Anda di halaman 1dari 21

Tugas 2

TEKNIK LINGKUNGAN TAMBANG


METODOLOGI AMDAL

KELOMPOK II

AMILIAH RIZQI SAFITRI


SURYA DHARMA HAMDANI
YUSDI AKIN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KAHIRUN
TERNATE
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


AMDAL pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 oleh National Environmental
Policy Act di Amerika Serikat. Ada beberapa peraturan yang mengatur AMDAL antara lain
yaitu PP No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PP No. 51
tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PP No. 27 tahun 1999 tentang
Analisis Dampak Lingkungan Hidup, UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup serta PP No. 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau biasa di sebut AMDAL adalah kajian
mengenai dampak lingkungan yang disebabkan oleh adanya sebuah kegiatan yang
direncanakan, misalnya proyek baru. Masalah dampak lingkungan tersebut dianalisis pada
tahap perencanaan sebagai acuan dasar yang wajib digunakan sebelum mengerjakan sebuah
proyek.
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini
adalah aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka sebaliknya dilakukan
terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang akan timbul, baik dampak yang dapat
timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita
kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Seiring berjalannya waktu banyak industri pertambangan yang secara tidak langsung
membuat perubahan terhadap lingkungan, serta banyak dampak–dampak yang timbul akibat
pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Untuk itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup
dalam menganalisis mengenai dampak tehadap lingkungan. Bahkan analisis mengenai
dampak lingkungan hidup sudah merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana usaha
dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil studi kelayakan ini nantinya sangat berguna untuk
para perencana, serta djuga bagi pengambilan keputusan.
Agar industri pertambangan tidak menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan yang
disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan terjadinya dampak negatif, maka
perlu dilakukan kajian AMDAL. Sejalan dengan latar belakang tersebut sehingga pada
makalah ini kami akan membahas mengenai Metodologi Amdal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Amdal ?
2. Apa saja metodologi Amdal ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu amdal.
2. Untuk mengetahui metodologi amdal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AMDAL
2.1.1 Definisi Amdal
AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL
merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap
perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. AMDAL adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012
tentang Tentang Izin Lingkungan).
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah
tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan,
dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum
memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberian izin usaha dan/atau kegiatan. Bentuk hasil kajian AMDAL
berupa dokumen AMDAL terdiri dari lima dokumen, yaitu:
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL)
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta
kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan
dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan
batas-batas studi ANDAL, sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan
metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup
dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan dan
Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses pelingkupan.
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting
dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah diidentifikasi di
dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan
menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk
menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya
dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran
dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang
satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-
dasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif
dan memaksimalkan dampak positif.
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat
negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu
kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar
pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari
rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas
upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa
terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.
e. Dokumen Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas hasil
kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan eksekutif biasanya
adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting dampak yang
dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan
hidup yang akan dilakukan untuk mengelola dampak-dampak tersebut.
2.1.2 Dasar Hukum AMDAL
