Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1. Sejarah PT Bukit Asam (Persero) Tbk


PT. Bukit Asam (Persero)Tbk, adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang di dirikan pada tanggal 2 Maret 1981 dengan dasar Peraturan
Pemerintah No 42 tahun 1980 yang berkantor pusat di Tanjung Enim,Sumatera
Selatan. Diawali Penyelidikan Eksplorasi yang dilakukan oleh bangsa Belanda
Pada tahun 1915 sampai dengan 1918 yang di pimpin Ir. Man Haat yang hasilnya
menunjukkan ditemukannya kandungan batubara yang besar di kawasan Bukit
Asam. Pada tahun 1919 tambang batubara di Bukit Asam mulai berpoduksi,
wilayah operasi penambangan pertama dilakukan di areal Tambang Air Laya
dengan sistem penambangan tambang bawah tanah. Batubara yang dihasilkan
dihubungkan melalui pelabuhan Kertapati Palembang melalui kereta api sejauh
165 km dan jalan darat sejauh 200 km.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para
karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang
menjadi Pertambangan Nasional. Pada 1950 Pemerintah RI kemudian
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN
TABA).
Pada 1981, PN TABA berubah status menjadiPerseroanTerbatasdengan
nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.Dalam rangka
meningkatkan pengembangan industri batubaradi Indonesia,pada 1990 Pemerintah
menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada
1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket
batubara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode PTBA sejak saat itulah menjadi
PT. Bukit Asam (Persero)Tbk.

4
Ditinjau dari lembaga yang mengurusnya sampai saat ini PT Bukit Asam
(Persero)Tbk, secara berturut-turut dikelola oleh :
Lembaga-lembaga yang mengurus Tambang Batubara Bukit Asam
diantaranya:
1. Tahun 1919 1942 oleh Pemerintah Hindia Belanda.
2. Tahun 1942 1945 oleh Pemerintah Militer Jepang.
3. Tahun 1945 1947 oleh Pemerintah Republik Indonesia.
4. Tahun 1947 1949 oleh Pemerintah Belanda (Agresi II).
5. Tahun 1949 sekarang oleh Pemerintah Republik Indonesia yang terdiri
dari:
a. Tahun 1959 sampai dengan tahun 1960 oleh Biro Perusahaan Tambang
Negara (BUPTAN) berdasarkan PP No 86 th 1958.
b. Tahun 1961 sampai dengan tahun 1967 oleh Badan Pimpinan Umum
(BPU) perusahaan-perusahaan tambang batubara. BPUjuga membawahi
tiga perusahaan negara yaitu :
1. PN. Batubara Ombilin di Sumatera Barat.
2. PN. Tambang Arang Bukit Asam di Tanjung Enim SUMSEL.
3. PN. Tambang Batubara Mahakam di Kalimantan Timur.
c. Tahun 1968 s.d 1980 oleh PN. Tambang Batubara berdasarkan PP No 23
tahun 1968.
d. Tahun 1981 s.d sekarang oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam
berdasarkan PP No 42 tahun 1980.
PT Bukit Asam (Persero)Tbk bertujuan untuk memenuhi permintaan industri
baik dalam maupun luar negeri terutama untuk memasok kebutuhan batubara bagi
PLTU Suralaya, Jawa Barat.Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, maka
dikembangkan beberapa site di wilayah IUP PTBA Tanjung Enim, yaitu:
1. Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU), merupakan tambang yang
dioperasikan dengan metode penambangan menggunakan Bucket Wheel
Excavator (BWE). Site ini telah memasuki wilayah Kabupaten lahat yang
IUPnya pun Izin dari Bupati Lahat.

