DIVISI MINING
PT. MAS JAWA SENTOSA
SUNGAI DANAU SITE
2016
PT. MAS JAWA SENTOSA
Sungai Danau Site
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan ................................................................................................................................................ 3
2. Lokasi dan Aksesbilitas........................................................................................................................... 3
3. Kondisi Topografi dan Geomorfologi ............................................................................................... 3
4. Geologi ............................................................................................................................................................ 6
a. Geologi Regional .................................................................................................................................. 6
b. Geologi Lokasi Kajian ........................................................................................................................ 7
5. Eksplorasi Batubara di Lokasi Kajian .............................................................................................. 7
a. Indikasi Keterdapatan Batubara ................................................................................................. 7
b. Karakteristik Batubara .................................................................................................................. 13
c. Kegiatan Pengeboran ..................................................................................................................... 13
d. Estimasi Cadangan .......................................................................................................................... 17
6. Infrastruktur ............................................................................................................................................. 17
7. Kesimpulan ................................................................................................................................................ 21
8. Penutup ....................................................................................................................................................... 21
9. Referensi ..................................................................................................................................................... 21
1. PENDAHULUAN
PT. Mas Jawa Sentosa merupakan salah satu perusahaan yang dipercaya oleh
pemerintah untuk memasok kebutuhan batubara pemerintah. Semakin banyaknya
pasokan batubara yang diminta pemerintah menuntut PT. Mas Jawa Sentosa untuk
mencari sumber-sumber batubara yang dinilai dapat memenuhi kebutuhan
pemerintah. Salah satu sumber batubara yang sangat prospektif adalah IUP KUD Pelita.
Kegiatan eksplorasi dilakukan di IUP KUD Pelita untuk memastikan apakah lokasi
tersebut dapat menjadi sumber batubara bagi PT. Mas Jawa Sentosa guna memenuhi
kebutuhan batubara nasional.
Gambar 3. Lokasi IUP KUD Pelita yang berada pada dataran di sebelah selatan Perbukitan Meratus
4. GEOLOGI
a. Geologi Regional
Lokasi kajian mengacu pada Moss dkk. (1997), termasuk dalam Cekungan
Pasir atau Asem-Asem dengan material penyusun utama berupa batuan sedimen
Tersier. Mengacu pada Sikumbang dan Heryanto (1994), lokasi kajian dan
sekitarnya tersusun oleh Formasi Pudak, Formasi Tanjung, dan Formasi Berai
(Gambar 4). Formasi Pudak memiliki umur paling tua dibandingkan Formasi
Tanjung dan Formasi Berai, yaitu berumur Kapur. Formasi Pudak tersusun oleh
batuan vulkanik dan batupasir dengan olistolit batugamping, basal porfir, ignimbrit,
batuan ultramafik, dan batuan metamorf. Formasi Tanjung memiliki umur Eosen,
formasi ini menumpang secara tidak selaras pada Formasi Pudak. Formasi Tanjung
tersusun oleh batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung dan batubara. Formasi
Berai memiliki umur Oligo-Miosen. Formasi tersebut tersusun oleh batugamping
bersisipan napal dan batulempung. Lapisan batuan di lokasi kajian secara umum
memiliki strike timur laut – barat daya dan dip sebesar 25° - 30° dengan arah
tenggara.
Gambar 6. Lapisan batubara setebal 5-8 m pada dinding selatan pit CV. Dita Pratama-PT.
Baskara Sinar Sakti yang berbatasan dengan IUP Hidayatul Mukarromah dan IUP KUD Pelita,
arah pengambilan gambar ke selatan (A); Lapisan batubara setebal 2 – 5 m pada dinding utara
pit PT. Usaha Kawan Sejati – PT. Baskara Sinar Sakti yang berbatasan dengan IUP KUD Pelita,
arah pengambilan gambar ke utara (B); Bekas tambang dari IUP PT. Erlianti Permata Top
Permata Indonesia hingga ke IUP PT. Borneo Indobara, arah kupasan tambang relatif utara
selatan, arah pengambilan gambar ke utara (c)
Gambar 8. Lubang bekas tambang PT. Serongga Jaya di IUP KUD Pelita (A dan B), tampak
terdapat batubara setebal 3 m pada dinding selatan pit PT. Serongga Jaya (B), arah
pengambilan foto ke timur laut (A) dan ke tenggara (B)
b. Karakteristik Batubara
Batubara di lokasi kajian memiliki struktur dan geometri yang kompleks.
Struktur lapisan batubara memiliki kisaran strike dengan arah N 10° – 19° E dan dip
sebesar 64° - 80°. Lapisan batubara memiliki dip yang curam pada bagian mendekati
bidang ketidakselarasan. Seriring dengan bertambahnya kedalaman terhadap
bidang ketidakselarasan, lapisan batubara melandai dan menebal (Gambar 9A).
Batubara pada umumnya keras (Gambar 9B), sebagian batubara bersifat rapuh dan
mengandung banyak cleat. Pada sebagian lapisan batubara terdapat parting
lempung tipis yang kemudian dapat berkembang menjadi interburden. Batubara di
lokasi kajian berdasarkan ciri fisiknya terbagi menjadi dua yaitu batubara Blok
Timur dan batubara Blok Barat. Batubara Blok Timur memiliki ciri berwarna coklat
kehitaman, kilap kusam, rapuh hingga keras, cleat jarang hingga rapat. Batubara
Blok Barat memiliki warna hitam, kilap kusam, rapuh hingga keras, cleat jarang
hingga rapat. Batubara Blok Timur memiliki warna hitam kusam, sedikit mengkilat,
keras, cleat jarang hingga rapat. Berdasarkan hasil analisis sampel batubara oleh PT.
Geoservices, maka batubara di lokasi kajian termasuk dalam Subbituminous B coal
pada sistem klasifikasi peringkat batubara ASTM D388-12.
c. Kegiatan Pengeboran
Pengeboran untuk saat ini hanya dilakukan pada Blok Timur (Gambar 10),
pengeboran di Blok Barat akan dilakukan setelah Blok Timur ditambang.
Pengeboran dilakukan dengan Power Rig dan Jacro MT 175 dengan metode open
hole drilling. Terdapat 20 titik bor di lokasi kajian (Gambar 11) dengan kedalaman
rata-rata masing-masing titik bor ± 57 m dan total seluruh kedalaman titik
pengeboran mencapai ± 1300 m. Sembilan belas titik bor dibor secara vertikal,
sedangkan satu titik dibor miring dengan sudut 44° ke arah N 270° E. Data log bor
untuk seluruh titik bor terlampir.
Gambar 9. Lapisan batubara yng memiliki dip curam pada bagian yang mendekati
bidang ketidakselarasan, lapisan batubara tampak melandai dan menebal di bagian
bawah (A); karakteristik batubara di IUP KUD Pelita yang umumnya keras dengan cleat
yang jarang hingga rapat (B); arah pengambilan gambar pada gambar A maupun B ke
selatan
d. Estimasi Cadangan
Berdasarkan data bor, maka batubara pada lokasi kajian terbagi menjadi 14
seam dengan tebal rata-rata 0.25 m hingga 4.50 m (Gambar 12). Estimasi cadangan
dapat dilakukan berdasarkan panjang strike batubara, tebal rata-rata lapisan
batubara, kedalaman penggalian batubara, dan nilai densitas batubara sebesar 1.3
Ton/m3. Hasil perhitungan tersaji pada Tabel 1.
6. INFRASTRUKTUR
Infrastruktur untuk kegiatan penambangan di IUP KUD Pelita telah tersedia. Jalur
hauling batubara dapat menggunakan hauling road PT. Erlianti Permata Top Indonesia
(Gambar 14) dengan stockpile dan loading port di jetty PT. Kalimantan Energi Utama
(Gambar 14). Jarak tempuh dari pit ke jetty mencapai ± 35 km dengan kondisi jalan
yang cukup baik dan terawat. Stockpile memiliki luas 1.7 Ha dengan fasilitas 1 weighing
bridge, 1 ROM crusher, dan 1 coal jetty (Gambar 14).
7. KESIMPULAN
Lokasi IUP KUD Pelita memiliki cadangan batubara sebesar ± 238,000 hingga
779,000 Ton. Infrastruktur pendukung kegiatan penambangan yang meliputi jalan
hauling, stockpile, dan loading port telah lengkap sehingga kegiatan penambangan
dapat dilakukan tanpa perlu membangun infrastruktur terlebih dahulu.
8. PENUTUP
Kegiatan pengeboran hanya dapat dilakukan dengan teknik open hole karena
terbatasnya waktu. Kegiatan pengeboran inti (coring) atau dengan metode twin hole
perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih representatif dan akan segera
dilakukan pada tahap eksplorasi selanjutnya. Kajian geoteknik belum dilakukan pada
kegiatan eksplorasi ini. Kajian tersebut juga akan segera dilakukan pada tahap
eksplorasi selanjutnya. Hasil estimasi reserve pada laporan eksplorasi ini merupakan
hasil analisis dari data yang tersedia. Hasil estimasi reserve dapat mengalami
perubahan secara signifikan ataupun tidak berubah seiring dengan bertambahnya data.
9. REFERENSI
Moss, S. J., J. Chambers, I. Cloke, D. Satria, J. R. Ali, S. Baker, J. Milsom, dan A. Carter.
(1997). New Observations on the Sedimentary and Tectonic Evolution of the
Tertiary Kutai Basin, East Kalimantan. Geological Society Special Publication, No.
126, hal. 395-146.
Sikumbang, N., dan R. Heryanto. (1994). Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan.
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.