Terdapat beberapa peraturan yang mengatur Amdal, antara lain sebagai berikut :
1. Undang – Undang Pengatur AMDAL
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
PP No. 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan. Dalam UU No 32 Tahun 2009, AMDAL
mendapat porsi yang cukup banyak dibandingkan instrumen lingkungan lainnya, dari 127
pasal yang ada, 23 pasal diantaranya mengatur tentang AMDAL. Tetapi pengertian
AMDAL pada UU No. 32 Tahun 2009 berbeda dengan UU No. 23 Tahun 1997, yaitu
hilangnya “dampak besar”. Jika dalam UU No. 23 Tahun 1997 disebutkan bahwa
“AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup ......”, pada UU No. 32 Tahun 2009
disebutkan bahwa “ AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan .....”.
2. Peraturan Pemerintah Pengatur AMDAL
PP No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PP No. 51
tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PP No. 27 tahun 1999
tentang Analisis Dampak Lingkungan Hidup, serta PP No. 27 tahun 2012 tentang izin
lingkungan.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang diterbitkan pada tahun 2012, yaitu
peraturan teknis terkait terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.Peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam AMDAL dan Izin
Lingkungan.
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat dalam proses AMDAL,
dimulai dari pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan yang saat ini hanya dilakukan
10 (sepuluh) hari, masyarakat mana saja yang dilibatkan dalam proses AMDAL,
penunjukkan wakil masyarakat yang terlibat dalam keanggotan Komisi Penilai AMDAL,
dan pelaksanaan konsultasi publik. Selain itu peraturan ini juga mengatur peran
masyarakat dalam proses penerbitan izin lingkungan, dimana dalam penerbitan izin
lingkungan diatur adanya pengumumam pada saat permohonan dan pesertujuan izin
lingkungan. Dengan terbitnya PermenLH Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan
Masyarakat Dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan, maka Keputusan Kepala
Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi dalam Proses AMDAL dinayatakan dicabut dan tidak berlaku.
2.1.3 Kegunaan Amdal
o Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
o Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan
o Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan
o Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
o Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan
o memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negative
o digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi ijin
usaha dan/atau kegiatan
2.1.4 Manfaat Amdal
Beberapa manfaat yang terdapat di amdal, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat amdal untuk pemerintah meliputi :
• Dapat membantu di dalam suatu proses suatu perencanaan yang bertujuan untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan, yang terjadi di dalam lingkungan tertentu.
• Dapat membantu dalam mencegah konflik yang muncul di kelompok masyarakat,
terhadap dampak dari kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan atau
usaha.
• Menjaga suatu proses pembangunan yang berjalan sesuai dengan prinsip pembangunan
yang telah berkelanjutan.
• Amdal dapat membantu mewujudkan suatu pemerintahan yang bertanggung jawab, di
dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup.
2. Manfaat amdal untuk pemrakarsa atau sebagai pelaksana usaha :
• Dapat membantu mewujudkan sebuah usaha dan kegiatan menjadi lebih terjamin dan
juga aman.
• Dapat dijadikan sebuah referensi dalam pengajuan kredit atau pengajuan usaha
misalnya pengajuan ke Bank.
• Dapat dijadikan sebagai sarana yang baik dalam membantu interaksi dengan
masyarakat yang berada di sekitarnya, sebagai bukti nyata dari ketaatannya kepada
hukum.
3. Manfaat amdal bagi masyarakat :
• Dapat menjelaskan secara langsung kepada masyarakat sekitar tentang dampak dari
sebuah usaha atau kegiatan yang telah dijalankan.
• Masyarakat juga bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan sebuah kegiatan serta dapat
mengontrol kegiatan tersebut, melalui amdal.
• Masyarakat dibilehkan untuk ikut terlibat di dalam proses pengambilan suatu
keputusan, yang nantinya akan berpengaruh pada lingkungan di tempat tinggalnya.
2.2 Metodologi Amdal
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau biasa di sebut AMDAL adalah kajian
mengenai dampak lingkungan yang disebabkan oleh adanya sebuah kegiatan yang
direncanakan, misalnya proyek baru. Masalah dampak lingkungan tersebut dianalisis pada
tahap perencanaan sebagai acuan dasar yang wajib digunakan sebelum mengerjakan sebuah
proyek. AMDAL bersifat menyeluruh yaitu meliputi dampak biologi, sosial, ekonomi, fisika,
kimia maupun budaya. Jadi, AMDAL ini tidak hanya berfokus pada lingkungan hidup saja
tetapi juga komponen lainnya yang terlibat.
Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
tentunya diperlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu :
1. Komponen Lingkungan
2. Identifikasi Dampak
3. Evaluasi Dampak
Ketiga metode di atas merupakan keterpaduan analisis yang saling mendukung serta
diperlukan ketelitian dan kerjasama tim penyusun dokumen AMDAL atau pemrakarsa agar
diperoleh suatu kesimpulan yang akurat mengenai segi kelayakan lingkungan dari suatu
usulan kegiatan/proyek. Oleh karena itu, dalam memilih metode untuk studi AMDAL
diperlukan berbagai pertimbangan metode yang ada tentang kelebihan dan kelemahan dari
suatu kegiatan/proyek yang direncanakan serta sifat dari rona lingkungan awal dimana
proyek tersebut akan didirikan.
2.3.1 Komponen Lingkungan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan salah satu bagian dari
aspek studi kelayakan bisnis. Artinya untuk melakukan suatu kegiatan usaha atau bisnis atau
proyek, studi mengenai AMDAL merupakan salah satu syarat kelayakan tersebut. Perlunya
dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan investasi
pada umunya akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu menjadi penting untuk
memperhatikan komponen-komponen lingkungan hidup sebelum investasi dilakukan.
Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta dilestarikan
fungsinya, antara lain:
1. Hutan lindung, hutan konservasi dan cagar biosfer;
2. Sumber daya manusia;
3. Keanekaragaman hayati;
4. Kualitas udara;
5. Warisan alam dan warisan budaya;
6. Kenyamanan lingkungan hidup;
7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.
Kemudian komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan
penting bagi masyarakat di sekitar suatu rencana usaha dan atau kegiatan, seperti antara lain:
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan.
2. Kesempatan kerja dan usaha.
3. Taraf hidup masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat.
Sasaran utama dari AMDAL adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, atau
dengan kata lain untuk menjaga lingkungan dari segala bentuk kerusakan, pencemaran atau
kegiatan yang merugikan kelestarian lingkungan hidup yang pada akhirnya akan merugikan
manusia itu sendiri. Dalam rangka menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup, maka
perlu dilakukan studi AMDAL yang benar.
Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan awal sebelum tersentuh oleh
kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi (pembangunan fisik) dan kegiatan operasi.
Hal-hal yang termuat didalam rona lingkungan, yaitu:
1. Biogeofisik Kimia
Meliputi : komponen-komponen lingkungan tersebut diketahui dengan melakukan
survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi pengambilan sampling yang tepat,
kemudian dianalisa sesuai dengan komponen lingkungan masing-masing;
2. Sosial Budaya dan Ekonomi
meliputi : komponen lingkungan ini didapat dengan melakukan penyebaran
questioner, wawancara langsung kepada masyarakat, pemuka setempat dan data
sekunder pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari data
survey lapangan, data sekunder dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing
komponen lingkungan akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum
proyek didirikan (Rona Lingkungan).
Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan.
Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis dampak lingkungan karena dijadikan
sebagai pembanding dan perkiraan dampak yang akan datang. Rona lingkungan yang ditelaah
tidak semua komponen lingkungan tetapi hanya terbatas pada indikator yang paling tepat dan
penting dalam kaitannya dengan dampak atau isu pokok, terutama yang berkaitan pada tahap
pasca operasi.
Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam bentuk, ukuran,
tujuan, sasaran, dan sebagainya. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi,
keanekaragaman faktor lingkungan hidup dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan
timbulnya dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang
ada. Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
1. Wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan. Dengan mengungkapkan secara
mendalam komponen-komponen lingkungan hidup yang berpotensi terkena
dampak penting usaha dan atai kegiatan. Kemudian komponen lingkungan hidup
yang memiliki arti ekonomi dan erti ekologis perlu mendapat perhatian.
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di
wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan baik yang sudah dan yang akan
dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi. Penyajian kondisi
sumber daya ala mini perlu dikemukakan dalam peta dan atau dengan lanel
dengan skala memadai dan bila perlu harus dilengkapi dengan diagram gambar,
grafik atau foto.
Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang dapat dipilih untuk
ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam AMDAL:
1. Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
 Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan jumlah air
hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
 Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang diwilayah
studi rencana usaha.
 Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah
studi tersebut.
 Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun
pada kondisi cuaca buruk.
 Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana
usaha.
 Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
b. Fisiografis
 Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
 Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
 Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan secara
geologis.
c. Hidrologi
 Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
 Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
 Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
 Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
 Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
 Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari
dan industri.
 Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter
kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
d. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
 Pasang surut
 Arus dan gelombang
 Morfologi pantai
 Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah
penelitian.
e. Ruang, lahan, dan tanah
 Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha
yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.
 Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi
disusun oleh pemerintah setempat.
 Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah dan SDA
lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi
bagi rencana usaha.
 Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada
diwilayah studi rencana usaha.
2. Biologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Flora
 Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana usaha.
 Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang
yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Fauna
 Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang- undang dalam
wilayah studi rencana usaha.
 Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap
penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber
hama dan penyakit.
 Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakkan dan cara
memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.
3. Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Demografi
 Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian,
pendidikan, dan agama.
 Tingkat kepadatan penduduk.
 Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
 Tenaga kerja.
b. Ekonomi
 Ekonomi rumah tangga.
 Ekonomi sumber daya alam.
 Perekonomian lokal dan regional.
c. Budaya
 Kebudayaan.
 Proses sosial.
 Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
 Warisan budaya.
 Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan kekuasaan.
 Kekuasaan dan kewenangan.
 Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
 Adaptasi ekologis.
d. Kesehatan masyarakat
 Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan
berpengaruh terhadap kesehatan.
 Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
 Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
 Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
 Sumber daya kesehatan.
 Kondisi sanitasi lingkungan.
 Status gizi masyarakat.
 Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.
2.3.2 Identifikasi Dampak
Adalah sebuah proses awal dari kegiatan analisis dampak rencana kegiatan terhadap
komponen lingkungan. Langkah awal dalam melakukan identifikasi dapat dimulai dengan
cara menyimak masalah utama yang diduga akan muncul dari hasil proses perlingkupan.
Dalam pelaksanaan studi AMDAL, identifikasi dampak umumnya difokuskan pada kegiatan
suatu usaha atau proyek yang diperkirakan akan menjadi sumber dampak serta komponen-
komponen/parameter-parameter lingkungan yang diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar akibat rencana kegiatan/proyek. Dalam tahap identifikasi dampak, yang dilakukan
adalah :
1. Membuat uraian rona lingkungan.
2. Menentukan berbagai komponen kegiatan yang menimbulkan dampak.
3. Menentukan komponen lingkungan yang mungkin berubah akibat aktivitas yang
akan berlangsung.
Terdapat 2 metode identifikasi dampak, antara lain sebagai berikut :
1. Metode daftar uji (checklist), menyusun aktivitas kegiatan yang diduga akan
menimbulkan dampak dan komponen lingkungan yang kemungkinan akan terkena
dampak dari kegiatan tersebut. Metode daftar uji terdiri atas daftar uji sederhana,
metode daftar uji kuisioner dan metode daftar uji deskriptif. Metode Daftar uji ini
memiliki beberapa keuntungan, serta ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
sehingga akan meminimalisir kemungkinan terlupakannya faktor tertentu.
Kelemahannya dari metode daftar uji ini adalah kurang memperhatikan kesesuaian
antara kegiatan/proyek dengan lingkungan yang diteliti. Dalam keadaan demikian
akan ada beberapa point dalam daftar uji yang tidak relevan dengan kegiatan/proyek
yang bersangkutan dan ada pula point yang relevan tetapi tidak termuat dalam daftar
uji. Dalam prakteknya, tidak ada daftar uji yang cocok untuk semua jenis-jenis
Kegiatan/proyek dan di semua lokasi. Oleh karena itu agar dapat berguna, daftar uji
harus disusun sesuai dengan maksud dan tujuan, dengan menggunakan informasi
dari deskripsi proyek.
2. Metode matriks (matrix), adalah membuat interaksi antara aktivitas dan komponen
lingkungan yang terkena dampak.

Ada beberapa metode matriks yang sering digunakan adalah :


1. Metode matriks Leopold, dikembangkan oleh dr. Luna Leopold (AS,1971), metode ini
memerinci 100 macam aktivitas dari suatu kegiatan usaha dan membagi 88 komponen
lingkungan. Dampak lingkungan dari usaha/kegiatan diidentifikasi dengan membuat
interaksi antara aktivitas dan komponen lingkungan yang terkena dampak. Besaran
dampak dinyatakan dengan angka 1 – 10 serta dampak positif diberi tanda + dan
dampak negatif diberi tanda -. Metode ini sering digunakan dan dimodifikasi sesuai
kebutuhan.
2. Metode matriks Fisher & Davies, melakukan interaksi antara kegiatan pembangunan
dan parameter komponen lingkungan baik yang diduga menimbulkan dampak maupun
yang terkena dampak. Ada 3 langkah dan 3 tabel yang harus disusun yaitu :
1. Menyusun tabel matriks evaluasi dasar terhadap komponen lingkungan, untuk
memperoleh data tentang rona lingkungan dan berbagai sifat dari sesuatu
parameter komponen lingkungan
2. Menyusun tabel matriks untuk melakukan identifikasi dan prediksi dampak,
untuk mengkaji dampak terhadap komponen lingkungan dari suatu aktivitas
usaha/kegiatan
3. Menyusun tabel matriks evaluasi dampak, untuk membuat mitigasi pada setiap
parameter yang diduga akan terkena dampak.
3. Metode matriks Moore, membuat analisis terhadap penyebab atau pembuat dampak
yang seharusnya terjadi, dengan didasarkan pada pengenalan dampak langsung dan
tidak langsung pada sumberdaya alam yang sedang dimanfaatkan oleh manusia.
Terdapat 2 metode matriks moore, yaitu :
1. Metode penampalan (overlay), menggambarkan komponen yang terkena dampak
dalam peta tematik yang diberi warna terang, agak gelap dan gelap untuk
memberi penjelasan komponen yang yang terkena dampak ringan, sedang dan
berat.
2. Metode bagan alir (flow chart), dikembangkan oleh Sorenson, mengidentifikasi
berbagai hubungan timbal balik atau sebab akibat antara faktor-faktor penyebab
dan akibat yang ditimbulkannya dalam suatu alur yang jelas sehingga dapat
diketahui dampak langsung maupun dampak tak langsung dari suatu
usaha/kegiatan. Metode Bagan alir pertama kali digunakan oleh Sorensen pada
tahun 1971 untuk mengatasi masalah konflik dalam tata guna zona pantai di
Kalifornia.
2.3.3 Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak adalah apabila kita telah melakukan analisis secara terpadu
keseluruhan komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting).
Evaluasi dampak yang dilakukan dalam proses pelinglupan dilakukan guna menentukan
dampak penting hipotetik dari dampak potensial. Dari hasil evaluasi dampak tersebut dapat
diketahui kelayakan lingkungan suatu proyek, pengaruh proyek terhadap masyarakat yang
terkena dampak (kerugian dan manfaat), serta menjadi dasar untuk menetapkan dampak-
dampak negatif yang perlu dilakukan pengelolaan dan dampak-dampak positif yang perlu
dikembangkan / ditingkatkan.
Evaluasi dampak bertujuan untuk mengukur akibat jangka panjang setelah seseorang
menjalankan aktivitas program tertentu, baik yang berada dalam lingkungan rumahtangga,
institusi, dan masyarakat pada umumnya. Sehingga ada penyediaan fitback untuk membantu
memperbaiki desain sebuah program atau kebijakan. Evaluasi dampak juga digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan sebuah system atau proses baik yang sedang atau akan
dijalankan.
Dengan adanya evaluasi diharapkan mampu memberi masukan tentang kelebihan
maupun kekurangannya suatu program yang akan/ sedang dijalankan dan diharapkan mampu
meningkatkan akuntabilitas, sebagai pembelajaran yang dinamis, memberi kesempatan
kepada pembuat keputusan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan dan pada
akhirnya akan membantu pengalokasian dana yang lebih baik. Evaluasi Dampak yang
dilakukan dalam proses ANDAL RKL RPL yaitu:
1. Evaluasi untuk menentukan Dampak Penting
2. Evaluasi terhadap semua dampak untuk menentukan dampak penting yang harus
dikelola
3. Evaluasi terhadap usulan pengelolaan lingkungan untuk memutuskan kelayakan
lingkungan
4. Hambatan proses evaluasi dampak
2.3.3.1 Hambatan pada Evaluasi Dampak
Hambatan utama dari proses evaluasi ini datang dari berbagai aspek :
Pertama, kehidupan sosial yang sangat kompleks dan sebagian besar fenomena sosial
mempunyai akar permasalahan yang sangat beragam. Sehingga akan sangat sulit
menyatakan bahwa suatu fenomena terjadi karena sebab tertentu secara pasti.
Kedua, teori tentang ilmu social dan kesimpulan fakta-fakta sangatlah lemah dan
tidak lengkap, sehingga sangat sulit membangun sebuah model untuk fenomena
tertentu berkaitan dengan dampak fenomena yang lain.
Ketiga, sebuah program tertentu tidak semata-mata akan menghasilkan dampak yang
pasti pada seseorang. Maksudnya di sini kta tidak dapat memprediksi secara pasti
tentang dampak-dampak apa saja yang akan timbul yang kita bisa hanyalah
memperkirakan dampak tersebut dan mencarikan solusi dari perkiraan-perkiraan yang
ada.
2.3.3.2 Tujuan Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak bertujuan untuk mengukur akibat jangka panjang setelah seseorang
menjalankan aktivitas program tertentu, baik yang berada dalam lingkungan rumah tangga,
institusi, dan masyarakat pada umumnya. Sehingga ada penyediaan fitback untuk membantu
memperbaiki desain sebuah program atau kebijakan. Evaluasi dampak juga digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan sebuah system atau proses baik yang sedang atau akan
dijalankan.
Dengan adanya evaluasi diharapkan mampu memberi masukan tentang kelebihan
maupun kekurangannya suatu program yang akan/ sedang dijalankan dan diharapkan mampu
meningkatkan akuntabilitas, sebagai pembelajaran yang dinamis, memberi kesempatan
kepada pembuat keputusan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan dan pada
akhirnya akan membantu pengalokasian dana yang lebih baik. Metode Evaluasi yang
digunakan harus disampaikan diawal (pada Bab Metode baik di KA maupun ANDAL).
Beberapa metode evaluasi dampak antara lain sebagai berikut :
1. Metode overlay (tumpang tindih)
Metode tumpang tindih (metode penampalan), sering disebut sebagai metode
identifikasi dampak, khususnya dampak yg mempunyai penyebab geografis, misal
pada proyek jalan raya. Tekniknya adalah menampang tindihkan peta dengan
pemberian warna pada masing-masing peta. Berdasarkan pada metode prakiraan
dampak dengan Overlay, maka setiap dampak terhadap komponen lingkungan
digambarkan dalam peta tematik. Apabila indikator dampak negatif terhadap
berbagai ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna terang, agak gelap dan
gelap untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat, dan peta ini
dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :
a. ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,
b. ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,
c. ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena
dampak sangat ringan.
Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga
skala. Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang
dan besar. Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena
dampak sangat besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari
penjumlahan skala per komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan
penanggulangan dampak negatif menduduki prioritas pertama.
2. Metode Daftar Uji (Checklist)
Secara oprasional metode ini adalah dengan membuat checklist kemudian
diikuti dengan memberikan contreng (V) atau memberi tanda silang (X). Kemudian
mengagresikan nilai (menjumlahkan nilai).
3. Metode Matriks
Matriks ini disusun dengan terlebih dahulu kita membuat tabel atau sel yang
dibagi 2 sel untuk sel A (besaran dampka: kecil sd sgt besar) dan sel B (Derajat
dampak: kurang penting sd sangat penting) dilanjutkan dengan memberikan skor
dan kode positif atau negatif.
4. Metode Bagan Alir (Flow Chart)
Bagan alir atau network atau flow chart sering disbt juga diagram alir yakni
merupakan metode yg memamaparkan hubungan sebab akibat melalui identifikasi
keterkaitan antara aktivitas penyebab dampak (kegiatan proyek) dan komponen
lingkungan yg terkena dampak. Metode Flowchart ini kemudian berubah menjadi
metode network, apabila analisis dampaknya dievaluasi tidak hanya kearah vertikal
juga ke arah horizontal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau biasa di sebut AMDAL adalah kajian
mengenai dampak lingkungan yang disebabkan oleh adanya sebuah kegiatan yang
direncanakan.
1. Dokumen AMDAL terdiri dari :
 KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta
kedalaman kajian ANDAL.
 ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak
penting dari suatu rencana kegiatan.
 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yaitu dokumen yang
berisi tentang pengendalian dan penanggulangan dampak penting lingkungan hidup
yang bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat
rencana suatu kegiatan.
 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah dokumen yang
memuat program-program pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang
disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan.
 Dokumen Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat
dan jelas hasil kajian ANDAL.
2. Metodologi Amdal terdiri dari :
 Komponen Lingkungan AMDAL meliputi dampak biologi, sosial, ekonomi, fisika,
kimia maupun budaya.
 Identifikasi Dampak umumnya difokuskan pada kegiatan suatu usaha serta
komponen-komponen lingkungan yang diperkirakan akan menjadi sumber dampak
dan mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan/proyek. Terdapat 2
metode identifikasi dampak, yaitu metode daftar uji (checklist) dan metode matrix
(matriks)
 Evaluasi Dampak yaitu untuk mengetahui kelayakan lingkungan suatu proyek,
pengaruhnya terhadap masyarakat yang terkena dampak (kerugian dan manfaat),
serta menjadi dasar untuk menetapkan dampak negatif dan positif yang perlu
dilakukan pengelolaan dikembangkan/ditingkatkan. Metode yang digunakan dalam
evaluasi dampak yaitu metode overlay (tumpang tindih), metode daftar uji
(checklist), metode matriks, dan metode bagan alir (flow chart)
DAFTAR PUSTAKA

http://ipina10.blogspot.com/2013/11/makalah-prakiraan-dampak-dalam-amdal.html
http://herihery.blogspot.com/2009/01/prinsip-dan-teknik-identifikasi-dampak.html
https://slideplayer.info/slide/12136555/
https://www.temukanpengertian.com/2016/01/pengertian-evaluasi-dampak.html
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-amdal.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
http://zonaesanasini.blogspot.com/2013/06/undang-undang-danperaturanpemerintah.html

Anda mungkin juga menyukai