2022
CV. ELOK & SON
KATA PENGANTAR
Padang, 2022
CV. Elok and Son
LIAN SUDARGO
Direktur Utama
i
DAFTAR ISI
Halaman.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
ii
4.5 Collar survey ...............................................................................................25
4.6 Survey topografi ........................................................................................25
SUMBERDAYA MINERAL
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Tujuan
CV.ELOK & SON merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan yang melakukan kegiatan Operasi Produksi berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat No.544-186-2017.
Mempedomani Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, bahwa permohonan perpanjangan
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi diajukan dengan salah
satu syarat bahwa pemegang IUP diharuskan membuat dokumen
Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat tentang berapa lama perpanjangan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi produksi dapat diberikan.
Laporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral CV. ELOK &
SON dimaksudkan untuk memberikan deskripsi atau gambaran tentang :
Berapa besar sumberdaya dan cadangan Clay pada awal Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi diberikan.
Kegiatan Operasi Produksi yang berkaitan dengan berapa besar
sumberdaya dan cadangan Clay yang telah diproduksi selama
kegiatan Operasi Produksi berlangsung.
Berapa besar sumberdaya dan cadangan yang tersisa setelah
kegiatan operasi produksi berlangsung.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dengan penyusunan Laporan Hasil
Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral CV. ELOK & SON adalah
sebagai berikut:
1
Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman di dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan berapa lama perpanjangan
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dapat diberikan
kepada CV. ELOK & SON.
Sebagai salah satu pemenuhan kewajiban pelaporan kepada
Instansi terkait.
2
e. Pengelolaan sistem komputer
2. Pemahaman untuk dapat menghasilkan (mengembangkan) suatu
bentuk pemikiran lateral dari pengetahuan konseptual (teoritis)
terhadap karakteristik suatu endapan yang dicari, yang sebelumnya
belum diketahui keberadaannya, melalui teknik-teknik (teknologi-
metodologi) yang sesuai dengan karakteristik endapan tersebut
3. Pendekatan Institusi
Pendekatan institusi merupakan mekanisme kelembagaan yang akan
dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan eksplorasi
sumberdaya dan cadangan. Dalam pendekatan ini perusahaan tetap
melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan terus menyampaikan
laporan secara berkala
3
1.5Standar Akurasi Estimasi
Metode yang digunakan dalam perhitungan sumberdaya dapat
menggunakan metoda penampang atau cross section
Data-data yang digunakan sebagai input untuk bahan dasar pembuatan garis
sayatan yaitu peta topografi, data koordinat, serta top dan bottom seam clay.
Software yang digunakan untuk penghitungan volume yaitu Autocad LD
2014
4
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
5
Topografi daerah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki topografi wilayah
berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar 0-1000 m dari permukaan laut,
memiliki 47 buah pulau serta dialiri sebanyak 23 batang sungai. Kondisi
permukaan lahan Kabupaten Pesisir Selatan sebagian besar lahan hutan
yaitu 70,54% hutan lebat dan 13,37% hutan berlukar, lahan sawah 6,07%,
perkebunan 2,30% dan sisanya adalah perkampungan, kebun campuran
dan kebun rakyat lainnya.
6
12 Barung Barung Balantai Selatan 15,52
13 Jinang Kampung Pansur Ampang Pulai 4,60
14 Pulau Karam Ampang Pulai 4,00
15 Cerocok Anau Ampang Pulai 15,01
16 Sungai Nyalo Mudiak Aie 21,34
17 Setara Nanggalo 24,71
18 Batu Hampar Selatan 8,91
19 Duku Utara 10,41
20 Barung Barung Balantai Timur 15,12
21 Siguntur Tua 19,50
22 Kampung Baru Korong Nan Ampek 22,36
23 Barung Barung Balantai Tengah 15,60
Jumlah 425,63
Sumber: Kecamatan Koto XI Tarusan Dalam Angka 2020
7
Dari hasil pengecekan dari Dinas Kehutanan lokasi ini termasuk dalam
status API (Areal Penggunaan Lain) dan tidak termasuk Lokasi Penundaan
Pemberian Izin Baru (PPIB). Secara geografis, wilayah yang merupakan
lokasi eksplorasi berada antara garis lintang utara 00˚03’40.00”–00˚03’57.
60” dan garis bujur timur 100˚44’22.30”–100˚44’54,90” dengan titik
koordinat sebagaimana dirinci pada tabel 2.2 dibawah ini :
Tabel 2.2
Titik Koordinat Lokasi IUP Operasi Produksi
Titik Garis Bujur Timur Garis Lintang Utara
01 100° 26’ 10.8” 1° 04’10.0”
02 100° 26’ 19.0” 1° 04’10.0”
03 100° 26’ 11.0” 1° 04’ 02.9”
04 100° 26’ 19.0” 1° 04’ 2.89
Penambangan clay (tanah liat) dari lokasi ini untuk pengangkutannya akan
melalui rute dan kondisi sarana jalan sebagaimana diuraikan dibawah ini :
Siguntua – Padang ± 35 Km
Kondisi jalan sangat baik dapat ditempuh dengan kendaraan roda
empat berbagai jenis dalam waktu tempuh ± 1 jam.
Jalan Masuk – Lokasi penambangan ± 10 meter
Kondisi saat ini sudah ada jalan masyarakat yang siap digunakan jika
dibersihkan dan dilakukan pelebaran.
8
jiwa, yang terdiri atas 27.136 jiwa penduduk laki-laki dan 26.712 jiwa
penduduk berjenis kelamin perempuan. Nagari Siguntur yang
mempunyai 11 jorong, dengan luas daerah 56,22 km2 atau 13,21%
dari luas wilayah Kecamatan Koto XI Tarusan. Jumlah penduduk
Nagari Siguntur sebanyak 3.248 jiwa. Penduduk laki–laki berjumlah
sebanyak 1.602 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 1.646 jiwa.
Sumber mata pencaharian penduduk adalah petani (90%), pedagang
(8%) dan jasa serta lain – lain (2%)
b. Iklim dan Curah hujan
Seperti daerah-daerah di Indonesia lainnya, lokasi penambangan
beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata 28 ˚C, tertinggi 33˚ C dan
terendah 22˚ C. Gambaran mengenai keadaan curah hujan di Nagari
Siguntur Kabupaten Pesisir Selatan terlihat dari jumlah curah hujan
setiap bulan dan jumlah hari hujan dalam setiap tahunnya. Menurut
pendataan dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir
selatan, menunjukan perkembangan curah hujan setiap bulannya
pada tahun 2019 seperti yang terlihat di tabel dibawah ini.
Tabel 2.3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Tahun 2019
No. Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan
1. Januari 295,00 15
2. Februari 525,30 12
3. Maret 558,00 21
4. April 263,10 17
5. Mei 0,00 0
6. Juni 304,00 19
7. Juli 128,00 10
8. Agustus 248,00 13
9
9. September 547,00 5
10. Oktober 44,50 10
11. November 183,50 11
12. Desember 363,00 21
Jumlah 3.459,4 154
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan
10
(hewan yang tidak bertulang belakang) dan vertebrata (hewan
bertulang belakang). Divisi invertebrata didominasi oleh golongan
cacing tanah dan pacet dan arachnida. Untuk divisi vertebrata terdiri
dari golongan reptile, mamalia dan aves. Divisi vertebrata sangat sulit
dijumpai secara langsung di lapangan, kecuali untuk eutropis
multifasciata (lacertilian), Aheululla prasina (ophidian). Berdasarkan
hasil wawancara dengan penduduk dapat diketahui mamaliaseperti
harimau, singa dan monyet sudah sangat langka untuk ditemukan
pada lokasi.
