Anda di halaman 1dari 59

IV.

REDUKSI UKURAN
(KOMINUSI)

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Defini Reduksi Ukuran (Kominusi)

◼ Kominusi:
Kominusi merupakan tahapan utama proses pengolahan
bahan galian yaitu operasi pengecilan ukuran bijih dengan
peremukan dan penggerusan.

Mineral berharga dipisahkan dari material-material yang


kurang bernilai (material pengganggu) dengan menggunakan
energi kinetik mekanik (energi translasi) dimana material
diubah dengan cara impak menjadi energi regangan, didalam
suatu material sehingga material berubah bentuk.
Diagaram Alir Proses Kominusi
Tujuan Kominusi
1) Menghasilkan partikel yang sesuai dengan kebutuhan (ukuran
maupun bentuk).

2) Liberasi adalah usaha untuk membebaskan mneral berharga dari


pengotornya yang dilakukan dengan cara komunisi, yang
melibatkan peremukan dan pengilingan

3) Memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan reaksi pelarutan


dapat berlangsung dengan lebih baik.
Liberasi
Tahapan Kominusi:

Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya dibagi dalam dua


tahapan yaitu:

❑ Operasai Peremukan (crushing)


❑ Penghalusan/Penggerusan (grinding)
Pengertian Crushing dan Grinding

Crushing adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian /


bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan
berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi
ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.

Grinding adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari


yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
halus.
Operasi Peremukkan (Crushing)
Pada proses peremukkan biasanya dilakukan dalam kondisi kering
dan dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:

1. Primary Crushing
2. secondary crusher dan
3. tersier.

Ketiga tahapan tersebut didasarkan atas ukuran yang dihasilkan dari


proses peremukan.
Ukuran Peremukan (Crushing):

❑ Primary crushing : ROM ➔ 8” – 6”


- Jaw crusher
- Gyratory crusher

❑ Secondary crushing: 8” – 6” ➔ 3” – 2”
- Jaw crusher - Cone crusher
- Gyratory crusher - Roll crusher

❑ Tertiary crushing: 3” – 2” ➔ 3/8” – ½”


- Cone crusher - Hammer mill
- Roll crusher
Ukuran Penggerusan (Grinding):
1/2” – 3/8” ➔ fine (halus)

❑ Primary grinding Ball mill, Rod mill, Pebble mill, Tube


mill, Autogenous mill, Semi
❑ Fine grinding Autogenous (SAG) mill
◼ Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
kominusi :
❑ Ukuran material/bijih dari tambang
❑ Biasanya ukuran material/bijih dari tambang dalam bentuk
bongkah → pemilihan primary crusher dan proses
screening
❑ Keadaan bijih → pada material yang lengket akan
mempengaruhi pemilihan mill/crusher.
❑ Kesediaan air → penting khususnya untuk proses basah
❑ Proses-proses berikutnya basah atau kering
❑ Korosi pada lining (bahan pelapis pada dinding dalam mill)
❑ Reaksi antara material dengan air
Kemampuan aplikasi alat kominusi
Mekanisme Remuk (Aksi Kominusi)
1. Abrasion (attrition)
Terjadi bilamana energi yang kurang mencukupi
diterapkan pada partikel, menyebakan terjadinya
localized stressing dan remuknya sebagian kecil area
sehingga menghasilkan distribusi ukuran partikel yang
halus.

2. Compression (clevage)
Energi cukup untuk membuat partikel remuk,
menghasilkan ukuran partikel ukurannya tidak jauh
berbeda dengan ukuran umpan.

3. Impact (shatter)
Energi sangat mencukupi untuk terjadinya peremukan
partikel, menghasilkan banyak partikel dengan distribusi
ukuran yang lebar.
Representasi
mekanisme remuknya
partikel dan distribusi
ukuran produkta yang
dihasilkan
TAHAPAN PEREMUKAN (CRUSHING)

1. Tahapan Primary Crushing


❑ Pengecilan ukuran bijih yang datang dari tambang pada tahap
pertama dan crusher dioperasikan secara terbuka.

❑ Untuk bijih yang keras dan kompak biasanya digunakan jaw


crusher atau gyratory crusher, sedangkan utk bahan galian
yang lebih brittle digunakan hammer mill atau impact crusher.
Mekanisme Primary Crushing

◼ Menurut poros atau sumbu dari


movable jaw, jaw crusher dapat
dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:

◼ a) Blake crusher yang memiliki


sumbu di atas,
◼ b) Dodge crusher yang memiliki
sumbu di bagian bawah, dan
◼ c) Universal crusher yang Tiga jenis jaw crusher menurut sumbunya
sumbunya terletak di bagian
tengah.
a. Jaw Crusher

◼ Ciri khas: dua plat yang membuka dan menutup


seperti rahang.

◼ Salah satu rahang diam dan yang lainnya bergerak,


maju mundur.

◼ Tipe Jaw Crusher:


◼ Blake crusher: - single toggle
- double toggle
◼ Dodge crusher
Mekanisme Jaw Crusher
Jaw crusher terdiri dari dua plat
tebal yang mekanisme geraknya
membuka dan menutup.

Plat tebal tersebut dinamakan fixed


jaw dan movable jaw. Movable jaw
bergerak membuka dan menutup
menurut sumbu tertentu,
sedangkan fixed jaw dalam kondisi
statis. Pada gambar di atas
ditunjukkan mekanisme gerakan
movable jaw pada jaw crusher
double toggle.
gape

1
2

5
3 4

Keterangan : (1) fixed jaw, (2) movable jaw, (3) togel depan, (4) togel belakang,
(5) pitman.

Gambar skematik jaw crusher tipe Blake (togel ganda)


Gambar skematik jaw crusher tipe togel tunggal
Gambar skematik jaw crusher tipe Dodge
Gambar Allis-Chalmers A-1 crusher (double-toggle)
Keterangan : (1) crushing chamber, (2) fixed jaw plate, (3) interchangable swing jaw plates, (4) protective
wear plates, (5) swing jaw deflection plate, (6) swing jaw shaft, (7) swing jaw, (8) balanced flwheels (one
driven), (9) anti-friction bearings, (10) steel cast and welded pitman, (11) shields over pitman toggle
seats, (12) hydraulic setting control, (13) setting shims, (14) frame side plate, (15) toggle ends and seats,
(16) bolt tension springs, (17) cap nuts, (18) cruher discharge, (19) manganese check plates, (20) ribbed
front and back, (21) expansion joint
Jaw Crusher
b. Gyratory Crusher
◼ Bagian penting dari alat: sumbu tegak dimana terpasang unsur
peremuk (disebut mantle), digantung pada spider.

◼ Sumbu tegak diputar secara eccentric dari bagian bawah


menghasilkan suatu aksi gyratory.

◼ Mantle berada dalam shell berbentuk kerucut membesar ke atas


sehingga terbentuk rongga remuk antara shell dengan mantle.

◼ Mantle bersama sumbu tegak bergerak secara gyratory


memberikan compression ke arah shell.

◼ Karena aksi kompresi ini material yang berada dalam rongga


remuk akan remuk.
c. Impact Crusher
◼ Alat ini bekerja dengan impact  dengan pukulan berkecepatan
tinggi terhadap material yang masuk alat.

◼ Pemukul (hammer) dipasang pada rotor yang berputar dengan


kecepatan tinggi.

◼ Bagian yang bergerak memindahkan energi kinetiknya ke partikel


yang masuk  partikel terlempar dan membentur plat bentur.

◼ Pada hammer mill  di bagian bawah terdapat grate dimana


partikel masih dihancurkan dengan attrition.

◼ Umumnya digunakan pada partikel yang brittle, agak lunak dan


tidak mengandung material halus yang menyebabkan lengket.
Hammer mill
Double-rotor impact crusher
Single roll crusher
Rotary breaker
2. Tahapan Secondary crushing

❑ Jauh lebih ringan dari primary crusher.

❑ Pengecilan ukuran mulai dari 8” – 6”, yaitu material


yang telah diremuk oleh primary crusher.

❑ Tertiary crusher  menggunakan alat yang sama


dengan secondary crusher hanya settingnya yang
berbeda (lebih kecil).
Mekanisme Secondary Crushing
Pada tahapan secondary
crusher biasanya digunakan
roll crusher.
Cara kerja dari roll crusher ini
cukup sederhana, terdiri dari
dua silinder yang disusun
berdampingan dan berputar
saling berlawanan arah
menuju discharge.

Ketika umpan dimasukkan,


umpan akan diremukkan oleh
kedua silinder dikarenakan
gerakan silinder yang
memberikan gaya gesek.
Lab. Metalurgi PTFI
a. Cone Crusher
◼ Umum digunakan sebagai secondary crusher.

◼ Modifikasi dari gyratory crusher (bekerja seperti gyratory


crusher).

◼ Sumbu tegak tdk digantung pada spider seperti halnya gyratory


crusher, tetapi ditunjang di bawah kepala remuk (mantle) atau
cone.

◼ Ciri lain: bowl dapat bergerak ke arah luar bila ada material
sangat keras masuk.

