REDUKSI UKURAN
(KOMINUSI)
S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Defini Reduksi Ukuran (Kominusi)
◼ Kominusi:
Kominusi merupakan tahapan utama proses pengolahan
bahan galian yaitu operasi pengecilan ukuran bijih dengan
peremukan dan penggerusan.
1. Primary Crushing
2. secondary crusher dan
3. tersier.
❑ Secondary crushing: 8” – 6” ➔ 3” – 2”
- Jaw crusher - Cone crusher
- Gyratory crusher - Roll crusher
2. Compression (clevage)
Energi cukup untuk membuat partikel remuk,
menghasilkan ukuran partikel ukurannya tidak jauh
berbeda dengan ukuran umpan.
3. Impact (shatter)
Energi sangat mencukupi untuk terjadinya peremukan
partikel, menghasilkan banyak partikel dengan distribusi
ukuran yang lebar.
Representasi
mekanisme remuknya
partikel dan distribusi
ukuran produkta yang
dihasilkan
TAHAPAN PEREMUKAN (CRUSHING)
1
2
5
3 4
Keterangan : (1) fixed jaw, (2) movable jaw, (3) togel depan, (4) togel belakang,
(5) pitman.
◼ Ciri lain: bowl dapat bergerak ke arah luar bila ada material
sangat keras masuk.
Throat
◼ Tempat dimana bijih keluar.
Throw
◼ Perbedaan antara closed setting dan open setting.
PERHITUNGAN JAW CRUSHER
1. Dengan jaw crusher, menyiapkan 2.85 kg batuan yang akan
di crushing. lalu diayak dengan seri ayakan 1, 2, 3, 8, 14, 20
dan 50 mesh.
Fraksi
Ukuran berat (kg)
(mesh)
+1 1.15
-1 + 2 0.9
-2 + 3 0.3
-3+8 0.2
- 8 + 14 0.1
- 14 + 20 0.05
- 20 + 50 0.05
- 50 0.05
PERHITUNGAN JAW CRUSHER
Fraksi Berat
berat Kumulatif
Ukuran lolos
(kg) Lolos (%)
(mesh) (kg)
+1 1.15 1.65 58.93%
-1 + 2 0.9 0.75 26.79%
-2 + 3 0.3 0.45 16.07%
-3+8 0.2 0.25 8.93%
- 8 + 14 0.1 0.15 5.36%
- 14 + 20 0.05 0.1 3.57%
- 20 + 50 0.05 0.05 1.79%
- 50 0.05 0.00 0.00%
total 2.8
losses -2.8
PERHITUNGAN ROLL CRUSHER,
◼ Umpan Roll Crusher adalah produkta hasil crushing dengan
jaw crusher.
◼ Mengambil contoh hasil peremukan secukupnya, lalu
mengayak dengan seri ayakan 1, 2, 3, 8, 14, 20 dan 50 mesh.
◼ Berguna sebagai:
❑ Ukuran apa yang dapat dilakukan oleh crusher
❑ Indikator batasan mekanik di bawah mana sebuah crusher bekerja
❑ Salah satu elemen dalam penentuan kapasitas crusher
❑ Salah satu faktor dalam penentuan efisiensi crusher
Limitting Reduction Ratio (LRR)
0.85 G
ARR =
Se
dimana G = gape
Se = effective setting:
- closed setting untuk high speed secondary crusher
- open setting untuk low speed primary crusher
Apparent Reduction Ratio (ARR) - lanjutan
tf wf
WRR = =
S e Fs . S e
t = thickness of particle
f = feed
Sc = effective setting:
- close side setting pada kec. tinggi
- open side setting pada kec. Rendah
w = width of particle
Fs = shape factor
80% - Reduction Ratio (RR80)
◼ Perbandingan antara ukuran bukaan screen yang
meloloskan 80% dari feed dengan bukaan screen yang
meloloskan 80% dari produkta.
D = diameter roll
d = diameter partikel
n = angle of nip
s = jarak antara dua permukaan roll
T = gaya tangensial
N = gaya normal
R = resultan gaya T dan N
n D+s
cos =
2 D+d
Kapasitas
◼ Menyatakan jumlah produkta yang dihasilkan crusher per
unit waktu.
◼ Kapasitas suatu crusher dipengaruhi oleh beberapa faktor:
❑ Area of discharge opening pada open setting
❑ Karakter batuan: density, toughness, crushability (kemampuan
batuan untuk diremuk), dll.
❑ Moisture content
❑ Throw
❑ Speed (reciprocations per minutes)
❑ Angle of nip
❑ Shape & surface character of crusher plate
❑ Metode feeding
❑ Size reduction yang diterapkan
Tugas
Hitunglah:
1. Berat Lolos
2. Berat Komulatif Lolos
Tugas
7. Hasil umpan Produkta chrushing yang
menggunakan jaw crusher kemudian remuk
lagi menggunakan Roll Crusher. hasil
peremukan diambil secukupnya, lalu diayak
dengan seri ayakan 1, 2, 3, 8, 14, 20 dan 50
mesh
Tugas
Fraksi Ukuran
berat (kg)
(mesh)
+1 0
-1 + 2 0
-2 + 3 0.1
-3+8 1.1
- 8 + 14 0.7
- 14 + 20 0.45
- 20 + 50 0.15
- 50 0.25
◼ Hitunglah:
1. Berat Lolos
2. Berat Komulatif Lolos