Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gravity Separation atau Gravity Concentration yaitu pemisahan


mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi
sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada. Dilihat dari segi gerakan fluidanya dibedakan
menjadi 3, yaitu :

a) Fluida tenang : ( Dense medium separation "DMS" atau


Heavy mediun separation "HMS")

b) Aliran Fluida Horisontal : (Sluice box, shaking table dan


spiral concentration)

c) Aliran Fluida Vertikal : (Jengkek)

Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka


akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel
banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang
terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut:

 Hindered settling classification :

Klasifikasi pengendapan terhalang.

 Differential acceleration pada awal pengendapan :

Artinya partikel berat mengendap lebih dahulu.

 Consolidation trackling pada akhir pengendapan :

Partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri diantara


partikel-partikel besar sesuai berat jenisnya.

1
Produk dari proses konsentrasi ada tiga macam yaitu :

 Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan


mineral berharga dengan kadar tinggi.

 Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.

 Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor


yang harus dibuang.

Peralatan konsentrasi gravitasi yang paling banyak dipake adalah :

 Jengkeng (Jig)

 Meja Goyang (shaking table)

 Konsentrasi Spiral (Humprey spiral concentrator)

 Palong / sakan (sluice box)

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini untuk dapat
mengetahui Gravity Separation pada Pengolahan Bahan Galian untuk
mingkatkan kadar mineral.

1.3. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengertian Gravity Separation
2. Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Aliran Air Horizontal
3. Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Aliran Air Vertikal
4. Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Berat Jenis Media

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Gravity Separation


Gravity separation merupakan operasi konsentrasi atau pemisahan
satu mineral atau lebih dngan mineral lainnya yang memanfaatkan
perbedaan density ( massa jenis ), berat jenis dari mineral-mineral yang
akan dipisah. Mineral-mineral yang terdapat dalam bijih akan merespon
gaya gravitasi sesuai dengan nilai density yang dimilikinya. Mineral-
mineral yang memiliki density tinggi, biasanya disebut dengan mineral
berat, sedangkan mineral yang memiliki density rendah disebut mineral
ringan.

Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka


akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel
banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang
terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :

1. Hindered settling classification ; klasifikasi


pengendapannya terhalang.

2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya


partikel yang berat mengendap lebih dahulu.

3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-


partikel kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-
partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.

Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :

3
– Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral
berharga dengan kadar tinggi.

– Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.

– Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang


harus dibuang.

Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :

1. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design)

Jig merupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan


perbedaan berat jenis, bekrja secara mekanis yang menggunakan
adanya perbedaan kemampuan menerobos dari butiran yang akan
dipisahkan terhadap suatu lapisan pemisah (bed). Secara
umum jig merupakan suatu tangki terbuka yang berisi air dengan
saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat
lapisan pemisah.Tangki jig dilengkapi dengan lubang pengeluaran
konsentrat (spigot) pada bagian bawahnya. Disamping itu jig juga
memiliki suatu mekanisme penyebab terjadinya tekanan (pulsion) yang
diimbangi dengan pemakaian air tambahan.

4
Gambar 2.1 Jig tampak depan

A. PRINSIP KERJA PROSES JIGGING


Apabila terjadi pulsion maka bed akan terdorong naik.
Sehingga batuan pada lapisan bed akan merenggang karena adanya
tekanan. Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat
untuk menerobos bed masuk ke tangki sebagai konsentrat
sedangkan mineral ringan akan terbawa oleh aliran horizontal
diatas permukaan bed dan akan terbuang sebagai tailing. Pada saat
terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral berat
berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak
berpeluang masuk ke tangki. Jadi mineral berat berukuran besar
akan mengendap diatas bed untuk menunggu

5
kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan
berukuran besar akan terbawa aliran arus horizontal.

