Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

ACARA IV
JIGGING DAN PANNING

Oleh
Anggota Regu :
1. Imeida Olivantia (112.12.0109)
2. Muh. Bahi Aiham (112.12.0110)
3. Dika Nur Annisa (112.12.0111)
4. Rezki Avinanto (112.12.0112)
5. Aryo Robinsar S. (112.12.0113)
6. Ichsan Muh. Y.P. (112.12.0114)
7. Topan Ahmad Q. (112.12.0116)
8. Dicky Wahyu (112.12.0117)
9. Wisnu Pamungkas (112.12.0118)
10. Faqih Baskoro Adi (112.12.0119)








LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2014
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JIGGING DAN PANNING

Kehidupan manusia tidak lepas dari bahan galian, mulai dari rumah
seisinya, genting, keramik, peralatan dapur, motor, mobil, cat sampai bahan bakar,
semuanya berasal dari bahan galian. Pengolahan bahan galian / unit operasi (ore
dressing) adalah suatu proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik sehingga
mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral pengotornya dengan didasarkan
pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan mineral. Kegiatan jigging dan
panning termasuk dalam tahapan konsentrasi. Jigging adalah proses pemisahan
mineral berharga dengan pengotornya berdasarkan pada perbedaan berat jenis
mineral dengan aliran fluida vertical. Sedangkan panning adalah proses
pemisahan mineral berharga dengan pengotornya berdasarkan perbedaan berat
jenis pada aliran fluida horizontal lebih condong secara manual karena
menggunakan alat dulang.
Pada praktikum ini diperkenalkan cara kerja alat jigging dan mempraktikkan
cara kerja panning. Kita akan membandingkan apakah pasir besi yang dilakukan
panning akan lebih besar derajat kemagnetannya atau tidak. Ternyata setelah
dilakukan penarikan pasir besi dengan magnet pada masing-masing konsentrat,
konsentrat pasir besi sampel A memiliki derajat kemagnetan yang lebih besar dari
pasir besi sampel B. karena pada sampel A pengotor sudah berkurang akibat
proses panning. Sedangkan pada pasir besi sampel B masih terdapat pengotornya
jadi pada saat penarikan konsntrat pasir besi terhalang oleh pengotornya.
Pada proses jigging terdapat gaya dorong (pulsion) dan hisapan (suction)
yang ditimbulkan oleh torak. Sedangkan pada panning terdapat gaya dorong air,
gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya sentripetal.










BAB I
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak lepas dari bahan galian, mulai dari rumah
seisinya, genting, keramik, peralatan dapur, motor, mobil, cat sampai bahan
bakar, semuanya berasal dari bahan galian.
Pengolahan bahan galian / unit operasi (ore dressing) adalah suatu proses
pengolahan bijih (ore) secara mekanik sehingga mineral berharga dapat
dipisahkan dari mineral pengotornya dengan didasarkan pada sifat fisika atau
sifat kimia-fisika permukaan mineral.
Tahap pengolahan bahan galian terdiri dari preparasi, konsentrasi, dan
dewatering. Kegiatan jigging dan panning termasuk dalam tahapan konsentrasi.
Jigging adalah proses pemisahan mineral berharga dengan pengotornya
berdasarkan pada perbedaan berat jenis mineral dengan aliran fluida vertical.
Sedangkan panning adalah proses pemisahan mineral berharga dengan
pengotornya berdasarkan perbedaan berat jenis pada aliran fluida horizontal
lebih condong secara manual karena menggunakan alat dulang.
Pada praktikum acara 4 ini, kita akan mengetahui cara kerja proses jigging
dan mempraktikkan cara kerja panning.

1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan metode jigging :
1. Mengetahui cara kerja alat jig secara keseluruhan.
2. Mengetahui fungsi dan bagian-bagian alat jig serta peristiwa yang terjadi
dalam proses jigging.
Tujuan metode panning :
1. Mengetahui cara kerja panning, mepraktikkan cara dulang yang biasanya
digunakan tambang rakyat skala kecil.
2. Membuktikan apakah benar hasil kegiatan panning mempunyai kadar yang
lebih besar.