5
2. Tambang Muara Tiga Besar Selatan (MTBS), merupakan bagian dari
Tambang Muara Tiga Besar yang berada di sebelah Selatan. Site ini juga
telah memasuki wilayah Kabupaten lahat yang IUP nya pun Izin dari Bupati
Lahat, yang di operasikan dengan metode konvensional.
3. Tambang Air Laya (TAL), merupakan site terbesar di wilayah IUP PTBA
yang dioperasikan dengan teknologi penambangan terbuka secara
excavator-truck.
4. Tambang Banko Barat, terdiri dari Pit 1 dan Pit 3 yang dioperasikan dengan
metode kombinasi excavator-truck.

II.1.1. Visi Dan Misi Perusahaan

1. Visi

Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

2. Misi

Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensikorporasi dan


keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder
dan lingkungan.
3. Nilai

a. Visioner
Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka panjang dalam
pengembangan bisnis.
b. Integritas
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen dan
bertanggung jawab.
c. Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru untuk
menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.

6
d. Professional
Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan kreativitas,
penuh keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk keahlian yang
terus menerus meningkat.
e. Sadar Biaya dan Lingkungan
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan
menjalankan usaha atau asas manfaat yang maksimal dan kepedulian
lingkungan.

II.1.2. Struktur Organisasi Muara Tiga Besar (MTB)


Dalam rangka mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan menangkap
peluang yang ada, diperlukan suatu struktur organisasi yang dinamis dan adaptif.
Penyusunan struktur organisasi telah dilakukan atas dasar spesifikasi lengkap.

Senior Manajer
Penambangan

Manajer Manager Manager Manager


EPP BANGKO TAL MTB

Ass.man Ass.man Ass.man


penambangan BWE Shifting
shovel & Truck

Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor


A B C D

Gambar II.1.2. Struktur Organisasi Muara Tiga Besar

7
II.1.3. Satuan Kerja Muara Tiga Besar
Secara umum satuan kerja yang terdapat di Muara Tiga Besar cukup
banyak dan setiap satuan kerja mempunyai tugasnya masing-masing diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Penambangan BWE System
Penambangan BWE System merupakan Satuan kerja yang melakukan
aktivitas penambangan dengan metode continous mining baik produksi
batubara maupun pengupasan overburden, dimana alat utamanya yaitu Bucket
Wheel Excavator (BWE).
b. Shifting
Satuan kerja yang mempunyai peranan untuk melakukan pemindahan di
BWE, Spreader maupun convenyor saat ingin dilakukan pemindahan
rangkaian.
c. Penambangan Shovel and Truck
Satuan kerja mempunyai peranan penting dalam melakukan produksi
batubara ataupun tanah penutup (Overburden) serta (Interburden). Satuan
kerja ini sama seperti Wasnamtor (Pengawasan Kontraktor) tetapi hanya
aktivitas penambangan dilakukan sepenuhnya oleh karyawan PTBA, mereka
hanya menyewa alatnya saja.

II.1.4. Lokasi dan Kesampaian Daerah


Wilayah Izin Usaha Penambangan (WIUP) PT Bukit Asam (Persero) Tbk
di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi
Sumatera Selatan dengan jarak 186 km Barat Daya dari pusat kota Palembang.
Wilayah IUP PT Bukit Asam terletak pada posisi 342 30 LS 4o 47 30 LS
dan 103o 45 00 BT 10350 10BT atau garis bujur 9.583.200 9.593.200 dan
lintang 360.600 367.000 dalam sistem koordinat internasional. Untuk
selengkapnya dapat dilihat peta regional PT.Bukit Asam (Persero)Tbk UPTE.
Lokasi penambangan PT Bukit Asam (Persero)Tbk terdiri dari dua bagian yaitu
Tambang Air Laya (TAL) dan Non Air Laya (NAL).

