Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan


PT. Konutara Sejati (KS) merupakan perusahaan swasta yang bergerak
dibidang pertambangan yang melakukan proses eksplorasi, produksi, dan
pemasaran bijih nikel di wilayah Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, berdasarkan SK Bupati Konawe Utara No.
398.A/ 2009 tentang ijin usaha pertambangan operasi produksi PT. Konutara
Sejati memilki luas wilayah isin usaha pertambangan 1,923 Ha, dan ijin IPPKH
No: 622/MENHUT-II/2011.
Dalam proses penambangan PT. Konutara Sejati melakukan Join
Operation Dengan PT Maha Bakti Abadi (MBA) sebagai kontraktor
penambangan. Saat ini PT.Konutara sejati melakukan produksi di wilayah bagian
selatan wilayah Izin usaha pertambangan dengan luas 40 Ha terdiri dari tujuh blok
penambangan.

Sumber : Engineering PT.Konutara Sejati (2019)


Gambar 2.1 Peta WIUP PT. Konutara Sejati
2.2 Lokasi Kesampaian Daerah
PT. Konutara Sejati terletak di desa Sari Mukti, Kecamatan Langggikima,
Kabupaten Konawe Utara berjarak ± 10 Km dari jalan trans Sulawesi Tenggara
menuju Sulawesi Tengah. Untuk dapat sampai ke wilayah penelitian dapat di
tempu melalui rute :
1. Dari kabupaten Kolaka menuju ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara
(Kendari) di tempuh menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu
tempuh kurang lebih 4 jam perjalanan.
2. Kemudian dari kota Kendari menuju ibu kota Kabupaten Konawe Utara
(Asera) ditempuh dengan waktu kurang lebih 3 jam perjalanan. Asera
menuju kecamatan langgikima desa sarimukti (PT.Konutara Sejati)
ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan
kendaraan umum maupun roda dua.

Lokasi Penelitian

Sumber : Peta Administrasi Sulawesi Tenggara (2015)


Gambar 2.2 Peta Lokasi Penelitian
2.3 Geografi Daerah Peneitian
Secara umum dataran Kecamatan Langgikima termasuk dalam golongan
satuan morfologi dataran yang merupakan dataran dengan kemiringan 0º - 5º.
Satuan morfologi ini terbentang di dataran pantai dan dataran sekitar sungai-
sungai besar.

A. Vegetasi
Terdapat dua vegetasi yang terdapat di daerah kecamatan langgikima
antara lain vegetasi primer dan vegetasi sekunder.

 Vegetasi Primer
Vegetasi primer merupakan vegetasi yang belum mendapat gangguan dan
berkembang berdasarkan interaksi dengan lingkungan ekosistem yang asli.
Vegetasi primer menjadi ciri khas daerah lasolo seperti berbagai tumbuhan tropis
yakni jenis pohon kayu angin, melinjo, kayu besi, pakis dan tanaman lain yang
membantu proses pelapukan.

 Vegetasi Sekunder
Vegetasi sekunder merupakan vegetasi yang tumbuh setelah vegetasi asli
mengalami gangguan akibat dari aktivitas penambangan. Penyebaran vegetasi
tersebut meliputi keseluruhan daerah datar sekitar perkampungan dan pemukiman
karyawan perusahaan serta daerah perbukitan yang telah ditambang. Vegetasi
sekunder misalnya tumbuhan jati putih, jati lokal, akasia dan berbagai rumput-
rumputan.

2.4 Kondisi Geologi Daerah Penelitian


A. Geologi Umum
Geologi Regional Kabupaten Konawe Utara berdasarkan himpunan
batuan dan pencirinya, Geologi Lembar Lasusua – Kendari dapat dibedakan
dalam dua jalur yaitu jalur Tinodo dan jalur Hialu. Jalur Tinodo dicirikan oleh
batuan endapan paparan benua dan Jalur Hialu oleh endapan kerak
Samudra/ofiolit (Rusmana, dkk., 1985). Secara garis besar kedua mandala ini
dibatasi oleh Sesar Lasolo.
B. Geologi Lokal
Secara geologi Wilayah IUP PT. Konutara sejati merupakan daerah
kompleks Ultramafik yang terdiri dari atas Batuan Harzburgit, Lerzolit, dan
Dunit, biasanya dengan batuan metamorfik akibat tektonik (umumnya
serpentinit).

Wilayah ini merupakan formasi tektoni Ofiolit yang merupakan kompleks


batuan dengan berbagai karakteristik dari layer ultramafik. Menurut Hutchison
(1983), merupakan kumpulan khusus dari batuan mafik-ultramafik dengan
batuan beku sedikit kaya asam sodium dan khas berasosiasi dengan batuan
sedimen laut dalam. Ofiolit diintrepretasikan sebagai kerak samudera dan batuan
tektonik mantel bagian atas dan akhirnya membentuk daratan. Diperkirakan
terbentuk pada era Mesozoikum dan berumur Jura atau Kapur awal.

Sumber : Devisi Geologist PT.Konutara Sejati


Gambar 2.3 Peta Geologi PT. Konutara Sejati
2.5 Genesa Endapan Bijih Nikel
Endapan bijih yang terdapat di daerah Konawe Utara termasuk dalam jenis nikel
laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan asalnya yaitu batuan ultrabasa
seperti batuan peridotit. Batuan induk peridotit terdiri dari mineral utama olivin
dan piroksin, serta beberapa jenis mineral tambahan seperti kromit, magnetit, dan
kobal. Proses serpentinasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh
larutan hydrothermal, akan merubah batuan peridotit menjadi serpentinit atau
batuan serpentinit peridotit. Proses ini dianggap sebagai awal terbentuknya suatu
endapan residu bijih nikel. Akibat dari proses pelapukan yang terjadi pada kondisi
curah hujan yang cukup tinggi sehingga membentuk air tanah dan perubahan suhu
yang cepat, maka batuan tersebut mengalami deskomposisi dan menghasilkan
tanah laterit yang kaya dengan unsur-unsur fe serta silika yang mengandung
unsur-unsur Ni, Co, Mn dan Ca. Proses ini disebut sebagai proses laterisasi
dimana proses mekanis memegang peranan penting, bersama sirkulasi air yang
berasal dari hujan atau air yang mengandung unsur-unsur Mg, Fe, Ca akan
terbawa dan larut. (Sukandarrumidi, 1999).
Proses pembentukan endapan nikel laterit ini diawali dari proses
pelapukan batuan ultramafik yaitu seperti peridotit, serpentinit dan dunit dengan
kandungan mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi sehingga sangat
mudah mengalami proses pelapukan karena mineral – mineral tersebut tidak
stabil. Sebelum terbentuk profil nikel laterit yang terdiri dari bedrock, saprolit,
dan limonit, pada awalnya semua merupakan satu kesatuan bedrock yang
tersingkap dipermukaan. Bedrock tersebut merupakan bagian dari kelompok
batuan ofiolit yang ada di Sulawesi dan merupakan cikal bakal terbentuknya
endapan nikel laterit pada area konsesi dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai