Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DRAINASE TAMBANG

SISTEM PENYALIRAN AIR TANAH


Dosen Pengampu : Meiry Frid Dwi Yansi, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Celia Hart E. Manalu
DBD 117 026

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK PERTAMBANGAN

2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kita kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat dan hikmat-Nya lah makalah tugas terstruktur ini bisa
diselesaikan tepat waktu. Didalamnya dimuat beberapa informasi tentang sistem
penyaliran air tanah.
Makalah ini dibuat sesuai dengan intruksi yang diberikan oleh dosen.
Selain untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Drainase Tambang, makalah
ini juga untuk memperkaya wawasan mahasiswa pada umumnya, dan khususnya
bagi saya sebagai penyusun makalah ini. Semoga dengan dibuatnya makalah ini
kita bisa lebih banyak tahu lagi tentang sistem penyaliran air tanah.

Palangka Raya, 4 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


I.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1

I.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 1


BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

II.1 Pengertian Air Tanah pada Tambang .................................... 2

II.2 Penyaliran pada Pit Penambangan ......................................... 3

II.3 Penyaliran pada Tambang Bawah Tanah .............................. 6

II.4 Pengendalian Air Tambang ..................................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11


III.1 Kesimpulan................................................................................. 11
III.2 Saran ........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Di dalam pit tambang terjadi rembesan air keluar dari bawah tanah
dan juga resapan atau aliran air permukaan masuk dan kalau hal ini
dibiarkan, maka umumnya menyebabkan gangguan terhadap pekerjaan,
terutama kalau ada rembesan keluar atau aliran masuk yang banyak, maka
sebagian atau seluruh mulut tambang (pit) bisa tengelam di dalam air. Untuk
itu, perlu dilakukan penirisan (drainase) tambang. Masalah penirisan
(drainase) di dalam mulut tambang (pit) bawah tanah dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu pencegahan air, pengumpulan air dan pengangkatan
(pemompaan) air. Makalah ini mencoba menjelaskan masalah-masalah
penirisan (drainase) tambang tersebut seperti sistem penyaliran air tanah
pada area tambang. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan kita dan
dapat juga dimanfaatkan pada tambang-tambang di Indonesia terutama
tentang sistem penyaliran air tanah yang ada pada area tambang.
I.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan air tanah pada tambang?
2) Apa saja sistem penyaliran pada pit?
3) Apa saja sistem penyaliran pada tambang bawah tanah?
4) Bagaimana cara mengendalikan air tambang?
I.3 Tujuan Penulisan
1) Mengetahui pengertian dari air tanah pada tambang.
2) Mengetahui sistem penyaliran pada pit.
3) Mengetahui sistem penyaliran pada tambang bawah tanah.
4) Mengetahui cara mengendalikan air tambang.

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Air Tanah pada Tambang


Air tanah merupakan hasil sirkulasi alamiah yang berlangsung terus
menerus. Sirkulasi tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan karena
melibatkan intensitas sinar matahari yang menimbulkan adanya perbedaan
tekanan dan suhu, kondisi fisik dan kimiawi permukaan bumi, tingkat
permebilitas dan porositas lapisan batuan di dalam kulit bumi, tingkat
permebilitas dan porositas lapisan di dalam kulit bumi, intensitas pepohonan
lebat, dan sebagainya. Sumber air harus diketahui asalnya dan harus
dimengerti pula proses keterjadiannya untuk membantu mempermudah
evaluasi. Beberapa sumber air dapat berasal dari beberapa tempat seperti di
bawah ini :
 Resapan dari laut, danau, sungai, rawa, cadangan lempung dan lapisan
penutup yang lembab.
 Resapan dari goa-goa batu kapur yang mengandung unsur karbonat.
 Resapan dari kantong-kantong air yang terperangkap di dalam batuan.
 Resapan dari celah-celah patahan.
 Aliran dari permeabilitas primer (inherent).
 Aliran dari permeabilitas sekunder (rekahan).
 Air magmatis (uap air yang keluar dari aktifitas magma).
 Akibat buatan manusia, misalnya ; (a) Resapan tanggul penahan banjir,
(b) Penyaliran yang tidak sempurna, (c) Rekahan-rekahan hasil batuan
yang runtuh, dan (d) Lubang bor terbuka.
 Kombinasi sumber-sumber tersebut di atas, misalnya ; (1) permeabilitas
primer dan goa-goa, (b) permeabilitas sekunder dan lapisan yang lemah,
(c) runtuhan, patahan dan goa-goa dan (d) sumber alamiah dan sumber
buatan manusia.

2
II.2 Penyaliran pada Pit Penambangan
Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
1) Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah
penambangan. Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah
dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Beberapa metode
penyaliran mine drainage :
 Metode Siemens, pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat
lubang bor kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan
disetiap bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini
masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada
bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah
penambangan.

Gambar Metode Siemens


 Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump), metode ini digunakan
untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang
tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan
pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis
jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter.

3
Gambar Metode Deep Well Pump
 Metode Elektro Osmosis, pada metode ini digunakan batang anoda
serta katoda. Bilamana elemen-elemen dialiri arus listrik maka air
akan terurai, H+ pada katoda (disumur besar) dinetralisir menjadi air
dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan pompa.

Gambar Metode Elektro Osmosis


 Small Pipe With Vacuum Pump, cara ini diterapkan pada lapisan
batuan yang inpermiabel (jumlah air sedikit) dengan membuat lubang
bor. Kemudian dimasukkan pipa yang ujung bawahnya diberi lubang-
lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-
kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter
kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan
lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara

4
pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam
lubang bor.

Gambar Metode Small Pipe With Vacuum Pump


2) Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari
air hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai
berikut :
 Sistem Kolam Terbuka, sistem ini diterapkan untuk membuang air
yang telah masuk ke daerah penambangan. Air dikumpulkan pada
sumur (sump), kemudian dipompa keluar dan pemasangan jumlah
pompa tergantung kedalaman penggalian.
 Cara Paritan, penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang
paling mudah, yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi
penambangan. Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air
limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk
ke saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam
penampung atau dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan
memanfaatkan gaya gravitasi.
 Sistem Adit, cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada
tambang terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal
yang dibuat dari tempat kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi

5
bukit untuk pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja.
Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya
pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.

Sistem Adit
II.3 Penyaliran pada Tambang Bawah Tanah
Penanganan masalah air pada tambang bawah tanah umumnya
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1) Dengan Tunnel (Terowongan).
Penyaliran dengan cara ini adalah dengan membuat tunnel atau adit bila
topografi daerahnya memungkinkan, dimana terowongan atau adit ini
dibuat sebagai level pengeringan tersendiri untuk mengeluarkan air
tambang bawah tanah. Cara ini relatif murah dan ekonomis bila
dibandingkan dengan sistem penyaliran menggunakan cara pemompaan
air ke luar tambang.
2) Dengan Pemompaan.
Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem pemompaan adalah
untuk mengeluarkan air yang terkumpul pada dasar shaf atau sumuran
bawah tanah yang sengaja dibuat untuk menampung air dari permukaan
maupun air rembesan air bawah tanah.
II.4 Pengendalian Air Tambang
Terdapat dua cara pengendalian air yang sudah terlanjur masuk ke
dalam front penambangan, yaitu dengan sistem kolam terbuka (sump) atau
membuat paritan dan membuat adit. Sistem penyaliran dengan membuat
kolam terbuka dan paritan biasanya ideal diterapkan pada tambang open cast

6
atau kuari, karena dapat memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan airnya
dari bagian puncak atau lokasi yang lebih tinggi ke tempat yang rendah.
Pompa yang digunakan pada posisi ini lebih efisien, efektif dan hemat
energi. Pada tambang open pit penggunaan pompa menjadi sangat vital
untuk menaikkan air dari dasar tambang ke permukaan dan kerja pompa pun
cukup berat. Kadang-kadang tidak cukup digunakan hanya satu unit pompa,
tetapi harus beberapa pompa yang dihubungkan seri untuk membantu daya
dorong dari dasar sampai permukaan. Artinya unsur biaya pemompaan
harus mendapat perhatian. Sedangkan sistem adit lebih ideal diterapkan
pada tambang terbuka open pit dengan syarat lokasi penambangan harus
mempunyai lembah tempat membuat sumuran dan adit agar air dapat keluar.
1) Membuat Sump di dalam Front Tambang (Pit)
Beberapa hal yang menguntungkan pada sistem ini dapat dijadikan
pertimbangan, yaitu:
 Lebih fleksibel, hanya sedikit perencanaan, tidak memerlukan biaya
tinggi dan waktu pengerjaan singkat.
 Efek terhadap penurunan permukaan air tanah regional dapat
dikurangi, biasanya laju dan kapasitas air yang dipompakan ke atas
dilakukan sesuai kebutuhan.
 Pompa ditempatkan dekat dengan sump, sehingga efisiensinya tinggi.
 Bila air di dalam tambang berkurang, maka biaya pemompaan
menjadi kecil.
 Bila aliran air menuju tambang cukup deras diperlukan beberapa sump
dan pompa. Dalam kondisi ini biaya pemompaan diperhitungkan
hanya untuk masing-masing sump dan pompa saja.
 Cara ini paling mudah untuk menangani air limpasan.
2) Membuat Sumur dalam (Sumur Bor) di dalam Front Tambang
Beberapa hal yang menguntungkan pada sistem ini dapat dijadikan
pertimbangan, yaitu :
 Sumur tidak sedalam yang dibuat di luar areal tambang.

7
 Sumur dan pompa tidak menyebar, tetapi torkonsentrasi di dasar front
tambang saja.
 Bila perbandingan tingkat kesulitan pembuatan sumur (pemboran) di
dalam dan di luar front tambang sama, maka biaya pembuatan di
dalam tambang lebih murah.
 Dapat mengambil keuntungan dari relief topografi pada saat
penempatan sumur.
 Bila bentuk penurunan air tanah dindikasikan berbentuk konis curam,
maka pembuatan sumur di dalam tambang lebih efektif dibandingkan
pembuatan di luar tambang.
3) Membuat Sumur dalam (Sumur Bor) di luar Front Tambang
Beberapa hal yang menguntungkan pada sistem ini dapat dijadikan
pertimbangan, yaitu:
 Pemompaan air dapat berlangsung terus tanpa terganggu oleh aktifitas
peledakan dan pemuatan.
 Sumur dapat dibuat atau di bor tanpa terganggu oleh segala aktifitas di
dasar front tambang, termasuk peledakan.
 Sumur tidak terpengaruh oleh getaran peledakan dan aktifitas
pengangkut bijih.
 Areal tambang terbebas dari konstruksi pompa, pipa-pipa dan genset.
 Walaupun sumur dan pompa tersebar di luar areal pit, tetapi akan
memudahkan perawatannya.
Beberapa kelebihan lain dari sistem sumur dalam (bor) baik yang
ditempatkan di dalam maupun di luar front tambang, yaitu sebagai
berikut :
 Dasar tambang bebas dari sump, sehingga areal kerja tidak terganggu
oleh lumpur dan kantong-kantong sump.
 Permukaan air tanah dapat diturunkan segera setelah pompa
dijalankan, sehingga lokasi tambang terhindar dari air atau banjir.
 Batuan dekat toe, kantong-kantong air di dasar tambang dan
penggalian baru dapat langsung terbebas dari air.