8
Non Air Laya secara umum terbagi menjadi dua bagian yaitu Banko Barat
dan Muara Tiga Besar. Muara Tiga Besar terbagi lagi menjadi dua bagian lokasi
pengebangan yaitu Muara Tiga Besar Utara dan Muara Tiga Besar Selatan.
Muara Tiga Besar (MTB) yang terdiri dari Muara Tiga Besar Utara
(MTBU) dan Muara Tiga Besar Selatan (MTBS) memiliki Luas IUP 3.300 Ha
serta terdapat lokasi Tambang Banko Barat dengan luas IUP 4.500 Ha. Daerah
operasional penambangan Muara Tiga Besar Utara adalah salah satu wilayah
operasional PT Tambang Batubara Bukit Asam yaitu sekitar 7 km dari Tanjung
Enim kearah timur.

Sumber : www.ptba.co.id, 2016

Gambar II.1.4. A. Kesampaian Daerah PT Bukit Asam (Persero) Tbk

9
LOKASI KERJA PRAKTEK

Sumber: Satuan Kerja Eksplorasi Pengembangan dan PJP PTBA


Gambar II.1.4. .B. Wilayah Penambangan Muara Tiga Besar Utara (MTBU)

II.2. Geologi dan Stratigrafi


II.2.1. Geologi Muara Tiga Besar (MTB)
Lapisan batubara di daerah IUP PT Bukit Asam (Persero)Tbk, Unit
Penambangan Tanjung Enim menempati tepi barat bagian dari Cekungan
Sumatera Selatan (Coster, 1974 dan Harsa, 1975). Lapisan batubara pada daerah
ini tersingkap dalam sepuluh lapisan batubara yang terdiri dari lapisan tua sampai
muda, yakni Lapisan Petai, Lapisan Suban, Lapisan Mangus dan tujuh lapisan
gantung (hanging seam).
Ditinjau dari keadaan geologi pembentukan batubara, maka lapisan batubara
pada awalnya berupa lapisan yang datar (flat) atau sedikit miring. Kemiringan

10
yang besar mengindikasikan telah terjadinya fenomena geologi yang signifikan
(lipatan/patahan) di sekitar lokasi tersebut, sehingga batubara memiliki
kemiringan yang besar, maka material batuan di sekitar batubara tersebut
(overburden/interburden) juga mengalami proses geologi yang sama.
1. Sedimen Kuarter
Satuan ini merupakan Litologi termuda yang tidak terpengaruh oleh orogenesa
Plio-Plistosen. Golongan ini diendapkan secara tidak selaras di atas formasi yang
lebih tua yang terdiri dari batupasir, fragmen-fragmen konglomerat berukuran
kerikil hingga bongkah, hadir batuan volkanik andesitik-basaltik berwarna gelap.
Satuan ini berumur resen.
2. Formasi Kasai
Formasi Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara Enim dengan
ketebalan 850 1200 m. Formasi ini terdiri dari batupasir tufan dan tefra riolitik
di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuf pumice kaya kuarsa, batupasir,
konglomerat, tuf pasiran dengan lensa rudit mengandung pumice dan tuf berwarna
abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan dan lapisan tipis lignit serta
kayu yang terkersikkan. Fasies pengendapannya adalah fluvial dan alluvial fan.
Formasi Kasai berumur Pliosen akhir-Plistosen awal.
3. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim diendapkan selaras diatas Formasi Benakat. Formasi ini
berumur Miosen Atas yang tersusun oleh batu pasir lempungan, batu lempung
pasiran dan batubara. Formasi ini merupakan hasil dari pengendapan lingkungan
laut neritik sampai rawa, dengan ketebalan berkisar antara 150 m sampai 750 m.
4. Formasi Air Bekanat
Formasi Air Benakat diendapkan selaras diatas Formasi Gumai yang berumur
Miosen Tengah, tersusun oleh batu lempung pasiran dan batu pasir glaukonitan.
Formasi Air Benakat diendapkan pada lingkungan laut neritik dan berangsur
menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara 100 m sampai 800 m.Formasi ini
diendapkan pada lingkungan neritik dan berangsur-angsur menjadi laut dangkal
dan prodelta. Diendapkan selaras di atas formasi gumai pada Miosen Tengah
hingga Miosen Akhir dengan ketebalan kurang dari 600 meter.

11
5. Formasi Gumai
Formasi Gumai diendapkan secara selaras di atas Formasi Baturaja dimana
formasi ini menandai terjadinya transgresi maksimum di Cekungan Sumatera
Selatan. Bagian bawah formasi ini terdiri dari serpih gampingan dengan sisipan
batu gamping, napal dan batulanau. Sedangkan di bagian atasnya berupa
perselingan antara batupasir dan serpih. Ketebalan formasi ini secara umum
bervariasi antara 150 m - 2200 m dan diendapkan pada lingkungan laut dalam.
Formasi Gumai berumur Miosen awal-Miosentengah.
6. Formasi Baturaja
Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi Talang Akar dengan
ketebalan antara 200 sampai 250 m. Litologi terdiri dari batugamping, batu
gamping terumbu, batugamping pasiran, batugamping serpihan, serpih gampingan
dan napal kaya foraminifera, moluska, dan koral. Formasi ini diendapkan pada
lingkungan litoral-neritik dan berumur Miosen awal.
7. Formasi Talang Akar
Formasi Talang Akar pada Sub Cekungan Jambi terdiri dari batu lanau, batu
pasir, dan sisipan batubara yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal hingga
transisi. Menurut Pulunggono, 1976, Formasi Talang Akar berumur Oligosen
akhir hingga Miosen awal dan diendapkan secara selaras di atas Formasi Lahat.
Bagian bawah formasi ini terdiri dari batupasir kasar, serpih dan sisipan batubara.
Sedangkan di bagian atasnya berupa perselingan antara batupasir dan serpih.
Ketebalan Formasi Talang Akar berkisar antara 400 m 850 m.

II.2.2. Stratigrafi Muara Tiga Besar


Secara umum Perlapisan di daerah Muara Tiga Besar Utara (MTBU) dapat
diihat pada kolom Stratigrafi, dimana merupakan rangkaian Formasi Muara Enim
dari tiga lapisan batubara yaitu lapisan Mangus, lapisan Suban, dan lapisan Petai
yang tiap-tiap lapisan terdapat lapisan sisipan yaitu lapisan batuan sedimen berupa
batu lempung lanauan sampai pasiran. Adapun urutan stratigrafi sebagai berikut :

12
1. Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu lempung, batu pasir, batu
lempung lanauan (Silt Clay Stone) dan Bentonit. Pada lapisan ini ditemukan juga
lapisan batubara gantung (Hanging Coal) pada kedalaman 8 m dengan ketebalan
1,35m.
2. Lapisan Batubara A1 (Mangus Atas)
Lapisan ini dicirikan dengan adanya lapisan pengotor yang berupa
lempung berwarna keabu-abuan. Ketebalan batubara pada lapisan ini bervariasi
antara 6,8 m 10 m dengan ketebalan rata-rata 8,6 m.
3. Lapisan Interburden A1 A2
Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir tufaan berwarna putih
keabu-abuan sebagian dari hasil aktivitas vulkanik. Lapisan ini mempunyai
ketebalan rata-rata 2,9 m.
4. Lapisan Batubara A2 (Mangus Bawah)
Lapisan batubara A2 mempunyai variasi ketebalan antara 9,8 m 14,75 m
dengan ketebalan rata-rata 12,8 m, dimana daerah bagian Barat mempunyai
ketebalan relatif lebih besar dibandingkan dengan daerah bagian Timur.
5. Lapisan Interburden A2 B1
Lapisan ini dicirikan dengan batu lanau,dengan ketebalan rata-rata 16 m
dengan sisipan pasor halus. Disini ditemukan adanya lapisan batubara tipis
dikenal dengan nama Suban Marker Seam.
6. Lapisan Batubara B (Suban)
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 17 m. Ketebalan terbesar terdapat
dekat dengan antikilin Muara Tiga, yaitu sekitar 20 m dan ketebalan terkecil
sekitar 10 m.
7. Lapisan Interburden B C
Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir yang mendominasi dengan
ketebalan rata-rata 40 m. Material lain yang tersisip berupa batu pasir lanauan
yang berwarna abu abu.

13
8. Lapisan Batubara C (Petai)
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 8.9 11,4 m dengan sisipan
tipis batu lempung dan dibawahnya terdapat batu lempung dan batu lanau. Pada
lapisan C banyak dijumpai lensa-lensa batu lanau atau siltstone terkadang bersifat
silikan dan warnanya mirip batubara.

Sumber: Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PTBA


Gambar II.2.2. Stratigrafi MTBU

II.3. Keadaan Topografi


Secara umum di lokasi tambang mempunyai topografi berupa daerah
perbukitan dengan ketinggian yang menerus dari timur ke barat dengan daerah
landai menepati sisi bagian selatan, yaitu dengan daerah yang terdapat aliran
sungai-sungai kecil yang bermuara disungai lawai dan sungai endikat dengan

14
ketinggian 50 m diatas permukaan laut, sedangkan daerah puncak terdapat di
bagian barat dengan elevasi tertinggi 90 m.
Lokasi penambangan PT. Bukit Asam (persero), Tbk terdiri dari dua bagian yaitu
Tambang Air Laya (TAL) dan Tambang Non Air Laya (NAL). Pada bagian
tambang Non Air Laya (NAL) terdapat lokasi Muara Tiga Besar (MTB) yang
terdiri dari Muara Tiga Besar Utara (MTBU) dan Muara Tiga Besar Selatan
(MTBS) dengan luas IUP 3300 Ha serta terdapat lokasi Tambang Bangko Barat
dengan luas IUP 4500 Ha.

Sumber : Satker eksplorasi Pengembangan dan PJP PTBA


Gambar II.3. Peta Topografi Lokasi Penambangan

II.4. Iklim dan Curah Hujan


Wilayah Tanjung Enim memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan suhu
yang tinggi. Suhu yang ada di daerah berkisar 24 hingga 32 dan kelembaban
yang dimiliki wilayah ini berkisar 75% dengan kecepatan angin 1-3 m/det.

15
Gambar II.4. Data Curah Hujan Muara Tiga Besar Bulan Agustus

Dengan metode penambangan terbuka seluruh aktivitas pekerjaan


berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga iklim yang ada berdampak
langsung pada operasional serta kelancaran produktivitas Baik secara teknis
maupun non teknis.

16
II.5. Kualitas Endapan Batubara di PT.Bukit Asam(Persero)Tbk
Klasifikasi kualitas batubara bertujuan untuk mengetahui variasi mutu
batubara. Oleh PT Bukit Asam (persero)Tbk, adalah berdasarkan analisa
proksimat batubara dan kalori batubara dengan Mine Brand Air Laya (AL, Muara
Tiga Besar (MT) dan Bangko Barat ( BB) untuk batubara hasil dari penambangan
yang belum mengalami proses pengolahan dan Market Brand Bukit Asam (BA)
untuk batubara yang telah mengalami pengolahan sebelumnya, seperti
dilakukannya Blending, cara pengklasifikasian batubara sesuai dengan merek
dagang PTBA adalah sebagai berikut:
(BRAND COAL) PTBA
MINE BRAND PTBA Market Brand PTBA
Bangko Barat Muara Tiga Air Laya Bukit Asam 45(4400-
Besar 4600 kkal/kg,ar)
BB-46 (4600 MT-44 (4400- AL-50 (4901- Bukit Asam 50(4601-
4900 kkal/kg,ar) 4600) kkal,ar 5200) kkal/kg,ar 5100 kkal/kg,ar)
BB-50 (4901 MT-46 (4601- AL-52 (5201- Bukit Asam 55(5400-
5200 kkal/kg,ar) 4900) kkal,ar 5500) kkal/kg,ar 5600 kkal/kg,ar)
BB-56 (5201 M T-50 (4901 - AL-55 (5501- Bukit Asam 64(6300-
5500 kkal/kg,ar) 5200) kkal,ar 5800) kkal/kg,ar 6500 kkal/kg,ar)
AL-58 (5801-
6100) kkal/kg,ar
AL-61 (6101-
6400) kkal/kg,ar
AL-64(6401-6701)
kkal/kg,ar
AL-67 (6701-
7100) kkal/kg,ar
AL-72 (7101 )
kkal/kg,ar
Sumber : Satker Eksplorasi Pengembangan dan PJP PTBA
Tabel II.5.1. Merek Produk Batubara Berdasarkan Kode BA

