Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian dengan
Dosen Pengampu Tri Gamela Saldy S.T,M.T
TEKNIK PERTAMBANGAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Slucie
Box, Jigging dan Shaking Table “ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pengampu pada mata
kuliah Pengolahan Bahan Galian. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang alat pengolahan bahan galian bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
16 April, 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsentrasi Gravitasi ...................................................... 2
B. Peralatan yang Digunakan ................................................................ 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga
secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan
proses, pengolahan bahan galian salah satunya yaitu kominusi, kominusi adalah
suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil , hal
ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari
mineral pengotor yang melekat bersamanya. Tahap ini diperlukan selain untuk
mereduksi ukuran tentunya, juga untuk meningkatkan liberasi dari mineral
berharga yang akan diambil. Artinya, semakin kecil ukuran bijih maka semakin
besar juga kemungkinan mineral berharga untuk terbebas dari mineral-mineral
pengotornya. Tahap pertama dari kominusi yaitu crushing bijih/feed hingga
mencapai ukuran tertentu (1/2 – 3/8 inci). Sedangkan tahapan kedua adalah
grinding bertujuan untuk mereduksi ukuran partikel hingga lebih kecil dari pada
25mm setelah partikel tersebut melewati tahap crushing. Adapun metode-metode
pengolahan bahan galian salah satunya adalah Konsentrasi gravitasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam proses pengolahan bahan galian dengan metode
concetration dan dewatring pada mineral bijih.
2. Alat yang di gunakan dalam proses concentration dan dewatring.
1
BAB II PEMBAHASAN
1. Sluice Box
2
a. Prinsip kerja Sluice Box
Pada dasarnya, operasi mineral-mineral dengan menggunakan sluice
box dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
1) Kecepatan Aliran
Pada dasar aliran, kecepatannya nol, semakin mendekati
permukaan maka kecepatan aliran akan bertambah. Kecepatan
permukaan aliran kecepatanya dipengauhi oleh gaya-gaya gesek antara
fluida dengan udara. Dengan prinsip kecepatan aliran inilah maka
mineral yang mempunyai specific grafity yang berlainan akan
dipisahkan.
2) Kemiringan dari Lounder
Kemiringan semakin besar, konsentrat yang dihasilkan semakin
bersih.
3) Lebar dan Panjang Lounder
Semakin sempit Lounder maka konsentrat makin bersih,
semakin panjang lounder maka recovery makin tinggi tetapi kadar dari
mineral tersebut akan rendah.
4) Perbedaan Density Mineral
Perbedaan density yang besar, maka operasi pemisahan akan
semakin mudah dan mengakibatkan kadar konsentrat semakin tinggi.
5) Kekentalan
Semakin kental fluida, maka kadar konsentrat yang dihasilkan
semakin rendah, tetapi jumlah konsentat tinggi.
6) Tinggi Riffle
Riffle yang tinggi akan menghasilkan konsentrat yang berkadar
tinggi.
7) Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck
Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga
partikel berat akan tertahan, untuk feed yang kasar atau berdiameter
3
besar maka akan digunakan air yang cukup banyak, kemiringan deck
juga cukup besar bila feednya halus untuk mengatur tebal aliran harus
diperhatikan ukuran besar butirnya dan halus.
4
Gambar 2. Bagian-bagian Sluice Box
1) Lounder
Berbentuk seperti talang yang terbuat dari kayu atau dari
susunan batubata. Lounder ini dibuat miring agar pulp bisa mengalir.
2) Feed Hopper
Diletakkan pas dibagian atas dari laounder yang berguna untuk
tempat masuknya feed.
3) Gate
Merupakan pintu yang bisa dinaikan-turunkan yang berguna
untuk mengatur pulp yang keluar dari feed hopper, mengatur aliran air
agar tetap laminar, dan mengatur tebal aliran air.
4) Riffle
Ada yang letaknya memanjang (longitudinal) dan ada yang
melintang (tranverse). Riffle berguna untuk menahan material berat
5
agar mengendap sebagai konsentrat, sehingga mineralmineral ringgan
terangkat dan terbuang sebagai tailing.
2. Jigging
Gambar 3. Jigging
6
Formasi jatuh atau pengendapan dari mineral SG-nya besar
dengan ukuran kecil akan sama dengan material SG kecil tapi
ukuranya besar.
2) Differential Trickling
Partikel berat atau SG tinggi akan mempunyai kecepatan jauh
lebih tinggi, maka partikel berat akan lebih cepat mengendap daripada
material ringan.
3) Consolidation Tracking
Adalah suatu proses dimana partikel halus menerobos melalui
bed pada waktu akhir portion.
