PENUTUP
Penutup - 1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Crushing
Penutup - 184
peremukan adalah jaw crusher dan roll crusher. Tujuan dari tahap peremukan ini
yaitu untuk dapat mereduksi suatu material yang berukuran besar ke ukuran yang
kecil. Tahap ini juga biasa disebut sebagai tahap preparasi yang terbagi menjadi
tahap kominusi dan tahap sizing.
Setelah material melalui tahap preparasi yaitu kominusi dan sizing,
selanjutnya material masuk kedalam tahap screening atau pengayakan. Pengayakan
dilakukan untuk mengetahui berat tertahan dan berat lolos dari hasil peremukan jaw
crusher dan roll crusher. Ukuran ayakan yang digunakan adalah ukuran 65, 80, 100,
150, 200 dan -200 mesh.
b. Grinding
Pada praktikum pengolahan bahan galian ini kita melakukan tahap grinding
yang memiliki tahapan yaitu pertama sampel Batubara dan bola baja dimasukkan
kedalam alat ball mill dengan perbandingan 1:3 yaitu 1 Kg batubara dan 3 Kg bola
baja. Kemudian pastikan alat ball mill tersambung dengan aliran listrik kemudian
tekan tombol start untuk menyalakan alat. Bola baja yang ada didalam ball mill akan
bergerak menumbuk material hingga halus seiring dengan berputarnya alat ball mill.
Setelah ball mill berhenti berputar kemudian keluarkan sampel dari alat ball mill.
Setelah itu sampel dimasukkan kedalam alat sizing untuk selanjutya melakukan
tahap screening atau pengayakan. Screening dilakukan selama 5 menit setelah itu
timbang berat tertahan dari masing-masing ukuran ayakan. Ukuran ayakan yang
digunakan adalah 65, 80, 100, 150, 200 dan -200 mesh.
Waktu sangat berpengaruh dalam tahap ini, semakin lama durasi dari proses
grinding maka akan semakin halus material yang dihasilkan sehingga menyebabkan
banyaknya material yang lolos dari setiap ukuran mesh begitupun sebaliknya apabila
makin singkat durasi dari proses grinding maka material yang dihasilkan akan kasar
dan material yang lolos dari setiap ukuran ayakan akan semakin sedikit.
c. Panning
Penutup - 185
skala besar atau skala perusahaan. Panning digunakan untuk mengetahui jumlah
penyebaran mineral berharga yang tertransportasi oleh aliran sungai dari batuan
induknya.
Dalam proses pendulangan pada prinsipnya memisahkan antara konsentrat
dengan material pengotornya (tailing) melalui aliran air horizontal, dimana material
konsentrat memiliki berat jenis yang lebih besar dari pada material pengotornya,
sehingga konsentratnya akan tertahan di dasar alat dulang dan material yang lebih
ringan akan terbawa atau terlarutkan bersama aliran air. Dari jumlah berat logam
(mineral) yang terambil dalam suatu proses (pengolahan/penambangan)
dibandingkan dengan jumlah logam (mineral) keseluruhan yang ada dalam
feed/umpan, dinyatakan dalam % (persen) yang merupahan nilai perolehan
konsentrat (recovery).
d. Shaking Table
e. Dewatering
Pada praktikum pengolahan bahan galian mata acara dewatering kita dapat
menyimpulkan bahwa waktu dan temperatur sangat berpengaruh dalam kegiatan
dewatering karena semakin lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan
material maka kadar air akan semakin berkurang begitupun dengan temperatur,
semakin tinggi temperatur yang digunakan pada saat pengeringan material makan
semakin cepat pula material tersebut kering.
Penutup - 186
f. Analisis Ayak
g. Settling Test
h. Magnetic Separator
Penutup - 187
yaitu metode menggunakan sifat kemagnetan dari suatu material. Jadi material yang
memiliki sifat kemagnetan tinggi akan menempel pada magnet sebagai konsentrat
sedangkan material yang memiliki sifat kemagnetan yang tendah akan terus berputar
dan terbuang sebagai tailing.
Pada penggunaan alat magnetic separator ini didapatkan hasil konsentrat
dengan kadar yang tinggi karena material yang terpilah betul-betul material yang
memiliki sifat kemagnetan tinggi atau memiliki kadar Fe yang tinggi. Sehingga
recovery yang dihasilkan juga akan tinggi.
i. Sampling
Dari percobaan yang dilakukan didapat bahwa teknik sampling secara garis
besar terbagi dua macam yaitu random dan sistematik sampling. Random sampling
adalah cara mengumpulkan contoh sedemikian rupa sehingga setiap unit yang
memebentuk lot mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk diikutkan ke
dalam conto sehingga jika diambil sebagian kecil perbandingannya akan relatif sama.
Sistematik sampling adalah cara pengumpulan contoh dari lot pada interval spesifik
dan teratur , baik dalam jumlah, ruang dan waktu.
Data-data dari menghitung ukuran butir baik hitam dan putih di setiap kotak
kemudian akan dicatat, data-data tersebut untuk menghitung jumlah dan persen
disetiap kotaknya. Dari perhitungan yang dilakukan terhadap data yang didapat dari
percobaan didapatkan nilai persentase kotak 1 yakni hitam 38,88% dan putih
61,11%, untuk kotak 2 yakni hitam 58,69% dan 41,30%, untuk kotak 3 yaitu hitam
44,23% dan putih 55,76%, untuk kotak 4 yakni hitam 52,94% dan putih 47,05%,
untuk kotak 5 yakni hitam 33,33% dan putih 66,66%, untuk kotak 6 yakni hitam
45,45% dan putih 54,54%, untuk kotak 7 yaitu hitam 45,33% dan putih 54,66%, dan
untuk kotak 8 yaitu hitam 43,93% dan putih 56,06%.
j. Proximate Analysis
Batubara merupakan mineral organic yang dapat terbaar, terbentuk dari sisa
tumbuhan purba yang mengendap dan berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia
yang berlangsung selama jutaan tahun sehingga akhirnya membentuk fosil tersebut
membentuk sedimen organic yang disebut batubara. Semakin tinggi peringkat
batubara semakin kecil porositas batubara tersebut atau semakin padat batubara
Penutup - 188
tersebut. Dengan demikian akan semakin kecil juga mosture yang dapat diserap atau
ditampung dalam pori batubara tersebut. Hal ini menyebabkan semakin kecil
kandungan moisturenya khususnya inherent moisturenya.
5.2 Saran
Penutup - 189