◼ Setting diatur dengan dengan menurunkan dan menaikkan bowl,


sedangkan pada gyratory crusher  menurunkan dan menaikkan
sumbu tegak.
Cone crusher
b. Roll Crusher

◼ Roll crusher digunakan untuk menangani material


lengket, sangat dingin dan tidak abrasif, seperti halnya
batu gamping, batubara, gipsum, fosfat dan bijih besi.
◼ Mekanisme cara kerja dari roll crusher ini cukup
sederhana, terdiri dari dua silinder yang disusun
berdampingan dan berputar saling berlawanan arah
menuju discharge. Ketika umpan dimasukkan, umpan
akan diremukkan oleh kedua silinder dikarenakan
gerakan silinder yang memberikan gaya gesek. Untuk
lebih jelasnya, mekanisme kerja roll crusher dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar Roll Crusher
Opening dari Crusher
• Jaw crusher → width (lebar) x gape
• Gyratory crusher → gape x diameter dari mantel
• Cone crusher → opening = diameter dari feed opening (kira-kira 2 x gape).

Gambar skematik bagian-


bagian dari :
(a). Jaw crusher
(b). Gyratory crusher
Mouth
◼ Tempat dimana bijih masuk.

Throat
◼ Tempat dimana bijih keluar.

Throw
◼ Perbedaan antara closed setting dan open setting.
PERHITUNGAN JAW CRUSHER
1. Dengan jaw crusher, menyiapkan 2.85 kg batuan yang akan
di crushing. lalu diayak dengan seri ayakan 1, 2, 3, 8, 14, 20
dan 50 mesh.
Fraksi
Ukuran berat (kg)
(mesh)
+1 1.15
-1 + 2 0.9
-2 + 3 0.3
-3+8 0.2
- 8 + 14 0.1
- 14 + 20 0.05
- 20 + 50 0.05
- 50 0.05
PERHITUNGAN JAW CRUSHER
Fraksi Berat
berat Kumulatif
Ukuran lolos
(kg) Lolos (%)
(mesh) (kg)
+1 1.15 1.65 58.93%
-1 + 2 0.9 0.75 26.79%
-2 + 3 0.3 0.45 16.07%
-3+8 0.2 0.25 8.93%
- 8 + 14 0.1 0.15 5.36%
- 14 + 20 0.05 0.1 3.57%
- 20 + 50 0.05 0.05 1.79%
- 50 0.05 0.00 0.00%
total 2.8
losses -2.8
PERHITUNGAN ROLL CRUSHER,
◼ Umpan Roll Crusher adalah produkta hasil crushing dengan
jaw crusher.
◼ Mengambil contoh hasil peremukan secukupnya, lalu
mengayak dengan seri ayakan 1, 2, 3, 8, 14, 20 dan 50 mesh.

Fraksi Ukuran berat


(mesh) (kg)
+1 0
-1 + 2 0
-2 + 3 0.1
-3+8 1.1
- 8 + 14 0.7
- 14 + 20 0.45
- 20 + 50 0.15
- 50 0.25
PERHITUNGAN ROLL CRUSHER,
Fraksi Ukuran Berat lolos Kumulatif
berat (kg)
(mesh) (kg) Lolos (%)
+1 0 2.75 100.00%
-1 + 2 0 2.75 100.00%
-2 + 3 0.1 2.65 96.36%
-3+8 1.1 1.55 56.36%
- 8 + 14 0.7 0.85 30.91%
- 14 + 20 0.45 0.4 14.55%
- 20 + 50 0.15 0.25 9.09%
- 50 0.25 0.00 0.00%
total 2.75
losses -2.75
Reduction Ratio (Nisbah Reduksi)
◼ Perbandingan antara ukuran umpan yang masuk dengan
produkta yang keluar.
Ukuran umpan
Reduction Ratio (RR) =
Ukuran produkta

◼ Berguna sebagai:
❑ Ukuran apa yang dapat dilakukan oleh crusher
❑ Indikator batasan mekanik di bawah mana sebuah crusher bekerja
❑ Salah satu elemen dalam penentuan kapasitas crusher
❑ Salah satu faktor dalam penentuan efisiensi crusher
Limitting Reduction Ratio (LRR)

◼ Perbandingan antara ukuran bukaan screen dimana


semua feed bisa lolos terhadap ukuran bukaan screen
dengan bentuk yang sama dimana semua produk bisa
lolos.

◼ Untuk primary crusher dimana sizing test jarang


dilakukan  biasanya ukuran maksimum dinyatakan
dengan ukuran lubang bin grizzly  mengukur maximum
thickness dari feed.

◼ Square or round mesh screen  biasanya digunakan


untuk mengukur produkta  mengukur intermediate
dimension dari partikel.
Limitting Reduction Ratio (LRR) - lanjutan
w f t f Fs . t f
LRR = = =
wp tp wp
dimana w = width of particle
t = thickness of particle
f = feed
p = produk
Fs = shape factor

intermedia te dimension of particle


Fs =
minimum dimension of particle

Range dari Fs: 1.7 – 3.3


Apparent Reduction Ratio (ARR)

◼ Perbandingan antara effective gape dengan effective


setting (Se) dari crusher.