Berdasarkan jumlah cacah spesiesnya, secara keseluruhan
keanekaragaman jenis satwa liar yang terdapat di sekitar lokasi kajian
adalah tergolong sedang. Namun apabila melihat cacah spesies
mamalia yang rendah, menggambarkan bahwa hutan sudah bukan
lagi habitat yang mendukung kehidupan satwa liar.
11
kondisinya sebagian besar sudah di aspal dan sebagian sudah
dilakukan pengerasan dengan sirtu. Aktivitas jual beli tidak menemui
kendala dengan adanya pasar umum, kios dan warung makan.
Masyarakat di wilayah penyelidikan terdiri dari berbagai etnis
Minangkabau dan Jawa. Interaksi sosial penduduk pendatang dengan
masyarakat setempat cukup baik.
12
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentangRencana Tata Ruang
Wilayah Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaah Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
tambang;
Perataruran Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun
2018 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan dan Pelaporan Pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor26 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara;
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun
2018 yang diubah menjadi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pengusahaan Pertambangan
Mineral dan Batubara
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1796.K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Permohonan,
Evaluasi serta Penerbitan Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan
Batubara;
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minerak Nomor
1827.K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan Yang Baik.
13
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1825 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pemasangan Tanda Batas
Wilayah Izin Usaha Pertambangan atau Wilayah Izin Usaha Pertambangan
Khusus Operasi Produksi
2.2.3 Perizinan
Berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Barat, Nomor : 544–627–2015,
tanggal 14 Agustus 2015, tentang persetujuan izin usaha pertambangan
eksplorasi mineral non logam di Kabupaten Pesisir Selatan. CV. ELOK &
SON sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan
terutama komoditas clay (tanah liat), berusaha memenuhi kebutuhan industri
dalam menunjang kegiatan pembangunan fisik yang dilaksanakan oleh
pemerintah terutama untuk pembangunan sarana jalan dan pembangunan fisik
lainnya. Hal ini dilakukan CV. ELOK & SON, karena pembangunan fisik
yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah setiap tahun membutuhkan bahan
baku yang tidak terbatas jumlahnya terutama bahan baku clay (tanah liat).
Dilihat dari persediaan bahan baku yang ada sangat banyak, namun yang
memiliki izin pertambangan yang beroperasi masih sedikit.
14
BAB III
KONDISI GEOLOGI LOKAL DAN REGIONAL
15
lapuk, getas dan memiliki kondisi keairan yang tinggi. Jenis batuan ini
memiliki ukuran butir homogen dengan kemas tertutup. Sangat sulit
menemukan gejala struktur geologi berupa kekar karena pada umumnya
kondisi batuan sangat lapuk.
b. Satuan Batulempung
Satuan ini cukup dominan (hamper 80%) di daerah penelitian
menutupi satuan tuf. Satuan batulempung memiliki potensi untuk bahan
galian clay dan tanah urugan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
singkapan batulempung secara umum berwarna coklat-coklat keabuan,
kondisi lapuk-sangat lapuk, plastis-hingga agak plastis, mudah dicongkel,
ukuran butir lempung-lanau, setempat teramati nodul tuf.
16
3.2 Geologi Regional
3.2.1 Topografi/Batimetri
Berdasarkan Peta Geologi daerah ini termasuk ke dalam Lembar
Painan, skala 1 : 250.000 yang dibuat oleh M.C.G. Clarke, W. Kartawa, A.
Djunuddin, E. Suganda dan M. Bagdja, 1982 diterbitkan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, terlihat bahwa daerah
lokasi penyelidikan termasuk dalam jalur pegunungan Bukit Barisan
dengan bentuk morfologi perbukitan sedang sampai tinggi (700 sampai
dengan 1,4250 m) di atas permukaan laut. Relief di bagian utara lebih
kasar dan terjal dibanding pada bagian selatannya.Sungai – sungai yang
mengalir di daerah ini pada umumnya sungai membentuk pola dendritik
dengan tebing-tebingnya berbentuk V (stadium erosi muda) sehingga
lereng dan tebingnya sangat terjal.
3.2.2 Litologi
17
Konfigurasi basement cekungan tersusun oleh batuan-batuan
metasedimen berupa greywacke, kuarsit dan argilit.batuan dasar ini
diperkirakan berumur mesozoik. Pbeberapa tempat, batuan
metasedimen ini terintruksi oleh granit (koning & Darmono, 1984 dalam
Wibowo, 1995).
Secara umum proses sedimentasi pengisian cekungan ini dapat
dikelompokkansebagai berikut :
A. Rift ( Siklis Pematang)
Secara keseluruhan sedimen pengisi cekungan pada fase tektonik
ekstensional (riff) ini dikelompokkan sebagai kelompok pematang yang
tersusun oleh batulempung, serpih karbon, batu pasir halus, batulanau
aneka warna.Lemahnya fasies yang berasosiasi dengan lingkungan
lakustrin.
Pengendapan pada awal proses rifting berupa sedimentasi klastika
darat dan lakustrin dari lower Red Bed Formation dan Brown Shale
Formation. Ke arah atas menuju fase late rofting, sedimentasi berubah
sepenuhnya menjadi lingkungan lakustrin dan diendapkan Formasi
Pematang sebagai Lacustrin Fill Sendiments
1. Formasi Lower Red Bed
Tersusun oleh batulempung berwarna merah – hijau,
batulanau, batupasir kerikilan dan sedikit konglomerat serta
bereaksi yang tersusun oleh pebble kuarsit dan filit. Kondisi
lingkungan pengendapan diinterprestasikan berupa alluvial
braid –plain dilihat dari banyaknya muddy matrix di dalam
konglomerat dan bereaksi
2. Formasi Brown Shale
Formasi ini cukup banyak mengandung material organik,
dicirikan oleh warna yang coklat tua sampai hitam. Tersusun
18
oleh serpih dengan sisipan batulanau, dibeberapa tempat
terdapat selingan batupasir, konglomerat dan paleosol.
Ketebalan formasi ini mencapai lebih dari 530 m dibagian
depocenter
Formasi ini diinterprestasikan diendapkan di lingkungan
danau dalam dengan kondisi anoxid dilihat dari tidak adanya
bukti bioturbasi. Interkasi batupasir – konglomerat
diendapkan oleh proses fluvial channel fill menyelingi bagian
tengah formasi ini, terdapat beberapa horizon paleosol yang
dimungkinkan terbentuk pada bagian pinggiran / batas danau
yang muncul ke permukaan (likal horst), diperlihatkan oleh
rekaman inti batuan di kelompok Bukit Susah.
3. Formasi Coal Zone
Secara lateral, formasi ini beberapa tempat equivalen dengan
Formasi Brown Shale. Formasi ini tersusun oleh perselingan
serpih dengan batubara dan sedikit batupasir. Lingkungan
pengendapan dari formasi ini diinterprestasikan berupa
danau dangkal dengan control proses fluvial yang tidak
dominan. Ditinjau dari konfigurasi cekungannya, formasi ini
diinterprestasikan berupa dananu dangkal dengan control
proses fluvial yang tidak dominan. Ditinjau dari konfigurasi
cekungannya, formasi ini diendapkan di daerah dangkal pada
bagian aktif garben menjauhi depocenter.
4. Formasi Lake Fill
Tersusun oleh batu pasir, konglomerat dan serpih. Komposisi
batuan terutama berupa klastika batuan filit yang dominan,
secara vertikal terjadi penambahan kandungan litoklas kuarsa
dan kuarsit. Struktur sedimen gradasi normal dengan
19
beberapa gradasi terbalik mengindentifikasi lingkungan
pengendapan fluvial-deltaic. Formasi ini diendapkan secara
progradasi pada lingkungan fluvial menuju delta pada
lingkungan danau. Selama pengendapan formasi ini, kondisi
tektonik mulai tenang dengan penurunan cekungan yang
mulai melambat (late rifting stage). Ketebalan formasi
mencapai 600 m
5. Formasi Fanglomerate
Diendapkan disepanjang bagian turun dari sesar sebagai seri
dari endapan alluvial. Tersusun oleh batupasir, konglomerat,
sedikit batulempung berwarna hijau sampai merah. Baik
secara Lowe Red Bed, Brown Shale, Coal Zone dan Lake Fill.
Di beberapa daerah seperti halnya di Sub-cekungan Aman, dua
formasi terakhir (Lake Fill dan Fanglomerat) dianggap satu
kesatuan yang equivalen dengan formasi pematang
berdasarkan sifat dan penyebarannya pada penampang
seismik.
B. Sag
Secara tidak selaras di atas Kelompok Pematang diendapkan
sedimen Neongen. Fase sedimentasi ini diawali oleh episode transgresi
yang diawali oleh Kelompok Sihapas dan mencapai puncaknya pada
Formasi Telisa.
20
dangkal. Pengendapan kelompok ini berlangsung pada Miosen
awal-Miosen tengah.
a. Formasi menggala
Tersusun oleh batupasir konglomeratan dengan ukuran
butir kasar berkisar dari gravel hingga ukuran sedang.
Secara lateral, batupasir ini bergradasi menjadi batupasir
sedang hingga halus. Komposisi utama batuan berupa
kuarsa yang dominan dengan struktur sedimen trough
cross-bedding dan erosional basal scour. Berdasarkan
litologi penyusunannya diperkirakan diendapkan pada
fluvial-channel lingkungan braided stream.
Formasi ini dibedakan dengan lake Fill Formation dari
kelompok pematang bagian atas berdasarkan tidak
adanya lempung merah terigen pada matrix (Wain et al.,
1995). Ketebalan formasi ini mencapai 250 m,
diperkirakan berumur awal Miosen bawah.
b. Formasi blangko
Formasi ini tersusun oleh serpih karbonan dengan
perselingan batupasir halus-sedang. Diendapkan pada
lingkungan paparan laut terbuka. Dari fosil foraminifera
planktonic didapatkan umur N5 (Blow, 1963). Ketebalan
maksimum formasi kurang lebih 100 m.
c. Formasi Bekasap
Formasi ini tersusun oleh batupasir masih berukuran
sedang-kasar dengan sedikit interkalasi serpih, batubara
dan batu gamping.
Berdasarkan ciri litologi dan fosilnya ini diendapkan pada
lingkaran air payau dan laut terbuka. Fosil pada serpih
21
menunjukkan umur N6-N7. Ketebalan seluruh formasi ini
mencapai 400 m
d. Formasi Duri
Dibagian atas pada beberapa tempat, formasi ini equivalen
dengan formasi Bekasap. Tersusun oleh batupasir halus-
sedang dan serpih. Ketebalan maksimum mencapai 300 m.
Formasi ini berumur N6 – N8.
2. Formasia Telisa yang mewakili episode sedimentasi pada
puncak transgresi tersusun oleh serpih dengan sedikit
interkalasi batupasir halus pada bagian bawahnya. Di
beberapa tempat terdapat lensa-lensa batugamping pada
bagian bawah formasi. Ke arah atas, litologi berubah menjadi
lingkungan pengendapan formasi ini berupa lingkungan
Neritik-Bathyal atas.
Secara regional, serpih marine dari formasi ini memiliki umur
yang sama dengan Kelompok Sihapas, sehingga kontak
Formasi Telisa dengan dibawahnya adalah transisi fasies
litologi yang berbeda dalam posisi stratigrafi dan tempatnya.
Ketebalan formasi ini mencapai 550 m dari fosil didapatkan
umur N6-N11.
3. Formasi Petani Regres
Tersusun oleh serpih berwarna abu-abu yang kaya fosil,
sedikit karbonatan dengan beberpa lapisan batupasir dan
batulanau.Secara vertical, kandungan tuf dalam batuan
semakin meningkat. Selama pengendapan satuan ini, aktivitas
tektonik kompresi dan vulkanisme kembali aktif (awal
pengangkatan Bukit Barisan), sehingga dihasilkan material
vulkanik yang melimpah. Kondisi air laut global (eustasi)
22
berfluktuasi secara signifikan dengan penurunan muka air laut
sehingga terbentuk beberapa ketidakselarasan lokal di
beberapa tempat. Formasi ini diendapkan pada episode
regresif secara selaras diatas Formasi Telasi. Walaupun
demikian, ke arah timur laut secara lokal formasi ini memiliki
kontak tidak selaras dengan formasi dibawahnya. Ketebalan
maksimum formasi ini mencapai 1500 m, diendapkan pada
Miosen tengah-pliosen
23
BAB IV
PROGRAM EKSPLORASI DAN SURVEY
4.1 Pengeboran Eksplorasi
Dalam hal ini CV. ELOK & SON tidak melakukan pengeboran eksplorasi.
4.2 Logging Geofisika
Dalam hal ini CV. ELOK & SON tidak melakukan pengeboran eksplorasi.
4.3 Pencatatan litologi
Berdasarkan hasil pengamatan geologi lapangan terdapat dua jenis litologi
di daerah penyelidikan terdiri dari satuan tuf dan satuan batulempung.
1. Satuan tuf
Satuan ini merupakan batuan penyusunan pada daerah penyelidikan
yang termasuk formasi Batuan Gunung api Oligo Miosen (Tomp), terdiri
dari lava, breksi, breksi tuf, tuf hablur, ignimbrite dan tuf sela,
kebanyakan bersusunan Clayan dan dasitan. Singkapan tuf secara utuh
sulit ditemukan karena pada umumnya sudah lapuk menjadi lempung,
sebagian masih dapat diamati dalam bentukr4 nodul pada lempung.
Berdasarkan hasil pengamatan secara megaskopis karakteristik tuf
yang berada di lokasi IUP CV. ELOK and Son pada umumnya sudah
terubah (alterasi), berwarna coklat keputihan, kondisi lapuk-sangat
lapuk, getas dan memiliki kondisi keairan yang tinggi. Jenis batuan ini
memiliki ukuran butir homogen dengan kemas tertutup. Sangat sulit
menemukan gejala struktur geologi berupa kekar karena pada
umumnya kondisi batuan sangat lapuk.