BAB II
LANDASAN TEORI



2.1 Konsep Dasar
Jigging adalah proses pemisahan mineral yang berharga dengan mineral
yang tidak berharga berdasarkan pada perbedaan berat jenis mineral tersebut
dengan aliran fluida vertical.
Dalam jigging terjadi stratifikasi atau perlapisan pada partikel yang akan
dipisahkan. Hal ini terjadi karena partikel-partikel tersebut berbeda berat
jenisnya.
Ada tiga peristiwa penting yang terjadi di dalam jigging adalah sebagai berikut :
1. Hindered settling classification, terjadi pada saat pulsion dimana material
dengan berat jenis ringan akan keluar atau terlempar sedangkan mineral
dengan berat jenis berat akan mengendap.
2. Differential acceleration, didalam jigging partikel bergerak selama
periode percepatan dan karena itu partikel berat akan mempunyai
percepatan awal dan kecepatan jauh lebih besar daripada partikel ringan.
3. Consolidation trickling, pada waktu akhir dari suction partikel-partikel
yang berukuran kecil tetapi berat jenisnya besar akan mempunyai
kesempatan untuk menerobos diantara partikel-partikel itu maupun
menerobos jig bed daripada mineral ringan berat jenis kecil.

Persyaratan untuk jig harus ada :
1. Pengatur stroke
2. Pengatur underwater
3. Pengatur umpan / konsentrat
4. screen dan ragging disesuaikan

Persyaratan untuk jig bed (ragging)
1. Mempunyai kecepatan mengendap antara mineral berat dan ringan
2. Tidak mudah hancur
3. Ukuran partikel jig bed harus lebih besar dari screen
4. Fluktasi ukuran butir kecil
Panning merupakan salah satu cara dalam pengambilan sampel dalam
eksplorasi. Panning memiliki keterbatasan dalam jumlah konsentrat yang dapat
terambil, sehingga metode ini tidak digunakan dalam skala besar / skala
perusahaan.
Panning digunakan untuk mengetahui jumlah mineral berharga yang
tertransport oleh aliran air dari batuan induknya.
Ada dua macam dulang / panning yang diketahui yaitu dulang emas dan
dulang batu.
(Mokh Winanto Ajie PH, dkk.2001)

2.2 Faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi pada jigging :
1. Persyaratan jig bed
Ukuran partikel jig bed harus lebih besar dari screen, partikel tidak
mudah hancur.
2. Underwater
Mengatur masuknya dan keluarnya air pada proses pulsion dan suction
agar berjalan lancar. Apabila bermasalah akan menghalangi /
menghambat proses pada jigging.

Faktor yang mempengaruhi pada panning :
1. Human error
Pada saat menggerakkan pendulang harus benar agar mineral
pengotornya keluar.
2. Air
Pada saat air ditambahkan ke dalam alat panning harus sedikit demi
sedikit agar mineral berharga tidak ikut terbuang bersama pengotornya.
















BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM




3.1 Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan pada kegiatan jigging adalah satu set alat jigging yang terdiri dari :
1. Jig Bed
2. Screen
3. Torak
4. Hutch
5. Underwater
6. Spigot
Peralatan dalam kegiatan panning yaitu :
1. Alat Dulang
2. Kolam Air
3. Magnet
4. Cawan
5. Neraca Ohauss
6. Oven

3.2 Prosedur Praktikum
Pada praktikum kali ini kita hanya mempraktikkan cara kerja panning
(mendulang) yaitu sebagai berikut :
1. Ambil cawan dan timbang dengan neraca ohauss, kemudian cawan diisi
pasir besi 250 gram sebagai sampel A dan timbang pasir besi kembali
seberat 250 gram sebagai sampel B.
2. Sampel A dimasukkan ke alat dulang, lalu kita bawa ke kolam air untuk
dilakukan pendulangan.
3. Pada proses pendulangan, air dimasukkan ke dalam alat dulang, hingga
air kira-kira berada 1cm diatas pasir besi.
4. Goyangkan alat pendulang diatas air / permukaan air secara
berkelanjutan, jika air dalam alat dulang habis tambahkan kembali dan
goyangkan searah jarum jam atau kebalikannya, proses ini bertujuan agar
pengotor yang tercampur dengan pasir besi terbuang karena berat jenis
pengotor (feldspar, silica, dll.) < pasir besi.
5. Setelah kira-kira pengotor hilang, air ditiriskan, dan konsentrat hasil
dulang dimasukkan ke cawan untuk dioven.
6. Selagi menunggu konsentrat kering dalam oven, kita kerjakan sampel B.
pasir besi ditebar hingga merata lalu kita ambil pasir besi dengan magnet.
Setelah semuanya terambil (konsentrat) kita timbang beratnya.
7. Setelah sampel A kering, kita tebar secara merata lalu ambil pasir besi
dengan magnet. Setelah cukup konsentrat ditimbang, dan mulai
perhitungan data derajat kemagnetan.


