Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

DISUSUN OLEH:

Nama: YUBELIANO B MOTE

Npm: 20 311 015

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN KEBUMIAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA PAPUA

( 2022 )
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segara rahmatnya sehingga tugas ini
tersusun hingga selesai saya berterimakasih kepada:

Bapak Rolling S Gaspersz, ST. M. Si .Sebagai Dosen mata kuliah pengolahan bahan
galian yang telah memberi materi serta mengankan kami sehingga tugas ini dapat di
selesaikan.Dan harapan saja semoga tugas ini dapat menambah pengetahuai dan pengalaman
bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuai maupun pengalaman saya yakin masih bnyak


kekurangan dalam tugas ini, untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari membaca demi kesempurnaan tugas dan praktek ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………...……………………… ii

DAFTAR ISI ………………………….……………………………………………….iii

BAB I Pendahuluan …………………………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang ………...…………………………………………………..1


1.2 Batasan Masalah …………………………………………...…….….……..1
1.3 Hipotesis ……………………………………………………………………..
1.4 Manfaat Penelitian (Sistem Tambang Terbuka) …...…………….….... 2
BAB II TINJAUAN UMUM ………………………………………….……………... 3

2.1.Konsep Dasar…………...………….………...…………………………. 2
2.2. Faktor yang mempegaruhi…...…………………………………………. 2
BAB III DASAR-DASARPENGOLAHAN BAHAN GALIAN…...……………… 3
3.1.pengolahan bahan galian …………...…...………………………………...3
3.2.Pengolahan bahan galian industr..………..………...…………...….…….… 3
BAB IV PENUTUP
4.1. kesimpulan ………………………………………………………………. 4
4.2. Saran ………………..……………………………………………………. 4
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan galian adalah sumberdaya alam yang penting untuk mendukung


pembangunan dan diatur melalui peraturan pemerintah undang-undang nomor 03 tahun 2020
tentang mineral dan batubara sebagai salah satu kekayaan alam yang terkandung di dalam
bumi merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Salah satu bahan galian yang
sering digunakan dalam industri pertambangan adalah batu gamping. Batu gamping ialah
jenis batuan sedimen yang mengandung senyawa karbonat. Pada umumnya batu gamping yang
banyak terdapat di alam adalah batu gamping yang mengandung kristal kalsit, batu
gamping termasuk dalam bahan galian industri.

Dalam kegiatan usaha pertambangan terdapat suatu kegiatan yang disebut dengan
kegiatan pengolahan bahan galian. Pengolahan bahan galian merupakan suatu proses
pengolahan yang memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk
memperoleh hasil bahan galian yang diinginkan. Adapun proses–proses yang terjadi pada
pengolahan bahan galian adalah comminution (pengecilan ukuran), sizing (pemisahan
berdasarkan ukuran butir), consetration (peningkatan kadar), dan dewatering (pengurangan kadar
air). Proses pembentukan semen dimulai dengan penambangan batu kapur yang digali dari
tambang terbuka. Kemudian batu gamping ini dihancurkan menjadi ukuran -80 mm dan
dimasukkan kedalam timbunan longitudinal.

1.1 Batasan Masalah

Sampel yang digunakan batu gamping dan berasal dari PT Semen Padang Tbk. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan Jaw crusher yang terdapat di Laboratorium Energi Rekayasa,
Material dan Sipil Mendalo Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Jambi.