2. Satuan Batulempung
Satuan ini cukup dominan (hamper 80%) di daerah penelitian
menutupi satuan tuf. Satuan batulempung memiliki potensi untuk
bahan galian clay dan tanah urugan. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap singkapan batulempung secara umum berwarna coklat-coklat
24
keabuan, kondisi lapuk-sangat lapuk, plastis-hingga agak plastis,
mudah dicongkel, ukuran butir lempung-lanau, setempat teramati
nodul tuf.
Satuan ini memiliki porositas buruk dan bersifat mengembang apabila
terkena air (swelling). Ketebalan satuan batulempung lebih dari 2
meter sehingga cukup mendukung untuk dibukanya tambang bahan
galian tanah liat (clay). Profil litologi (gambaran vertikal) menunjukkan
ketebalan tanah sekitar 25 cm sebelum bertemu dengan lempung-
lanauan
4.4 Pengambilan dan preparasi contoh
4.5 Collar survey
Dalam hal ini CV. ELOK & SON tidak melakukan Collar Survey.
4.6 Survey topografi
Topografi daerah Kabupaten Pesisir Selatan bervariasi antara datar,
bergelombang dan berbukit – bukit dengan ketinggian dari permukaan laut
antara 110 meter dan 2.261 meter. Didaerah ini terdapat 3 gunung berapi
yang tidak aktif yaitu Gunung Sago, Gunung Bungsu, Gunung Sanggul serta
17 sungai besar dan kecil yang mengalir dan telah banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk pengairan/irigasi.
25
BAB V
PEMODELAN GEOLOGI, ESTIMASI, DAN PELAPORAN
SUMBERDAYA MINERAL
26
bottom seam Clay. Volume dihitung dengan cara menghitung luas
penampang. Software yang digunakan untuk penghitungan volume yaitu
Autocad LD 2014
5.3.3 Jumlah Dan Klasifikasi Sumberdaya
Sumber daya bahan galian yang dijumpai di lokasi rencana penambangan
CV. ELOK & SON adalah clay (tanah liat). Clay ini berupa tubuh soft. Tubuh
clay ini berwarna kemerah-merahan, dengan tekstur lembut. Komposisi
kimia Sio2 dan Al2O3.
Clay sangat cocok digunakan sebagai bahan campuran pembuatan semen.
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa clay ini mempunyai berat
jenis 1.8. Hasil Hitungan dapat dilihat pada Tabel 5.1, penampang hasil
pengukuran terlampir.
Tabel 5.1 Hitungan Sumber daya Clay pada WIUP OP CV.ELOK & SON
DAFTAR VOLUME GALIAN CLAY CADANGAN DALAM IUP
No /Pot Luas Penampang Luas rata-rata Jarak Volume Satuan
1 8,576.662
9,482.803 50.00 474,140.15 M3
2 10,388.944
9,296.934 50.00 464,846.68 M3
3 8,204.923
6,612.189 50.00 330,609.43 M3
4 5,019.454
6,321.752 50.00 316,087.60 M3
5 7,624.050
Total Volume Galian Clay Cadangan Dalam 200.00 1,585,683.85 M3
IUP
Koreksi 20% 317,136.77 M3
Sumber daya Clay 1,268,547.08 M3
27
BAB VI
KAJIAN TEKNIS
6.1 Kajian Geoteknik
Analisis kestabilan lereng bertujuan umtuk menentukan geometri (tinggi
dan sudut kemiringan) lereng yang benar. Berdasarkan kelompok jenis
jenjangnya, lereng tambang dan lereng timbunan dibagi menjadi lereng
tunggal dan lereng keseluruhan. Disamping itu jenis lereng juga bisa
diterapkan berdasarkan jenis materialnya.
Lokasi penambangan CV. Elok and Son termasuk kedalam jenis lereng
untuk material normal (claystone, sandstone, serta silstone). Material
normal adalah jenis material yang mempunyai kekuatan serta kekerasan
dengan nilai sedang sampai dengan keras. Material yang tergolong dalam
kelompok ini adalah batupasir, batulempung dan batulanau. Secara
proposional material jenis ini merupakan yang paling banyak jumlahnya di
dalam satu area pit.
Berdasarkan hasil kajian geoteknik, maka besar sudut lereng untuk
material ini adalah 55 derajat, tinggi lereng adalah 10 meter, serta lebar
lantai jenjang adalah sebesar 5 meter
28
Indonesia lainnya, lokasi penambangan beriklim tropis dengan suhu udara
rata-rata 280 C, tertinggi 330 C dan terendah 220 C
Secara keseluruhan setahun adalah 3.459,4 mm/tahun dengan jumlah hari
hujan rata-rata adalah 154 hari/tahun. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi
Bulan Maret dan Desember yaitu 21 hari dan hari hujan terendah terjadi
pada Bulan Mei yang sama sekali tidak terjadi hujan disetiap harinya
Hidrogeologi pada rencana WIUP OP CV. ELOK & SON akuifer produktif
sedang dengan penyebaran luas akuifer dengan keterusan sangat beragam,
kedalaman muka air tanah bebas umumnya dalam. Debit mata air
umumnya kurang dari 100 liter/detik. Debit sumur umumnya kurang dari
5 liter/detik.
29
koordinat S: 01˚ 04’ 15.1”, E: 100˚ 26’ 11’’. Hasil pengukuran kualitas udara
ambient disekitar lokasi kegiatan disajikan pada Tabel 6.1
No Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu*
1. Sulfur dioksida (SO₂) Uh/Nm³ 186,37 900
2. Nitrogen dioksida (N O₂) Uh/Nm³ 5,034 400
3. Karbon Monoksida ( (CO) Uh/Nm³ 7,805 30.000
Sumber: Hasil Analisis UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Bapedalda
Kota Padang (2015)
Ket*): Baku mutu Menurut PP. No. 41 tahu 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
30
BAB VII
PELAPORAN CADANGAN MINERAL
31
besar dipindahkan oleh tenaga air, angin dan gletser ke suatu tempat yang lebih
rendah dan jauh dari tempat batuan induk. Sebagian lagi tetap tinggal di lokasi
dimana batuan induk berada. Alam memproduksi tanah liat secara terus
menerus, sehingga tidak mengherankan jika tanah liat terdapat dimana-mana
dan jumlahnya sangat besar. Karena jumlahnya sangat besar, dapat dipastikan
manusia tidak akan mampu menghabiskannya. Sesungguhnya bentuk
permukaan bumi selalu berubah, terjadinya gunung-gunung, lembah-lembah,
sungai-sungai, benua-benua, pulau-pulau dan sebagainya tidak dalam waktu
sekejap, tetapi memakan waktu jutaan tahun.
Permukaan bumi yang kita diami sekarang ini adalah hasil pendinginan
kulit bumi yang menutupi bagian dalam bumi yang masih sangat panas
(magma). Ketika bumi masih dalam massa lebur, bahan-bahan berat seperti
unsur logam cenderung mengendap ke tingkat terdalam. Karena proses
pengendapan, komposisi kimia kulit bumi di semua bagian mendekati seragam.
Semakin bumi mendingin, lapisan teratas yang disebut kulit bumi akan memadat
dan membatu. Batuan yang terbentuk karena proses pendinginan disebut
batuan beku (igneous rock).
32
7.2 Optimalisasi penambangan
7.2.1 Sistem/Metoda dan Tata Cara Penambangan
Berdasarkan data penyebaran, ketebalan serta batas titik koordinat
maka kegiatan penambangan akan dilakukan secara bertahap. Awal
kegiatan penambangan dimulai dengan luas 1 Ha pada blok pertama dan
kemudian diteruskan pada blok berikutnya. Metode penggalian yang akan
dilakukan terbuka sistem open pit dengan teknik pengambilan gabungan
alat muat dan alat angkut. Pemilihan metode ini dikarenakan lokasi yang
berdekatan dan mempermudahkan rencana reklamasi lokasi pada bekas
area penambangan.
Dilihat dari bentuk atau karakteristik lokasi penambangan serta
lapisan penutupnya, sistem penambangan yang diterapkan adalah
tambang terbuka. Sehingga dalam penentuan metode penambangan dapat
mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya.
Kemampuan perusahaan untuk melakukan usaha penambangan yang
meliputi kemampuan teknis dan finansial serta target produksi per
tahun.
Keadaan topografi daerah penambangan merupakan daerah
perbukitan dan lapisan tanah penutup tipis sehingga penambangan
secara terbuka dapat dilaksanakan.
Kondisi daerah penyelidikan bukan merupakan daerah pemukiman
hanya merupakan daerah perbukitan sehingga pengelolaan lingkungan
dilakukan optimal melalui tata cara penambangan
Kegiatan penambangan akan diawali dari blok I kemudian dilanjutkan
pada bagian berikutnya. Kegiatan penambangan pada awalnya
dilakukan penyediaan lokasi area disposal pada waktu mulai
penambangan. Strategi penambangan secara umum yang dilakukan
sebagai berikut:
33
Pada tahun pertama akan dilakukan penambangan seluas 1 Ha,
pembuangan disposal awal berada di pinggiran dari blok tersebut.
Awal penambangan pada tahun pertama harus diupayakan dengan
nisbah pengupasan minimum dengan memperhatikan lapisan tanah
penutupnya.
Penambangan pada blok-blok potensial selalu memperhatikan
pencapaian target produksi tahunan.
Penggunaan peralatan mekanis dilakukan seoptimum mungkin
disesuaikan dengan speksifikasi alat.
Pencapaian target optimum dilakukan bertahap sesuai dengan
peningkatan pengadaan sarana penunjang dan kegiatan pembersihan
lahan serta pemindahan lapisan tanah tertutup.
Curah hujan disekitar lokasi penambangan untuk penentuan produksi
bulanan harus diperhitungkan agar tidak menghambat produksi.
Dalam melakukan kegiatan penambangan, tentu mempunyai tata cara/
tahapan yang akan dilakukan, seperti gambar dibawah ini.
34
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa, ada tiga tahapan penambangan
yang perlu dilakukan, antara lain:
35
Berkaitan dengan tahap ini maka akan dilakukan beberapa pekerjaan antara
lain:
a. Pembabatan semak dan perdu
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan bulldozer yang menjalankan
fungsi gali-dorong dengan memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang
besar. Semak dan perdu yang menutupi area penambangan di dorong ke
daerah tepi penambangan.
b. Penebangan pohon dan pemotongan kayu
Sebelum dilakukan pembersihan lahan penambangan, maka perlu dilakukan
penebangan pohon dan pemotongan kayu. Penebangan pohon dilakukan
secara manual dengan alat chain saw dan potongan kayu tersebut dibersihkan
dan dikumpulkan pada suatu tempat. Potongan kayu ini dapat digunakan
untuk bahan pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi
penambangan seperti pembangunan kantor, base camp dan sebagainya.
Setelah dilakukan pengupasan tanah pucuk, selanjutnya akan dilakukan
pengupasan tanah penutup (overburden) yaitu tanah yang berada di atas
lapisan clay (tanah liat). Seperti halnya pada pekerjaan pengupasan tanah
pucuk, pada kegiatan pengupasan tanah penutup ini juga dilakukan pada
lahan potensial untuk dilakukan penambangan dengan menggunakan
bulldozer yang dilengkapi dengan bilah tipe straight dan alat garuk, kemudian
hasil tanah kupasan tersebut akan dimasukan ke dalam alat angkut dengan
menggunakan alat backhoe untuk diangkut ke lokasi penimbunan (disposal
area)
Pengupasan tanah penutup yang terdiri dari batu pasir dan batu lempeng
dilakukan dengan mendorong tanah penutup secara mendatar oleh bulldozer
ke tempat penimbunan tanah penutup. Teknik pengupasan tanah pucuk dan
tanah penutup ini menggunakan teknik countour mining. Untuk itu perlu
dirancang suatu bukaan tambang yang dilengkapi kolam bertingkat untuk
36
menanggulangi masalah air yang dapat mengganggu penambangan clay
(tanah liat) pada loading point, air tersebut bisa berasal dari air hujan, air
tanah, maupun mata air yang berasal sekitar pit. Mengatasi masalah tersebut,
perlu dibuat kolam-kolam sebagai penampung air serta pompa sebagai
pendistribusi dari satu kolam-kolam lainnya.
Kegiatan penggalian lapisan penutup berupa overburden ini dilakukan dengan
menggunakan excavator. Untuk material lemah sampai sedang, langsung
dilakukan penggalian dan pemuatan ke dump truck sebagai alat angkut.
Pemindahan material hasil penggalian lapisan penutup menggunakan
excavator sebagai alat muat dan dump truck sebagai alat angkut. Lapisan
penutup diangkut dari daerah penambangan ke lokasi penimbunan yang
telah direncanakan. Timbunan lapisan penutup itu harus ditutup dengan
lapisan tanah subur agar dapat ditanami kembali.
c. Pengangkutan Tanah Pucuk dan tanah Penutup
Hasil pengupasan tanah penutupan dimuat ke dalam dump truck dengan
menggunakan excavator untuk diangkut ke lokasi penimbunan (top soil
stock).
d. Pemindahan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan Tanap Penutup
Lokasi penimbunan tanah pucuk diupayakan tidak mengganggu potensi clay
(tanah liat), daerah yang ditambangkan serta berdekatan dengan disposal
area. Tempat penimbunan tanah pucuk harus stabil dengan tinggi bench
maksimal 3 m dan kemiringan 30 derajat serta dirancang dengan sistem
berjenjang untuk menghindari terjadinya longsor.
Berikut ini merupakan cara pengolahan tanah pucuk yang harus dilakukan,
yaitu:
Tempat penimbunan top soil harus stabil dengan tinggi bench maksimal
3 m dan kemiringan 30;
37
Untuk menghindari terjadinya gully pada tempat penimbunan dilakukan
penanaman cover crop;
Untuk menjaga unsur hara yang terkandung pada top soil maka
dilakukan pemupukan dan penyiraman pada saat musim kemarau.