3.3 Gambar peralatan



















Gambar 3.1
Mesin Jigging Tampak Depan










Gambar 3.2 Gambar 3.3
Alat Dulang Neraca Ohaus








Gambar 3.4 Gambar 3.5
Magnet Cawan

Gambar 3.6 Gambar 3.7
Bak Air Oven




BAB IV
HASIL PRAKTIKUM



4.1 Tabulasi Data
Tabel 4.1
Perhitungan Derajat Kemagnetan
No
Sampel
Berat Awal (gram)
Berat Konsentrat
(gram)
Derajat
Kemagnetan (%)
A. 250 24,1 9,64
B. 250 13,7 5,48


4.2 Perhitungan

Derajat Kemagnetan (DK) :


x 100%

Sampel A. DK =
24,1
250
x 100%= 9,64 %

Sampel B. DK =
13,7
250
x 100%= 5,48 %















BAB V
PEMBAHASAN



5.1 Analisis Data
Pada praktikum acara 4 pengolahan bahan galian ini kita diperkenalkan
cara kerja jigging dan mempraktikkan proses panning. Dalam kegiatan ini
sampel A dilakukan panning untuk memisahkan pengotor dalam pasir besi.
Sementara sampel B tidak dilakukan panning dan langsung diambil pasir besi
yang mempunyai sifat kemagnetan. Dalam praktikum kita akan membandingkan
apakah pasir besi yang dilakukan panning akan lebih besar derajat
kemagnetannya atau tidak. Ternyata setelah dilakukan penarikan pasir besi
dengan magnet pada masing-masing konsentrat, konsentrat pasir besi sampel A
mempunyai derajat kemagnetan lebih tinggi daripada sampel B karena pengotor
pada sampel A sudah hilang akibat proses panning, jadi ketika dilakukan
penarikan dengan magnet lebih banyak pasir besi yang tertarik oleh magnet.
Sedangkan pada saat sampel B ditarik dengan magnet, pasir besi (konsentrat)
yang dihasilkan relatif sedikit karena masih terdapat pengotornya.
Secara kualitas sampel A lebih unggul / lebih tinggi derajat
kemagnetannya daripada sampel B, sedangkan secara kuantitas sampel B lebih
banyak dari sampel A namun derajat kemagnetannya rendah.

5.2 Aplikasi
Aplikasi kegiatan jigging yaitu :
1. Pencucian batubara pada skala industri / perusahaan.

Aplikasi kegiatan panning yaitu :
1. Pengambilan konsentrat bijih secara konvensional biasanya diterapkan
pada tambang skala rakyat.









BAB VI
PENUTUP



6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum yaitu :
1. Jigging adalah proses pemisahan mineral yang berharga dengan mineral
yang tidak berharga berdasarkan pada perbedaan berat jenis mineral
tersebut dengan aliran fluida vertikal.
2. Panning adalah salah satu cara dalam pengambilan sampel dalam
eksplorasi. Panning memiliki keterbatasan dalam jumlah konsentrat yang
dapat terambil, sehingga metode ini tidak digunakan dalam skala besar /
skala perusahaan.
3. Pada proses jigging terdapat gaya dorong (pulsion) dan hisapan (suction)
yang ditimbulkan oleh torak. Sedangkan pada panning terdapat gaya
dorong air, gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya sentripetal.
4. Derajat Kemagnetan sampel A : 9,63 %
Derajat Kemagnetan sampel B : 5,48 %

6.2 Saran
1. Sebaiknya untuk ke depan dapat dilakukan praktek dengan mesin jig yang
sebenarnya.
2. Air kolam untuk panning sebaiknya ditutup atau dibersihkan agar tidak ada
jentik nyamuk.














DAFTAR PUSTAKA



[1] Mokh. Winanto Ajie PH, dkk. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN. Jurusan
Teknik Pertambangan, FTM, UPN Veteran Yogyakarta.

[2] Sudaryanto, Untung Sukamto. 2014. Petunjuk Praktikum Pengolahan Bahan
Galian. Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, Jurusan
Teknik Pertambangan-FTM, UPN Veteran Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai