DISUSUN OLEH :
FRITZWEL TANDE PADANG
ENOS PAEMBONAN
1.1. Kepemilikan
Area IUP PT. Mineral Morowali Indonesia terletak di Desa Bahoruru dan Sakita
Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali. dengan rincian :
IUP Operasi Produksi 188.4.45 / KEP.0262 / DESDM / 2014. luas area 154
Ha berdasarkan SK Bupati Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, tanggal 04
Desember 2014.
2. PENDAHULUAN
Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan dan teknologi, sebagai salah satu negara
yang memiliki sumber daya yang paling melimpah, Indonesia dikenal merupakan
4. GEOLOGI SETTING
4.1. Geologi Regional
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan Indo
Australia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang
menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks. Kumpulan batuan dari busur
kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa
bersama proses penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik lainnya (Van
Leeuwen, 1994).
Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 4 yaitu:
Hasil pengukuran gaya berat di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, yang sebagian
besar daerahnya ditutupi oleh batuan ofiolit, menunjukan perkembangan
tektonik dan geologi daerah ini mempunyai banyak persamaan dengan daerah
Lengan Timur Sulawesi dengan ditemukannya endapan hidrokarbon di daerah
Batui.
Struktur lipatan hasil analisis data gaya berat daerah ini menunjukkan potensi
sumber daya geologi yang sangat besar, berupa: panas bumi dan endapan
hidrokarbon.
Sesar Matano dan sesar Palu – Koro merupakan sesar utama berarah baratlaut –
tenggara, dan menunjukkan gerak mengiri. Diduga kedua sesar itu masih aktif
sampai sekarang (Tjia
1973; Ahmad, 1975), keduanya bersatu di bagian baratlaut Lembar. Diduga
pula kedua
sesar tersebut terbentuk sejak Oligosen, dan bersambungan dengan sesar Sorong
sehingga merupakan satu sistem sesar “transform”. Sesar lain yang lebih kecil
berupa tingkat pertama dan/atau kedua yang terbentuk bersamaan atau setelah
sesar utama tersebut. Dengan demikian sesar-sesar ini dapat dinamakan Sistem
Sesar Matano – Palu – Koro.
Lipatan yang terdapat didaerah ini dapat digolongkan dalam lipatan lemah, lipatan
tertutup dan lipatan tumpang tindih. Pada yang pertama kemiringan lapisannya
landai, biasanya tidak melebihi 300 yang dapat digolongkan dalam jenis lipatan
terbuka. Lipatan ini berkembang dalam batuan yang berumur Miosen hingga
Plistosen; biasanya sumbu lipatannya bergelombang dan berarah baratdaya –
timurlaut. Pada yang kedua, baik yang simetris maupun yang tidak, kemiringan
lapisannya antara 500 dan tegak, ada juga yang terbalik. Lipatan ini biasanya
terdapat dalam batuan sedimen Mesozoikum. Sumbu lipatan pada umumnya
berarah utara – selatan, mungkin golongan ini terbentuk Kala Oligosen atau lebih
tua.
Stratigrafi Regional daerah Keuno berdasarkan Peta Geologi Lembar Malili,
Sulawesi ( T.O Simandjuntak, E. Rusmana, Surono dan J.B. Supanjono, 1991)
terdiri dari :
1. Kompleks Ultramafik (Ku) yang beranggotakan Hazburgit, Dunit,
Wherlit, Serpentinite, Gabro, Mafik meta, Ampibolit, Magnesit dan
setempat rodingit yang berumur Kapur.
2. Formasi Tokala(TRjt ) yang beranggotakan Perselingan Batugamping
Klastika, Batupasir sela wake, Serpih, Napal dan Lempung pasiran
bersisispan dengan argilit.
Kompleks Ultramafik
Secara fisik batuan Serpentinite di lokasi penelitian berwarna abu-abu, kehijauan-
kecoklatan, holokristalin, euhedral, tekstur granular, komposisi batuan didominasi
oleh mineral Serpentin dan Olivine, terlihat dibeberapa tempat batuan ini sudah
teroksidasi dengan ciri fisik berwarna coklat kemerahan, terkadang hadir mineral
serpentine dalam jumlah yang besar yang merupakan mineral ubahan dari olivine
dan pyroksen.
5. KEGIATAN LAPANGAN
Foto 5. Kenampakan Area Punggungan pada IUP sebelah Selatan (Blok 1),
difoto relatif kearah Barat.
Foto 6. Singkapan Batu Gamping pada IUP sebelah Selatan (Blok 1),
difoto relatif kearah Barat.
Foto 7. Kenampakan Area Punggungan pada IUP Bagian Tengah (Blok 2),
difoto relatif kearah Selatan.
Foto 8. Singkapan Batu Gamping pada IUP Bagian Tengah Blok 2),
difoto relatif kearah Selatan.
Foto 9. Kenampakan Area Punggungan pada IUP Bagian Utara (Blok 3),
difoto relatif kearah Timur.
Foto 10. Singkapan Batu Gamping pada IUP Bagian Tengah (Blok 3),
difoto relatif kearah Timur.
✓ Dari Pemilik IUP PT. Mineral Morowali Indonesia tidak mengijinkan untuk
melakukan Drilling Eksplorasi dengan alasan akan mengerjakan sendiri
lahan tersebut
✓ Ketidak sanggupan dari Crew Drilling untuk mengangkat Mesin Bor
dikarenakan kondisiakses menuju dilokasi IUP Mineral Morowali
Indonesia yang cukup Terjal dengan Boulder-boulder yang cukup besar dan
sangat sulit untuk di lalui.
Foto 11. Foto-foto Akses jalur menuju IUP PT. Mineral Morowali Indonesia
dengan Kondisi jalur yang sangat terjal dengan boulder-boulder yang sangat
besar dan sangat sulit untuk di lalui.
Gambar 6. Peta sebaran indikasi laterit IUP PT. Mineral Morowali Indonesia
7.2 Rekomendasi
Untuk lokasi IUP PT. Mineral Morowali Indonesia, berdasarkan pengamatan
dilapangan keberadaan nikel laterite tidak merata merata dimana sebagian
setempat-tempat, sehingga untuk memperoleh grade Ni yang bagus sangat sulit
bahkan tidak akan bisa ditemukan. Sehingga direkomendasikan beberapa hal
sebagai berikut :
✓ Lokasi IUP PT Mineral Morowali Indonesia tidak prospek untuk dilakukan
Drilling Eksplorasi karena potensi Nickel yang sangat sulit untuk
ditemukan.
✓ Lokasi IUP PT. Mineral Marowali Indonesia sangat jauh untuk membuat
jalan Hauling ke Jetty.