2. Penambangan Clay (tanah liat)
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan setelah tahap penggalian overburden
selesai dilakukan dan pelaksanaannya mengikuti arah kemajuan dari penggalian
clay (tanah liat) dan pembongkaran dilakukan sesuai dengan rencana produksi
yang telah ditetapkan. Pada pekerjaan ini alat yang dilakukan adalah excavator.
Pengangkutan yang dilakukan langsung oleh dump truck dilihat dari pemilihan
pada clay (tanah liat) yang memiliki kekuatan lemah sampai sedang.
Penambangan direncanakan akan dimulai dari arah atas dengan sistem
jenjang/bench yang mengikuti arah kemiringan endapan agar pada musim hujan
front penambangan akan terbebas dari banjir dimana air tersebut akan berada
di belakang front penambangan. Ketinggian jenjang direncanakan maksimum 7
m atau disesuaikan dengan ketinggian penggalian alat gali excavator sedangkan
lebar diusahakan 12 m dengan kemiringan jenjang berkisar 45 -50 derajat.
Kemajuan front tambang penambangan akan di mulai dari atas jenjang yang
akan diikuti dengan penggalian di bawahnya oleh excavator sehingga bentuk
jenjang akan stabil. Jika potensi batuan yang berada di bawah permukaan tanah
menguntungkan, maka direncakan juga untuk pemberian dengan menggunakan
bahan peledak sesuai dengan kekerasan clay (tanah liat) yang akan diledakkan.
Untuk mencegah bukaan tambang tetap kering maka penanganan air limbasan
dan air hujan ditanggani dengan cara :
a) Merancang suatu bukaan tambang sedemikian rupa sehingga air limbasan
dapat tercegah masuk ke front, namun jika air tetap masuk ke dalam front,
air tersebut akan terkumpul pada lantai bukan pada tambang yang telah
38
dibuat sumur disuatu bagian yang terendah. Hal ini dilakukan agar tidak
mengganggu proses penambangan
b) Air hujan yang jatuh diluar front diusahakan semaksimal mungkin ke
dalam front dengan paritan/saluran disekeliling front untuk mengalirkan
air tersebut ke daerah lain yang lebih rendah.
c) Sistem pengaliran open sump ini dilakukan dengan cara membuat paritan
di dekat kaki jenjang untuk mengalirkan air menuju ke sumuran serta
mencegah genangan air di daerah jenjang.
3. Pemuatan dan Pengangkutan Clay (tanah liat)
Pengangkutan dimulai dari penambangan clay (tanah liat) pada lokasi
penambangan, kemudian diangkut dengan truk ke lokasi penimbunan. Clay
(tanah liat) yang bagian teratas dari truk dipadatkan menggunakan alat muat
untuk menghindari tumpahan di jalan.
39
Adapun perhitungan dari masing-masing metode yaitu:
a. ARR atas dasar Initial Investment adalah 3,49% dinyatakan layak
tetapi apabila perhitungan ARR atas dasar Avarage Investment adalah
7,65% dinyatakan tidak layak apabila minimum accounting rate of
return ditetapkan sebesar 15 %
b. Harga NPV 15% sebesar 1,879,242,968 dan NPV 20% sebesar
650,483,679 artinya kedua nilai tersebut adalah positif (+) sehingga
dinyatakan layak.
c. Payback Period akan dapat tercapai pada tahun kedua bulan ke 10
setelah kegiatan Operasi Produksi dimulai.
d. Intenal Rate of Return (IRR) dari perhitungan diperoleh 15,07%
sehingga dinyatakan layak karena lebih besar dari tingkat
keuntungan yang dikehendaki sebesar 15%.
e. Profitability Index (PI) dari hasil perhitungan PI (15%) sebesar 1,49%
dan PI (20%) sebesar1,17 %. Nilai PI > 1 sehingga dinyatakan layak.
7.6 Tinjauan faktor pengubah
7.7 Kriteria klasifikasi
Sumber daya bahan galian yang dijumpai di lokasi rencana penambangan
CV. Elok and Son adalah Clay (Tanah Liat). Clay ini berupa tubuh soft .
Tubuh clay ini berwarna kemerah-merahan,dengan tekstur lembut.
Komposisi kimia Sio2 dan Al2O3. Clay ini sangat cocok sekali digunakan
sebagai bahan campuran pembuatan semen,. Beberapa hasil penelitian
menunjukan bahwa clay ini mempunyai berat jenis 1,2 – 1,4.
Cadangan sumber daya lokasi rencana penambangan dihitung berdasarkan
perhitungan menggunakan cross section. Sehingga berdasarkan
perhitungan, total cadangan minable dari lokasi CV. Elok and Son adalah
2.017.955.74 Ton (Terlampir).
40
Jika penambangan direncanakan sebanyak 115.000 ton per Tahun, maka
umur tambang adalah : 2.017.955.74 ton /115.000= ± 17 tahun.
7.8 Estimasi cadangan
7.8.1 Metoda
Metode yang digunakan dalam perhitungan sumberdaya
dapatmenggunakan metoda penampang atau cross section
7.8.2 Parameter Estimasi
Data-data yang digunakan sebagai input untuk bahan dasar pembuatan
garis sayatan yaitu peta topografi, data koordinat, serta top dan bottom
seamclay.Software yang digunakan untuk penghitungan volume yaitu
Autocad LD 2014
7.8.3 Neraca Sumber Daya Cadangan
Sumberdaya dan cadangan Clay yang tersisa akibat aktifitas operasi
produksi yang dilakukan oleh CV. ELOK & SON mulai dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2021 dapat dihitung dengan mengurangkan
besarnya sumberdaya cadangan Clay dengan besarnya produksi Clay yang
dilakukan mulai dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 sebesar :