0.85 G
ARR =
Se
dimana G = gape
Se = effective setting:
- closed setting untuk high speed secondary crusher
- open setting untuk low speed primary crusher
Apparent Reduction Ratio (ARR) - lanjutan

◼ Berguna untuk menyatakan apa yang bisa dilakukan


crusher dalam reduksi ukuran partikel maksimum pada
satu kali pass.

◼ Minimum standar open setting pada kebanyakan jaw


crusher  mengizinkan rasio gape thd open setting
antara 8 – 10 : 1.

◼ Rasio utk open setting maksimum yang


direkomendasikan biasanya antara 3 – 4 : 1.

◼ Miller  bhw rasio untuk jaw crusher seharusnya tdk lebih


dari 6 utk batuan tough atau 8 utk batuan lunak.
Working Reduction Ratio (WRR)
◼ Perbandingan antara ketebalan feed yang terbesar dengan effective
setting dari crusher.

tf wf
WRR = =
S e Fs . S e

t = thickness of particle
f = feed
Sc = effective setting:
- close side setting pada kec. tinggi
- open side setting pada kec. Rendah
w = width of particle
Fs = shape factor
80% - Reduction Ratio (RR80)
◼ Perbandingan antara ukuran bukaan screen yang
meloloskan 80% dari feed dengan bukaan screen yang
meloloskan 80% dari produkta.

◼ RR80 bervariasi dari 2.2 – 8.3 dengan rata-rata = 4.5


Angle of Nip (Sudut Jepit)

◼ Pada jaw crusher  sudut yang dibentuk oleh permukaan


jaw.

◼ Pada roll crusher  sudut yang dibentuk oleh tangen


terhadap permukaan roll pada titik kontak dengan partikel
yang akan diremuk.
Angle of Nip (Sudut Jepit) - lanjutan

D = diameter roll
d = diameter partikel
n = angle of nip
s = jarak antara dua permukaan roll
T = gaya tangensial
N = gaya normal
R = resultan gaya T dan N

n D+s
cos =
2 D+d
Kapasitas
◼ Menyatakan jumlah produkta yang dihasilkan crusher per
unit waktu.
◼ Kapasitas suatu crusher dipengaruhi oleh beberapa faktor:
❑ Area of discharge opening pada open setting
❑ Karakter batuan: density, toughness, crushability (kemampuan
batuan untuk diremuk), dll.
❑ Moisture content
❑ Throw
❑ Speed (reciprocations per minutes)
❑ Angle of nip
❑ Shape & surface character of crusher plate
❑ Metode feeding
❑ Size reduction yang diterapkan
Tugas

1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip pada


Jaw Crusher dan Gyratory crusher!
2. Ada berapa macam tipe Jaw Crusher menurut
desainnya dan dimana letak perbedaannya?
3. Jelaskan mekanisme remuknya material dengan tiga
aksi yang bekerja!
4. Jelaskan Perbedaan antara Jaw Crusher dan Gyratory
Crusher!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke Crushing
dan Arrested Crushing pada operasi peremukan serta
beri contoh alat yang menggunakan cara tersebut!
Tugas
6. Pada suatu percobaan crushing yang dilakukan
menggunakan jaw crusher dengan berat material awal 2.85
kg batuan kemudian diayak menggunakan seri ayakan 1,
2, 3, 8, 14, 20 dan 50 mesh, maka diperoleh data-data
hasil pengayakan seperti berat material tiap fraksi. Adapun
data yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel Data Crushing dengan Jaw Crusher
Fraksi Ukuran
berat (kg)
(mesh)
+1 1.15
-1 + 2 0.9
-2 + 3 0.3
-3+8 0.2
- 8 + 14 0.1
- 14 + 20 0.05
- 20 + 50 0.05
- 50 0.05

Hitunglah:
1. Berat Lolos
2. Berat Komulatif Lolos
Tugas
7. Hasil umpan Produkta chrushing yang
menggunakan jaw crusher kemudian remuk
lagi menggunakan Roll Crusher. hasil
peremukan diambil secukupnya, lalu diayak
dengan seri ayakan 1, 2, 3, 8, 14, 20 dan 50
mesh
Tugas
Fraksi Ukuran
berat (kg)
(mesh)
+1 0
-1 + 2 0
-2 + 3 0.1
-3+8 1.1
- 8 + 14 0.7
- 14 + 20 0.45
- 20 + 50 0.15
- 50 0.25

◼ Hitunglah:
1. Berat Lolos
2. Berat Komulatif Lolos

Anda mungkin juga menyukai