PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana mengoptimalisasi sistem penyaliran tambang yang telah ada pada
lokasi penambangan ?
2. Perancang sistem penyaliran tambang dalam mengatasi air di area tambang ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sistem peyaliran tambang!
4. Pengolaan data pada sistem penyaliran tambang !
5. Metode sistem penyaliran tambang yang digunakan untuk mengendalikan air
tambang pada pit !
2
1.6 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami sistem pengendalian air pada pertambangan agar dapat
memperlancar kegiatan pada lokasi penambangan.
2. Sebagai pedoman dalam mempelajari ilmu sistem penyaliran tambang
3. Menambah pengetahuan tentang sistem penyaliran tambang
4. Memenuhi tugas mata kuliah sistem penyaliran tambang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara sederhana, daur hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, kemudian
jatuh kepermukaan tanah dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Melalui penguapan,
air menjadi uap dan naik ke atmosfer setelah mengalami transportasi dan presipitasi
(hujan, embun, salju). Air yang jatuh di daratan sebagian akan menguap, sebagian
akan meresap kedalam tanah, dan sebagian pula akan mengalir dipermukaan menuju
sungai dan seterusnya ke laut.
4
bench). Disetiap jenjang dibuat adit, dan dari adit ini air buangan
diteruskan ke shaft. Sistem ini dilakukan dengan cara air yang masuk ke
dalam tambang dikeluarkan melalui mengalirkan air dari dasar tambang
keluar daerah tambang melalui terowongan (adit). Cara penyaliran ini
hanya dapat di terapkan pada tambang yang terletak didaerah pegunungan
atau perbukitan
5
c. Penyaliran dengan sistem saluran terbuka
Penyaliran dengan sistem terbuka yaitu dengan membuat paritan untuk
mengalirkan air ketempat yang lebih rendah (kolam penampungan ).
Penyaliran sistem terbuka termasuk dalam penyaliran gaya berat, yaitu air
mengalir ketempat yang lebih rendah karena gaya gravitasi ini berfungsi
untuk mengendapakn partikel-partikel padat yang ikut dalam air, sehingga
tidak terbawa keluar dari daerah penambangan.
2. Mine Drainage, adalah suatu penanganan masalah air tambang yang
dilakukan dengan cara mencegah masuknya air limpasan seperti air sungai
dan penanganan air tanah masuk ke dalam lingkungan tambang. Yang
termasuk dalam penyaliran secara mine drainage terdapat dakam beberapa
macam, diantaranya :
a. Siemens Drainage Method
Sistem penyaliran inkonvesional dimana pada kedalaman lubang bor
dimasukan casing yang bertujuan agar air mudah masuk kedalam pipa dan
kedalaman lubang bor lebih dalam dari pada tinggi jenjang. Dalam
penerapannya pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan di buat lubang
bor dengan diameter 8.5 inchi dan kedalamannya dimasukin pipa ukuran 8
inchi dengan ujung bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang. Bagian
ujung ini masuk kedalam lapisan akuifer sehingga air tanah terkumpul
pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang keluar
daerah penambangan.
6
(sumber : Rudy Sagoya 1993)
Gambar 2.3 Semens Drainage Method
b. Small Pipe with Vaccum Pump Drainage
Sistem penyaliran dimana pada kedalaman lubang bor dimasukan pipa dan
diberi pasir. Pasir termasuk berfungsi sebagai saringan sehingga yang
masuk hanya material yang larut dalam air. Langkah pembuatan dari
sistem ini dengan membuat lubang bor berdiameter 6-8 inchi, lubang bor
tidak diberi casing. Lalu dimasukan pipa berdiameter 2-5 inchi, kemudian
memasukan pasir sebagai saringan dan melalui pipa kecil pipa kecil
lubang bor dibuat vaccum dengan pipa.
7
pada jenis tanah lempungan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dipakai
cara elektro osmosis. Pada metode ini digunakan batang anodaserta
katoda, bila elemen-elemen dialiri listrik maka air (H2O) akan terurai (H+)
menuju katoda (OH-) ke anoda. H+ pada katoda dinetralisir menjadi air
dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan pompa.
8
hujan jam, harian, bulanan, dan tahunan yang dapat berupa grafik atau tabel.
Pengolahan data curah hujan meliputi:
Pertimbangan dalam penentuan periode ualang hujan tersebut adalah resiko yang
dapat di timbulkan bila curah hujan melebihi curah hujan rencana.
9
Tabel. 2.1 Periode ulang hujan untuk sarana penyaliran
10
Analisis statistik yang digunakan adalah dengan formula Extreme value E.J Gumbel.
Adapun langkah-langkah analisis dari formula tersebut adalah sebagai berikut :
X =
CH ...............................................................Persamaan (2-2)
n
S =
( Xi X ) 2
……………………………………Persamaan (2-3)
(n 1)
Xi = Data ke-I,
n = Jumlah data
T 1
Yt = ln ln …………………………………...Persamaan (2-4)
T
11
T = Periode ulang hujan
n 1 m
Yn = ln ln ……………………………….Persamaan (2-5)
n 1
Kemudian tentukan : YN =
Yn ………………..........Persamaan (2-6)
n
Dimana : YN = Rata-rata Yn
n = Jumlah data
Sn =
(Yn YN ) 2
……………………………………Persamaan (2-7)
n 1
Yn = Nilai Yn ke-i
YN = Rata-rata nilai Yn
n = Jumlah data
12
CHR = X S .Sn.(Yt YN ) …………………………………Persamaan (2-8)
S = Standard deviasi
Sn = Koreksi Simpangan
Yt = Koreksi varians
YN = Rata-rata nilai Yn
Sedangkan rumus yang dapat digunakan untuk mengolah data curah hujan harian
kedalam satuan jam adalah dengan Rumus Mononobe :
2
R 24 3
I = 24 . ...........................................................Persamaan (2-9)
24 t
2.2 Evapotranspirasi
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah ke
udara disebut penguapan (evaporasi), sedangkan peristiwa penguapan dari tumbuhan
disebut transpirasi. Apabila proses tersebut terjadi keduanya disebut evapotranspirasi.
Untuk menghitung besarnya evapotranspirasi sangat sulit dilakukan, sehingga
digunakan cara tidak langsung dengan menggunakan Rumus Turc (Sayoga, 1993)
sebagai berikut :
13
T RH
ETP = 0,4 x x( RS 50)(1 50 ) .............Persamaan (2-10)
(T 15) 70
2.3 Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses merembesnya air ke dalam tanah. Kapasitas infiltrasi air
hujan dari permukaan ke dalam tanah sangat bervariasi yang tergantung pada kondisi
tanah pada saat ini. Disamping itu infiltrasi dapat berubah-ubah sesuai dengan
intensitas curah hujan. Kecepatan infiltrasi semacam ini disebut laju infiltrasi.
Sedangkan laju infiltrasi maksimum yang terjadi pada kondisi tertentu disebut
kapasitas infiltrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi antara lain ialah :
14
ini tergantung dari daerah tangkapan hujan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain kondisi topografi, rapat tidaknya vegetasi dll. Daerah tangkapan hujan
merupakan suatu daerah yang dapat mengakibatkan air limpasan permukaan mengalir
kesuatu tempat (daerah penambangan) yang lebih rendah. Penentuan luas daerah
tangkapan hujan berdasarkan peta topografi daerah yang akan diteliti. Daerah
tangkapan hujan ini dibatasi oleh pegunungan dan bukit-bukit yang diperkirakan akan
mengumpulkan air hujan sementara. Setelah daerah tangkapan hujan ditentukan,
maka diukur luasnya pada peta kontur, yaitu dengan menarik hubungan dari titik-titik
yang tertinggi disekeliling tambang membentuk poligon tertutup, dengan melihat
kemungkinan arah mengalirnya air, maka luas dihitung dengan menggunakan
komputer dan planimeter atau millimeter blok (Suwandhi, 2004).
2.5 Limpasan
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan
tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi karena curah hujan yang
mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik yang disebabkan karena
intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya kelerengan, bentuk dan kekompakan
permukaan tanah serta vegetasi. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain :
1. Curah Hujan : Banyak curah hujan, intensitas curah hujan dan frekunsi hujan
2. Tanah : Jenis dan bentuk topografi
3. Tutupan : Kepedatan, jenis dan macam vegetasi,
4. Luas daerah aliran
Keterangan :
Q = debit air (m3/detik)
15
C = koefesien limpasan
Untuk mengetahui besarnya air tambang, maka perlu diketahui jumlah air
hujan yang langsung jatuh atau masuk ke dalam bukaan tambang. Besar air hujan
yang langsung masuk ke dalam bukaan tambang dihitung dengan rumus :
16
Qair hujan = Xr x A................... persamaan (2-14)
Keterangan :
Qair hujan = Debit air hujan (m3/detik)
Xr = Curah hujan maksimum (mm/hari)
A = Luas bukaan tambang (km2)
2.6 Air Tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-
ruang antara butir-butir tanah dan didalam retak-retak batuan (Sosrodarsono,1993).
Beberapa istilah penting (Amin, 2002) :
1. Aquifer adalah lapisan tanah yang permeabel atau lolos, sehingga dapat
meloloskan air. Tiga aquifer yang dikenal :
a. Akuifer pori yaitu akuifer yang kelolosanya disebabkan oleh pori-
pori di antara butir-butir padatan.
b. Akuifer rekahan yaitu akuifer yang kelolosannya dipengaruhi oleh
rekahan-rekahan yang terdapat pada lapisan batuan.
c. Karstakuifer yaitu akuifer yang terdapat pada batu gamping karst.
2. Aquifuge adalah lapisan tanah atau batuan yang impermeabel atau tidak
lolos air sehingga tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan dan
meloloskan air.
3. Aquiclude adalah lapisan tanah yang dapat menyimpan air tetapi tidak
dapat mengalirkanya.
4. Aquitard merupakan aquifer yang secara regional mempengeruhi neraca
air tetapi tidak cukup untuk dimanfaatkan.
Untuk perhitungan debit air tanah adalah :
1. Penentuan titik sumur
2. Mencari tinggi muka air tanah
3. Perhitungan debit air tambang dengan rumusnya :
Qair tanah = K x I x A ......... persamaan (2-15)
17
Keterangan :
Q = Debit air tanah (m3/detik)
I =
A =
air hujan dan hanya pada kondisi dimana kegiatan penambangan dilakukan sampai
dengan menembus muka air maka air tanah juga akan menjadi salah satu sumber air
yang masuk kedalam tambang dan Air yang mengalir dari luar tambang di sebur air
limpasan. Perhitungan debit air tambang berasal dari debit air limpasan ditambah
debit air hujan yang masuk ke lokasi penambangan ditambah debit air tanah. Jadi
18
dalam penggalian saluran. Perhitungan kapasitas pengaliran suatu saluran air
dilakukan dengan rumus Manning sebagai berikut:
Keterangan :
Q = debit (m3/detik)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan saluran (%)
A = Luas penampang basah (m2)
n = koefisien kekasaran manning
Tabel 2.3 Koefsien kekerasan dinding saluran untuk persamaan manning (n)
19
Gambar 2.6 Geometri Penampang saluran
2.10 Pompa
20
Pompa berfungsi untuk memindahkan atau mengeluarkan air dari tempat yang
rendah yaitu air yang ada pada kolam penampungan (sump) pada lantai kerja
penambangan ke tempat yang lebih tinggi (keluar tambang) (Amin, 2002). Sesuai
dengan prinsip kerjanya, pompa dibedakan atas :
a. Reciprocating Pump
Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan umumnya dapat
mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi. Kerugiannya adalah beban yang
berat serta perlu perawatan yamg teliti. Pompa jenis ini kurang sesuai untuk air
berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh karena itu jenis pompa ini
kurang sesuai untuk digunakan di tambamg.
b. Centrifugal Pump
Pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam pompa. Air yang masuk
akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang terjadi air akan dilemparkan
dengan kuat ke arah lubang pengeluaran pompa. Pompa jenis ini banyak digunakan di
tambang, karena dapat melayani air berlumpur, kapasitasnya besar, dan perawatannya
lebih muda.
c. Axial Pump
Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar poros) melalui
kipas. Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling kapal. Pompa ini dapat
beroperasi secara vertikal maupun horizontal. Jenis pompa ini digunakan untuk julang
yang rendah.
Dalam pemompaan dikenal istilah julang (head), yaitu energi yang diperlukan
untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu. Semakin besar debit air yang
dipompa, maka head juga akan semakin besar. Head total pompa untuk mengalirkan
sejumlah air seperti yang direncanakan dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang
akan dilayani oleh pompa tersebut, sehingga julang total pompa dapat dituliskan
sebagai berikut:
21
H = Hs + Hf1 + Hf2 + Hf3 + Hf4 ............ persamaan (2-16)
Keterangan :
Hs = Head statis
a. Head statis
Hs = H2 - H1 ........... persamaan (2-17)
Keterangan :
H2 = Sisi isap
H2 = Sisi keluar
b. Julang kerugian gesek
L V ^2
Hf1 = λ x .
D 2 xg .............. persamaan ( 2-18)
Keterangan :
λ = koefsisen kerugian gesek
L = panjang pipa (m)
D = diameter dalam pipa (m)
V = kecepatan rata-rata air didalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (9.8 m/s)
c. Julang kerugian belokan
Keterangan :
22
D = diameter dalam pipa
ϴ = belokan pipa
Keterangan :
f3 = koefsien kerugian katup
V = kecepatan rata-rata air dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (9.8 m/s)
Tabel 2.4 Koefsien kerugian berbagai jenis katup
23
g = percepatan gravitasi (9.8 m/s)
2.11 Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan adalah suatu daerah yang dibuat khusus untuk menampung
air limpasan sebelum dibuang langsung menuju daerah pengaliran umum. Sedangkan
kolam pengendapan untuk daerah penambangan adalah kolam yang dibuat untuk
menampung dan mengendapkan air limpasan yang berasal dari daerah penambangan
maupun daerah sekitar penambangan. Nantinya air tersebut akan dibuang menuju
tempat penampungan air umum seperti sungai, maupun danau.
24
BAB III
HASIL PENELITIAN
25
Nilai standar deviasi yang didapatkan adalah 12.29 dari perhitungan tugas
di (lampiran 2 tugas 2)
Nilai Maksimum dan Nilai Minimum
Nilai maksimum dan nilai minimumnya adalah
Nilai Maks = 4.61
Nilai Min = 0.05
dari perhitungan tugas di (lampiran 2 tugas 2)
Skewenes
Nilai skewenes yang didapat adalah 4.368 dari perhitungan tugas di
(lampiran 2 tugas 2)
Kurtois
Nilai kurtois yang didapat adalah 19.055 dari perhitungan tugas di
(lampiran 2 tugas 2)
26
Debit air limpasan
Debit air limpasan yang didapat adalah 9.379 m3/sekon dari perhitungan
tugas di (lampiran 4 tugas empat)
Debit limpasan reel
Debit limpasan reel yang didapat adalah 9.374 m3/sekon dari perhitungan
tugas di (lampiran 4 tugas empat)
3.6 Debit air hujan
Debit air hujan yang didapat adalah 0.044481 m3/sekon dari perhitungan
tugas di (lampiran 4 tugas empat)
3.7 Curah Hujan Maksimum
Curah hujan maksimum yang didapat adalah 22.03 dari perhitungan tugas
di (lampiran 4 tugas empat)
3.8 Periode ulang hujan
Periode ulang hujan yang didapatkan sekitar 0.999 % jika TL = 1 tahun
dari perhitungan tugas di (lampiran 4 tugas empat)
3.9 Perhitungan air tanah
Perhitungan titik sumur
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan dari perhitungan data titik
sumur yang didapatkan titik X dan titik Y maka hasilnya didapat :
X = 2.6 cm
Y = 2 cm
Dari perhitungan tugas di (lampiran 5 tugas lima)
Perhitungan tinggi muka air tanah
Dari data sumur maka diperoleh nilai tinggi muka air tanahnya adalah
3.74 m Dari perhitungan tugas di (lampiran 5 tugas lima)
Perhitungan debit air tanah
Nilai debit air tanah yang didapat adalah 925.575 m3/hari Dari
perhitungan tugas di (lampiran 5 tugas lima)
27
Perhitungan fluks air tanah
Nilai fluks air tanahnya yang diperoleh adalah
Gw1 ɡ = 47.304 cm/tahun
Gw2 ɡ = 59.918 cm/tahun
Gw3 ɡ = -5.676 cm/tahun
Gw4 ɡ = 88.30 cm/tahun
Gw5 ɡ = 0 cm/tahun
Gw6 ɡ = 8.830 cm/tahun
Gw7 ɡ = 8.830 cm/tahun
Gw8 ɡ = -5.676 cm/tahun
Gw9 ɡ = -17.1871 cm/tahun
Gw10 ɡ = 15.425 cm/tahun
28
Luas DTH 2
Debit limpasan jalan tambang yang didapatkan adalah 0.219 m3/sekon
(lampiran 8 tugas delapan)
0.219 m3/sekon
Luas DTH 3
Debit limpasan jalan tambang yang adalah 0.219 m3/sekon (lampiran 8
tugas delapan)
29
Dari hasil perhitungan (lampiran 7 tugas tujuh) maka didapatkan :
a. Luas 1.25 m2
b. Keliling 5.30 m
c. Jari-jari 0.23 m
d. Kecepatan aliran 23.46 m/detik
e. Debit 29.325 m3/detik
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran G tugas delapan) maka
didapatkan luas DTH 3 adalah 0.219 m3/sekon
3.14 Perhitungan pompa
Perhitungan julang kerugian
Nilai julang kerugian yang dipeorleh adalah 68 dari tugas di (lampiran 9
tugas sembilan)
Perhitungan julang kerugian gesek
Nilai julang kerugian gesek yang diperoleh adalah 10.70 dari tugas di
(lampiran 9 tugas sembilan)
Perhitungan julang kerugian pada belokan pipa
Nilai julang kerugian pada belokan pipa yang dipeorleh adalah 34.5 dari
tugas di (lampiran 9 tugas sembilan)
Perhitungan julang katup isap
Nilai julang julang katup isap yang dipeorleh adalah 0.063 dari tugas di
(lampiran 9 tugas sembilan)
Perhitungan julang kecepatan
Nilai julang kecepatan yang dipeorleh adalah 0.034 dari tugas di
(lampiran 9 tugas sembilan)
Head total
Nilai head total yang dipeorleh adalah 113.29 m dari tugas di (lampiran
9 tugas sembilan)
30
Perhitungan daya pompa
Nilai daya pompa yang dipeorleh adalah 2.55 kw dari tugas di
(lampiran 9 tugas sembilan)
Waktu yang dibutukan
Waktu yang dibutuhkan untuk untuk memompa adalah 136.86 jam dari
tugas di (lampiran 9 tugas sembilan)
31
3. Sampel 3
Padatan = 99.08%
Cairan = 0.92 %
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.1 Paritan
33
Sump (kolam penampung) merupakan kolam penampungan air yang dibuat
untuk penampung air limpasan yang dibuat sementara sebelum air itu dipompakan
serta dapat berfungsi sebagai pengendap lumpur. Pengaliran air dari sump dilakukan
dengan cara pemompaan atau dialirkan kembali melalui saluran pelimpah. Tata letak
sump akan dipengaruhi oleh sistem drainase tambang yang disesuaikan dengan
geografis daerah tambang dan kestabilan lereng tambang.
4.1.3 Pompa
4.1.4 Pipa
Pipa adalah suatu alat yang dipakai untuk menyalurkan air dengan bantuan
pompa. Kapasitas pipa tergantung dari luas penampang pipa tersebut dan kecepatan
alirannya.
34
melalui pompa keluar area tambang. Curah hujan adalah jumlah atau volume air
hujan yang jatuh pada satu satuan luas, dinyatakan dalam satuan 1mm. satuan ini
mempunyai arti yaitu paa setiap luasan 1m2, air hujan yang jatuh adalah 1liter.
35
yaitu jumlah hujan, intisitas curah hujan, pori poribatuan (porositas), kekedapan
batuan terhadap air (permeabilitas), keiringan lereng, penutupan permukaan lahan.
36