Anda di halaman 1dari 21

SLUICE BOX, JIGGING DAN SHAKING TABLE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian dengan
Dosen Pengampu Tri Gamela Saldy S.T,M.T

Disusun Oleh Kelompok 8

Nama : Farish Ramadan (20080053)

: Gina Marlina (20080054)

: Hilal Hamdy (20080055)

: Melsintia Julia Ocktarina (20080056)

Mata Kuliah : Pengolahan Bahan Galian

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Slucie
Box, Jigging dan Shaking Table “ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pengampu pada mata
kuliah Pengolahan Bahan Galian. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang alat pengolahan bahan galian bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

16 April, 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsentrasi Gravitasi ...................................................... 2
B. Peralatan yang Digunakan ................................................................ 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tabel Shaking .............................................................................. 1


Gambar 2. Bagian-bagian Tabel Shaking....................................................... 5
Gambar 3.Jigging .......................................................................................... 6
Gambar 4. Components Of A Conventional Jig ............................................ 8
Gambar 5. Bagian-bagian Shaking Tabel ..................................................... 10
Gambar 6. Separation of Ore Minerals on a Shaking Tabel ........................ 12

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga
secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan
proses, pengolahan bahan galian salah satunya yaitu kominusi, kominusi adalah
suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil , hal
ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari
mineral pengotor yang melekat bersamanya. Tahap ini diperlukan selain untuk
mereduksi ukuran tentunya, juga untuk meningkatkan liberasi dari mineral
berharga yang akan diambil. Artinya, semakin kecil ukuran bijih maka semakin
besar juga kemungkinan mineral berharga untuk terbebas dari mineral-mineral
pengotornya. Tahap pertama dari kominusi yaitu crushing bijih/feed hingga
mencapai ukuran tertentu (1/2 – 3/8 inci). Sedangkan tahapan kedua adalah
grinding bertujuan untuk mereduksi ukuran partikel hingga lebih kecil dari pada
25mm setelah partikel tersebut melewati tahap crushing. Adapun metode-metode
pengolahan bahan galian salah satunya adalah Konsentrasi gravitasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi gravitasi?
2. Peralatan apa sajakah yang digunakan? Serta seperti apakah penjelasannya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih dalam proses pengolahan bahan galian dengan metode
concetration dan dewatring pada mineral bijih.
2. Alat yang di gunakan dalam proses concentration dan dewatring.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsentrasi Gravitasi

Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan material-material yang


berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam fluida berdasarkan
atau tergantung pada perbedaan density, bentuk dan ukuran.

B. Peralatan yang Digunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam proses Konsentrasi gravitasi ini


adalah:

1. Sluice Box

Sluice box merupakan alat konsentrat mineral bijih berdasarkan atas


perbedaan “Specific Gravity”, diharapkan dalam proses ini mineral yang
mempunya Specific Gravity tinggi akan mengendap yang nantinya akan
diambil sebagai konsentrat, sedangkan mineral yang ringan akan ikut terbawa
aliran air sebagai tailing.

Gambar 1. Sluice Box

2
a. Prinsip kerja Sluice Box
Pada dasarnya, operasi mineral-mineral dengan menggunakan sluice
box dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
1) Kecepatan Aliran
Pada dasar aliran, kecepatannya nol, semakin mendekati
permukaan maka kecepatan aliran akan bertambah. Kecepatan
permukaan aliran kecepatanya dipengauhi oleh gaya-gaya gesek antara
fluida dengan udara. Dengan prinsip kecepatan aliran inilah maka
mineral yang mempunyai specific grafity yang berlainan akan
dipisahkan.
2) Kemiringan dari Lounder
Kemiringan semakin besar, konsentrat yang dihasilkan semakin
bersih.
3) Lebar dan Panjang Lounder
Semakin sempit Lounder maka konsentrat makin bersih,
semakin panjang lounder maka recovery makin tinggi tetapi kadar dari
mineral tersebut akan rendah.
4) Perbedaan Density Mineral
Perbedaan density yang besar, maka operasi pemisahan akan
semakin mudah dan mengakibatkan kadar konsentrat semakin tinggi.
5) Kekentalan
Semakin kental fluida, maka kadar konsentrat yang dihasilkan
semakin rendah, tetapi jumlah konsentat tinggi.
6) Tinggi Riffle
Riffle yang tinggi akan menghasilkan konsentrat yang berkadar
tinggi.
7) Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck
Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga
partikel berat akan tertahan, untuk feed yang kasar atau berdiameter