1.2 Hipotesis

Hipotesis dalam penilitian ini diasumsikan bahwa hasil proses peremukan jaw crusher
berdasarkan teknik kominusi, sehingga dilakukan analisis prosespengayakkan untuk
menghasilkan presentase kumulatif dan statistika.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penilitian ini
adalah :

1. Untuk mengetahui grafik distribusi dari proses peremukan jaw crusher berdasarkan
teknik kominusi.
2. Untuk mengetahui berapa hasil rasio reduksi ukuran (P80 dan F80) dari distribusi
ukuran.
3. Mendapatkan besaran energi yang dihasilkan jaw crusher.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa, Memberikan referensi terkait kajian proses peremukan alat jaw
crusher berdasarkan teknik kominusi dan analisis hasil proses ayakkan skala
laboratorium.
2. Bagi Pembaca, Hasil dari analisis ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi bagi
pembaca yang ingin mengetahui sistem peremukan jaw .
3. crusher berdasarkan teknik kominusi dan proses ayakkan skala laboratorium.
4. Bagi Keilmuan, Sebagai referensi penelitian serta solusi untuk penataan sistem kajian
teknik kominusi berdasarkan skala laboratorium.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar
Jigging adalah proses pemisahan mineral yangb berharga dan mineral tidak berharga
berdasarkan pada perbedaan berat jenis mineral tersebut dengan aliran fluida vertical.
Dalam jiggjing terjadi “stratifikasi” atau pelapisan pada partikel yang akan dipisahkan. Hal ini
terjadi karena partikel-partikel berbeda berat jenisnya
Ada tiga peristiwa penting yang terjadi didalam jigging adalah sebagai berikut :
1. hindered settling classificatiol, terjadi pada pulsion dimana material dengan berat jenis ringan
akan keluar atau terlempar sedangkan mineral dengan berat akan mengendap.
2. differential acceleration, didalam jigging partikel bergerak selama periode percepatan dan
karena itu partikel berat akan mempunyai percepatan awal dan kecepatan jauh lebih besar dari
partikel ringan.
3. consolidation trickling, pada akhir dari “suction” partikel-partikel yang berukuran kecil tetapi
berat jenisnya besar akan mempunyai kesempatan untuk menorobos diantara partikel-partikel itu
maupun menorobos “jig bed” dari pada mineral ringan berat jenis kecil.
2.2 Faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempenggaruhi pada jigging :
1. peryaratan jig bed
Ukuran partikel jig bed harus lebih besar dari screen, partikel tidak mudah hancur.
2. Underwater
Mengatus masuk dan keluarnya air pada proses pulsion dan suction agar berjalan lancar. Apabila
malasah akan menghalangi/menghambat proses pada jigging.
Faktor yang mempengaruhi pada panning :
1. Human eror
Pada saat mengerahkan pendulang harus benar agar mineral pengotorannya keluar.
2. Air
Pada saat air ditambahkan kedalam alat panning harus sedikit demi sedikit agar mineral berharga
tidak ikut terbuang bersama pengotorannya.
BABA III
DASAR-DASAR
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
3.1. Pengolahan Bahan Galian

Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing) adalah pengolahan mineral dengan tujuan
untuk memisahkan mineral berharga dan gangue-nya (tidak berharga) yang dilakukan secara
mekanis, menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan yang kadarnya
rendah (tailing). Proses pemisahan ini didasarkan pada sifat fisik mineral maupun sifat kimia
fisika permukaan mineral dan diupayakan menguntungkan. Dengan melakukan Pengolahan
Bahan Galian ini didapat beberapa keuntungan, antara lain :

a. Mengurangi ongkos transport dari lokasi penambangan ke pabrik peleburan, karena


sebagian dari waste telah terbuang selama proses ore dressing, dan juga kadar bijih
telah ditingkatkan.
b. Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan, serta mengurangi metal
yang hilang bersama slag.
c. Mereduksi ongkos keseluruhan dalam peleburan, karena jumlah tonase yang dileburkan
lebih sedikit.
d. Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar
mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk diambil metalnya.
e. Bila konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada
kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan.

