menjadi stabil.
Karena hal-hal tersebut di atas kita tidak heran jika
membaca Qur-an dan mendapatkan pemikiran-pemikiran tentang
gunung-gunung seperti berikut:
Surat 79 ayat 32:
Artinya: "Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh."
Surat 31 ayat 10:
Artinya: "Dia meletakkan gunung-gunung di (permukaan) bumi
supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu."
Kata-kata tersebut diulangi lagi dalam surat 16 ayat 15.
Idea yang sama diterangkan dengan cara yang agak berlainan
dalam surat 21 ayat 31:
Artinya: "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung
yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama
mereka. "
Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa cara gunung-gunung itu
diletakkan adalah sangat menjamin stabilitasnya, dan hal ini
sangat sesuai dengan penemuan-penemuan geologi.
Posted by meimy at 3:23 AM 0 comments
MUKA BUMI
Susunan bumi adalah kompleks. Pada waktu ini secara kasar
sekali kita dapat mengatakan bahwa bumi itu mempunyai
lapisan dalam; temperatur disitu sangat tinggi khususnya di
bagian tengah di mana batu-batu masih cair. Adapun lapisan
atas atau kulit bumi merupakan lapisan yang keras dan
dingin. Lapisan atas itu sangat tipis, hanya setebal antara
beberapa kilometer dan beberapa puluh kilometer; sedang
poros bumi itu lebih dari 6.000 kilometer. Dengan begitu
maka kulit bumi, rata-rata tidak sampai 1/100 poros bumi.
Dalam batas 1/100 inilah fenomena-fenomena geologi terjadi.
Yang paling dasar daripada perubahan-perubahan geologi
adalah lipatan yang asalnya adalah rangkaian gunung-gunung.
Terbentuknya lipatan-lipatan itu dalam geologi dinamakan
Sebuah kajian terbaru menyimpulkan bahawa Bumi memiliki benua dan lautan sejak 4,3
milion tahun lalu. Keadaan tersebut berlaku setelah Bumi terbentuk dan tidak terlalu lama
sejak terbentuknya matahari sekitar 4,6 milion tahun lalu.
Penelitian berbeza yang dilaporkan pada bulan Mei juga menghasilkan kesimpulan sama.
Anggapan bahawa permukaan Bumi diliputi api yang membara pada awal terbentuknya
dianggap sesuatu yang terlalu melampau.
Tapi, bukan bermakna sejak awal terbentuknya Bumi sudah ada kehidupan. Hanya
sahaja, keadaan persekitarannya sudah siap untuk didiami. Suatu tempat berisi air, tanah,
suhu dan keadaan persekitaran yang seimbang membawa kepada terbentuknya
kehidupan.
Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam jurnal Sains edisi online. Peneliti dari
University of Colorado Stephen Mojzsis juga menerangkan bagaimana keadaan Bumi
sebelum masa tersebut.
"Sebelum 4 milion tahun lalu, Bumi mungkin tidak terlihat Biru dari luar angkasa seperti
sekarang. Meskipun diketahui sudah terbentuk daratan yang luas, atmosfera yang
mengandungi karbon dioksida berkadar tinggi menyebabkan langit berwarna kemerahmerahan,"kata Mojzsis.
"Lautan dengan konsentrasi besi yang lebih tinggi daripada sekarang juga menyebabkan
airnya berwarna biru kehijau-hijauan. Ratusan kepulauan kecil seperti Selandia Baru atau
Jepun mungkin masih terendam," katanya.
Kesimpulan ini diambil berdasarkan analisis terhadap hafnium, elemen langka pada
mineral purba yang ditemukan di Jack Hill, kawasan Australia Barat. Batuan-batuan di
sana diperkirakan sebagai salah satu yang tertua di Bumi, berumur sekitar 4,4 milion
tahun.
"Bukti ini menunjukkan bahwa terdapat plat benua utama yang telah terbentuk pada 100
juta tahun pertama terbentuknya Bumi," lanjut Mojzsis.
Penelitian Mark Harrison dari Australian National University yang dilaporkan pada 2001
digabungkan dengan hasil penelitian Mojzsis. Dari penelitian tersebut telah dibuktikan
bahawa permukaan Bumi mengandung air sejak 4,3 juta tahun lalu.
"Gambaran yang kami peroleh sekarang menunjukkan bahwa kulit Bumi, lautan, dan
atmosfera telah terbentuk sejak awal sehingga lebih siap untuk menampung pelbagai
bentuk kehidupan," kata Mojzsis.
Udaranya sendiri mungkin belum dapat digunakan untuk bernafas kerana terdiri dari
campuran karbon dioksida, wap air, gas sulfur, dan metana. Tetapi kerana inilah
lingkungan yang diperlukan oleh mikroba.
Para saintis belum dapat memastikan sejak bila kehidupan dimulai dan bagaimana
terbentuk. Berdasarkan teori lainnya, jika ada sejak 4,3 milion tahun dahulu, beertiti
kehidupan sempat musnah kerana hentaman meteor sehingga harus dimulai sejak awal
lagi. Bagaimanapun, Bumi adalah tempat yang tidak pasti pada satu milion tahun pertama
hingga berkurangnya asteroid dan komet yang menghentamnya.
Posted by meimy at 3:13 AM 0 comments
KEHANCURAN BUMI
Menurur A. Baiquni, bahawa pada setiap jangka waktu antara 100 hingga 200juta tahun,
pertembunagn besar akan terjadi antara bumi dengan benda-benda angkasa yang lebih
daripada hentaman yang berlaku ke atas bumi pada tahun 1908 yang dikenali sebagai
Kejadian Tungusa. Kejadian yang besar itu terjadi, iaitu pada saat sistem matahari
dalam perjalanannya mengelilingi pusat galaksi. Perjalanan tersebut menghampiri
kawasan yang berkabut raksasa. Terjadi hal ini kerana masssanya yang besar, kabut
raksasa ini akan mengganggu perjalanan komet-komet yang berasal dari kabut Oort yang
ikut serta dengan sistem tata suriya kita dan hal ini dapat mengakibatkan pertembungan
denagn bumi seperti Tungusa itu. Denagn kejadian itu dapat mengubah arus magma dan
paksi bumi sehingga ada kemungkinan kutub Utara terbalik ke Selatan dan sebaliknya
Barat menjadi Timur dan Timur menjadi Barat. Tidak mustahil pada waktu itu matahari
akan terbit dari Barat dan terbenam ke Timur. Di dalam hadith Rasulullah s.a.w ada
menerangkan hal ini.
Ia bersabda yang maksudnya,
Sesungguhnya yang pertama-tama tanda hari kiamat ialah terbitnya matahari dari
sebelah Barat dan keluar sesuatu macam binatang di hadapan orang ramai di waktu siang
hari. Mana yang di antara kedua tanda ini keluar lebih dahulu sebelum yang satunya,
maka yang satunya itu akan menyusul dalam waktu yang dekat sekali sesudah terjadi
yang pertama itu.
Walaupun ada banyak teori yang berdasarkan kepada pengkajian sains mengenai
kehancuran alam semesta ini, namun hakikat sebenarnya adalah pada ilmi Allah, kerana
Dialah yang Maha Mengetahui dan menentukan segala-galanya.
Pada bagian dalam, bumi terdiri atas kerak setebal hingga 30 km, selubung atas 700 km,
selubung bawah 2.900 km, inti luar 5.160 km, dan inti dalam 6.371 km. Dari semua
bagian itu, yang bersifat relatif padat hanya pada bagian kerak. Dengan kata lain, kerak
bumi sebenarnya mengapung pada magma.
Pada bagian atas itulah, terdapat sekitar 20 lempeng tektonik besar. Ketebalannya kirakira 70 km dan bergerak di atas astenosfer yang lebih cair.
Sejak awal planet ini terbentuk, inti bumi selalu cair dan panas. Panas dari bagian ini,
menyebabkan cairan pada bagian selubung selalu bergolak. Ini sama dengan ketika kita
merebus air. Gerakan inilah yang kemudian menyebabkan lempeng-lempeng di atasnya
juga ikut bergerak saling menjauh atau mendekat.
Pada tulisan terdahulu telah disebutkan tentang teori Benua Mengapung. Adalah Alfred
Wegener (1880-1930), seorang ahli geofisika yang pada tahun 1915 mengemukakan
sebuah teori tersebut.
Menurutnya, 300 juta tahun lalu di bumi ini hanya ada satu benua raksasa bernama
Pangea. Benua itu kemudian perlahan-lahan terpisah menjadi Laurasia dan Gondwana.
Sekitar 65 juta tahun lalu, Laurasia pecah lagi menjadi Amerika Utara dan Euroasia.
Amerika Selatan saat itu juga menjauh dari Afrika Selatan. Selanjutnya, antara 10 juta
dan 20 juta tahun silam Amerika Utara dan Amerika Selatan menyatu, Benua India
menyatu dengan Euroasia, dan Australia terpisah dari Antartika. Pergerakan lempenglempeng bumi itu pula yang kemudian menyebabkan gempa bumi.
Ketika bertumbukkan dengan lempeng benua, terdapat bagian dari lempeng samudra
yang menyusup di bawah lempeng benua. Hal ini karena kerapatan masa lempeng
samudera biasanya lebih keras. Zona tumbukan itu disebut subduksi.
Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dan selubung bumi.
Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona
patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan qeseran.
Pada saat batas elastisitas Iempeng terlampaui, akan terjadi pelepasan energi. Ini mirip
karet yang tiba-tiba melenting. Inilah yang kemudian dirasakan sebagai gempa bumi.
(Purwoko Adi Seno)
Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang
terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat di tahan oleh lempeng
tektonik tersebut. Proses pelepasan energi berupa gelombang elastis yang disebut
gelombang seismik atau gempa yang sampai ke permukaan bumi dan menimbulkan
getaran dan kerusakan terhadap benda benda atau bangunan di permukaan bumi.
Besarnya kerusakan tergantung dengan besar dan lamanya getaran yang sampai ke
permukaan bumi. Selain itu juga tergantung dengan kekuatan struktur bangunan. Para
ahli gempa mengklasifikasikan gempa menjadi dua katagori, gempa intra lempeng
(intraplate) dan antar lempeng (interplate).
Gempa intraplate adalah gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, sedangkan
Gempa interplate terjadi di batas antar dua lempeng.
Sebenarnya gempa bumi terjadi setiap hari, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia,
hanya alat seismograph saja yang dapat mencatatnya dan tidak semuanya menyebabkan
kerusakan. Di Indonesia gempa merusak terjadi 3 sampai 5 kali dalam setahun.
Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi.
Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
Gempa Tektonik
Gempa Vulkanik
Gempa Runtuhan
Gempa Jatuhan
Gempa Buatan
Gempa Tektonik
Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri
dari lapisan lapisan batuan. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang
berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus
konveksi yang terjadi di dalam bumi.
Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa
gempa bumi yang disebabkan oleh tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini
dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat
dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan
meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getarangetaran gempa vulkanik.
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya
runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi
potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya
dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat
menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu
membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah
longsor itu sendiri.
Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya
kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi.
Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke
permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa
meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali
terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan
meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran
bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan
kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat
menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.