7
- Kecepatan turun partikel ringan (VI) dan
- Kecepatan partikel berat (V2).
Jika V = VI, maka partikel ringan akan diam dan partikel berat
akan turun. Jika V besarnya diantara VI dan V2 maka partikel ringan
akan terangkat sedangakan partikel berat akan menerobos bed
kebawah sebagai produknya.
c. Tipe-tipe Jigging
1) Plunger Jig
Mekanisme kerjanya adalah :
a) Bila ada partikel lebih tinggi/berat dan ringgan akan terjadi
stratifikasi.
8
b) Partikel tinggi akan mengendap sebagai konsentrat sedangkan
yang ringan akan keluar melalui gate sebagai tailing.
c) Untuk mineral pemisah bed digunakan mineral itu sendiri
dengan ukuran yang lebih besar.
d) Untuk meninggikan recovery sebalum masuk jig diadakan
Sieving.
2) Diafragma Jigging
Terdiri dari tipe : Bendelary Jig, American Jig, Denver mineral
Jig, dan House Jig, kapasitas Jig dinyatakan dalam ton/luas saringan
tiap hari. Faktor yang menentukan antara lain :
a) Sifat-sifat bijih
b) Ukuran material
c) Kekayaan bijih
d) Mudah/sukarnya pemisahan
f) Kesempurnaan bijih.
9
3. Shaking Table
Salah satu metode konsentrasi gravitasi adalah Shaking Tabling,
Tabling merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang
tipis pada suatu meja bergoyang dengan menggunakan media aliran tipis dari
air (flowing film concentration). Alat yang digunakan disebut “Shaking Table”
atau “Meja Goyang”.
10
diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar.
Sedangkan apabila specific gravitinya berbeda maka gaya gesek pada
partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan. Karena pengaruh
gaya dari aliran, maka partikel ringan akan terdorong/terbawa lebih cepat
dari partikel berat searah aliran.
Karena gerakan relative Horizontal dari motor maka partikel berat
akan bergerak lebih cepat dari pada material ringan arah horizontal. Untuk
itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam
aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan
partikel berat relative dibawah.
Pada prinsipnya, ada tiga macam gaya yang bekerja pada Shaking
Table, yaitu :
1) Gaya Dorong Air
Gaya dorong air merupakan fungsi kecepatan relative aliran air
dan partikel. Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan kecepatan
yang dipengaruhi oleh kedalaman air.
2) Gaya gesek
Gaya gesek ini terjadi antara partikel dengan dasr deck (alas
alat).
3) Gaya Gravitasi
Faktor yang mempengaruhi Shaking Table :
1) Ukuran dari feed
2) Operasi (raoughin/cleaning)
3) Perbedaan SG mineral-mineralnya
4) SG rata-rata mineralnya.
11
Gambar 6. Separation of Ore Minerals on a Shaking Tabel
12
1) Sifat-sifat riffle
2) Permukaan deck
3) Water supply
4) Perbedaan bentuk dan ukuran partikel
5) Ada tidaknya material yang termasuk middling atau material interlog
yaitu partikel dengan sebagian mineral berat dan sebagian mineral
ringan.
Faktor yang mempengruhi gerakan aliran pada dasar :
1) Slope deck
2) Tebal/kecepatan air
3) Viscositas fluid
4) Bentuk partikel
5) Kekerasan deck
13
(a) Wiley Table, Terdiri dari deck berbentuk segiempat dan
“Headmotion” sebagai penggeraknya. Penggunaan riffle yaitu
dengan tinggi minimal 1 ½ feed dan lebar ¼ feed. Kapasitas alat
tergantung pada :
• Panjang strore Jumlah strore • Slope dan meja
• Jumlah air
• • Sifat bijih
• Ukuran feed
14
Ciri utamanya yaitu diatas deck ada 3 macam rifle dan terdapat 3 zona
dari riffle yaitu :
• Zone Stratifikasi
• Kemiringan deck
• Kecepatan feed
15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari makalah ini meliputi :
B. Saran
Adapun saran dan masukan dari kami sekiranya agar pembaca tidak hanya
terfokus dari penjelasan yang kamisusun dari makalah ini saja, dan sebaiknya
mencari sumber-sumber lainnya, sehungga dapat lebih memahami betul mengenai
derajat liberasi dan grain counting, Terimakasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/makalah-pengolahan-bahan-galian570d1f9b6f6ca.html
https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/
https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/
http://technology.infomine.com/enviromine/ard/Images%20Prediction/Sulphide%20L
iberation.gif
17