PENDAHULUAN
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan
akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu,
sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta
mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada
daerah tersebut mempunyai umur yang lama.
Dalam upaya mencegah, mengeringkan, dan mengeluarkan air dalam area front
penambangan dibutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang berlangsungnya kegiatan
tersebut. Seperti pompa air, mesin bor, kolam penampungan air dll. Sehingga kami dari
kelompok V mengambil judul makalah “Sarana Dan Prasarana Metode Penyaliran
Tambang”.
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan system penyaliran tambang ?
2. Bagaimana metode penyaliran tambang ?
3. Apakah sarana dan prasarana dalam metode penyaliran tambang ?
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui system penyaliran tambang
2. Untuk mengetahui metode penyaliran tambang
3. Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam metode penyaliran tambang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan
akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu,
sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta
mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada
daerah tersebut mempunyai umur yang lama.
Penanganan mengenai masalah air tambang dalam jumlah besar pada tambang
terbuka dapat dibedakan menjadi beberapa cara yaitu mengeluarkan air tambang (Mine
Dewatering) Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke lokasi
penambangan. Beberapa cara penyaliran tambang (mine dewatering) adalah sebagai berikut :
1. Membuat sump di dalam front tambang (Pit), sistem ini diterapkan untuk membuang air
tambang dari lokasi kerja. Air tambang dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian
dipompa keluar. Pemasangan jumlah pompa tergantung pada kedalaman penggalian,
dengan kapasitas pompa menyesuaikan debit air yang masuk ke dalam lokasi
penambangan.
2. Membuat puritan, pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka open
cast atau kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju
kolam penampungan, langsung ke sungai atau diarahkan ke selokan (riool). Jumlah parit
ini disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit harus
dibuat melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong yang terbuat dari
beton atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume maksimum pada saat
musim penghujan deras dengan memperhitungkan kemiringan lereng. Bentuk standar
melintang dari parit umumnya trapesium.
2
2.2 Metode Penyaliran Tambang
Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam proses penyaliran tambang atau
Penanganan masalah air dalam suatu system penambangan baik pada tambang terbuka (open
pit) maupun pada tambang bawah tanah (underground).
Penanganan masalah air dalam suatu area tambang terbuka dapat dibedakan menjadi
dua bagian yaitu :
a. Mine Drainage
Mine drainage merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan.
Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air
permukaan. Ada beberapa metode penyaliran Mine drainage yaitu :
1. Metode Siemens
Pada metode ini tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian
ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi
lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air tanah
terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar
daerah penambangan.
3
2. Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump)
Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan
jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan pompa ke
dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis jika tercelup air. Pada
metode ini kedalaman lubang bor mencapai 50 - 60 meter.
4
4. Small Pipe With Vacuum Pump
Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang inpermiabel (jumlah air sedikit) dengan
membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa yang ujung bawahnya diberi
lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar
(berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari
diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada
isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap
ke dalam lubang bor.
b. Mine Dewatering
Mine dewatering merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air hujan. Beberapa
metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut :
5
2. Cara Paritan
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah, yaitu dengan
pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan. Pembuatan parit ini bertujuan
untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan
masuk ke saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau
dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
3. Sistem Adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka yang
mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang dibuat dari tempat kerja
menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk pembuangan air yang masuk ke
dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh
biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.
Penanganan masalah air pada tambang bawah tanah umumnya dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut :
6
2.2.3 Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi dari system penyaliran tambang
adalah sebagai berikut :
a. Permeabilitas
Disamping parameter-parameter lain, permeabilitas merupakan salah satu yang perlu
diperhitungkan. Secara umum permeabilitas dapat diartikan sebagai kemapuan suatu
fluida bergerak melalui rongga pori massa batuan.
b. Rencana Kemajuan Tambang
Rencana kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi pola alir saluran yang akan
dibuat, sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak menghambat sistem kerja yang
ada.
c. Curah Hujan
Sumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan, sehingga besar
kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan akan mempengaruhi
banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data curah hujan biasanya
disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan tahunan yang dapat berupa grafik
atau tabel. Analisa curah hujan dilakukan dengan menggunakan Metode Gumbel yang
dilakukan dengan mengambil data curah hujan bulanan yang ada, kemudian ambil curah
hujan maksimum setiap bulannya dari data tersebut, untuk sampel dapat dibatasi
jumlahnya sebanyak data. Dengan menggunakan Distribusi Gumbel curah hujan rencana
untuk periode ulang tertentu dapat ditentukan. Periode ulang merupakan suatu kurun
waktu dimana curah hujan rencana tersebut diperkirakan berlangsung sekali. Penentuan
curah hujan rencana untuk periode ulang tertentu berdasarkan Distribusi Gumbel. Untuk
itu data curah hujan harus diolah terlebih dahulu menggunakan kaidah statistik mengingat
kumpulan data adalah kumpulan yang tidak tergantung satu sama lain, maka untuk proses
pengolahannya digunakan analisis regresi metode statistik.
7
2.3 Sarana Dan Prasarana Metode Penyaliran Tambang
Sumuran Pit Small memanfatkan elevasi terendah pada area penambangan, selain itu
sumuran juga harus dapat menampung semua air sehingga air dari area penambangan dapat
tertampung. Penentuan dimensi sumuran berdasarkan dari volume maksimal air yang
tertampung. Sedangkan volume sumuran diperoleh dari menggabungkan grafik intensitas
hujan yang dihitung menggunakan teori Mononobe dan grafik pemompaan. Air yang masuk
ke sumuran Pit Small merupakan Air limpasan dari air hujan
Air dari Sumuran Utama merupakan air limpasan dari sumuran Pit Small, dan air hujan
yang langsung masuk ke Sumuran Utama. Sumuran Utama dapat menggunakan 1 unit
pompa atau dapat lebih untuk proses pengeluaran air dari sumuran utama ke luar area
penambangan atau kolam pengendapan. Penggunaan pompa di Sumuran Utama berfungsi
untuk mengalirkan air ke kolam pengendapan dan juga berfungsi mengatur volume sumuran
agar tidak meluap sampai ke Pit Small.
Pipa yang digunakan biasanya adalah jenis pipa HDPE (High Density Poly Ethnyl) yaitu
pipa HDPE PN 16 PE 100 diameter dalam 8 inci dan 9,5 inci. Pipa jenis ini dikenal sebagai
pipa yang mudah dalam penanganannya. Beberapa keunggulan pipa HDPE dibandingkan
dengan pipa baja antara lain :
8
e. Metode penyambungan pipa HDPE adalah dengan cara dipanaskan menggunakan
alat, sehingga menjadi lebih mudah dalam perawatannya.
f. Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan berfungsi untuk menampung air limpasan pada area penambangan.
Kolam pengendapan dapat berjumlah 1 kolam pengendapan atau lebih dan dapat terdiri dari
beberapa kolam kompartmen.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran kami dalam penulisan makalah ini agar dosen pengampuh memberikan
masukan perbaian atas kesalahan yang terjadi dalam makalah ini sehingga dalam penulisan
makalah berikutnya lebih baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://ivanmiftahulfikri92.blogspot.com/2013/10/sistem-penyaliran-tambang.html
https://muhammadrabbil.wordpress.com/2014/12/09/sistem-penyaliran-tambang/
Sumber : https://www.academia.edu/19528925/METODE_PENYALIRAN_TAMBANG
SISTEM%20PENYALIRAN%20TAMBANG/kajian%20teknik%20SPT.pdf
SISTEM%20PENYALIRAN%20TAMBANG/kajian%20teknik%20SPT%20terbuka.pdf
11