertera dalam peta dalam hal ini harus
diwaspadai bahwa kita benar-benar menggunakan peta-peta yang mutakhir dan
akurat, akrena sering suatu lekukan sungai dapat berubah dengan waktu, apalagi
jalan-jalan- setapak bahkan kemungkian ada jalan-jalan baru, adanya kampung
pemukiman baru atau yang sudah ditinggalkan berganti nama.

b. GPS Navigator
Metode ini adalah yang paling canggih, dan harga suatu alat GPS sekrang ini
sudah sangat murah, sehingga banyak dilakukan untuk survey geologi. Namun
metode ini hanya dapat dilakuakn dalam medan terbuka, dan sulit dilakukan
dalam hutan ( harus naik pohon atau menggunakan balon). Lokasi didapatkan
dalam UTM maupun koordinat geografi (lintang dan Bujur)

c. Survey kompas.
Cara ini adalah metode standard dalam eksplorasi dan dilakukan terutama
dimedan tertutup hutan maupun terbuka, dan berlangsung cepat dan cukup teliti
karena sudah menjadi rutin. Survey dilakukan sepanjang lintasan yang
direncanakan terlebih dahulu sehingga selalu dimulai pada titik yang dapat
diketahui lokasinya secara tetap, dengan GPS ataupun bersdasarkan metode
orientasi medan dan peta ataupun ditentukan oleh metode ukur tanah (misalnya
poligon) dan diusahakan berakhir pada titik yang dikenal pula, sehingga dapat
dikoreksi. Pengukuran arah survey dilakukan dengan penentuan arah azimuth dari
titik ke titik yang dilalui, biasanya dari muka ke belakang, lebih baik lagi dari
kedua arah. Selain itu, kemiringan lereng antara dua titik diukur dengan
clinometer pada kompas. Jarak dari kedua titik pengamatan ditentukan berbagai
metode.

Hasil dari suvey kompas ini kemudian diproses menjadi suatu :

1. Peta geologi jalur, dimana lintasan survey disekat keadaan topografi, alur
sungai, keberadaan singkapan dan keadaan geologinya dengan catatan,
simbol, al, jurus kemiringannya dan terutama keberadaan mineralisasi dengan
menggunakan simbol litologi atau warna. Peta ini dikompilasikan kedalam
peta geologi prospek tinjau.

2. Kolom stratigrafi atau juga disebut measured secttin (MS)

3. Peta prospek atau peta mineralisasi. Peta ini merupakan peta kompilasi dari
peta-peta jalur , dimana adanya lokasi-lokasi prospek berupa singkapan dari
cebakan seperti urat kwarsa, singkapan batubara dsb serta batuan-batuan
termineralisasi ditonjolkan pada latar belakang geologi.

4. Peta pencontohan sungai, yang memperlihatkan lokasi-lokasi contoh dengan


nilai kadar logam atau mineral sepanjang alur-alur sungai berdasarkan
pendulangan dan juga hasil penyelidikan paritan atau sumur uji.

5. Peta penyebaran bongkah yang memperlihatkan penyebaran bongkah-


bongkah dari batuan yang termineralisasi dengan nilai kadar logam hasil
analisa geokimia/assay. Peta ini sering diberi latar belakang peta geologi.
2. Survey Geologi Rinci

Survey singkapan untuk pemetaan geologi rinci

a. Pemetaan geologi singkapan ( Outcroop Mapping)

Untuk keperluan eksplorasi pertambangan maupun eksplorasi geologi


lainnya pemetaan geologi detail memerlukan persyaratan teknis yang lebih ketat.
1. Peta detail adalah dari skala 1:1000 sampai skala 1:5000, kadang kala skala
1:10.000 sudah dianggap detail.
2. Pemetaaan dilakukan berssamaan dengan pengukuran topografi, setiap lokasi
singkapan diukur dengan teodolit (minimal To), ditentukan koordinat x,y (
Sistem UTM) maupun ketinggian muka laut
3. Pelamparan singkapan harus diseket (kalau cukup luas sisi-sisinya di
berititikukur), jika singkapan memanjang maka titik permulaan singkapan
dan titik akhir singkapan sepanjang traverse harus diukur
koordinat/ketinggiannya, jika singkapan menerus cukup panjang,
beberapa titik penolong ditentukan terutama pacla batas litologi/satuan
litologi.
4. Pemetaan dilakukan sedapat mungkin apisan demi lapisan yang
berbedalitologi,clan bukan berdasarkan formasi.
5. Gejala-gejala seperti rekahan . patahan , kekar dsb harus diukur jurus
kemiringan- nya.
6. Jurus kemiringan gejala yang penting, seperti lapisan batubara, urat kwarsa
dsb, sebaiknya diukur dengan To clengan metodatiga titik dsb.
7. Referensi terhadap jalan, titik triangulasi, bangunan dsb . harus diberikan/
dipetakan/diukur dengan sistim koordinat UTM.
8. Pada peta yang dihasilkan harns diperlihatkan apa yang cliamati clilapangan
(observed), dan apa yang ditafsirkan . Harns clipedihatkan mana daerah
pelamparan singkapan, clan mana daerah yang ditutupi
tanah/overburclen/spoil. Hal-ha) yang
diamatidilapangansewajarnyaberadadiclaerahpelamparan
singkpanpadapeta,dan gejala geologi yang digambarkan pacla daerah yang
ditutupi tanah merupakan tafsiran.

