Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum

SHAKING TABLE
Laporan Praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Pengolahan Bahan Galian

Oleh kelompok 2 :

BAYU DWI ADITYA 17080012


ERDIAN RAMADANA EKA S. 17080022
IRFAN EFENDI 17080031
RAZAQ ARDHI SIDDIQ 17080051
WUNI APRILA 17080063

Dosen Pengampu :

Jana Hafiza, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum

yang berjudul “SHAKING TABLE” dengan lancar dan tepat waktu.

Laporan Praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan salah satu mata kuliah pada Program Studi Diploma-3 Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Penulis

mengucapakan terima kasih banyak atas semua fasilitas, bantuan, bimbingan dan

saran yang telah penulis terima.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan prakrikum ini masih

banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis menerima saran dan kritikan yang

membangun dari berbagai pihak demi perbaikan di masa-masa datang. Penulis

berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat kiranya bagi pembaca dan penulis

sendiri

Padang, maret 2019

KELOMPOK 2

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
DAFTAR ISI

Halaman

COVER .....................................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................

B. Tujuan ............................................................................................

C. Manfaat ..........................................................................................

BAB II. TEORI DASAR

BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN

BAB IV. PEMBAHASAN

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................

B. Saran ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengolahan bahan galian / unit operasi (ore dressing) adalah suatu

proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik sehingga mineral berharga

dapat dipisahkan dari mineral pengotornya dengan didasarkan pada sifat fisika

atau sifat kimia-fisika permukaan mineral. Tahap pengolahan bahan galian

terdiri dari preparasi, konsentrasi, dan dewatering.

Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk

meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material

bahan berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan

secara langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor

(Tailing) yang umumnya berasal dari material koalisinya.

Adapun tahapan-tahapan awal dalam proses pengolahan bahan galian


ini adalah:
1. Preparasi, ini adalah tahap persiapan sebelum tahap pengolahan awal
a. Kominusi
b. Sizing
2. Konsentrasi, pada tahap ini konsentrat dipisahkan dari material
koalisinya.
a. Aliran air Horizontal
b. Aliran air vertical
c. Berdasarkan Specific Grafity
d. Berdasarkan sifat kemagnetan
e. Berdasarkan sifat elektricity
f. Reaktifitas terhadap udara
3. Dewatering, adalah proses Pemisanhan unsur padat dan cair.

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
a. Filtrasi
b. Drying
c. hicktening
4. Penanganan material
a. Penanganan material padat kering (Dry solit handling)
b. Penanganan lumpur (Slurry handling)
c. Penanganan/Pembuangan ampas (Tailing disposal)
B. Tujuan

Prinsip dalam proses pengolahan bahan galian ialah jumlah material

yang masuk harus lah sama dengan material yang keluar, oleh karena itu

praktikum ini bertujuan untuk menghitung, brapa jumlah material yang masuk

ke dalam alat, dan brapa persen material yang keluar dalam alat ball mill

tersebut

C. Manfaat

1. Mengetahui jumlah persen material yang tertinggal dalam mesin ball mill

2. Mengetahuin hasil penggerusan oleh ball mill

3. Mengetahui besaran butir yang di hasilkan oleh ball mill

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
BAB II
TEORI DASAR

A. Landasan teori

Shaking table adalah suatu mesin pemilihan tambang sebagai

jebakan untuk bahan-bahan yang berharga yang bekerja

denganpedoman gaya berat.

Kegiatan ini adalah secara luas digunakan didalam pemilihan

W, Au, Ag, Zn, tantalum, columbium, besi, batukawi/mangan,

ferrotitanium dan batubara.

Variasi dari alat mejakonsentrasi tergantung dari daya muat

pengolahan, laju pemilahan dannisbah pengayaan.

Shaking table juga yang dikenal sebagai meja yang basah,terdiri

atas suatu garis miring yang berada pada permukaan yangriffled.

Terdapat suatu motor atau mesin yang sebagai penggerakuntuk

menggetarkan sepanjang meja tersebut. prinsip kerja shakingtable

adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikelterhadap

gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameteryang sama

memiliki gaya dorong yang sama besar.