3
besar maka akan digunakan air yang cukup banyak, kemiringan deck
juga cukup besar bila feednya halus untuk mengatur tebal aliran harus
diperhatikan ukuran besar butirnya dan halus.

b. Mekanisme kerja alat


Operasi yang terjadi dalam sluice box adalah :
1) Feeding
Feed dimasukkan ke dalam sluice box, yakni feed yang telah
terliberasi seperti timah, emas, pasir besi. Kapasitas tergantung dari
perbedaan specific gravity. Pada sluice box terdapat penghalang (riffle)
yang berfungsi sebagai alat stratifikasi. Untuk operasi ini sebaiknya
partikel-partikel yang berukuran besar disingkirkan terlebih dahulu.
Riffle membantu terjadinya turbulensi. Bila partikel terlalu
banyak, maka stratifikasi akan terganggu dan pengendapan tidak akan
terjadi. Akhirnya sebagian mineral berharga terbuang menjadi tailing.
Hal ini harus dibantu dengan cara mengaduk-aduk agar partikel ringan
keluar.
2) Cleaning
Bila partikel berat sudah penuh, wash water dialirkan dan akan
terjadi pemisahan partikel berat dari partikel ringan, sehingga yang
tertinggal hanya konsentrat.
Kecepatan fluida dalam suatu aliran yang laminar pada tiap-tiap
lapisan adalah tidak sama. Makin keatas, kecepatanya akan makin
bertambah. Akibatnya mineral-mineral dengan SG yang berbeda akan
dipisahkan, dimana gaya yang bekerja yaitu : gaya dorong air, gaya
geser dan gravitasi.
c. Bagian-bagian dari Sluice Box
Bagain yang penting dari sluice box dapat dilihat pada gambar 2.
yaitu sebagai berikut :

4
Gambar 2. Bagian-bagian Sluice Box

1) Lounder
Berbentuk seperti talang yang terbuat dari kayu atau dari
susunan batubata. Lounder ini dibuat miring agar pulp bisa mengalir.
2) Feed Hopper
Diletakkan pas dibagian atas dari laounder yang berguna untuk
tempat masuknya feed.
3) Gate
Merupakan pintu yang bisa dinaikan-turunkan yang berguna
untuk mengatur pulp yang keluar dari feed hopper, mengatur aliran air
agar tetap laminar, dan mengatur tebal aliran air.
4) Riffle
Ada yang letaknya memanjang (longitudinal) dan ada yang
melintang (tranverse). Riffle berguna untuk menahan material berat

5
agar mengendap sebagai konsentrat, sehingga mineralmineral ringgan
terangkat dan terbuang sebagai tailing.

2. Jigging

Jigging adalah operasi pengerjaan mineral berdasarkan atas perbedaan


kecepatan mengendap antara mineral berharga dengan mineral pengotornya,
atau suatu pemisahan bijih dalam medium liquid berat yang tergantung
daripada kesanggupan penetrasi suatu bed yang semi stationary yang
disebabkan karena perbedaan specific gravity.

Gambar 3. Jigging

a. Prinsip Kerja Alat


Semakin besar perbedaan SG, semakin baik jalan mineralmineral
yang mengalami proses tersebut. Bila dalam bijih mempunyai SG yang
berbeda-beda maka untuk meramalkan pemisahan baik dengan CC
(Concentration Criteria), CC lebih besar dari 2,s pemisahan makin baik
Terdapat tiga gaya yang bekerja pad proses jigging adalah :
1) Hindered Setting Classifier

6
Formasi jatuh atau pengendapan dari mineral SG-nya besar
dengan ukuran kecil akan sama dengan material SG kecil tapi
ukuranya besar.
2) Differential Trickling
Partikel berat atau SG tinggi akan mempunyai kecepatan jauh
lebih tinggi, maka partikel berat akan lebih cepat mengendap daripada
material ringan.
3) Consolidation Tracking
Adalah suatu proses dimana partikel halus menerobos melalui
bed pada waktu akhir portion.

b. Mekanisme Kerja Alat


Dalam proses jigging terdapat 2 proses, yaitu :
1) Plution
Cara kerjanya, torak mendorong air dimana ada pengendapan
atau bed, sehingga terjadi Pultion atau dorongan, sehingga diatas
saringan lebih kecil dari ukuran bed, tetapi lebih besar ukuran besar
ukuran partikel yang disaring dan suction bed adalah partikel dengan
ukuran diatara partikel berat dan ukuran partikel ringan.
2) Suction
Bila terjadi suction maka didalam baki, akan terjadi penyedotan
terhadap partikel-partikel diatas saringan, bila penyedotan ini besar
maka partikel ringan akan ikut tertarik, untuk memperkecil
penyedotan ini diberikan air tambahan atau underwater agar didalam
batch tenang sehingga akan terjadi pemisahan. Pada waktu Plution
Bed akan merenggang maka material berat akan menerobos batch
sebagai produk dan pada waktu Suction Bed akan menutup.
Terdapat 3 kecepatan pada saat terjadi Plution, yaitu :
- Kecepatan keatas (V),

7
- Kecepatan turun partikel ringan (VI) dan
- Kecepatan partikel berat (V2).

Jika V = VI, maka partikel ringan akan diam dan partikel berat
akan turun. Jika V besarnya diantara VI dan V2 maka partikel ringan
akan terangkat sedangakan partikel berat akan menerobos bed
kebawah sebagai produknya.

Ukuran lubang saringan lebih kecil dari partikel tetapi lebih


besar dari ukuran bed.

Gambar 4. Components Of A Conventional Jig

c. Tipe-tipe Jigging
1) Plunger Jig
Mekanisme kerjanya adalah :
a) Bila ada partikel lebih tinggi/berat dan ringgan akan terjadi
stratifikasi.

8
b) Partikel tinggi akan mengendap sebagai konsentrat sedangkan
yang ringan akan keluar melalui gate sebagai tailing.
c) Untuk mineral pemisah bed digunakan mineral itu sendiri
dengan ukuran yang lebih besar.
d) Untuk meninggikan recovery sebalum masuk jig diadakan
Sieving.

e) Ukuran pada feed antara ½ inch – 3inch.

f) Ukuran pada screen 5-4 p stroke = 1- 5inch

2) Diafragma Jigging
Terdiri dari tipe : Bendelary Jig, American Jig, Denver mineral
Jig, dan House Jig, kapasitas Jig dinyatakan dalam ton/luas saringan
tiap hari. Faktor yang menentukan antara lain :

a) Sifat-sifat bijih

b) Ukuran material

c) Kekayaan bijih

d) Mudah/sukarnya pemisahan

e) Feed rata yang konstan

f) Kesempurnaan bijih.

Power Recoment dipengaruhi oleh berat material, ukuran dan


berat plunger, gesekkan pada waktu stroke, jumlah stroke tiap menit
dan panjang stroke. Dalam jigging terdapat clean (keluarnya air
lewat sisi plunger) dan area adanya gesekan maka sebagian tenaga
akan hilang, jadi stroke akan berkurang harus diperhitungkan pula
dengan luas screen dan luas Plunger.

9
3. Shaking Table
Salah satu metode konsentrasi gravitasi adalah Shaking Tabling,
Tabling merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang
tipis pada suatu meja bergoyang dengan menggunakan media aliran tipis dari
air (flowing film concentration). Alat yang digunakan disebut “Shaking Table”
atau “Meja Goyang”.

Gambar 5. Bagian-bagian Shaking Tabel

Adapun penjelasan dari bagian-bagian pada gambar diatas yaitu:

1) Sisi konsentrasi bijih


2) Tangki air pembilas
3) Tangki umpan bijih 4. Sisi umpan bijih
5. Perangkat transmisi
6. Support / penahan/ dukungan
7. Tempat permukaan.
a. Prinsip Kerja Shaking Table
Prinsip kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan
ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan

10
diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar.
Sedangkan apabila specific gravitinya berbeda maka gaya gesek pada
partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan. Karena pengaruh
gaya dari aliran, maka partikel ringan akan terdorong/terbawa lebih cepat
dari partikel berat searah aliran.
Karena gerakan relative Horizontal dari motor maka partikel berat
akan bergerak lebih cepat dari pada material ringan arah horizontal. Untuk
itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam
aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan
partikel berat relative dibawah.
Pada prinsipnya, ada tiga macam gaya yang bekerja pada Shaking
Table, yaitu :
1) Gaya Dorong Air
Gaya dorong air merupakan fungsi kecepatan relative aliran air
dan partikel. Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan kecepatan
yang dipengaruhi oleh kedalaman air.
2) Gaya gesek
Gaya gesek ini terjadi antara partikel dengan dasr deck (alas
alat).
3) Gaya Gravitasi
Faktor yang mempengaruhi Shaking Table :
1) Ukuran dari feed
2) Operasi (raoughin/cleaning)
3) Perbedaan SG mineral-mineralnya
4) SG rata-rata mineralnya.