17
Dari data pengklasifikasian tersebut batubara PTBA (UPTE) secara umum
termasuk kelas sub-bituminus sampai antrasit. Sedangkan untuk contoh data
kualitas batubara mine brand MT-46 dan MT-50 dapat dilihat di gambar
berikut.(Gambar II.5.2)
Mine Brand
Muara Tiga Besar
MT 46

Sumber satker eksplorasi pengembangan dan PJP PTBA


Gambar II .5. 2.Kualitas batubara kode MT 46 (mine brand)

18
Mine Brand
Muara Tiga Besar
MT 50

Sumber satker eksplorasi pengembangan dan PJP PTBA


Gambar II .5. 2.Kualitas batubara kode MT 50 (mine brand)

19
TABEL II.5.2
PENGGOLONGAN KUALITAS BATUBARA
PT. BUKIT ASAM (PERSERO),Tbk
KELAS GROUP GROUP KTERANGAN

1 Meta anthracite -

Antrasit 2 Anthracite Suban


3 Semi-anthracite Air Laya
1 Low vollatile bituminus -

2 Medium vollatile -
Bituminus bituminus
3 High vollatile bitumonus Air Laya dan
A Bukit Kendi
4 High vollatile bituminus -
B
5 High volatille bituminus -
C
1 Sub-bituminus A Air Laya

Sub- Bituminus 2 Sub-bituminus B Muara Tiga Besar


3 Sub-bituminus C Banko Barat

20
Tabel II.5.3
RENTANG KUALITAS BATUBARA PTBA DAN SEKITARNYA
No Parameter Satuan rentang
1 Total Moisture (TM) %ar 2,50 30,60
2 Inherent Moisture (IM) %adb 1,10 18,50
3 Vollatile Matter (VM) %adb 3,09 48,40
4 Fixed Carbon (FC) %adb 35,10 85,22
5 Ash Content %adb 0,30 16,40
6 Sulphur (S) %adb 0,11 3,97
7 Calorific Value (CV) Kkal/Kg 5100 8026
Sumber : Satker Eksplorasi Pengembangan dan PJP PTBA

Kualitas batubara yang merupakan produk pasar PTBA terdiri dari 4 jenis produk
meliputi :
1. BA-45
Adalah jenis produk batubara kalori rendah yang mempunyai nilai kalori
minimum 4400-4600 kkal/kg(adb)yang belum dilakukan penambangan
dan penjualan.
2. BA-50
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai nilai kalori
minimum 4900-5100 kkal/kg(adb) yang digunakan untuk kebutuhan
pembangkit listrik.
3. BA-55
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai kalori
minimum 5400-5600 kkal/kg(adb) yang sebagian besar digunakan untuk
industri umum , Semen dan Pembangkit listrik.
4. BA-60
Adalah jenis produk batubara medium grade yang mempunyai kalori
minimum 6300-6500 kkal/kg(adb) yang sebagian besar digunakan untuk
industri umum, semen dan listrik.

21

Anda mungkin juga menyukai