.9 Harus dibuat daftar singkapan, lengkap dengan nomor, lokasi (dengan


koordinat) serta ketinggian, serta catatan mengenai deskripsi singkapan,
struktur jurus/kemiringan, terutama tanda-tanda mineralisasi dsb ., nomor
contoh dsb.

3. Pemetaan Geologi Khusus

a. Survai Pelacakan Singkapan (Outcrop Tracing)

Dalam hal-hal tertentu ada kalanya dilakukan pelacakan terhadap suatu lapisan
atau gejala geologi linear lainnya seperti lapisan batubara, sepanjang jurusnya
dengan memperhatikan topografi atau hukum V. Pelacakan singakapan lapisan ini
sering dibantu dengan metodeparitan (trenching) atau sumuran. Lokasi singkapan
dari lapisan yang dilacak ini harus ditentukan secara teliti dengan menggunakan
alat ukur To

b. Pemetaan Bongkah Rinci (Detail Float Mapping)


Pemetaan boulder/blok yang telah tertransport. Lokasi setiap boulder harus
seteliti mungkin (sistem koordinat), dan diambil contoh untuk dilakukan
assay/analisa kimia. Besar boulder diestimate (ukuran panjang/lebar/tebal) peta
float harus dilakuakn pada dasar peta topografi yang berkontur ketinggian yang
akurat.

Penyebaran float dapat meununjukan sumber dari bongkah-bongkah tersebut


dan dengan demikian menemukan tubuh cebakannya. Penasfsiran peta bongkah
memerlukan pengetahuan geomorfologi secara khusus, mengingat kemungkinan
terjadi rejuvinesasi/peremajaan bentang alam yang melibatkan pembalikan
kemiringan lereng, pengangkatan yang resen.

c. Pemetaan Tanah (Soil Mapping)


Yang dipetakan adalah jenis soil/ataupun batuan lapuk atau subsoil. Harus
dipisahkan dalam peta antara batuan segar, batuan dasar (Bed-Rock), batuan
lapuk, subsoil, dan jenis tanahanya. Pemetaan demikian dilakukan untuk
eksplorasi bijih residue (Residual Soil)

B. Metoda Paritan Dan Sumuran


Metoda paritan dan sumuran pada umumnya dilakukan pada tahap
explorasi rinci, namun sering pula dilakukan secara sporadis pada tahapan
explorasi tinjau, terutama pada subtahapan prospeksi. Hal ini dilakukan jika
suatu terdapat mineralisasi atau diduga ada singkapan dari cebakan.
Maksudnya tidak lain untuk membersihkan atau mengupas singkapan supaya
mernperjelas kedudukannya, seperti ketebalan, hubungan dengan batuan
samping serta kelanjutan lateral sepanjang jurusnya. Metoda paritan juga
sering dilakukan pada survai penyontohan sungai (stream sampling) di
tempat-tempat tertentu.

1. Paritan ( Trenching)
Paritan adalah galian yang rnemanjang, biasanya didesign tegak lurus
struktur atau dalam arah dimensi terkecilnya dari tubuh cebakan (arah
ketebalan), biasanya tidak terlalu dalam untuk membuka keberadaan
permukaan (swface occurence ) yang ditutupi tanah ataulongsoran.

Pembuatan praitan dilakukan dengan peralatan :


1. Buldoser

2. Tangan/balincong
Kadang-kadang dibuat pada singkapanya sendiri dengan
mempergunakan dinamit, untuk channel sampling
Tujuan membuat paritan adalah untuk mendapat singkapan yang lengkap
dari suatu cebakan yang berbentuk planar, seperti urat atau lapisan batubara
yang berada dalam posisi miring sampai vertikal.. Paritan pada umumnya
dirancang memotong tegak-lurus pada jurus dari cebakan yang diprojeksikan
akan tersingkap di suatu tempat, tetapi dalam kenyataannya tertutup oleh tanah .
Paritan harus mencapai batas atas maupun batas bawah dari tubuh cebakan ,
sehingga dapat mengungkapkan seluruh ketebalan dari cebakan tersebut serta
mengungkapan adanya zonasi didalam tubuh cebakan tersebut maupun posisi
cebakan terhadap batuan sampingnya. Dengan demikian pada paritan
dimungkinkan untuk melakukan penyontohan saluran (channel sampling)

2. Sumur-Uji
Biasanya bulat atau persegi, memanjang dalam arah vertikal, dapat lebih dari
sepuluh meter. Sumuran digali secara manual dengan menggunakan linggis dan
timba, dan dapat mencapai kedalaman sampai 20 meter, atau kadangkala 30 m.
Tujuan sumuran : Maksud metoda ini adalah scbagai pcngganti ketidak
hadliran singkapan terutama untuk mendapat ketebalan atau urutan stratigrafi dari
jebakan mineral yang posisinya relatif datar, seperti
1. Batubara
2. Cebakan placer ( placer deposits)
3. Cebakan residu (residual deposits)
Selain itu sumuran memberikan kesempatan untuk mcndapatkan contoh besar
(bulk sample) dari cebakan yang diselidiki khususnya pada cebakan piacer emas
yang kadamya diniyatakan dalam gram/ meter kubik

Segi Keselamatan :

Segi keselamatan (safety) harus diperhatikan dalam merancang (design)


paritan, dan sumur uji.

1. Paritan dengan lereng rendah, atau bertahap( benches).

2. Sumuran pakai penyangga (bracings) dari bambu atau papan/kayu

3. Disiapkan pompa mesin yang berkapasitas tinggi untuk mengeringkan

d. Pengamatan dan Perekaman Data Geologi

Sumur-uji: Pengukuran, pengamatan keaclaan geologi ser1a pemerian


pencatatan dan pencontohan harus segera dilakukan sebelum lobang ditutupi
oleh penyangga. Untuk ini si geologiwan harus masuk kedalam sumur
sendiri. Sering di daerah air tanah dangkal segera sumur dipenuhi air dan
harus terus menerus disedot dengan pompa.
Pengamatan dapat dicatat dalam bentuk penampang dari dinding sumur
secara lengkap dari mulai tanah di permukaan atasnya, jalur pelapukan dan
urut-urutan batuannya sampai ke dasar sumur dengan menggunakan pita
ukur .dan tidak hanya mengamati cebakannya saja. Pengamatan harus
dilakukan sekeliling dinding sumur
C. Metode Eksplorasi Pengeboran
Dalam sejarah eksplorasi telah banyak jenis bor yang dipakai. Berikut adalah
penggolongan jenis bor eksplorasi :
1. Bor Tangan
 Bor spiral
 Bor bangka
2. Bor Mesin Putar
 Bor mesin ringan
 Bor inti (core drill)
 Bor putar biasa (rotary drill)
 Bor-alir balik (counterflush drill)
3. Bor Mesin tumbuk (cable tool)
Sebetulnya sulit untuk melakukan penggolongan metoda pengeboran. Alat
bor tangan banyak yang dikembangkan dengan dilengkapi motor kecil, sedangkan
banyak alat bor mesin yang dipasang pada truk dirancang untuk pemboran
dangkal. Alat bor mesin putar berkisar dari yang portable sampai alat bor raksasa
untuk eksplorasi minyak dan gas bumi.

1. Pemboran Tangan
Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal seperti placer deposit dan
residual deposit. Metoda ini digunakan pada umumnya pada tahapan eksplorasi
rinci, namun adakalanya secara acak dan setempat dilakukan pada tahap
eksplorasi tinjau, terutama pada subtahap prospeksi umum.
Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka
(BBB).
a. Pemboran Spiral/Bor Spiral Auger Drilling
Seperti penarik tutup notol, diputar dengan tangan. Contoh melekat pada
spiral, dicabut pada interval tertentu (tiap 30 – 50 cm). Hanya sampai kedalaman
beberapa meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite, lateritic nickel) dan
sebagainya.

b. Pemboran Bangka/Bor Bangka (BBB)


Suatu alat bor tangan dikembangkan di Indonesia. Suatu alat selubung
(casing) diberi platform, di atas mana beberapa orang bekerja. Pada prinsipnya
sama dengan bor spiral dan tumbuk. Batang bor terdiri dari pipa masif yang
disambung-sambung, dengan berbagai bit :
 Spiral
 Senduk
 Pahat/bentuk pahat (dihubungkan)
Pengambilan contoh dalam hal yang ditumbuk dengan bailer. Sambil bor berjalan,
dengan gerakan putar dan tumbuk, casing secara otomatis menurun, karena beban
orang di atas flatform. Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal, seperti placer
deposit dan residual deposit. Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger
drilling) dan Bor bangka (BBB).

Pengamatan Dan Perekaman Data Geologi


Data geologi yang didapatkan dari pemboran tangan jarang berupa batuan,
tetapi pada umumnya berupa tanah atau batuan lapuk, dan sedimen lepas. Contoh
yang didapatkan bukan merupakan contoh yang utuh (undisturbed sample), tetapi
conto yang terusik (disturbed sample). Ketelitian lokasi kedalaman conto
tergantung pula dari jenis matabor yang digunakan.
Contoh dari bor Spiral berupa tanah/lapukan batuan yang melilit pada spiral,
dan mewakili selang kedalaman setiap kali batang bor dimasukkan sampai ditarik
kembali, sehingga selang kedalamannya dapat diatur, apakah setiap 50 cm atau
setiap meter, tetapi maksimal tentu sepanjang spiral.
Contoh dari matabor sendok lebih terancam pencampuran, sedangkan yang
menggunakan bumbung dengan katup lebih mewakili kedalaman yang tepat.
Matabor ini lebih banyak digunakan untuk sedimen lepas, dan setiap conto
mewakili selang kedalaman dari mulai batang dimasukkan sampai ke pencabutan.
Pada sistem bor Bangka, conto yang diambil lebih terpercayya karena
penggunaan pipa selubung yang terus menerus, mengurangi pencampuran dari
guguran dinding bor.

Perekaman Data
Pada umumnya data berupa litologi, serta batas-batasnya dan dapat
dinyatakan dalam penampang berkolom atau profil yang dapat pula disebut
sebagai log. Selain itu data kekerasan kualitatif dapat dicatatkan pula, demikian
pula data muka air tanah yang dijumpai.

2. Pemboran Mesin Putar


Ada berbagai macam jenis mesin bor putar, dari yang portable sampai
pemboran raksasa seperti pada pemboran minyak yang dapat mencapai kedalaman
beberapa kilometer. Ada berbagai jenis, dari mulai packsack (dapat diangkat di
atas punggung) sampai bor besar harus dipreteli atau diangkat di truck.
Alat pemboran (yang disebut drilling-rig) dinilai dari kemampuannya untuk
mencapai kedalaman, kemampuan pengambilan conto batuan dan kemampuan
menentukan arah. Selain itu juga kemampuan bergerak di medan merupakan salah
satu hal diperhatikan. Mesin-mesin pemboran putar ini mempunyai prinsip yang
sama, namun berdasarkan kemampuannya dapat dibagi sebagai berikut :
 Bor mesin ringan (portable drilling rig)
 Bor mesin inti (diamond drilling rig)
 Bor mesin rotari (rotary drilling rigs)
 Bor mesin alir-balik (counterflush drilling rig)

Prinsip operasi mesin pemboran putar


Pada prinsipnya pemboran mesin putar mempunyai prinsip yang sama, yaitu:
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk
batuan dan menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang
(pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan
berbagai macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun
langsung.
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan
perantaraan kompresor/motor listrik.
4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat
pipa, keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing)
atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada
suatu menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack)
untuk keperluan menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari
rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik
atau mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8. Contoh batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :
 Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh
lumpur bor atau air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air
pembilas ke permukaan sambil mendinginkan mata bor.
 Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core
barrel).
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah
sehingga batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh
core barrel. Mata bor ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja
tungsten.
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan dengan cara :
 Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan
setiap kali seluruh bumbung terisi.
 Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).
11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap
kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor
yang berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi
adanya masalah seperti masuknya air formasi secara berlebihan (water
influks), kehilangan sirkulasi lumpur pemboran karena adanya kekosongan,
dalam formasi, atau lemahnya lapisan yang ditembus.

Dalam mendesain program pemboran dan memilih jenis alat bor harus
diperhatikan :
1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :
a. Besanya kekuatan mesin sumber pengerak yang dinyatakan dengan Tenaga
Kuda (HP).
b. Kekuatan alat penyangga atau menara serta derek untuk menarik beban
rangkaian sampai kedalaman yang dituju.
c. Besarnya garis tengah pipa bor sesuai dengan besarnya inti yang diminta.
d. Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan lumpur sampai kedalaman yang
dituju.
2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck) atau kemungkinan untuk
dipreteli atau/dan diangkat dengan tenaga manusia ataupun dengan
helicopter.
3. Kemampuan pemboran miring.
4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.

5. Perolehan inti (core recovery) (tergantung dari jenis core barrel)


D. Metoda Terowongan Dan Survai Geologi Bawah Tanah

Metoda explorasi dengan melakukan pembuatan terowongan mempunyai


kelebihan-kelebihan dalam hal mendapatkan data geologi yang tidak bisa
didapatkan dari pemboran inti sekali pun. Data yang demikian bukan hanya pada
explorasi endapan mineral/pertambangan, tetapi juga sermg harus dilakukan
dalam explorasi geologi untuk kepentingan geoteknik

Untuk mendapatkan data sebaik mungkin maka ahli geologilah yang harus
mendesain lay-out, tetapi design pembuatan terowongan diserahkan insiyur
tambang.
Beberapa istilah terowongan pertambangan :

1. Drift (E) atau Galle,y (B), atau terowongan, mendatar, sejajar tubuh
bijih

2. Crosscut (E) atau Dwarslag (B), mendatar merupakan cabang-cabang


dari drift pada interval interval tertentu, tegak lurus pada tubuhbijih

3. Shaft (E) atau Mijnschacht (B), merupakan sumuran dalam, untuk


mencapat berbagai bidang penambangan (niveau) daripermukaan.

4. Adil (E) drift yang menembus ke permukaan (pada lereng bukit misalnya)

5. Raise (E), suatu terowongan yang menanjak dan menghubungkan satu


bidang penambangan ke bidang leoih tinggi atau lebih rendah.
Sehingga dipakai transport (ore chute)

6. Long Wall (E), suatu terowongan yang maju menyamping sebagai


front pengambilan bijih
7. Stope (E) atau Afbouw (B), rongga tempat produksi dengan
meledakkan bijih di ataprongga.

8. Open Cut (E) atau Dagbouw (B), penggalian pada permukaan produksi

Adit
Adit adalah salah satu eksplorasi yang dimaksud untuk prosuksi data,
sedangkan pengertian dari adit yaitu : Lobang horizontal atau hampir horizontal
dimana salah satu ujungya pepat, yang dikerjakan untuk kepentingan pencarian
data dari daerah penyelidikan. Ada kesamaan terowongan dan adit.
Namun bila adit untuk kegunaan langsung mencari data, sedangkan
terowongan dibuat untuk kegunaan primer, seperti untuk saluran air, keperluan
lalu lintas dibawah tanah, dan lain-lain.
Keunggulan Adit/Terowongan Untuk Pengambilan Data Geologi
Adit atau terowongan mempunyai keunggulan sendiri dalam pengambilan
data, keunggulan pertama adalah bahwa batuan tersingkap seluruhnya sepanjang
terowongan, paling tidak sepanjang pengamanan dilakukan langsung setiap ada
kemajuan, akrena mungkin sekali terjadinya longsoran pada jalur-jalur lemah,
sebenarnya seperti jalur sesar biasanya dilakukan pengakuan (betimering).
Adanya sesar-sesar, kontak antar batuan dapat dilihat dengan jelas.
Keunggulan kedua dari pengamatan diterowongan adalah data geologi
didapatkan dalam 3-dimensi, yaitu pada kedua dinding terowongan, pada atap
terowongan dan pada lantai, keadaan yang sangat jarang didapatkan pada
singkapan. Jalur dan bidang sesar dapat diamati dalam posisi dan orientasi, begitu
pula jurus dan kemiringan lapisan, pola kekar, rekah-rekah didapatkan dalam
orientasi yang

Teknik pembuatan terowongan


Prinsip operasi pembuatan terowongan
Muka batuan dibor mendatar dengan bor pneumatic dalam arah terowongan itu
direncanakan, kemudian diisi oleh dinamit, serta kemudian diledakkan. Rubuhan
dimuat lori dan dibuang. Suatu lobang terbentuk dengan kemajuan sekitar 1 meter
per hari.
Peralatan yang diperlukan :
1. Bor tangan (bor kotrek) atau bor pneumatic dengan compreornya
2. Lori dengan sekrup atau shovel (mesin) di atas rel
3. Dinamit dan sistem peledakan
Pembuatan adit yang lebih canggih terjadi kalau cebakan sudah menjadi
tambang atau memang dilakukan untuk kerperluan tertentu, misalnya
penyelidikan untuk projek bendungan, adit maka perlu diperhatikan perlengkapn
sebagai berikut :
- Set compresor untuk pemboran dinding muka
- Set pembangkit tenaga listrik/diesel, untuk sumber penerangan. Disini
perlu diperhatikan keamananya terhadap bahannya terkena aliran listrik.

Anda mungkin juga menyukai