PENDAHULUAN
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah bijih utama aluminium terdiri dari
hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite
Al(OH)3, boehmite -AlO(OH), dan diaspore -AlO(OH), bersama-sama dengan
oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil
anatase Tio2. Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 65%, SiO2
1 12%, Fe2O3 2 25%, TiO2 >3%,dan H2O 14 36%.
PT. Jiwa Muda Tbk, Unit bisnis Pertambangan Bauksit Rusa saat ini merupakan
salah satu perusahaan di Indonesia yang seluruh hasil produksi dari Unit Bisnis
Pertambangan Bauksit Rusa adalah untuk tujuan ekspor dengan kualitas dan
persyaratan tertentu.
1
a. Kadar komponen Al2O3 = 50,86% (Tidak lolos persyaratan)
b. Kadar SiO2 = 7,24% (Tidak lolos persyaratan)
c. Kadar Fe2O3 = 13,87% (Lolos persyaratan)
d. Kadar TiO2 = 0,62% (Lolos persyaratan)
Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pencucian ulang pada bauksit tercuci dari
instalasi pencucian Ponjang di instalasi pencucian ulang Bukit Rusa menggunakan
double deck trommol screen dengan ukuran lubang ayakan 12,7mm dan 2mm.
Sasaran produksi yang ditargetkan untuk pencucian ulang adalah sebesar 1.500
ton/ hari.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kualitas hasil proses pencucian ulang
bauksit di Instalasi pencucian ulang Bukit Rusa untuk kadar Al2O3 sebesar
51,58%, Fe2O3 sebesar 13,19%, dan TiO2 sebesar 0,57% sudah memenuhi
persyaratan ekspor, sedangkan untuk SiO2 masih belum memenuhi persyaratan
ekspor yaitu 6,5% sehingga perlu dilakukan suatu upaya penurunan kadar SiO2
dengan mengkaji terhadap variabel- variabel alat dan operasi double deck trommol
screen yang meliputi kemiringan, diameter, panjang, kecepatan putaran,
pemenuhan kebutuhan air dan kecepatan pengumpanan trommol.
2
1. Dapat diketahui penyebab tingginya kadar SiO2 sehingga dapat dilakukan
upaya penurunan kadar SiO2 yang sesuai dengan persyaratan ekspor.
2. Dapat dilakukan perbaikan- perbaikan yang diperlukan agar proses
pencucian ulang dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
3
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Sumber daya biji bauksit Indonesia sebagai bahan baku industri Alumina cukup
besar. Menurut data USGS (United States Geological Survey) tahun 2013, sumber
daya bauksit Indonesia terbesar ke-6 di dunia dan tingkat produksinya berada di
peringkat ke-4 di dunia setelah Australia, China dan Brazil. Data dari Badan
Geologi ESDM menunjukkan jumlah keseluruhan sumber daya bauksit Indonesia
mencapai 838,9 juta ton dengan jumlah cadangan bauksit mencapai 302,3 juta ton
yang terdiri dari cadangan terkira sebesar 149,5 juta ton dan cadangan terbukti
152,8 juta ton. Dari sisi geografis, cadangan bauksit Indonesia terbesar berada di
wilayah Kalimantan Barat. Kapasitas produksi bijih bauksit Indonesia cukup
besar. Hal ini dapat terlihat dari volume ekspor bijih bauksit Indonesia yang terus
meningkat. Tidak adanya industri pengolahan bijih bauksit menyebabkan seluruh
hasil produksi tambang harus diekspor dalam bentuk bijih. Volume ekspor bijih
bauksit pernah mencapai titik tertinggi di tahun 2011 yakni mencapai 40,6 juta ton
lalu menurun sebesar 27,3% karena adanya dampak regulasi Permen ESDM
Nomor 7 tahun 2012 menjadi 29,5 juta ton di tahun 2012.
4
2.1.1. Gambaran Umum Pencucian Bijih Bauksit dengan Screen
Dalam pengolahan bahan galian proses pencucian bauksit ini termasuk dalam
tahapan klasifikasi ukuran partikel, dimana proses pencucian bauksit merupakan
proses pemisahan bijih dengan cara pengayakan basah (wet screening), yaitu
proses pemisahan butir mineral berdasarkan lubang ayakan sehingga hasilnya
seragam dengan menggunakan bantuan media air.