2.017.955.74 Ton dengan rincian seperti pada Tabel 3.2.
41
SISA CADANGANJANUARI2022 2.017.955.74
Tabel 7.2 Neraca Sumber Daya dan Cadangan Tahun 2021 dan Tahun
2022 IUP Operasi Produksi CV.ELOK & SON
A. Sumber Daya
Sumber Daya Tahun 2021 Luas
Jenis Tereka Tertunjuk Terukur (Ha)
N BLOK
Materi Kadar Kadar Kadar Compete
o PROSPEK Ton Tonas
al Unsur Unsur Unsur Unsur Tonase Unsu Unsur nt Person
ase e
1 2 1 2 r1 2
JALAN
1 CLAY
PRODUKSI
2 IUP OP E& S CLAY 2,263,384.74 5.2
Total 2,263,384.74
B. Cadangan
Cadangan Tahun 2021 Luas
Jenis Tereka Tertunjuk Terukur (Ha)
N BLOK Compet
Materi Kadar Kadar Kadar
o PROSPEK Ton ent
al Unsur Unsur Tonase Unsur Unsur Tonase Unsur Unsur
ase Person
1 2 1 2 1 2
1 JALAN CLAY
PRODUKSI
2 IUP OP E& S CLAY 2,263,384.74 5.2
Total 2,667,824.26
Total 2.017.955.74
42
BAB VIII
KESIMPULAN
43
DAFTAR PUSTAKA
44
659838 659949 660059
,635997 ,052505 ,469013
PETA SITUASI
CV.ELOK AND SON
/
" /
"
NAGARI SIGUNTUR,
KECAMATAN XI, KOTO TARUSAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN
2021
4
,759509
,759509
9881913
9881913
SKALA 1:1.000
Kilometers
0 0,015 0,03 0,06 0,09
Legenda
Jalan Hauling
Parit
,801350
,801350
Kantor_Sementara
9881821
9881821
Tempat_Penimbunan_Bahan_Bakar_Cair
IUP Area
1°2'30"S
1°2'30"S
Bungus Teluk Kabung
Koto Xi Tarusan
1°6'0"S
1°6'0"S
/
" /
"
,843191
Sumber Data
9881729
9881729
1. DATA FOTO UDARA NOVEMBER 2021
2. DATA BATAS IUP CV. ELOK & SON
KONTRAKTOR PELAKSANA
CV. ELOK & SON
659838
,635997
659949
,052505
660059
,469013
2021
Adjustment Page 1 of 3
GPS Observations
Name dN (m) dE (m) dHt (m) Horz RMS Vert RMS
Base1−GCP3 -13442.755 -1280.681 95.769 0.007 0.006
Base1−GCP4 -13435.964 -1220.122 120.982 0.007 0.013
Base1−TTK 1 -13377.197 -1389.816 60.218 0.007 0.012
Base1−TTK 5 -13324.153 -1279.616 116.540 0.005 0.009
Base1−TTK 6 -13335.477 -1208.256 132.674 0.011 0.012
Base1−log20211011_174107_H548 -13434.957 -1349.673 70.589 0.006 0.010
GCP3−TTK 1 64.671 -110.457 -34.132 0.033 0.040
GCP3−TTK 5 118.615 1.061 20.794 0.004 0.008
GCP4−TTK 6 100.485 11.843 11.665 0.004 0.006
TTK 1−log20211011_174107_H548 -57.759 40.137 10.361 0.003 0.005
GPS Occupations
Point Name Original Name
Base1 Base1
TTK 5 TTK 5
TTK 1 TTK 1
TTK 6 TTK 6
log20211011_174107_H548 log20211011_174107_H548
GCP4 GCP4
GCP3 GCP3
Map View
Occupation View
file:///C:/Users/LABOR%20UKUR%20TAMBANG/AppData/Local/Temp/TTRD23C.htm 11/13/2021
Adjustment Page 2 of 3
Observation View
Point Summary
Name Grid Northing (m) Grid Easting (m) Elevation (m) WGS84 Latitude WGS84 Longitude WGS84 Ell.Height (m)
Base1 9895149.418 661195.641 110.515 0°56'53.91618"S 100°26'55.19872"E 110.515
GCP3 9881706.663 659914.960 206.284 1°04'11.62851"S 100°26'13.96549"E 206.284
GCP4 9881713.454 659975.519 231.497 1°04'11.40645"S 100°26'15.92432"E 231.497
TTK 1 9881772.220 659805.831 170.743 1°04'09.49562"S 100°26'10.43442"E 170.743
TTK 5 9881825.277 659916.022 227.078 1°04'07.76640"S 100°26'13.99802"E 227.078
TTK 6 9881813.939 659987.362 243.162 1°04'08.13450"S 100°26'16.30590"E 243.162
log20211011_174107_H548 9881714.461 659845.968 181.104 1°04'11.37563"S 100°26'11.73364"E 181.104
Project
Adjustment
Project name: Tes11Nov2021
Project folder: C:\Users\LABOR UKUR TAMBANG\Documents\hari kamis, 5 November 2020
Creation time: 11/13/2021 12:57:55 PM
Created by: Riko
Comment:
Linear unit: Meters
Angular unit: DMS
Projection: UTMSouth-Zone_47 : 96E to 102E
file:///C:/Users/LABOR%20UKUR%20TAMBANG/AppData/Local/Temp/TTRD23C.htm 11/13/2021
PEMERINTAH PROVINSI SUMAT'ERA BARAT
DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYAN TERPADU SATU PINTU
Jl.Setia Budi No.{5"Te1p.0751411341, 81 1343 Fax.075{-81 1342
http :/ld pmpptspsumbar. go. id
PADANG
[&mi*"*u*'l
L_--* jt
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nsmor 292, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Femerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor a833);
8. Pereturan Pemerintah Nomor 23 Tahun ?010 tentang Pelaksanaan Kegiabn Usaha
Pertambangan Mineraldan Batubara (Lembaran Negara Republik lndonesii Tahun 2010
Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5111), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, tarakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor t Tahun 2014
(Lembaran Negana Repubtik lndonesia Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5489);
9. Peraturen Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang lzin Lingkungan (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 5285);
10. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Evaluasi Penerbitan lzin Uoaha Pertambangan Mineral Dan Batubara (Berita
Negara Republik lndonesia Tahun 2015 Nomor2O4):
1'1. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Perizinan Di Bidang Pertambangan Mineml dan Batubara (Eerita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 668);
12. Peraturan Daemh Provinsi Sumatem Bar:at Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Usaha Pertambangan Mineraldan Batubara (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 69);
13. Peraturan Gubemur Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu $atu Pintu Provinsi $umatera Barat sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Gubemur Nomor 15Tahun2017;
14. Keputusan Gubemur $urnatera Barat Nomor 57A-54-2017 tentang Pendelegasian
Wewenang Penyelenggaraan Pelayanan dan Penandatanganan Jenis Perizinan dan Non
-
Perizinan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Gubernur Nomor 570 422 -
2017:
Mempernatil€n : 1. Surat Permohonan Direktur GV. Elol( & Son Nomor 19/ES12016 tanggal 17 Februari2016
perihal Permohonan lzin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Mineral Bukan Logam
dan Batuan;
2. Surat Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi $umatera Barat Nomor
540/38UMBPA/ESDM/2015 tanggal 3Maret 2016 perihal Kajian Teknis Pemohonan IUP
OperasiPnrdulcsiCV. Elok & $on;
4. Surat Badan Linglrungan Hidup Kahupaten Pesisir Selatan Nomor 660/04-I!/TL-PHL-
BLH-PS/2016 tanggal 9 Februari 2016 perihal Rekomendasi atas persetujuan Dokumen
UKL-UPL Rencana Kegiatan Penambangan Bahan Galian C,/Tanah Liat (Clay) di Nagari
Siguntur Kecamatan Xl Koto Tarusan, KabupaEn Pesisir Selatan;
5. Keputusan Bupati Pesisir $elatran Nomor 5T0I09IiUDPMPPTSP-PSI|V/2017, tanggal 18
April2017 tentang lzin Lingkungan Rencana Kegiatan Pertambangan Mineral Non Logam
(Ianah Clay) CV. Elok dan Son di Kampung Jirat Nagari Siguntur Kecamatan Koto Xl
Tarusan Kabupaten Pesisir Seletan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KESATU Memherikan Persetujuan Peningkatan lzin Usaha Fertambangan Eksplorasi Menjadi lzin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi Mineral Non Logam kepada :
Pembina Tk. l
Nh. 1s74091€ 199311 1,001
Tembusan : dieampaikan keoad€ Ylh :
1. Menteri Energi dsn $umber Daya Mineral di Jakarta;
2. Menteri Keuangan di Jakarta;
3. Sekretaris JendEral Kementerian Eneryi dar Sumber Daya Mineral di Jakarla;
4. lnspekturJendsral Kernenterian Energi dan $umbor Baya Mineral di Jahart6;
5. Dilektur Jenderal Pajak, Kemenlerian Keuangan di Jakarta;
6. Dircktur Jenderal Perbendaharaan, KemEnterian keuangan di Jakata;
7. DipkturJendeml Pendapatan DaErah. OepErtemen Dalarn Negeri di Jakarta;
L Bupeti P€oisir S6latan:
9. Kepala Biro Hukum dan Humas/Kepala Biro tGuanganlt(epala Biro Psrcncanaan den Kerjesema Luar Negeri,
Setien Dspartremen Energi dan $umber Daya Mineral di Jakarta;
10. Sekretaris Direktorat Jenderal Minsral dan Batubara di Jakarta;
11. DirekturTeknik dan Ungkungan Mineral dan Batubara di Jakarta;
12. DireKur Pembinasn Progrem Mineral dan Batubara di Jekarta;
13. Direktur Pembinaan Pengusahan Mineral dan Batrbara di Jakarta;
11. Biro Perekonomian Selda Pmvinsi Sumatera Barat;
15. lGpala Dlnas Energidan Sumberdaya Mineral, Provin$lSum#ra tsarat dipadarq;
16. Kepala DPMPPTSP Kabupabn Peslsir &letan;
17. Arsip.
(u
e(l) o,
tsc 3
Efr x
;l a
Y
8l
z-t ,1, l
l]J
0 "li
; .'
Lxl i1 v, ..!r;
ol
rxl I t':
E<
<6.
Jl I LU
o ri
atrE
>vfr
6=<
<<04 3
(f (4 J F
oz
uJ
3I3
@4)
oE
E C)
L
q
frg2 <
(r)
7*? #3
ro)
z.a'o
< 4V. (I,r
m=[L -= dt
-ct.i-
tr(q
74fr
Et< zq az
zz
64"
rN
o,
HRd (D 6s
UI
<&cr>
ro-Ir :) 15 .9.'
o z
fin* i 6H
-duJ
4|U-J IL
Ui(f
.
E N*z
zYH
H $6$
fit ". E6$
7,*.a
LEz rU(u
=6
q* zfto
o
eX
E!
5[g (JF(E
ia
H . E=d
t#5 CD >=
-fru
f; se t qeH
A$
2......
HfiA
-EO5
5 B; P=EE s
Job=.=V-.9
-(gCO
fi J.n -t 5 * q::A p
ru.r
> t"t y8.6,8
(J z'f, B5
0) }( tL s)
'6,
(!
U9EE
=E8E -o
. cc
g.g
z E c r
E.q -g.E.E
t
tr 5: s,SE &'E
=
5
&# E H H H E a
om:5vvYo-
LAMPIRAN II KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
N0MOR : 5{d-lg,6-eOtZ
TANGGAL , ii,
TENTANG : PERSETUJUAN PENINGI(ATAI'I IZIN UBAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI
MENJADI IZIN USAI-IA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI MINERAL
NON
LOGAM KEPADA CV. ELOK & SON DI KABUPATEN PESISIR SEI.ATAN PROVINSI
SUMATERA BARAT
Spesifikasi Proyeksi
DEDI, M.Si
Pernbina;Tk. I
Hitr,!g-r*1018{ 9931 I 1.001
[&'lini--,sprrl
r:tl:"_-"_ . . )
LAMPIMN III : KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATEM BARAT
I{AK DAN NEWAJIBAN PEIilEGANG IUP OPERASI PRODUKSI IIiINERAL NON LOGAIIfr
A. HAK
1. MemasukiWUP $esuai dengan peta dan dafiar koordinat;
2. Melaksanakan kegiatan IUP Operasi Produksi (konstruksi, produksi, pengolahan dan pemumian serta
penjualan) sesuai dengan ketentuan pemturan perundang-undangan;
- P-engangkutan dan
3. Membangun fasilit;as penunjang kegiatan IUP Openasi Produksi (konstruksi, produkii, pengolahan dan
pemurnian serta pengangkutan dan penjualan) didalam maupun diluarWIUP;
4. Dapat mengajukan permohonan untuk sewaktu-ruaktu menghentikan kegiatan IUP Operasi produksi di
getiqn bagian qtau pgbegpa bagian W|UP dengan alasan bahwa kelanjutan dari kegiatan Operasi
Produksi tersebut tidak layak ateu tidak praktis secara komersial maupun keadaan kihar, keadaan
yeng menghalangi sehingga menimbulkan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha
pertambangan; .a
5. Mengajukan permohonan pengusahaan mineral lain yang bukan merupakan asosiasi mineral utiama
yang diketemukan dalam WUP;
6. Mengajukan pemyatean tidek berminat terhadap pengusahaan mineral lain yang bukan merupakan
asosiesi mineral uteme yang diketemukan dalam WIUP:
7. Memanfaatkan sarana dan prasarana umum untuk keperluan kegiatan IUP Operasi Produksi
(konstruksi, produksi, pengolahan dan pemurnian serta pengangkutan dan penjualan) setelah
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;
8. Dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan lain dalam rangka penggunaan setiap fasilitas yang
dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berafiliasi dengan parusahaan atau tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.;
9. Dapat membangun sarana dan prasarana pada WIUP lain setelah mendapat izin dari pemegang IUP
bersangkutan.
B. KEWAJIBAN
1. Memilih yuri$diksi pada Pengadilan Negeri tempat dimana lokasiWIUP berada;
2. Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah ditetapkannya keputusan ini, pemegang IUP Operasi
ProduksiMineral Non Logam harus sudah melaksanakan dan menyampaikan laporan pematokan baEs
wilayah IUP Operasi Produksi;
3. Hubungan antara pemegang IUP Operasi Produksi Mineral Non Logam dengan pihak ketiga menjadi
tanggung jawab pemegang IUP sesuai ketentuan perundang-undangan;
4. Menyampaikan rencana reklamasi;
5. Menyampaikan rencana pasca tiambang;
6. Menempatkan jaminan penutupan tarnbang (sesuai umur tambang);
7. Menyampaikan RI{AB yang meliputi rencana bhun depan dan reali$asi kegiatan sefiap tahun berjalan
kepada Gubemur Sumatera Barat c.q. Dinas Eneqgi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Sumatera Barat
dengan tembusan kepada:
- Menteri Energidan Sumber Daya Mineml
- Bupati PesiEir $elatan
8. Menyampaikan laporan triwulan yang harus diserahkan dalam jangka waKu 30 (tiga puluh) hari setelah
akhir bulan takwin secem berkala kepada Gubemur Sumatena Banat c.q Kepala Dinas EneEi dan
Sumber daya Mineral Propinsi Surnater:q Barat dengan tembusan kepada:
- Menteri Energidan Sumber Daya Mineral
- Bupatt Pesisir Selatan
9. Apabila ketentuan batas waktu penyampaian RI(AB dan pelaporan sebagaimana dimakEud pada angka
I
7 (tujuh) dan (delapan) tersebut di atas terlarnpaui, maka kepada pemegang lUp gperdai proCrifsi
akan diberikan peringatan tertulis;