PENDAHULUAN
1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 KONSENTRASI
Konsentrasi merupakan proses pengambilan kosentrasi mineral berharga dari
percampuran berbagai mineral dalam suatu bahan galian. Pengambilan kosentrat
tersebut dapat dilakukan dengan berdasarkan tegangan permukaan (Flotasi), Sifat
kelistrikan (HTS), sifat kemagnetan (MS), hand sorting (Kilap), serta berdasarkan
gravitasinya (jigging, tabling, sharking table, sluice box, DMS, HMS).
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah :
a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
b. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
c. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
d. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar atau pengambilan konsentrat itu ada bermacam-
macam, yaitu antara lain :
1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral- mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu:
a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation
(HMS).
b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral concentration
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
2
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya
akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap
sebagai berikut :
1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat
mengendap lebih dahulu.
3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha
mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu antara lain:
a. Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan
kadar tinggi.
b. Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
c. Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
1. Jig
Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam medium liquid berat yang
tergantung daripada kesanggupan penetrasi suatu bed yang semi stationary yang
disebabkan karena perbedaan Specific Gravity.
Prinsip Kerja Alat ini adalah semakin besar perbedaan Specific Gravitasi,
semakin baik jalan mineral-mineral yang mengalami proses tersebut. Bila dalam
bijih menpunyai Specific Gravity yang berbeda-beda maka untuk meramalkan
pemisahan baik dengan bantuan CC (Concentration Criteria). CC lebih besar dari
2,s pemisahan makin baik.
Tiga gaya yang bekerja pada proses jigging adalah :
a. Hindred Setting Classifier, formasi jatuh atau pengendapan dari material yang
Specific Gravitasinya besar dengan ukuran kecil akan sama dengan material dengan
SG kecil tapi ukuranyya besar.
b.Differential Trickling : Partikel berat atau SG tinggi akan mempunyai kecepatan
jatuh lebih tinggi, maka partikel berat akan lebih cepat mengendap daripada
material ringan.
3
c. Consolidation Trackling adalahsuatu proses dimana partikel halus menerobos
melalui bed pada waktu akhir portion.
4. Sluice box
Sluice box merupakan suatu alat kosentrat mineral bijih berdasarkan atas
perbedaan “specific Gravity” diharapkan dalam proses ini mineral yang mempunyai
SG tinggi akan mengendap yang nantinya kan diambil sebagai konsentrat, sedang
minera yang ringan akan ikut terbawa aliran air sebagai tailing prinsip Kerja Sluice
4
Box adalah Pada dasarnya, operasi mineral-mineral dengan menggunakan sluice
box dipegaruhi oleh factor-faktor sebagi berikut:
a. Kecepatan aliran
Pada dasar aliran, krecepatan nya nol, semakin mendekati permukaan maka
kecepatan aliran akan bertambah. Kecepatan maksimum akan terjadi di bawah
permukaan aliran, sebab pada permukaan aliran kecepatannya di pengaruhi oleh
gaya gaya gesek antara fluida dengan udara. Dengan prinsip kecepatan aliran inilah
maka mineral yang mempunyai spesifik gravity yang berlainan akan di pisahkan
b. Kemiringan dari Lounder
Kemiringan semakin besar, kosentrat yang dihasilkan semakin bersih
c. Lebar dan panjang Lounder
Semakin sempit Lounder maka konsentrat makin bersih , semakin panjang
lounder maka recovery makin tinggi tetapi kadanya akan rendah
d. Perbedaan Density Mineral
Perbedaan density yang besar, maka operasi pemisahan akan semakin mudah
dan mengakibatkan kadar konsentrat semakin tinggi
e.Kekentalan
Semakin kental fluida, maka kadar konsentrat yang dihasilkan semakin renda,
tetapi
jumlah konsentrat semakin tinggi
f. Tinggi Riffle
Riffle yang rendah akan menghasilkan konsentrat yang berkadar tinggi
g. Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck
Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga partikel berat
akan tertahan, untuk feed yang kasar atau berdiameter besar maka akan digunakan
air yang cukup banyak, kemiringan deck juga cukup besar, bila feednya halus untuk
mengatur tebal aliran harus diperhatikan ukuran besar butirnya dan harus seragam.
5
mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih
besar dari air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
a. Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
b. Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
a. Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
b. Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
c. Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
d. Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85)
dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh
sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators
yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Drum separator karena bentuknya silindris.
2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
6
2. Electrostatic separator
Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :
a. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung
udara.
Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
7
b. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral
yang semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid,
asam oleik, dll.
c. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral
pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4
untuk menekan Zn S.
d. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat
keasaman proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :
1. Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung
(mineral- mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
2. Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih
mengandung banyak mineral-mineral pengotor.
3. Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
2. DEWATERING
Dewatering (pengurangan kadar air) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang diperoleh dengan proses
basah, misalnya proses konsentrasi dan flotasi.
Cara-cara pengurangan kadar air ini ada 3 (tiga), yaitu :
1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian
yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer
atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan
secara terus menerus (continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.
8
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan,
sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat
dipisahkan padatan dari airnya.
Peralatan yang dipakai adalah :
Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
1. intermitten, misalnya Moore leaf filter.
2. Continuous ada beberapa tipe, yaitu antara lain :
a. bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
b. bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
c. bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
d. bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.
3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu antara lain:
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
1. tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris
vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
2. rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar
pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
a. Tujuan dewateting
Meminimalkan air masuk ke dalam PIT
Mengeluarkan air dari PIT
b. Sumber Air
Air Limpasan Hujan
Air hujan yang langsung masuk ke dalam areal Tambang
Air Tanah
9
Air yang keluar dari dalam tanah dan masuk ke PIT, hal ini terjadi apabila
ketinggian permukaan air tanah di sekitarnya lebih tinggi dari dasar PIT
c. Dampak Air Dalam Penambangan
Ongkos Pemompaan Naik
Traksi Ban berkurang 8 Productivitas Hauling turun
Ongkos ban Naik.
Ongkos Blasting Naik
Kehilangan Produksi apabila PIT banjir
Mengurangi kestabilan lereng
Kualitas Commodity Turun
Bobot material yang terangkut menjadi tinggi > Productivitas Turun
d. Penanganan
Membuat saluran-saluran air di sekeliling PIT
Membuat Kolam Penampungan air di dalam PIT
Pemotongan / Penambangan diusahakan tidak memotong aliran air
Dibuat urutan penambangan Multi Benching / Level
(Areal kerja diatas drainage dan dibawah drainage)
Penurunan muka air tanah dengan pemompaan di luar PIT
Pemompaan Air dari Sump
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari makalah ini meliputi :
1. Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga
secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang.
2. Berdasarkan tahapan proses, pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi
tiga tahapan proses, yaitu Tahap Preparasi, Tahap Pemisahan, dan Tahap
Dewatering.
3. Concentration yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis
dalam suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan
kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
4. Dewatring merupakan kegiatan akhir dari pengolahan bahan galian setelah
kosentrat didapatkan. Kegiatan ini meliputi Thickening (Pengkayaan
unsure), Filtering (Pemilihan), Drying (Pengeringan).
11
DAFTAR PUSTAKA
1. http://dokumen.tips/documents/makalah-pengolahan-bahan-galian
570d1f9b6f6ca.html
2. https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/
12