Gambar 2.2 Jig tampak samping saat pulsion

6
Gambar 2.3 Jig tampak samping pada saat suction

Gambar 2.4 Jig tampak atas diafragma pada saat pulsion dan suction

Pada pemisahan partikel mineral dalam


proses jigging dipengaruhi tiga faktor, antara lain :
a. Differential acceleration
Differential acceleration merupakan faktor
perbedaan kecepatan jatuh partikel mineral ke bed, karena

7
adanya gerakan yang terjadi pada alat jig. Hal ini akan
menyebabkan partikel mineral yang memiliki berat jenis
besar akan memiliki kecepatan jatuh yang lebih besar.
b. Hinderet setting
Hinderet setting adalah faktor kerapatan batuan
pada lapisan bed, faktor dimana kecepatan jatuh setelah
mineral mencapai kecepatan akhir atau setelah mengendap
pada bed, dimana partikel mineral terangkat dan turun pada
saat terjadi pulsion dan suctionmengalami kesulitan untuk
melalui media pemisah di dalam jig. Jadi dapat dikatakan
faktor pengaturan kerapatan bed.
c. Consolidation trickling
Consolidation trickling adalah faktor atau cara
pengaliran campuran partikel mineral pada waktu akhir
jatuh, dimana berlaku setelah lapisan bed menutup pada
saat akhir dorongan (pulsion) . Partikel mineral ringan
berukuran besar tidak sanggup berpindah ke kompartemen
berikutnya karena pengaruh kecepatan yang terjadi pada
partikel mineral tersebut. Sedangkan mineral berat dengan
ukuran kecil mempunyai kesempatan untuk menerobos
celah-celah lapisan bed, karena partikel tersebut cukup
kecil bila dibandingkan dengan rongga bed. Kondisi seperti
inilah yang dikendalikan dalam Consolidation trickling.
Berdasarkan ketiga faktor pemisahan mineral dalam jig diatas,
maka terjadilah proses pemisahan mineral yang berbeda berat jenisnya,
dalam hal ini mineral berharga seperti kasiterit, xenotin, monasit, ilmenit,
zircon, Pb dan biji besi dengan mineral tailingyang berupa kuarsa dan clay.
Mineral-mineral yang berat jenisnya lebih besar baik yang berukuran
kecil maupun besar berada di bawah saringan, kemudian masuk kedalam
tangki dan keluar melalui spigot sebagai konsentrat. Sedangkan mineral
pengotor atau mineral ringan baik yang berukuran kecil ataupun besar
akan terdorong oleh desakan dari feed berikutnya dan arus horizontal

8
diatas permukaan bed dan terbuang sebagai tailing . Apabila ketiga faktor
tersebut disatukan maka proses tersebut dinamakan ideal jigging process.
Berdasarkan jumlah kompartemennya jig dapat dibagi menjadi
beberapa tipe, antara lain :
- tipe 1x2 - tipe 2x2
- tipe 1x3 - tipe 2x3

Gambar 2.5 Jig 1×2 cell

Gambar 2.6 Jig 2×2 cell

9
Gambar 2.7 Jig 1×3 cell

Gambar 2.8 Jig 3×2 cell

B. PARAMETER PADA PROSES JIGGING


Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig,
terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi efektifitas
kerja jig. Adapun parameter yang mempengaruhi proses pemisahan
tersebut antara lain :

a. Amplitudo membran atau frekuensi stroke

10
Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak
atau membran dari awal dorongan (pulsion) hingga akhir
hisapan (suction), sedangkan frekuensi stroke merupakan
banyaknya dorongan per menit. Bila jumlah (rpm) pukulan
besar, maka panjang langkahnya (amplitudo) lebih pendek
demikian sebaliknya.
Amplitudo membrane dan frekuensi stroke ini akan
berpengaruh kepada kecepatan aliran vertical ke atas dimana
kecepatannya tidak boleh lebih besar dari pada kecepatan jatuh
partikel. Apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan
kehilangan mineral berharga yang mempunyai ukuran butir
lebih kecil. Oleh sebab itu amplitude membrane dan
frekuensi stroke yang digunakan harus disesuaikan dengan
ukuran butir partikel mineral berharga yang ada di lapangan.

b. Kecepatan aliran horizontal


Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang
mengalir di atas lapisan bed . Fungsi kecepatan horizontal
adalah untuk membawa material ringan, baik yang berukuran
besar ataupun kecil. Kecepatan aliran horizontal ini sangat
berpengaruh terhadap pengendapan mineral.

c. Ketebalan bed dan ukuran batu pada lapisan bed yang


digunakan
Bed merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu
hematite yang digunakan sebagai media pemisah mineral berat
pada jig. Ketebalan dan ukuran bedsangat mempengaruhi hasil
pemisahan dan tergantung kepada mineral yang akan
dipisahkan . Semakin tebal dan besar ukuran butir bed, maka
akan semakin sulit kecepatan aliran vertical ke atas untuk

11
mendorong lapisan bed, sehingga semakin sedikit partikel
mineral berharga yang mengendap sebagai konsentrat.
Sebaliknya semakin tipis dan kecil ukuran butir bed, maka ada
kemungkinan aliran vertical ke atas akan melontarkan bed,
sehingga ruangan antara bed menjadi terlalu besar. Hal ini
menyebabkan mineral ringan yang berukuran besar akan
menerobos lapisan bed dan mengendap sebagai konsentrat,
sehingga kadar konsentrat menjadi rendah.
d. Volume air tambahan (Under water)
Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai
rencana, air di dalam tangki ada yang masuk ada pula yang
keluar. Air yang masuk adalah air yang bercampur
bersama feed dan air yang berasal dari header tank (air
tambahan). Sedangkan air yang keluar adalah air yang keluar
bersama-sama dengan tailing dan air yang keluar
melalui spigot bersama konsentrat.
Volume air tambahan adalah jumlah air yang dialirkan
ke jig yang berguna sebagai air tambahan. Manfaat air
tambahan ini adalah untuk mengimbangi hisapan,
mengimbangi jangan terlalu banyaknya aliran air
diatas jig yang menuju ke dasar dapat terjadi apa yang
dinamakan gerak pulsasi (gerakan ketas dan hisapan ke bawah)
dan menggantikan air yang keluar melalui lubang spigot.

e. Ukuran lubang spigot


Lubang spigot adalah suatu lubang yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran
lubang spigot ini akan mempengaruhi volume air yang terdapat
dalam tangki jig. Apabila ukuran lubang spigot terlalu besar,
maka volume air yang keluar melalui lubang spigot akan
menjadi besar. Hal ini akan mengakibatkan tangki jig menjadi
kosong, dan jig akan mengalami kekurangan air. Untuk

12
menjaga keseimbangan air didalam jig, maka ukuran
lubang spigot diusahakan sekecil mungkin. Hali ini bertujuan
agar pada proses pemisahan berikutnya tidak terjadi kelebihan
air dan pemakaian air tambahan dapat terjaga.

f. Feeding dan proses padatan


Feeding adalah proses pemasukan bahan baku campuran
mineral baik bijih berharga atau mineral lainnya dengan
mengalir kepermukaan jig, yang disesuaikan dengan kapasitas
alat pencucian. Distribusi feed dipermukaan jig harus diatur
dengan baik agar proses jigging dapat berjalan dengan
sempurna.
Penyebaran dan kekentalan (proses padatan) feed yang
masuk kepermukaan jig perlu diperhatikan.
Penyebaran feed yang tidak merata mengakibatkan terjadinya
penumpukan dan kelebihan beban yang terlalu besar yang
diterima oleh permukaan jig. Feed yang terlalu kental akan
menyebabkan penumpukan dan kecepatan aliran kecil,
sebaliknya feed yang terlalu encer akan menyebabkan
kecepatan aliran yang besar sehingga banyak mineral berharga
yang hilang sebagai tailing.

g. Motor jig
Motor jig merupakan motor penggerak stroke yang
menyebabkan terjadinya pulsion dan suction pada proses
pemisahan. Penentuan daya atau HP motor yang digunakan
berdasarkan beban yang akan didorong pada saat pulsion,
jumlah putaran gear box dan panjang pukul motor yang
digunakan.

h. Jig screen

13
Jig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat
(ketebalan kawat 1,5 mm) yang dipasang
diantara rooster bawah dan rooster atas. Posisi pemasangan jig
screen berpengaruh terhadap jumlah dan luas lubang bukaan jig
screen tersebut.
i. Kecepatan aliran didalam jig tank
Kecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap
proses pengendapan mineral berharga. Apabila kecepatan aliran
vertikal keatas akibat pulsion lebih besar dari kecepatan jatuh
butir mineral berharga, maka mineral berharga tidak memiliki
kesempatan untuk turun mengendap sebagai konsentrat.
Sebaliknya jika kecepatan aliran vertikal ke atas terlalu kecil
maka kadar konsentrat akan menjadi rendah. Hal ini disebabkan
karena mineral pengotor yang kecepatan jatuhnya juga kecil
akan turun sebagai konsentrat.

j. Kemiringan jig
Kemiringan jig berpengaruh terhadap kecepatan aliran
horizontal pada kondisi yang stabil, dengan perbandingan
kemiringan jig 1:12, dalam artian bila kemirinagan jig ditambah
satu derajat maka kecepatan akan bertambah dua belas kali dari
kecepatan pada posisi jig yang datar.

2. Meja goyang (shaking table)

Salah satu metode Konsentrasi Gravitasi adalah Tabling. Tabling


merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis
pada suatu meja bergoyang, denghan menggunakan media aliran tipis
dari air (Flowing Film Concentration). Alat yang digunakan disebut
“Shaking Table” atau “Meja Goyang”.

14
Mekanisme : sulicing effect + gaya tegak lurus dengan aliran
fluida hentak Head Motion.

A. Prinsip Kerja Alat Shaking Table

Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan


berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air
tipis. Partikel dengan diameter yang sama akan memiliki gaya
dorong yang sama besar. Sedangkan apabila ssspecific Gravitynya
berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar
daripada partikel ringan. Karena pengaruh gaya dari aliran, maka
partikel ringan akan terdorong / terbawa lebih cepat dari partikel
berat searah aliran.

Karena gerakan relative Horizontaldari motor maka partikel


berat akan bergerak lebih cepat daripada material ringan dengan
arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk
membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi
kesempatan berada diatas dan partikel berat relative dibawah.

Pada prinsipnya, ada tiga macam gaya yang bekerja pada


Shaking Table, yaitu:

 Gaya Dorong Alir

Gaya dorong alir merupakan fungsi kecepatan relative


aliran air dan partikel. Dalam
prosesnya, partikel bergerak dengan kecepatan yang
dipengaruhi oleh kedalaman air.

 Gaya Gesek

Gaya gesek ini terjadi antara partikel dengan dasar deck


(alas alat).

15
 Gaya Gravitasi

Faktor yang mempengaruhi Shaking Table :

1. Ukuran dari feed

2. Operasi (roughing/cleaning)

3. Perbedaan SG mineral-mineralnya

4. SG rata-rata mineralnya

B. Mekanisme Kerja Alat

Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan


mineral terjadi karene adanya sentakan meja yang ditimbulkanoleh
headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water.
Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar
maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih
jauh, mineral yang berukuran halus akan terlempar kesamping
lebih jauh disbanding dengan mineral yang berukuran kasar.
Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih
jauh dari pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya
riffle, di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan
membentuk perlapisan/susunan mineral berat dan ringan.

Distribusi partikel dipengaruhi oleh :

a. Sifat-sifat riffle

b. Permukaan deck

c. Water supply

d. Perbedaan bentuk dan ukuran partikel

16
e. Ada tidaknya material yang termasuk middling atau
material interlog yaitu partikel dengan sebagian
material berat dan sebagian material ringan.

Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran pada dasar :

a. Slope deck
b. Tebal / Kecepatan air
c. Viscositas fluid
d. Bentuk partikel
e. Kekerasan deck
f. Koeifisien gesekan Partikel

Gambar 2.9 Shaking Table

3. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator)

Pemisahan mineral-mineral dengan menggunakan humprey spiral


dasar utamanya adalah aliran fluida horizontal. Gaya-gaya yang
berpengaruh dalam proses ini adalah gaya dorong air, gaya gesek, gaya
gravitasi dan gaya sentrifugal. Bentuk alatnya berupa lounder yang
melingkar membentuk spiral, makin panjang lounder maka konsentrat
yang dihasilkan akan semakin tinggi kadarnya.

Terjadinya pemisahan di dalam humprey spiral sebagai berikut :

1. Feed dimasukkan ke dalam feed tank

17
2. Melalui pompa, feed dihisap masuk ke dalam cyclone.
3. Di dalam cyclone cairan dengan yang kental dipisahkan,
selanjutnya yang encer dialirkan ke atas ke dalam lounder
sebagai wash water, sedang pulp yang kental melalui lounder
dialirkan ke atas menuju feed box sebagai umpan.
4. Karena bentuk lounder ini melingkar seperti spiral dari atas ke
bawah, maka terjadi gerak arus sentrifugal, sehingga material yang
ringan sebagai tailing akan terletak dibagian luar.
5. Material yang berat ada di dalam sebagai konsetrat.
6. Mineral-mineral berat akan mengalir terus dan masuk ke dalam
port penampungan konsentrat yang dihasilkan.

18
Gambar 2. 10 Humprey spiral

19
Gambar 2.11 Pemisahan material dalam humprey spiral

Proses pemisahan antara material yang ringan dan yang berat


dapat dilihat pada gambar. Dari gambar terlihat bahwa mineral
yang ringan terletak di bagian luar dari lounder, di mana mineral
ringan ini akan terus terbawa oleh aliran air sebgai tailing.
Sedangakan mineral yang berat berada di bagian dalam dari
lounder, di mana mineral berat ini akan terus di alirkan dan masuk
di dalam port sebagai konsentrat. Kadar konsentrat yang dapat

20
dihasilkan pada proses humpery spiral ini bisa mencapai 80%
konsentrat.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mekanisme kerja
humprey spiral ini adalah :
1. diameter bukaan luonder
2. kemiringan dari lunder
3. tinggi/panjang lounder
4. keseragaman ukuran butiran material
5. kecepatan aliran air sebagai wash water
6. fluida yang digunakan sebagai media pemisahan mineral.
Kelebihan yang didapat pada pemisahan mineral dengan
menggunakan alat humprey spiral antara lain :
a. ongkos instalasi
b. ongkos perawatan rendah
c. ongkos operasi rendah
d. dapat memisahkan mineral berharga dengan mineral tidak
berharga dalam jumlah yang besar, kadar konsentrat yang
diperoleh bisa mencapai 80%.
Kekurangan yang dihadapi pada pemisahan mineral dengan
menggunakan alat humprey spiral ini adalah :
a. Ukuran feed yang perbolehkan terbatas, biasanya ukuran feed
antara 14 dan 400 mesh, tetapi bijih besi bisa di atas 10 sampai
10 mesh.
b. Diperlukan suplay air yang cukup atau sirkulasi air dan
pengolahannya yang digunakan pada proses pemisahan
mineral sebagai medium wash water.

4. Palong / sakan (sluice box)

21
Sluice box merupakan suatu alat konsentrasi mineral bijih yang
berdasarkan atas SG. Diharapkan dalam proses ini mineral mempunyai
SG tinggi akan mengendap yang nantinya akan diambil sebagai
konsentrat sedang mineral yang ringan akan ikut terbawa aliran air
sebagai tailing. Alat Sluice box berupa lounder dengan ukuran panjang
8-12 meter, lebar 1 meter dengan feed 10-20%.

Mekanisme pemisahan yang terjadi di dalam sluice box sebagai


berikut : Feed yang sudah terliberasi sempurna seperti emas, timah,
pasir besi dimasukkan ke dalam sluice box. Partikel-partikel yang
berukuran besar dipisahkan terlebih dahulu. Bila pada ujung alat sudah
terdapat mineral berat berarti alat sudah jenuh maka pada alat lounder
tersebut dibersihkan (cleaning) yaitu dengan mengalirkan air pembersih
(wash water) dan akan terjadi pemisahan antara partikel berat dari
partikel ringan. Partikel berat akan tertinggal pada bagian belakang
bawah riffle atau akan menempel pada karpet sebagai konsentrat. Untuk
mengambil mineral yang menempel pada karpet maka karpet tersebut
biasanya dibakar.