Penggunaan meja goyang tersebut merupakan salah satu alatutama

dari konsentrasi gravitasi untuk pemisahan antara tailing dankonsentrat,

seperti timah termasuk bahan logam langka lainnya danbijih logam

mulia, juga termasuk untuk klasifikasi bijih besidanbatubara.Pada

saat pemprosesan bijih dan sebagainya ukuranmaterial yang efektif

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
pada alat ini adalah 2-0,22 millimeter.Prinsip kerja shaking table

adalah berdasarkan perbedaanberat dan ukuran partikel terhadap gaya

gesek akibat aliran air tipis.Partikel dengan diameter yang sama akan

memiliki gaya dorong yangsama besar.

Sedangkan apabila specific gravity berbeda maka gayagesek pada

partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan.Karena pengaruh

gaya dari aliran maka partikel ringan akan terdorongatau terbawa lebih

cepat dari partikel berat searah aliran air.Gerakan relative horizontal dari

motor menjadikan partikel beratakan bergerak lebih cepat daripada

material ringan dengan arahhorizontal. Untuk itu perlu dipasang

riffle (penghalang) untukmembentuk turbulensi dalam aliran

sehingga partikel ringan diberikesempatan berada di atas dan partikel

berat relatif di bawah.

B. Prinsip kerja meja goyang

Prinsip kerja dari meja goyang hampir mirip dengan jig

tetapidengan cara yang bebeda. Meja goyang dengan cara

mengalirkanpulp dalam suatu aliran fluida (air) yang tipis, mineral ringan

akanhanyut lebih cepat dari pada mineral berat. Aliran air yang

tipisbiasanya dilakukan di atas permukaan meja yang miring dan

kasar.Kekasaran permukaan meja sangat menentukan perolehandan

proses pemisahan.

Untuk membantu pemisahan, mejadigoyangkan secara

horizontal membentuk getaran. Ada kemungkinan bahwa posisi mineral

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
berat kasar jadi satudengan mineral ringan halus. Susunan ini

disebabkan karenapengaruh kecepatan aliran dan gaya dorong air

sehingga mineralringan dan kasar akan lebih besar mendapatkan gaya

dorong air.

Sebaliknya apabila campuran mineral berat dan

ringandijatuhkan dari atas ke sebuah aliran air, maka susunannya

adalahsebagai berikut.a. Mineral berat dan kasar akan terletak

paling dekat dengansumbernya.b. Mineral ringan halus akan paling jauh

dari sumbernya.

C. Faktor yang mempengaruhi

Faktor yang mempengaruhi kapasitas shaking table:

a. Ukuran dari feed

b. Operasi (roughing/cleaning)

c. Perbedaan berat jenis mineral-mineralnya

d. Berat jenis rata-rata mineralnya

Pada shaking table didalam proses pemisahannya,

pemisahanmineral terjadi karena adanya sentakan meja yang

ditimbulkan olehheadmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja

dari wash water.

Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar

makaakan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh,

mineralyang berukuran halus akan terlempar ke samping lebih jauh

dibandingdengan mineral yang berukuran kasar.

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
Mineral ringan berukuran kasarakan terdorong oleh aliran air

lebih jauh dari pada mineral beratberukuran halus. Sedangkan

adanya riffle, di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen

dan membentuk perlapisan/susunanmineral berat dan ringan.Pada meja

goyang di dalam proses pemisahan mineralnyaterjadi karena

adanya sentakan meja yang ditimbulkan olehheadmotion dan

aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water.

Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar

makaakan terlempar ke samping (searah sentakan meja).Lebih jauh,

mineralyang berukuran halus akan terlempar ke samping lebih jauh

dibandingdengan mineral yang berukuran kasar.

Mineral ringan berukuran kasarakan terdorong oleh aliran air

lebih jauh dari pada mineral beratberukuran halus. Sedangkan

adanya riffle, di atas meja akanmengakibatkan aliran turbulen

dan membentuk perlapisan ataususunan mineral berat dan

ringan.Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran (flowing

filmconcentration), yaitu:

a. Slope Deck

Pada deck yang horizontal, tidak akan ada gerakan

daripartikel. Partikel akan mulai bergerak menggelinding ketika

bidangmempunyai sudut kemiringan. Sudut kemiringan meja

jugamenentukan kecepatan bergulirnya konsentrat dan

terbawanyatailing bersamaan aliran air turbulen.

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
b. Tebal atau Kecepatan Air

Kecepatan atau ketebalan air yang dialirkan ke dalam mejagoyang,

akan menghasilkan gaya dorong yang besar terhadapmaterial

yang mengalir bersamanya.

c. Viscositas Fluid

Semakin cair fluida yang digunakan maka akan semakin baikproduk

yang dihasilkan, sedangkan pada fluida yang kentalbiasanya

masih ada pencampuran antara konsentrat dengan tailing-nya.

d. Bentuk Partikel

Bentuk partikel cukup berpengaruh dalam proses pemisahan material.

Bentuk partikel yang membola akan lebih cepat dipisahkanjika

dibandingkan dengan material yang berbentuk bidang dataratau

yang tidak beraturan.

e. Berat Jenis Material atau Partikel

Berat jenis akan menentukan keakuratan pemisahan antar partikel.

Jika antara material konsentrat dan tailingnya

memilikiketerpautan berat jenis yang besar maka partikel baik

konsentratmaupun tailing akan lebih mudah untuk dipisahkan.

f. Kekerasan Permukaan Deck

Kekerasan permukaan deck berpengaruh pada besarkecilnya gaya

gesek yang dihasilkan antara butiran partikel denganpermukaan deck,

semakin kecil gaya gesek yang diterima.

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
G. Koefisien Tumbukan Antar PartikelBesarnya koefisien gesekan

antar partikel juga cukupmenentukan kecepatan dari proses

pemisahan, dimana materialyang memiliki ukuran lebih besar

cendrung jatuh didekat aliran

D. Ganesa batu andesit

Andesit ditemukan dalam aliran lava yang dihasilkan oleh

stratovulkano. Lava yang naik ke ke permukaan akan mengalami proses

pendinginan dengan cepat, hal inilah yang menyebabkan tekstur andesit

menjadi lebih halus. Butir mineral dalam andesit biasanya sangat kecil

sehingga tidak dapat dilihat tanpa menggunakan alat pembesar. Beberapa

jenis andesit mengandung sejumlah besar "glass", dan ada juga yang

terlihat jejak lava gas vesikular dengan tekstur amigdaloidal.

Andesit adalah batuan umum kerak benua yang biasanya berada di

atas zona subduksi. Andesit umumnya terbentuk setelah "melting"

(pelelehan/pencairan) lempeng samudera akibat subduksi. Subduksi yang

menyebabkan "melting" pada zona ini merupakan sumber magma (lihat

apa itu magma?) yang apabila naik ke permukaan akan membentuk

Andesit.

Andesit juga dapat terbentuk jauh dari lingkungan zona subduksi.

Sebagai contoh, batuan ini dapat terbentuk pada "ocean ridges" dan

"oceanic hotspots" yang dihasilkan dari "pelelehan sebagian" (partial

melting) batuan basaltik. Andesit juga dapat terbentuk selama letusan pada

struktur dalam lempeng benua dimana magma sumber meleleh dalam

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
kerak benua atau bercampur dengan magma benua. Kesimpulannya, ada

banyak lingkungan lain dimana andesit mungkin dapat terbentuk.

E. Kandungan morfologi batuan andesit

Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara

900 sampai 1.100 derajat celcius. Mineral-mineral yang dikandung batuan

andosit bersifat mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa batuan

mikroskop. material-material itu antara lain adalah :

1. Silika (SiO2), dengan jumlah antara 52-63 %

2. Kuarsa, dengan jumlah sekitar 20 %

3. biotite

4. Basalt

5. Feltise

6. Plagiocase feldspar

7. pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene)

8. hornblende dengan persentase sangat kecil

Di lapangan, morfologi batuan andesit dapat dikenali dari warna abu-abu

yang dominan sampai merah. Warna ini menandakan kandungan silicanya

yang cukup besar. Ciri morfologi lainnya adalah memiliki pori-pori yang

cukup padat dan struktur yang sangat pejal. Tapi struktur kepadatan batuan

andesit masih dibawah batuan granit.

