Anda di halaman 1dari 14

Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TMK untuk Penulisan


Makalah

Disusun Oleh :
Clarissa Crysta Chandra
270110130105
Geologi A

Universitas Padjadjaran
Fakultas Teknik Geologi
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksplorasi dan ekpoitasi merupakan 2 kata yang memiliki makna yang saling
berhubungan. Dimana, eksplorasi dan eksploitasi merupakan ilmu dalam pertambangan.
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi
selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan
bahan galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini banyak diwarnai oleh paradikma yang
menilai sumbe rdaya alam sebagi pedapatan ketimbang modal.
Sehingga sekarang kedua hal tersebut banyak yang hanaya diarahkan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan secara keseimbangannya.
sehingga sudah banyak yang melakukan kedua hal tersebut demi kepentingan pribadi

B. Tujuan

Untuk mengetahui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan

Untuk mengetahui tahapan eksplorasi dan eksploitasi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Eksplorasi

Menurut situs Wikipedia berbahasa Inodenisia (id.wikipedia.org)


Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan
menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas alam, batu bara,
mineral, gua, air, ataupun informasi.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan
lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat
itu; penyelidikan;penjajakan

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)


Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan
kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian
kemungkinan dilakukanya penambangan.

Dari ke-tiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Eksplorasi adalah suatu
kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui

ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta studi kelayakan dari
endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
Studi kalayakan meliputi pemeriksaan seluruh informasi geologi berdasarkan
laporan eksplorasi dan faktor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran
hukum/perundang-undangan, lingkungan, sosial serta faktor yang terkait.
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan
tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak
merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk
menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya
diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping
untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan
lingkungan.
Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan galian, dalam
kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah penutup. Tahap
ekplorasi ini juga sangat berperan pada tahan reklamasi nanti, melalui eksplorasi ini kita
dapat mengetahui dan mengenali seluruh komponen ekosistem yang ada sebelumnya.
B. Metode eksplorasi
Setelah diketahui terdapatnya bahan galian di suatu daerah dalam kegiatan
prospeksi, yang mempunyai prospek untuk dilakukan kegiatan selanjutnya, maka
dilakukanlah eksplorasi dengan metode atau cara antara lain sebagai berikut:
Untuk mengetahui penyebaran secara lateral dan vertical dapat dilakukan dengan
cara membuat parit uji, sumur uji, pembuatan adit dam pemboran inti. Untuk mengetahui
kualitas bahan galian, diambil contoh bahan galian yang berasal dari titik percontohan
dan dianalisis di laboratorium. Pada beberapa jenis bahan galian juga dapat dilakukan
beberapa penyelidikan geofisik seperti seismic, SP, IP dan resistivity.
Setelah titik percontohan yang dibuat dianggap cukup memadai untuk mengetahui
penyebaran lateral dan vertical bahan galian, maka dibuat peta penyebaran cadangan
bahan galian dan dilakukan perhitungan cadangan bahan galian.

Selain dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang berada di
lapisan atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan
keteknikannya.
C. Tahapan Eksplorasi

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatancatatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.
Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor
geologiregional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting
untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian
dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan
tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.

b. Survei Dan Pemetaan


Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei
dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai
(peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu
dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta
geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan
untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi
dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara(sasaran
langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi
lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda
lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alatalat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti

bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi
dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan
dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model
geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak,
pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan
dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di
peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll).
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan
apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau
tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan
dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

c. Tahap Eksplorasi Detail


Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail
(White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang
lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk
mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan
(volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari
sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi
terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian
perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta
data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur
(kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran
bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan
produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu
lainnya.

Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut :

Pemilihan daerah ekslorasi

Studi pendahuluan

Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya

Hasil serta tujuan yang didapatkan dari seluruh operasi.

Penyelidikan pada tahap eksplorasi:


a. Penyelidikan/ kajianGeologi
Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan
minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu
saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung
hidrokarbon.
Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak
memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan.
Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai
potensi minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau
tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka
penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.

Kondisi itu adalah:

Batuan sumber
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang
berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur
atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan
itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia
hidrokarbon

Tekanan dan Tempratur

Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang
tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang
ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.

Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke
tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan
sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena
hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini
sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.

Reservoar
Reservoar adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk
berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan
karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya
hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.

Perangkap
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar
hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini
tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya
akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2
yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.

b. Kajian Geofisika
Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan,
dan hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah
tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk
mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan
kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran
pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi.

Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat
sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak
penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika
yang digunakan sebagai aplikasi engineering.
c. Penyelidikan kimia
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam,
senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.

d. Pembiran Eksplorasi
Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi
cadangan kasar/minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.
D. Eksploitasi
Metode

Eksploitasi

Ilmu

Pertambangan

adalah

suatu

disiplin

ilmu

keteknikan/rekayasa yang mempelajari tentang bahan galian/sumberdaya mineral, minyak,


gas bumi, dan batubara mulai dari penyelidikan umum (propeksi), eksplorasi,
penambangan (eksploitasi), pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran
sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan
galian dan memanfaatkannya.

E. Tahap eksploitasi
salah satu eksploitasi dalam penambangan batu bara

Pembersihan lahan (land clearing)


Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah
tempat pohon tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah
subsoilnya. Pepohonan (tidak berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini nantinya dapat
dimanfaatkan sebagai humus pada saat pelaksanaan reklamasi.

Kegiatan pembersihan lahan ini baru dilaksanakan pada lahan yang benar-benar
segera akan ditambang. Sedangkan lahan yang belum segera ditambang wajib tetap
dipertahankan pepohonan yang tumbuh di lahan tersebut. Hal ini sebagai wujud bahwa
perusahaan tambang tetap memperhatikan aspek pengelolaan atau lindungan lingkungan
tambang.

Pengupasan tanah pucuk (top soil)


Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah
terhadap batuan penutup (over burden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat
dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan
subsoil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup (tidak
mengandung unsur hara).
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa
rona awal yang asli (belum pernah digali/tambang). Sedangkan untuk lahan yang bekas
peti (penambangan liar) biasanya lapisan top soil tersebut telah tidak ada, sehingga
kegiatan tambang diawali langsung dengan penggalian batuan penutup.
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada
lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk
yang terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis
teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program
reklamasi.

Pemompaan air tambang


Pemompaan air tambang dilakukan dengan menggunakan mesin pompa Allight dan
Caterpillar dengan kapasitas maksimal masing-masing sekitar 200 lt/dt. Pompa ini tidak
setiap saat digunakan, penggunaannya hanya apabila kondisi tambang cukup terganggu
dengan adanya genangan air dalam jumlah banyak.
Air hasil kegiatan pemompaan air tambang ini disalurkan ke kolam penampungan
(settling pond) yang terdiri dari 3 kompartemen, yaitu :

Kompartemen pertama, untuk mengendapkan kandungan lumpur yang ikut larut


dalam aliran air tambang yang terpompa.
Kompartemen kedua, untuk penanganan (treatmen) kualitas pH air tambang yang
dihasilkan, dimana air tambang harus ber-pH standard sesuai batasan baku mutu air
tambang yang diijinkan.
Kompartemen ketiga, untuk kolam penstabilan air tambang dan titik penataan
kualitas air tambang sebelum air tambang tersebut disalurkan ke perairan umum atau
sungai.

Penggalian tanah penutup (over burden)


Penggalian batuan penutup (over burden, disingkat OB) dilakukan pertama kali
dengan menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big bulldozer yang berfungsi sebagai
alat pemecah bebatuan (proses ripping dan dozing). Batuan penutup yang telah hancur
tersebut selanjutnya diangkat oleh alat berat jenis excavator dan dipindahkan ke alat
angkut. Sedangkan alat angkut batuan penutup ini berupa dump truck dengan kapasitas
muat/angkut maksimal 20 ton. Dump truck ini beroperasi dari loading point di front
tambang menuju ke areal disposal yang berjarak 4 km (pulang pergi).
Penimbunan batuan penutup di disposal ini harus dilakukan secara bertahap, yaitu
dimulai dengan membuat lapisan OB dasar seluas areal disposal (luas maksimal) yang
telah ditentukan. Untuk selanjutnya dilakukan kegiatan penimbunan OB naik ke atas
secara bertahap atau berjenjang dengan luasan semakin mengecil, hingga membentuk
sebuah bukit atau gunung yang berterasering.
Jika disposal ini nantinya telah dinyatakan selesai, maka permukaan terasering
disposal akan diberi lapisan top soil (diambil dari top soil bank) setebal sekitar 50 ~ 100
centimeter dan permukaan akhir dibentuk kontur landai membentuk bukit/ gunung yang
rata (tidak terasering). Sedangkan derajat kemiringan kontur bukit ini sekitar 14 derajat.
Hal ini untuk menghindari terfokusnya air limpasan disposal sehingga dapat
menimbulkan erosi yang besar (tidak ramah lingkungan).