Jadi yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melakukan


operasi pemisahan dengan alat ini adalah :

a. Kecepatan aliran dan ketebalan aliran fluida

Bila kecepatan dan ketinggian fluida terlalu besar maka mineral


yang ada baik itu mineral berat maupun ringan dan ketebalan yang
besar dari fluida akan membuat arus turbulen yang besar dan ini
yang membuat material meloncat dari riffle

b. Berat jenis material yang akan dipisahkan

Berat jenis dari material harus cukup besar karena material itu
harus dapat mengimbangi derasnya arus dengan gaya berat
sehingga material itu akan dapat terhalangi oleh riffle. Bila

22
material itu mampunyai berat jenis yang kecil, akan hanyut
terbawa oleh aliran air.

c. Banyaknya air/fluida

Bila air yang digunakan untuk memisahkan mineral ini hanya


sedikit, maka mineral tersebut tidak akan dapat terpisahkan atau
hasilnya adalah heterogen.

d. Ketinggian riffle

Ketinggian riffle harus sebanding dwngan ketebalan aliran air,


paling tidak harus melebihi +/- 0,5 cm dari permukaan riffle.

e. Panjang box

Panjang box sangat menentukan karena makin panjang akan


semakin besar kemungkinan material itu untuk tersangkut pada
roffle sehingga hasilnya semakin besar.

Dalam sluice box ini, macam riffle ada dua :

1) Riffle memanjang

2) Riffle melintang

Tahap-tahap dalam sluicing adalah :

1. Pemasukan umpan

2. Pencucian

3. Pengambilan konsentrat

Khusus untuk pengambilan konsentrat maka riffle diangkat


atau dibuka lalu disemprot dengan air, maka material yang
dikehendaki itu dapat diambil dari sluice box tersebut.

23
Gambar 2.12 Slice box

Sluice Box biasa digunakan pada tambang semprot untuk


lapisan alluvial. Dimana lapisan alluvial ini disemprot dengan air
bertekanan tinggi menggunakan pompa sederhana utnuk
melepaskan butiran material berharga dengan fragmen alluvial.
Selanjutnya aliran lumpur alluvial ini disemprotkan ke dalam
sluice box tersebut untuk dilakuan proses pemisahan awal.
Material berharga yang dicari dengan menggunakan metode ini
umumnya adalah bijih emas dan timah.
Didalam sluice box, lumpur hasil penyedotan konsentrat yang
mengandung emas yang terdapat didalam aliran lumpur dapat
ditangkap (terendapkan karena berat jenisnya tinggi) dengan
bantuan dasar sluice box yang dilapisi karpet. Setelah itu karpet
dasaran dari sluice box ini kemudian dicuci dalam drum tertutup,
agar butiran material berharga telepas dan terkumpul didalamnya.
Kosentrat yang berisi campuran mineral berat selanjutnya didulang
untuk mendapatkan butiran emasnya. Pada saat proses ini biasanya
masih banyak material berharga yang ikut terbawa bersama tailing.
Untuk menghindari proses tersebut, pada saat pendulangan
campuran konsentratnya dicampurkan dengan air raksa (Hg), Hal
ini memanfaatkan sifat emas yang hanya mau bersenyawa dengan
Unsur air raksa tersebut. Proses tersebut disebut disebut proses
“Amalgamisasi”. Kemudian campuran air raksa dan emas lalu

24
tersebut disaring menggunakan kain saring untuk mendapatkan
konsentrat murni dari emasnya, konsentrat ini boasanya disebut
“Bulion”. Bulion ini kemudian dibakar untuk memisahkan kembali
campuran antara air raksa dan unsur emasnya.