Batuan Andesit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam

kristal mineral pada batuan andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh

sebelum proses pembekuan magma terjadi. Karena itu, para ahli geologi

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
bisa mengidentifikasi sejarah perjalanan magma dari kristalin yang

terdapat pada batuan andesit.

Kristal-kristal penyusun batuan andesit memiliki dua ukuran.

Perbedaan ukuran ini terjadi karena magma yang keluar ke permukaan

bumi belum sempat terkristal akan terkristal dengan cepat karena suhu

permukaan yang rendah. Hasilnya adalah dua kristal dengan ukuran yang

berbeda. Yaitu :

fenokris. adalah kristal besar yang sudah terbentuk perlahan-lahan

sejak di bawah permukaan bumi

groundmass, adalah kristal berukuran kecil yang terbentuk dengan

cepat di permukaan.

Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam batuan andesit seragam

(Fenokris saja atau Groundmass saja). Namun ada kejadian dimana,

batuan andesit mengandung keduanya, baik fenokris maupun groundmass.

Batuan andosit dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andosit Porfiri.

Walaupun pada umumnya berwarna abu-abu, namun pada kondisi cuaca

tertentu, batuan andosit bisa saja memiliki warna coklat tua. Karena itu

untuk mengidentifikasinya perlu dilakukan pemeriksaan lebih detail. Jika

ditemukan ada batuan yang memiliki ciri morfologi sama dengan batuan

andosit tapi belum pasti akan kandungan kimianya, maka untuk sementara

batuan tersebut disebut andesitoid. Setelah dilakukan penelitian lebih

lanjut mengenai kandungan mineralnya barulah diputuskan apakah batuan

ini benar merupakan batuan andesit atau bukan.

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Kami dari kelompok 2 ditugaskan untuk mencari batu andesit

yang nantinya batu tersebut akan kami gunakan dalam praktikum crushing

dan grinding. Hal pertama yang kita lakukan dalam menemukan

keberadaan batu andesit dengan cara penyelidikan umum.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Setelah dirasakan cukup informasi yang kita punya, kami

melakukan peninjauan langsung ke lapangan yang memiliki keberadaan

batu granit. Dengan keterangan

Tanggal : 13 Februari 2019

Hari : Rabu

Jam : 11.00-selesai

Tempat : Jalan Universitas Andalas

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
C. Peralatan Praktikum shaking table

Dalam melakukan praktikum kominusi (pengukuran pengecilan)


atau crushing kita membutuhkan alat alat sebagai berikut :

1. Alat Meja goyang


2. Bijih besi
3. Pensil dan Penggaris
4. Neraca Elektrik
5. Air
6. Ember
D. Langkah Langkah Praktikum

1. Siapkan sampel bijih besi yang akan kita uji


2. Timbang sample sebanyak 1kg dan jangan lupa catat
3. Hidupkan alat meja goyang dan diusahakan didampingi oleh teknisi
labor
4. Masukkan sample ke dalam wadah material secara perlahan-lahan

5. Lalu masukan air secara konstan


6. Lalu material yang mengendap di meja goyang merupakan kosentrat
sedangkan yang terbuang merupakan tailing

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
E. Waktu Pelaksanaan Praktikum

Praktikum di laksanakan pada :

Tanggal dan hari : 2 Maret 2019, Sabtu

Jam : 08.00 WIB

Tempat : Laboratorium Teknik ( Teknik Pertambangan)

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tabling merupakan salah satu metode konsentrasi gravitasi yang

digunakan untuk meningkatkan nilai atau kadar mineral tertentu. Proses

tabling ini merupakan pemisahan meterial dengan cara mengalirkan air yang

tipis pada suatu meja bergoyang dengan media aliran tipis dari air (folowing

film concentration). Alat yang digunakan disebut “shaking table” atau “meja

goyang”.

B. Saran

Dalam melaksanakan pratikum diharapkan untuk melakukan pratikum

dengan serius, agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan alat serta

kesalahan-kesalahan yang lainnya.

Serta pada saat melakukan pratikum diharapkan untuk menguasai

materi terlebih dahulu.

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/dasar-teori-shaking-table.html

Kelompok 2
Pengolahan Bahan Galian

Anda mungkin juga menyukai