8
 Dinding pit dijamin lebih stabil.
 Jalan tambang di dalam tambang febih terawat.
 Laju pemompaan lebih konstan dibanding sistem sump dan pompa
(item a).
 Air hasil pemompaan lebih bersih, mungkin juga bersih dari
komposisi larutan kimiawi dibanding sistem sump dan pompa (item
a).
4) Membuat Paritan
Sistem ini cukup ideal diterapkan pada tambang terbuka open cast
atau kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan
menuju suatu kolam penampung atau langsung ke sungai alam yang
sudah ada atau diarahkan ke selokan (riool) jalan tambang utama. Jumlah
parit itu disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga mungkin bisa lebih dah
satu. Apabila parit terpaksa harus dibuat melatui lalulintas tambang,
maka dapat dipasang gorong-gorong (culvert) yang terbuat dari beton
atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume maksimum pada
saat musim penghujan deras dengan memperhitungkan kemiringan
lereng.
Bentuk standar penampang melintang parit umumnya
trapesiumdengan kemiringan dindingnya 1 : 1 atau 45o. Paritan kadang-
kadang juga dapat diterapkan pada tambang terbuka open pit apabila
situasinya memungkinkan. Sasaran akhir parit adalah kolam atau sump
yang akan menampung air sementara sebelum dipompakan ke
permukaan atau diailirkan ke sistem adit. Disamping cara paritan, ada
pula suatu cara untuk menampung air tambang, yaitu dengan membuat
sumur gali yang diperkuat oleh adukan semen. Sumur ini biasanya
dimanfaatkan untuk kepefluan penambangan, antara lain penyiraman
jalan tambang, penyemprotan debu dan crushing plant atau untuk
keperluan perkantoran, perumahan dan workshop. Oleh sebab itu cara
sumur gali biasanya dilengkapi dengan media penjernih air baik kimiawi
atau hamparan pasir dan ijuk. Kapasitas sumur gali diperhitungkan

9
berdasarkan debit air maksimum yang mengalir dalam beberapa parit
yang dibuat di lokasi tambang.
5) Sistem Adit
Penyaliran dengan sistem adit cocok diterapkan pada tambang open
pit yang cukup dalam, tetapi terdapat suatu lembah yang memungkinkan
dibuatnya sumuran (shaf). Sumuran ini berfungsi sebagai jalan keluarnya
aliran-aliran air melalui beberapa adit dari dalam tambang. Aliran air
akhirnya keluar melalui lembah.

10
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
 Air tanah merupakan hasil sirkulasi alamiah yang berlangsung terus
menerus. Sirkulasi tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan karena
melibatkan intensitas sinar matahari yang menimbulkan adanya
perbedaan tekanan dan suhu, kondisi fisik dan kimiawi permukaan bumi,
tingkat permebilitas dan porositas lapisan batuan di dalam kulit bumi,
tingkat permebilitas dan porositas lapisan di dalam kulit bumi, intensitas
pepohonan lebat, dan sebagainya.
 Penyaliran air pada pit atau penanganan masalah air dalam suatu
tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua yaitu Mine Drainage dan
Mine Dewatering.
 Penyaliran air pada tambang bawah tanah dapat dibedakan menjadi dua
yaitu dengan Tunnel (Terowongan) dan dengan Pemompaan.
 Terdapat dua cara pengendalian air yang sudah terlanjur masuk ke dalam
front penambangan, yaitu dengan sistem kolam terbuka (sump) atau
membuat paritan dan membuat adit.
III.2 Saran
Dalam melakukan aktivitas penambangan, sebaiknya terlebih dahulu
memperhatikan sistem penyaliran tambang dan juga faktor yang
mempengaruhi penyaliran tambang seperti morfologi dan curah hujan.
Karena hal tersebut dapat mempengaruhi proses dalam kegiatan
penambangan maupun aktivitas penambangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kuleh, Ayu. 2004. Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang. Dikutip tanggal 4


November 2019 dari Academia :
https://www.academia.edu/23239878/PERENCANAAN_SISTEM_PEN
YALIRAN_TAMBANG

Lumbangaol, Alexsander (2013, 27 Maret). Sistem Penyaliran Air Tambang.


Dikutip tanggal 4 November 2019 dari Blogspot :
http://alexsanderlgaol.blogspot.com/2013/02/sistem-penyaliran-air-
tambang.html

Miftahul Fikri, Ivan (2013, 14 Oktober). Sistem Penyaliran Tambang. Dikutip


tanggal 4 November 2019 dari Blogspot :
http://ivanmiftahulfikri92.blogspot.com/2013/10/sistem-penyaliran-
tambang.html

12

Anda mungkin juga menyukai