2.2. Concentration Criteria

Besaran yang dapat digunakan untuk memprediksi apakah operasi


konsentrasi berdasarkan gravitasi dapat dilakukan dengan mudah atau sulit
bisa ditentukan dengan menggunakan nersamaan berikut :

Kriteria konsentrasi, KK = (ρb - ρf) / (ρr – ρf)

ρb = spesific gravity mineral berat


ρr = spesific gravity mineral ringan
ρf = spesific gravity fluida

Jika mineral-mineral yang akan dipisah memiliki nilai kriteria


konsentrasi lebih daripada 2,5 atau KK > 2,5. Maka operasi pemisahan
dapat dengan mudah dilakukan. Jika mineral-mineral yang aada dalam
bijih memiliki nilai kriteria konsentrasi antara 1,25 – 2,25 atau 1,25 < KK
< 2,5 maka pemisahan secara gravity relati sulit, namun masih mungkin
dengan menjaga variabel-variabel dengan operasi secara ketat. Sedangkan
bijih yang mengandung mineral-mineral dengan nilaikonsentrasi kriteria
kurang daripada 1,25 atau KK < 1,25 secara komersial pemisahan hampir
tidak mungkin.

2.3. Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Aliran Air Horizontal


Setelah mencapai dasar bidang miringnya, setiap partikel mineral
akan dikenai distribusi kecepataan fluida atau gaya dorong fluida yang
tidak sama. Kecepatan fluida hampir nol pada permukaan atau dasar
bidang. Dan maksimum pada interface fluida-udara. Di dasar bidang ini
artikel akan bergerak, dengan cara menggelinding/rolling atau
meluncur/sliding. Aksi rolling terjadi pada zona fluida dengan kecepatan
yang relatif tinggi. Aksi roling tergantung pada bentuk partikel dan

25
kekerasan dari permukan bidang miringnya. Sedangkan aksi sliding terjadi
pada zona fluida dengan kecepatan yang rendah, dekat permukaan bidang
datar. Aksi sliding tergantung pada kedalaman lapisan fluida dan sudut
bidang datar.
Gerakan partikel pada dasar bidang miring dipengaruhi oleh gaya
dorong fluida, gaya gravitasi, dan gaya gasek. Ketiga gaya ini bertangung
jawab terhadap pergerakan partikel. Dan resultan ketiga gaya inilah yang
menentukan posisi dari partikel di dasar bidang datar/horizontal.
Jika partikel mempunai density dan ukuran berbeda, maka
pergerakan partikel ditentukan oleh ukuran dan density. Partikel besar dan
ringan bergerak lebih cepat dari yang lainnya.

2.4. Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Aliran Air Vertikal


Dalam fluida bidang vertikal, mineral berat akan memiliki
kecpatan pengendapan yang lebih tinggi. Mineral ini akan memiliki
lintasan yang relatif lebih jauh dibandingkan mineral ringan untuk satuan
waktu yang sama. Perbedaan kecepatan relatif antar partikel mineral dalam
fluida inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk operasi pemisahan.
Jarak tempuh partikel mineral ditentukan oleh density dan ukuran
beda dieendapkan dalam tabung berisi air. Setiap mineral akan mengendap
dengan kecepatan sesuai density dan ukurannya. Pada dasar tabung akan
tersusun lapisan berdasarkan density dan ukuran. Lapisn ini disebut
stratifikasi mineral. Lapisan paling bawah ditempati oleh mineral berat
dengan ukuran besar. Mineral ini mempunyai kecepatan pengendapan
tertinggi. Lapisan diatsanya ditempati mineral berat dan ringan yang
memiliki lintasan sama. Lapisan teratas ditempati oleh mineral ringan
ukuran kecil, mineral dengan kecepatan pengendapan terendah.

2.5. Klasifikasi Pemisahan Berdasarkan Berat Jenis Media


Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan
mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri
dari mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang
berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :

 Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.

26
 Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang
ringan.

Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :

 Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.

 Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.

 Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.

 Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j.
= 2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini
harganya mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-
percobaan di laboratorium.

Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium


separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. Drum separator karena bentuknya silindris.

2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.

27
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration) yaitu pemisahan
mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi
sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-
mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi
gerakan fluidanya, yaitu :

a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy


medium separation (HMS).

b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.

c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).

Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka


akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel
banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang
terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :

1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya


terhalang.
2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel
yang berat mengendap lebih dahulu.
3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel
kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai
dengan berat jenisnya.

Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :

 Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga


dengan kadar tinggi.

 Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.

 Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus


dibuang.

Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :

28
1. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
2. Meja goyang (shaking table).
3. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).
4. Palong / sakan (sluice box).

29

Anda mungkin juga menyukai