11
Gambar 6. Separation of Ore Minerals on a Shaking Tabel

Keterangan gambar 6 yaitu:


(a) Air pembilas (pencuci)
(b) Middling sulfides
(c) Pengotor.

b. Mekanisme Kerja Alat


Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral
terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh headmotion
dan aliran air tipis dipermukaan meja dari washwater. Mineral berat
karena mempunyai gaya gasek yang lebih besar maka akan terlempar
kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran
halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibandingkan dengan mineral
yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh
aliran air lebih jauh dari mineral berat berukuran halus. Sedangkan adanya
riffle, di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk
perlapisan/penyusunan mineral berat dan ringan.
Distribusi partikrl dipengaruhi oleh :

12
1) Sifat-sifat riffle
2) Permukaan deck
3) Water supply
4) Perbedaan bentuk dan ukuran partikel
5) Ada tidaknya material yang termasuk middling atau material interlog
yaitu partikel dengan sebagian mineral berat dan sebagian mineral
ringan.
Faktor yang mempengruhi gerakan aliran pada dasar :
1) Slope deck

2) Tebal/kecepatan air

3) Viscositas fluid

4) Bentuk partikel

5) Kekerasan deck

6) Koefisien gesekan partikel

c. Macam Alat Shaking Table


Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan maka
dapat dibedakan menjadi “Sand Table” dan “Slime Table”. Perbedaan pada
kedua alat ini terletak pada :
1) Jumlah dan Jarak antar Riffle
(a) Jumlah riffle pada Sand Table tinggi
(b) Jumlah riffle pada Slime Table sedang
(c) Jarak antar riffle
(d) Sand Table : ¼ - 1 ¼ inch
(e) Slime Table : lebih besar dari Sand Table
2) Riffle
Pada Sand Table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle.
Sedangkan beberapa macam Shaking Table yang lain adalah :

13
(a) Wiley Table, Terdiri dari deck berbentuk segiempat dan
“Headmotion” sebagai penggeraknya. Penggunaan riffle yaitu
dengan tinggi minimal 1 ½ feed dan lebar ¼ feed. Kapasitas alat
tergantung pada :
• Panjang strore Jumlah strore • Slope dan meja

• Jumlah air
• • Sifat bijih

• Ukuran feed

(b) Butcheir Table, Bentuknya hampir sama dengan Wiley, tapi


memiliki watch plinger untuk mencuci. Posisi dari riffle terbagi
menjadi 3 zona :
- Zone Stratifikasi
- Cleaning Zone
- Discharge Zone

Mekanisme kerjanya yaitu material bergerak ke kiri dan air


bergerak kekanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air
sedangkan material berat akan berjalan terus.
(c) Card Table, Riffle terbuat dengan mengerat deck bentuk segitiga
dan headmotion.
(d) Dister Diagonal Overslorm Table, Bentuk deck Rombahedral.
Pemisah antara konsentrat middling dan tailing tidak
jelas/berdekatan sekali akibat kecilnya middling
(e) Card Field Table, Bentuk wafley Table yang ditutupi seluruhnya
oleh riffle.
(f) Plat of Table

14
Ciri utamanya yaitu diatas deck ada 3 macam rifle dan terdapat 3 zona
dari riffle yaitu :
• Zone Stratifikasi

• Zone Intermediate Plan

• Zone Lipper piatau

Faktor yang memperngaruhi alat ini :

• Jumlah air yang masuk

• Kemiringan deck

• Kecepatan feed

• Jumlah dan panjang feed

15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari makalah ini meliputi :

1. Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga


secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang.
2. Berdasarkan tahapan proses, pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi
tiga tahapan proses, yaitu Tahap Preparasi, Tahap Pemisahan, dan Tahap
Dewatering.
3. Concentration yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis
dalam suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan
kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
4. Dewatring merupakan kegiatan akhir dari pengolahan bahan galian setelah
kosentrat didapatkan. Kegiatan ini meliputi Thickening (Pengkayaan unsure),
Filtering (Pemilihan), Drying (Pengeringan).

B. Saran
Adapun saran dan masukan dari kami sekiranya agar pembaca tidak hanya
terfokus dari penjelasan yang kamisusun dari makalah ini saja, dan sebaiknya
mencari sumber-sumber lainnya, sehungga dapat lebih memahami betul mengenai
derajat liberasi dan grain counting, Terimakasih.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/makalah-pengolahan-bahan-galian570d1f9b6f6ca.html

https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/

https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/
http://technology.infomine.com/enviromine/ard/Images%20Prediction/Sulphide%20L
iberation.gif

17

Anda mungkin juga menyukai