Diajukan Oleh :
Masril Samsul
07381611021
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2019
1
Usulan Kerja Praktek
Pembimbing
NIP : 19770104205011001
i
KATA PENGANTAR
Kerja Praktek (KP) adalah salah satu dari mata kuliah wajib dengan bobot
2 sks yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Program Studi Teknik
Untuk itu, saya menyusun dan mengajukan proposal ini guna memenuhi
Penyusun
Masril Samsul
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
iii
3.2 Pemboran dan Peledakan.......................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk
berfungsi untuk mendapatkan devisa negara paling besar. Salah satu bahan galian
sektor penambangan emas. Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai
tinggi.
salah satunya keterdapatan air panas dalam area penambangan. Salah satu
dan Toguraci dengan sistem tambang bawah tanah. Tentunya tantangan yang di
bawah tanah yang memiliki permasalahan dengan keberadaan air panas lebih
7
Kegiatan operasi penambangan dengan menggunakan metode tambang
bawah tanah sangat bergantung pada keberhasilan proses penggalian batuan itu
sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi pemboran dan
heading dalam 1 round . Pengamatan dan pengambilan data yang meliputi drill
sebesar 85,44%.
dan sistem tambang bawah tanah. Sistem penambangan yang diterapkan pada PT
yaitu dengan cara membuat terowongan atau lubang bukaan. Dalam operasi
sedemikian rupa agar peledakan atas pemecahan batuan dapat terjadi secara
efisien dan efektif. Oleh karena itu. Dengan perencanaan yang baik yang
8
mencakup pemilihn alat bor yang tepat, penentuan geometri peledakan, pola
pengeboran, pola peledakan, dan juga bahan peledak yang digunakaan serta
lingkungan. Sehingga pada kegiatan ini perlu dilakukan satu evaluasi untuk
Study pemboran dan peledakan pada tambang bawah tanah di PT. Nusa
Rumusan masalah Kerja Praktek yang akan diteliti pada tambang bawah tanah
bawah tanah PT. Nusa Halmahera Minerals sudah efektif dan efisien ?
Tujuan dari penelitian kerja praktik pemboran dan peledakan pada tambang
9
2. Mengetahui perencanaan pola pemboran dan peledakan yang digunakan
Untuk memahami masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini di batasi
2. Data berupa pemboran peledakan dan bahan tambang bawah tanah yang
digunakan
1. 5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan dalam penelitian Kerja praktek ini adalah sebagai
berikut :
Minerals.
10
BAB II
TINJAUAN UMUM
timur laut Kota Ternate. Kesampaian daerah penelitian dapat ditempuh dengan
lurus dari Ternate menuju Bandara Kobok adalah ± 55 km dengan waktu tempuh
±15 menit. Sedangkan dari Bandara Kobok menuju lokasi penambangan site PT.
NHM menggunakan jalur darat. Selain jalur udara untuk menuju daerah penelitian
dapat juga ditempuh dengan jalur laut dan darat dengan waktu perjalanan ± 5 - 6
jam dengan menggunakan alat transportasi laut (ferry dan speedboat) dari
11
Gambar 2.1 : Peta Lokasi daerah penelitian
12
2.2 Geologi Daerah Penelitian
Barat yang tersusun oleh batuan gunung api vulkanik sejak pra tersier awal yang
telah menjadi alur lintasan busur gunung api. Batuan gunung api ini berumur
oligosen - miosen yang tersebar luas diwilayah ini. Berlangsung pada lingkungan
terestial. Batuan gunung api ini umumnya telah mengalami propilitisasi dan
hancur, mengandung urat – urat kuarsa kecil (veinlets) silika dan karbonat, antara
lain terdiri dari batu pasir, batu lempung, napal dan batu gamping (Sam Supriatna,
1980).
yang berarah Barat Laut Tenggara dengan dip kearah Timur Laut dan kontak
lithologi antara andesit lava dengan batuan vulkanok lastik. Urat Gosowong
terdapat dalam sistem urat epithermal dengan kemiringan rata-rata 45° ke arah
Timur Grid (atau Timur Laut magnetik). Panjang struktur yang diketahui hingga
saat ini adalah sekitar 400 m dan penerusan kearah kemiringan (down-dip) sekitar
300 m.
kuarsa-vein sephitermal, tipe vein dengan struktur hasil dari lipatan dan sesar.
Urat Gosowong menempati sekuen batuan andesit lava dan beragam sedimen
vulkanoklastik yang terdiri atas batu lempung, batu lanau, batu pasir halus sampai
kasar dan konglomerat, ini serupa dengan batuan deposit Gosowong. Batuan
13
vulkanik halus (batu lempung) secara menyeluruh mengalami ubahan pra-
Tunjaman ke arah Timur dari lempeng samudra Maluku di bawah lempeng laut
Halmahera dan Filipina sejak Paleogen telah menghasilkan empat busur vulkanik
Pada tahun 1999, D. Olberg dkk, juga melakukan penelitian di daerah local
14
Gambar 2.3 Geologi regional Halmahera (Daniel J.Olberg dkk, 1999)
sampai dasitik dan batuan vulkanik lastik.Dari hasil dating (40Ar/39Ar) terhadap
batuan basatik andesit dari Formasi Gosowong didapatkan umur dengan kisaran
5,4Ma - 2,6Ma. Kisaran waktu yang besar ini mungkin dikarenakan hilangnya
argon selama proses tektonik yang luas paska pengendapan, intrusi dan alterasi
umur yang tertua (5,6 Ma atau Miosen Akhir) seharusnya digunakan sebagai umur
Formasi Gosowong tertutup secara tidak selaras oleh batuan vulkanik dari
Formasi Kayasa.
15
Formasi Kayasa didominasi oleh lava dan breksi.Lava ini berkomposisi
warna abu-abu terang sampai abuabu gelap, bertekstur afanitik sampai faneritik,
matriks pasir halus sampai sedang, tidak terpilah dengan baik, sebagian umumnya
Kedua Formasi di atas kemudian secara lokal diintrusi oleh andesit porfiri
tembaga.
Kenampakan batuan lava basalt dengan fenokris yaitu berupa piroksen yang
mineral kalsit. Batuan ini ditemukan mengalami ubahan hidrotermal yang intensif
menempati 10 % dari seluruh luas daerah penelitian, yaitu pada pit Toguraci dan
16
Lava andesit Gosowong
aliran, dilapangan dijumpai terisi urat kuarsa dan urat-urat halus kalsit dan klorit,
berstruktur auto breksia dan kekar kolom subvertikal yang menunjukkan satuan
ini berupa lava. Satuan ini pun dijumpai telah mengalami ubahan hidrotermal
kalsit dan epidot. Satuan andesit Gosowong ini hampir menempati 30% dari
seluruh luas daerah penelitian, yaitu utara S. Bora dan S. NW Toguraci, daerah
masif.Selain itu, dibeberapa tempat juga terdapat orientasi dari fragmen yang
pemilahan buruk, fragmen berupa andesit berukuran kerikil - kerakal dan matrik
sedikit pasiran bercampur dengan tuff.Fragmen tersusun secara acak dan seolah-
berupa mineral- mineral propilitisasi yang mengubah sedang hingga kuat, dan
terisi urat – urat kuarsa dan kalsit.Satuan breksi vulkanik ini hampir menempati
10% dari seluruh luas daerah penelitian, yaitu pada daerah Ruwait.Umumnya di
17
sekitar lereng dari satuan andesit dan sebagian lainnya menempati perbukitan
tekstur aliran dengan fenokris yang anhedral, pada daerah penelitian dijumpai
terisi urat kuarsa dan urat-urat halus kalsit, berstruktur gelembur- gelembur lava
dan kekar kolom. Satuan dasit hampir menempati 15 % dari seluruh luas daerah
Intrusi Diorit
Batuan diorit pada daerah penelitian dicirikan dengan warna abu-abu tua
kehijauan, bercak hitam dan putih, berstruktur massif, kekar kolom dan mengulit
bawang (spheroidal weathering) dengan ukuran butir sedang (1-5 mm), fanerik
penelitian.
Endapan Aluvial
Satuan ini merupakan material lepas dari aktivitas sungai dan endapan hasil
rombakan dari batuan di sekitarnya berupa batuan andseit, basalt, diorit berukuran
tubuh sungai dan dataran limpah banjir.Satuan ini diperkirakan berumur kuarter
18
karena hingga saat ini pengendapannya masih berlangsung dan memiliki
19
Tabel 2.1 Presentase Morfologi Halmahera
Dataran 0 -2 33,5
Berbukit 15 – 40 23,17
20
2.4 Curah Hujan
tahunan rata-rata adalah 28°C, dan sedikit variasi sepanjang tahun. Temperatur
88,5%.
Kabupaten Halmahera Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis yang terdiri
sepuluh tahun kebelakang berkisar antara 2.038-3.275 mm per tahun serta dengan
pacease. Vegetasi yang ada pada daerah ini sama halnya dengan daerah sekitarnya
dapat dibedakan secara vertikal terdiri dari vegetasi bakau pada daerah pesisir,
21
hirsutum) dan Hiru (Vatika papuana) .Sedangkan pada tingkat tiang di dominasi
Vegetasi yang ada merupakan asosiasi yang terdiri dari tumbuhan atas tergak
bawah yang terdiri dari tanaman rumput – rumputan, alang-alang dan sejenis liana
cm.
22
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
pembuatan pola untuk tujuan peledakan yang menunjukan jumlah lubang bor
kedalaman, dan arah lubang (menurut kamus besar bahasa Indonesia). Secara
geometri lubang pemboran guna sebagai wadah dalam pengisian bahan peledak
untuk diledakkan.
Alat bor berfungsi sebagai alat penetrasi untuk mendapatkan kualitas lubang
ledak dengan kedalaman yang cukup tinggi , dihasilkan oleh pemboran yang cepat
dan dalam posisi yang tepat. Pada alat bor terdapat beberapa komponen yang
batang bor.
batuan.
23
4. Sirkulasi fluida, berfungsi untuk membersihkan lubang, mengontrol
mata bor.
Jenis jenis alat bor diantaranya adalah (Surface Drilling Blasting, Tamrock
Book, 1997) :
Alat bor manual dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah jack
hammer, drifter, sinker, dan stopper (Surface Drilling Blasting, Tamrock Book,
1997). Jack hammer adalah alat yang menggabungkan antara palu dengan pahat
yang beroperasi dengan palu internal yang naik dan turun. Alat ini biasanya
didukung oleh udara bertekanan yang diberikan oleh kompresor, tetapi beberapa
ada juga yang menggunakan motor listrik. Jack hammer yang lebih besar, seperti
rig dipasang palu yang digunakan pada mesin konstruksi (Surface Drilling
24
Berdasarkan arah pemborannya, alat ini dibagi beberapa jenis meliputi drifter
(horizontal), sinker (ke bawah) dan stoper(ke atas). Drifter merupakan kegiatan
pemboran atau penggalian yang dilaksanakan dengan arah horizontal atau agak
miring, sehingga membentuk flat holes pada vertical face. Pada metode tambang
bawah tanah, kegiatan ini biasa disebut dengan breast stoping pada metode
bawah. Pada metode ambrukan untuk tambang bawah tanah, hal serupa ini dikenal
irisan horizontal atau inclined dengan hasil galian secara keseluruhan mengarah
metode ambrukan, kegiatan ini disebut dengan overhand stoping (Surface Drilling
Alat bor berpenopang terbagi menjadi 2 jenis yaitu tipe crawler rock drill,
dalam tempat kerja konstruksi, tambang atau tambang terbuka. Itulah sebabnya
crawler rock drill telah menjadi jenis yang paling populer dari mesin pengeboran
lainnya di tempat kerja seluruh dunia. Crawler memiliki permukaan bor umumnya
Book, 1997) :
25
Rock drill
Ledakan
Feed
Pengumpulan debu
Batang
Dasar
Changer
Power pack
Panel control
3. 1.1 Desain Pola Pengeboran
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain luas area, volume hasil peledakan,
suplai udara segar, dan keselamatan kerja. Memperlihatkan beberapa alasan atau
terbuka.
26
3.1.2 Pola Pengeboran pada Areal Terbuka
bebas yang mencukupi. Minimal dua bidang bebas yang harus ada. Peledakan
dengan hanya satu bidang bebas, disebut crater blasting, akan menghasilkan
minimal dua bidang bebas, yaitu (1) dinding bidang bebas dan (2) puncak enjang
1) Pola bujur sangkar (square pattern), yaitu jarak burden dan spasi sama.
2) Pola persegi panjang (rectangular pattern), yaitu jarak spasi dalam satu
3) Pola zigzag (staggered pattern), yaitu antar lubang bor dibuat zigzag yang
27
3. 1.3 Pola Pengeboran dan Peledakan pada Bukaan Bawah Tanah
terdapat satu bidang bebas, maka harus dibuat suatu pola pengeboran yang di
minimal terdapat dua bidang bebas agar proses pelepasan energy berlangsung
sempurna, sehingga batuan akan terlepas atau terberai dari induknya lebih ringan.
Pada bukaan bawah tanah umumnya hanya terdapatsatu bidang bebas, yaitu
permuka kerja atauface. Untuk itu perlu dibuat tambahan bidang bebas yang
dinama kancut. Secara umum terdapat empat tipecut yang kemudian dapat
1. Center cut disebut juga pyramidd atau diamond cut. Empat atau enam
center cutini secara serentak akan terbentuk bidang bebas baru bagi
28
2. Wedge cut disebut jugaV-cut, angled cut atau cut berbentuk baji: Setia
pasang dari empat atau enam lubang dengan diameter yang sama dibor
kearah satu titik, tetapi lubang bor antar pasangan sejajar, sehingga
terbentuk baji (lihat Gambar 1.3). Cara mengebor tipe ini lebih mudah
yang keras.
29
3. Drag cut atau pola kipas : Bentuknya mirip dengan wedge cut, yaitu
tengan bukaan, tetapi terletak pada bagian lantai atau dinding bukaan.
dinding disebut juga dengan fan cut atau cut kipas. Beberapa
4. Burn cut disebut juga dengan cylinder cut (Gambar 1.5): Pola ini sangat
cocok untuk batu yang keras dan regas seperti batu pasir (sandstone) atau
batuan beku. Pola ini tidak cocok untuk batuan berlapis, namun
30
demikian,dapat disesuaikan dengan berbagai variasi. Ciri-ciri pola burn
polaburn cutini, namun untuk memperoleh hasil peledakan yang memuaskan perlu
a. Pola lubang harus benar-benar akurat dan tidak boleh ada lubang bor
yang konvergen atau divergen, jadi harus benar-benar lurus dan sejajar.
yang kosong.
Mengurangi getaran
31
Gambar : peledakan Pandangan samping dan pandangan depan
3. Peledakan (blasting)
4. Ventilasi (ventilation)
32
5. Pengamanan dinding lubang bukaan hasil peledakan dan penyemenan
round).
parallel hole cut, pemboran dilakukan secara horisontal tegak lurus pada
permukaan batuan, lubang dibor paralel satu dan lainnya, peledakan diarahkan ke
lubang kosong yang bertindak sebagai bukaan (free face), posisi cut dapat
Posisi cut dekat dinding dapat mengurangi jumlah lubang tembak dalam round,
agar arah peledakan ke depan dan tumpukan di tengah, cut hole diletakkan di
tengah-tengah penampang dan agak ke bawah, dan powder faktor lebih sedikit
karena semua stoping ke arah bawah. Rancangan pola penyalaan peledakan agar
setiap lubang ledak punya free breakage, minimum Angle of breakage dalam
daerah cut sekitar 50o. Minimum Angle of breakage daerah stoping 90o. Setiap
33
Waktu tunda antar lubang di daerah cut harus cukup panjang, agar ada waktu
untuk memecah & melempar batuan melalui lubang kosong. Kecepatan lemparan
batuan 40-60 meter/detik, cut untuk clean blast ho = 4 m perlu waktu tunda 60-
100 ms (biasanya 75 - 100 mili detik). Dua bujur sangkar pertama hanya memakai
waktu tunda, waktu tunda daerah stoping harus cukup panjang agar batuan dapat
keluar (100-500 ms). Waktu tunda antar lubang pada kontur harus sekecil agar
dapat dihasilkan efek peledakan yang rata. Penomoran yang diberikan pada
utama dan asesorisnya terdiri dari : Porous Prilled Ammonium Nitrate (PPAN),
Emulsi 200 mm, Emulsi 700 mm, Detonator, Electric Dets dan Sumbu ledak.
pemicu, dan alat pengukur. Sedangkan alat pendukung peledak dapat terbagi
dalam dua bagian, yaitu alat pendukung utama dalam alat pendukung tambahan.
Alat pendukung utama untuk peledakan adalah peralatan yang berkaitan dengan
terfokus pada penelitian peledakan yang tidak selalu di pakai pada peledakan
34
rutin, misalnya alat pengukur kecepatan detonasi, pengukur getaran, dan
pengukuran kebisingan.
Modul ini berisikan tentang peralatan peledakan yang terbagi menjadi tiga yaitu :
Untuk kegiatan peledakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar
35
Tinggi jenjang, diameter lubang ledak.
ditargetkan.
dari sejumlah lubang ledak. Pola peledakan pada tambang terbuka dan bukaan di
peledakan berarti tardapat jeda waktu ledak diantaranya lubang-lubang ledak yang
1. Mengurangi getaran
tangan, tembakan letup merupakan cara umum. Pada waktu ini dimana mekanis
36
Tembakan letup (pop shooting)
memecahkan brangkal yang besar. Muatan tergantung dari ukuran batu dan untuk
Tembakan dapat diledakan oleh sumbu pengaman dapat dinyalakan oleh sumbu
penyala atau tali penyala plastik. Apabila tali penyala plastik digunakan,
tembakan yang banyak dapat diledakan dengan satu penyalaan pada jaringan.
Serta bila penyalaan listrik dipakai, detonator listrik dihubungkan seri dan
tembakan diledakan berurutan. Keberatan bor terus menerus dan pemidahan alat
pengeboran sulit dilakukan. Muatan satu atau dua pelor dinamit primer, detonator
dan sumbu pengaman atau detonator listrik diletakan pada permukaan brangkal.
yang digunakan adalah gelatin plester atau macam lain dan tali penyala plastic
waktu.
37
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
peledakan pada tambang bawah tanah PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM).
pembimbing.
38
meliputi dokumen PT. Nusa Halmahera Minerals, laporan penelitian
direncanakan.
1. ALat bor
2. Alat ledak
5. Jack hammer
6. Drifter
7. Sinker
8. stopper
39
BAB V
JADWAL PENELITIAN
penyelenggara. Tetapi kami mohon agar jadwal pelaksanaan tidak jauh dari
waktu yang telah kami ajukan. Dengan rencana jadwal kegiatan sebagai
berikut :
Minggu Ke-
N Kegiatan
1 2 3 4
O
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan Lapangan
4 Penyusunan Laporan
40
DAFTAR PUSTAKA
and Metallurgy.
Katili. JA, 1974, Geologi Regional Toguraci PT. Nusa Halmahera Minerals
Operators Conference.
41