Didalam operasi mineral dressing ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu : preparasi,
konsentrasi, dewatering dan operasi tambahan lain yang diperlukan. Bahan Galian Industri
Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 2

A. PREPARASI

Yaitu merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi. Dalam


preparasi ini ada beberapa tahap yaitu :

1. Komunusi, ialah mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran
semula. Hal ini dapat dilakukan dengan crushing atau grinding. Grinding digunakan
untuk proses basah dan kering, sedangkan crushing digunakan untuk proses kering saja.
Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi dimaksudkan juga untuk meliberasikan
bijih, yaitu proses melepas mineral tersebut dari ikatan yang merupakan gangue
mineral. Untuk melakukan hal ini digunakan alat crusher dan grinding mill.
2. Sizing, ialah pengelompokan mineral, dalam pengelompokan mineral ini dapat
dilakukan dengan cara :
 screening, ialah pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan,
sehingga hasilnya seragam.
 classifying, ialah pemisahan butir mineral yang mendasarkan atas kecepatan jatuh
material dalam suatu media (air, udara), sehingga hasilnya tidak seragam. Alat
untuk melakukan screening disebut screen dan alat untuk melakukan classifying
disebut classifier.

B. KONSENTRASI

Yaitu suatu proses pemisahan antara mineral yang berharga dengan mineral yang

tak berharga, sehingga didapat kadar yang lebih tinggi dan menguntungkan. Pemisahan
ini ada beberapa cara yang mendasarkan atas sifat fisik mineral, diantaranya adalah :

1. Warna, kilap dan bentuk kristal, Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand
picking).
2. Specific gravity (gravity concentration). Adalah konsentrasi berdasarkan berat jenisnya.
Dalam hal ini, ada tiga macam yakni : Flowing film concentration, Jigging, Heavy
Bahan Galian Industri. Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 3. Media
Separation dan Heavy Liquid Separation.
3. Magnetic susceptibility, Setiap mineral akan mempunyai sifat kemagnetan yang berbeda
yakni ada yang kuat, lemah dan bahkan ada yang tidak sama sekali tertarik oleh magnet.
Berdasarkan sifat kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahkan
dengan alat yang disebut magnetic-separator.
4. Conductivity, Mineral itu ada yang bersifat konduktor dan non konduktor. Untuk
memisahkan mineral jenis ini diperlukan alat yang disebut High Tension Separator, dan
hasil yang didapat adalah mineral konduktor dan non konduktor.
5. Sifat permukaan mineral, Permukaan mineral itu ada yang bersifat senang dan tidak
senang terhadap gelembung udara. Mineral yang senang terhadap udara akan menempel
pada gelembung udara sedangkan mineral yang senang terhadap air tidak akan
menempel pada gelembung udara. Untuk mengubah agar mineral yang senang terhadap
air menjadi senang terhadap udara digunakan suatu reagen kimia, yang mana reagen ini
hanya menyelimuti permukaan mineral itu saja (tidak bereaksi dengan mineral). Dengan
memberi gelembung udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineral yang
dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses pemisahan
semacam ini disebut dengan flotasi.

C. DEWATERING

Adalah merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini tidak dapat
dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan :
1. Thickening, Yaitu merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang
mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp
sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%).
2. Filtrasi, Adalah merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan
menyaring (dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat (% solid =
100%).
3. Drying, Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan, sehingga
padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid = 100%). Bahan Galian
Industri. Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 4

D. OPERASI TAMBAHAN

Operasi tambahan ini juga sangat besar artinya dalam proses. Pengolahan atau operasi
yang sedang dijalankan, yang meliputi :

1. Feeding yaitu merupakan proses memasukkan feed kedalam unit konsentrasi secara
tetap dan lancar baik beratnya feed maupun volumenya.
2. Sampling yaitu merupakan proses pengambilan contoh yang sesedikit mungkin tetapi
bisa mewakili bijih seluruhnya. Setiap proses konsentrasi selalu dilakukan sampling, ini
dengan tujuan untuk mengontrol apakah operasi yang sedang berjalan ini sesuai dengan
keinginan atau tidak. Dalam sampling ini hasilnya akan lebih baik jika pengambilan
sample dilakukan berkali-kali dalam jumlah yang sedikit dari pada sekali tetapi jumlah
yang banyak.

Note : Silahkan perhatikan dengan seksama, modul matakuliah “Pengolahan Bahan Galian”

3.2. Pengolahan Bahan Galian Industri

Pengolahan bahan galian industri bertujuan untuk meningkatkan mutu dan berbagai nilai,
seperti tingkat konsentrat, kadar suatu unsur kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan.

Tabel 5.1. Tujuan dan Sistem Pengolahan Bahan Galian Industri Tujuan Sistem Contoh
emurnian dengan konsentrasi Alat-alat konsentrasi Feldfar, zirkon Peningkatan kadar suatu
unsur Alat konsentrasi dan proses kimia Belerang hasil penyulingan Peningkatan sifat kimia
Pembakaran dengan tungku Pengaktifan secara kimia Batukapur bakar (CaO) Zeolit Peningkatan
sifat fisik Alat-konsentrasi:

 Pemecahan
 delaminasi
 Kaolin berlapis sifat viskositas
 keputihan tinggi
 Peningkatan bentuk dan
 penampilan
 Pemolesan dan pembentukan Marmer, batupermata
 Bahan Galian Industri

Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 5

a. Pemurnian dengan konsentrasi Penambangan intan yang dipisahkan dari mineral lain
dilakukan dngan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berar seperti meja goyang
(shaking table), dan alat-alat jig. Pemurnian felsfar mempergunakan proses gaya berat
dan juga flotasi untuk menghasilkan feldspar bermutu tinggi. Pemurnian fosfat
dilakukan dengan cara flotasi, sedangkan barit serbuk yang merupakan hasil pengolahan
tailing pertambangan emas di pulau wetar diolah dengan cyclone, classifier dan
pengering (dryer).
b. Peningkatan kadar suatu unsur Pengolahan belerang dapat dilakukan dengan proses
penyulingan (frazer) dalam usaha mendapatkan belerang dalam mutu tinggi. Pemurnian
pasir besi dengan memperhatikan perbedaan berat jenis dengan mineral yang lain dan
sifat kemagnitannya telah dilakukan di penambangan pasir besi di Cilacap.
c. Peningkatan sifat kimia Peningkatan sifat kimia yang sudah dilakukan adalah
pembakaran batu gamping untuk mendapatkan kalsium oksida. Peningkatan mutu zeolit
dengan pengolahan secara benefisiasi dan kimia telah berhasil meningkatkan nilai
jualnya.
d. Peningkatan sifat fisika Pengolahan kaolin untuk meningkatkan kehalusan dan
keputihan dengan pencampuran (blending) untuk mendapatkan jenis kaolin dengan
mutu prima. Peningkatan bentuk permukaan
e. Cara ini diterapkan khususnya untuk bahan bangunan dan batuhias. Pengolahan dapat
dilakukan dengan pemotongan dan penggosokan (polishing).
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan.
1. Pengolahan bahan galian adalah pengolahan mineral dengan tujuan untuk
memisahkan mineral berharga dan gungue-nya (tidak berharga) yang dilakukan
secara mekanis, menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan
yang kadarnya rendah (tailing).
2. Miningkatkan kadar logam berharga dengan cara membuang bagian-bagian dari bijih
yang tidak diinginkan. Secara umum, setelah proses mineral dressing akan di hasilkan
tiga kategori.
6.2. Saran.
1. Sebaiknya untuk kedepan dapat dilakukan praktek dengan mesin jig yang sebenarnya.
2. Air kolam untuk panning sebaiknya ditutup atau dibersihkan agar tidak ada jentik
nyamuk.

Daftar Pustakaan
Anonim A, 2020. https://aulizar.wordpress.com/2010/04/2 0/mine-plan/. Diakses pada
tanggal 23 September 2020 Aryono Prihandito, 1988, Proyeksi Peta, cetakan pertama, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mempawah, 2019. Kecamatan Sungai Pinyuh Dalam
Angka. Mempawah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mempawah Basuki, S., 2006, Ilmu Ukur
Tanah, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai