Anda di halaman 1dari 6

ARIF WICAKSONO

072.08.009

TAHAP-TAHAP EKSPLORASI
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan yang menunjang peran pokok dalam
melokalisasi atau menemukan daerah yang mempunyai potensi tambang yang bernilai
ekonomis. Menentukan suatu daerah prospek adalah merupakan tahapan yang penting
dalam kegiatan eksplorasi. Dalam kaitan dengan batubara, eksplorasi batubara
merupakan suatu proses kegiatan untuk menentukan lokasi endapan batubara yang
prospek untuk dikembangkan, dimana selama pelaksanaan program akan dilakukan
pengambilan contoh batubara (coal sampling) untuk dievaluasi dan dianalisis di
laboratorium baik dengan pendekatan analisis kimia maupun analisis fisika agar
kualitas dan kuantitas batubara tersebut dapat diketahui dengan pasti (Blayden and
Goodwin, 1982).
Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan Eksplorasi, antara lain untuk mengetahui :
Melokalisasi suatu endapan bahan galian :
Eksplorasi pendahuluan/prospeksi dan
Eksplorasi detail

Endapan/bijih yang dicari : sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak, endapan


golongan C, dll.
Sifat tanah dan batuan :
untuk penambangan,
untuk konstruksi,
dll.
2. Studi Kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang :
a) Peta dasar sudah tersedia/belum.
b) Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat).
c) Analisis regional :
Sejarah,
Struktur/tektonik, dan
Morfologi
d) Laporan-laporan penyelidikan terdahulu.
e) Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada.
f) Geografi :
Kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi),

Iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir),


Sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll.,
Tumbuhan, binatang, dan
Komunikasi

g)

h)

Sosial budaya dan adat istiadat :


Sifat penduduk,
Kebiasaan,
Pengetahuan/pendidikan,
Mata pencaharian, dll.
Hukum :
Pemilikan tanah,

Ganti rugi, dan


Perizinan
3. Pemilihan Metode, metode eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
1. Cara tidak langsung :
Geofisika dan
Geokimia.
2. Cara langsung :
Pemetaan langsung dan
Pemboran.
3. Gabungan cara langsung dan tak langsung
Untuk memilih metoda eksplorasi batubara yang harus dilakukan, sangat
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:
Kondisi umum keadaan endapan batubara tersebut
Hasil penelitian geologi dan geofisik yang telah ada sebelum kegiatan eksplorasi
dimulai
Bentuk informasi/data yang diharapkan dari setiap tahapan eksplorasi
Eksplorasi tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara
positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian
eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari
:
Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan
tujuan mencari prospek,

Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan


Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang

Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan,


lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya
yang mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan besarnya cadangan
mineral. Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum
negara ini bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari
mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomi suatu prospek (Peters,
1978). Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai berarti keseluruhan urutan
kegiatan mulai mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil
temuan mineralisasi.
Kegiatan eksplorasi meliputi teknik geologi dan teknik geofisika (geophysical
technique). Pada kegiatan teknik geologi, diantaranya membuat lintasan (traverse),
pemetaan geologi (geological mapping), penampang terukur stratigrafi (stratigraphical
measuring section), pemetaan topografi (topographical mapping), pemboran dan
pengambilan contoh (drilling and sampling). Pada umumnya teknik pemetaan geologi,
lintasan dan penampang terukur stratigrafi kurang dipergunakan sesudah tahap
peninjauan awal (survey tinjau), prospeksi atau eksplorasi pendahuluan dikarenakan
batubara umumnya lapuk kalau tersingkap dipermukaan dan sebagian besar lapisan
batubara terdapat dibawah permukaan.
Tahapan eksplorasi batubara sebagaimana tercantum dalam Standar Nasional
Indonesia, Amandemen 1 SNI 13-50141998, tentang Klasifikasi Sumberdaya dan
Cadangan Indonesia, umumnya dilaksanakan dalam beberapa tahap:
1.
Survey Tinjau
Survey tinjau merupakan tahap eksplorasi batubara yang paling awal dengan tujuan
untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang mengandung endapan batubara yang
prospek untuk diselidiki lebih lanjut. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi
studi geologi regional, interpretasi potret udara, geofisika, dan peninjauan lapangan
pendahuluan. Sebelum dilakukan kegiatan survey tinjau, perlu dilakukan:
Studi Literatur, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu),
catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan
disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktorfaktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional
sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan

bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang


pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
Survey dan Pemetaan, jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi
sudah tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala
geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta skala 1 : 200.000 sampai 1 : 50.000).
Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu.
Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat
menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tandatanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan
mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting
2.
Prospeksi
Pada tahap ini, dilakukan pemilihan lokasi daerah yang mengandung endapan batubara
yang potensial untuk dikembangkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi sebaran dan
potensi endapan batubara yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Pemboran
uji pada tahap ini bertujuan untuk mempelajari stratigrafi regional atau litologi,
khususnya di daerah yang mempunyai indikasi adanya endapan batubara. Jarak antar
titik bor berkisar dari 1000 sampai 3000 meter. Pada tahap ini peta yang dipakai mulai
dari 1:50.000 sampai 1:25.000
3.
Eksplorasi Pendahuluan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran awal tentang endapan
batubara yang meliputi jarak titik pengamatan, ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk,
korelasi lapisan, sebaran, struktur geologi dan sedimen, kuantitas dan kualitasnya.
Jarak antar titik bor berkisar 500 1000 meter, skala peta yang digunakan mulai dari 1:
25.000 sampai 1:10.000. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pertambangan
Umum No. 661.K/201/DDJP/1996 tentang Pemberian Kuasa Pertambangan, Laporan
Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum perlu dilampiri dengan beberapa peta:
Peta lokasi/situasi
Peta geologi lintasan dan singkapan (skala 1:25.000)
Peta kegiatan penyelidikan umum, termasuk lokasi sumur uji, parit uji,
pengambilan contoh batubara (skala 1:10.000)
Peta anomali geofisika, bila dilakukan (skala 1:10.000)
Peta penyebaran endapan batubara dan daerah prospek (skala 1:10.000)
Peta wilayah rencana peningkatan Kuasa Pertambangan
Penampang sumur uji
Penampang parit uji
Penampang lubang bor
Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran
mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah

survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah
tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap
eksplorasi selanjutnya.
4.
Eksplorasi Rinci
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White,
1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat
(jarak antar titik bor 200 meter), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor
untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan
cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun
tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan
klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%). Sebelum dilakukan kegiatan
ini, dilakukan terlebih dahulu studi kelayakan dan amdal, geoteknik, serta geohidrologi.
Skala peta yang digunakan adalah 1:2.000 sampai 1:500. Pengetahuan atau data yang
lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan
secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling,
kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan
perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng
tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan
peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya. Sesuai dengan Keputusan Direktur
Jendral Pertambangan Umum No. 661.K/201/DDJP/1996 tentang Pemberian Kuasa
Pertambangan, Laporan Kuasa Pertambangan Eksplorasi perlu dilampiri dengan
ebberapa peta:
Peta lokasi/situasi
Peta topografi (skala 1:500 sampai 1:2.000)
Peta kegiatan eksplorasi, meliputi lokasi singkapan batubara, sumur uji, parit uji,
pemboran, dan pengambilan contoh batubara (skala 1:2.000 sampai 1:10.000)
Peta geologi daerah (skala 1:500 sampai 1:2.000)
Peta penyebaran endapan batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)
Peta perhitungan 2 dimensi batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)
Peta penyebaran kualitas, antara lain nilai kalori, kandungan abu, dan
kandungan sulphur (skala 1:500 sampai 1:2.000)
Peta isopach tanah penutup (skala 1:500 sampai 1:2.000)
Peta isopach ketebalan lapisan batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)
Peta kontur struktur (skala 1:500 sampai 1:2.000)
Penampang geologi
Penampang bor
Penampang/sketsa singkapan batubara

Penampang perhitungan cadangan batubara


Fotokopi hasil analisis contoh batubara dari laboratorium
Peta wilayah rencana peningkatan dan atau penciutan Kuasa Pertambangan

Dari uraian tentang tahapan kegiatan eksplorasi diatas, dapat disimpulkan


bahwa kegiatan penyelidikan lapangan bertujuan untuk mendapatkan data tentang sifat
fisik-mekanik batuan, struktur geologi dan kondisi air tanah sampai dengan kedalaman
rencana penambangan. Secara spesifik harus dibuat laporan struktur geologi meliputi
litologi, geometri dan kemiringan dari formasi lapisan batubara, geometri dan komposisi
struktur major seperti patahan, serta domain dan orientasi dari bidang-bidang
diskontinuitas. Demikian juga dengan data geoteknik terutama sifat fisik dan mekanik
dari over burden, interburden, lapisan batubara dan batuan alas. Gambaran tentang
data level air tanah, permeabelitas dan aliran air tanah artesis yang diperoleh pada
waktu kegiatan pengeboran dan pemasangan piezometer perlu juga dibuat dalam
laporan tertulis.

Anda mungkin juga menyukai