Penambangan batubara (coal cleaning & coal getting ke ROM)

Setelah penggalian batuan penutup selesai dan lapisan batubara mulai terekspose,
maka kegiatan penambangan berikutnya adalah proses pembersihan lapisan batubara dari
unsure pengotor (sisa batuan penutup dan/atau parting). Kegiatan ini dikenal dengan
istilah coal cleaning. Hasil kegiatan coal cleaning ini adalah lapisan batubara yang bersih
dan berkualitas.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi
dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan
berupa kuku tajam, melainkan berupa ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang
berada di atas lapisan batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.
Sedangkan proses pemuatan batubara ke alat angkut dilakukan oleh unit excavator,
dimana alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan kapasitas muatan 20 ton.
Selanjutnya batubara tersebut diangkut menuju ke stockpile mini tambang (ROM). Hal ini
dilakukan agar proses penambangan batubara di front tambang dapat berlangsung lebih
cepat, jika dibandingkan dengan pengangkutan batubara secara langsung dari front
tambang ke stockpile pelabuhan. Hal ini mengingat jarak antara lokasi front tambang
terhadap lokasi stockpile pelabuhan cukup jauh (sekitar 43 kilometer).
(http://mazzeko.wordpress.com/2013/01/10/tahap-eksplorasi-dan-eksploitasi/)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan
tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak
merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk
menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya
diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping
untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan
lingkungan.
Sumberdaya alam merupakan anugrah terindah dari yang maha kuasa yang harus
kita jaga, lestarikan dan dimangfaatkan. Akan tetapi dimangfaatkan di sini bukan berarti
menguras habis sumberdaya alam yang tersedia namun kita juga harus biasa
memberdayakanya untuk anak cucu kita kelak dimasa yang akan datang.
Eksploitasi yang berlebihan dapat menimbulkan bencana alam yang sangat
dasyat, contohnya seperti tanah longsor, gempabumi (local) dan bncana-bencana lainya
yang tentunya bisa membahayakan kehidupan manusia dimuka bumi ini..

B. Saran
Kita sebagai manusia yang hidup dengan sumber daya alam yang ada, harus lebih
bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di bumi ini, jangan mengeksploitasi secara besar
besaran bagi yang berkicampung di dunia pertambangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://dapurtambang.blogspot.com/2014/07/metode-eksploitasi-ilmu-pertambangan.html
http://marluganababan-electrical.blogspot.com/2012/11/tahap-eksploitasi-eksplorasi.html
http://kyubhil.blogspot.com/2013/09/tahapan-eksplorasi-penambangan.html
http://ilmugeologitambang.com/teknik-eksplorasi-tambang.html
http://ceranawati.blogspot.com/2011/06/eksploitasi-dan-eksplorasi-sumberdaya.html
www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0C
FsQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fmazzeko.wordpress.com%2F2013%2F01%2F10%2Ftahapeksplorasi-daneksploitasi%2F&ei=jlxLVMuHIovY8gX4koCAAQ&usg=AFQjCNFWB3N6aZa8ItMQCJBbf0
Bz5A5TcA&sig2=Hvv5coHZfAKLOhyYyS1XIg&bvm=bv.77880786,d.dGc
http://sintaloh.blogspot.com/2014/02/metoda-prospeksi-eksplorasi-tambang.html
http://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/07/tahapan-kegiatan-eksplorasi-tambang.html

Anda mungkin juga menyukai