5
a. Fixed Screen
Ayakan tidak bergerak dan permukaannya sangat keras dan terbuat dari
batangan baja yang dirangkai sejajar di pasang miring disesuaikan dengan
angle of repose material agar material yang kecil lolos dan yang besar
menggelinding. Contohnya Grizzly Screen.
b. Moving Screen
Ayakan bergerak sehingga ayakan mempunyai efisiensi yang lebih tinggi
dari fixed screen. Macam- macam moving screen diantaranya adalah
vibrating screen, shaking screen, trommol screen dan belt screen.
6
Gambar 2.1
Trommol Screen
7
Rumus : C = A x k x a
Dimana :C = kapasitas trommol screen
A = Luas permukaan screen
k = unit kapasitas rata- rata (ton) 0,3 2 ton
a = Lebar bukaan trommol (mm)
2.1.4.2. Variabel Operasi
a. Kecepatan Pengumpanan
Nc = 76,6/ D
8
2.1.5. Faktor Konkresi Bijih Bauksit
+2
FK = x 100%
Dimana : FK = faktor koreksi (%)
Baik tidaknya suatu proses pencucian dengan menggunakan alat trommol screen
ditentukan oleh besar kecilnya efisiensi pencuciannya. Semakin besar efisiensi,
maka semakin baik proses pencucian tersebut. Menurut Richard dan Locke,
proses pencucian dikatakan baik apabila efisiensi pencucian lebih besar dari 70%
Dalam perhitungan menurut Taggart, digunakan rumus sebagai berikut:
10.000 ( )
E=
(100 )
1. Observasi
2. Diskusi
9
yang ahli dan berkompeten di bidang pengolahan serta pihak pendukung
lainnya dalam keperluan data dan lain-lain.
Tujuan dari metode ini untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab
akibat dan berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu dan menyediakan kontrol untuk
perbandingan.
2. Banyak air yang digunakan dari 1400 liter/ton menjadi 1600 liter/ton
4. Studi Pustaka
10
2.3. Bagan Alir Penelitian
Berikut ini bagan alir penelitian yang telah di rumuskan untuk mendapatkan hasil
dan tujuan yang diinginkan :
Tujuan Penelitian:
mengetahui penyebab tingginya kadar SiO2
pada pencucian bauksit
Data :
1. Kecepatan putaran Trommol
2. Kecepatan Pengumpanan
3. Banyak Air yang di gunakan (liter/ton)
4. Efisiensi screen
5. Kadar SiO2 pada bauksit setelah dilakukan
perubahan variabel alat dan operasi
Pengolahan Data :
1. Perhitungan Kecepatan trommol
2. Perhitungan Kecepatan Pengumpanan
3. Perhitungan Banyak Air yang digunakan
(liter/ton)
4. Perhitungan Efisiensi Screen
5. Perhitungan Kadar SiO2
Pembahasan :
Penguraian mengenai analisis penyebab-
penyebab yang menjadikan kadar SiO2 setelah
pencucian belum memenuhi syarat ekspor yang
telah ditentukan
Kesimpulan :
1. Dasar penentuan pengaturan untuk trommol
screen
2. Pengaturan yang tepat untuk trommol screen
3. Kadar SiO2 hasil pencucian ulang bauksit
Gambar 2.2
Bagan Alir Penelitian
11
BAB III
RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN
Setelah didapatkan pengaturan pada variabel alat dan operasi sesuai dengan
ketentuan produksi, maka dapat diketahui penyebab- penyebab pencucian ulang
bauksit pada pengaturan semula tidak berhasil menghasilkan produk yang sesuai
persyaratan untuk tujuan ekspor.
12
2. Dapat dilakukan perbaikan- perbaikan yang diperlukan agar proses
pencucian ulang dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun waktu penelitian yang diperlukan untuk penelitian ini, dilakukan selama
enam (6) bulan, yang dirinci sebagaimana berikut
13
DAFTAR PUSTAKA
14