Anda di halaman 1dari 12

Tugas 3

TEKNIK LINGKUNGAN TAMBANG

PERTAMBANGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

KELOMPOK II

AMILIAH RIZQI SAFITRI


SURYA DHARMA HAMDANI
YUSDI AKIN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertambangan merupankan suatu industri yang mengolah sumber daya alam dengan
memproses bahan tambang untuk menghasilkan berbagai produk akhir yang dibutuhkan umat
manusia. Oleh karena itu, bahan tambang merupakan salah satu icon yang sangat dibutuhkan
oleh dunia saat ini, dimana dengan berkembangnya zaman bahan tambang merupan kekayaan
alam yang nomor satu di Indonesia bahkan dunia sekalipun. Kekayaan alam yang terkandung
didalamnya bumi dan air yang biasa disebut dengan bahan-bahan galian, dimana terkandung
dalam pasal 33 ayat 3 tahun UUD 1945 yang berbunyi “bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat”. Amanat UUD 1945 ini merupakan landasan pembangunan
pertambangan dan energi untuk memanfaatkan potensi kekayaan sumber daya alam, mineral
dan energi yang dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang
berkelanjutan. Negara Indonesia merupakan salah satu negara pemilik pertambangan terbesar
di dunia. Adanya lingkungan pertambangan ini masyarakat Indonesia selalu berlombalomba
berada di dalamnya, karena pertambangan merupakan perindustrian yang mendunia dan bagi
masyarakat Indonesia yang berkecimpung di dunia perindustrianpertambangan ini merupakan
suatu keberuntungan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Dimana bahan tambang
digolongkan dalam beberapa jenis tambang diantaranya logam, mineral industri, dan mineral
energi, dengan demikian nilai harga hasil bahan tambang ini sangatlah pantastik maka dari itu
masyarakat khususnya masyarakat Indonesia mempunyai nilai positif dalam hubungannya
dengan dunia industri pertambangan. Dunia pertambangan sering dianggap sebagai perusakan
alam dan lingkungan, oleh karena itu negara dengan memiliki tambang yang cukup besar
seperti Indonesia sudah harus memiliki pedoman standar lingkungan pertambangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Apa itu industri pertambangan?
2. Dampak dari industri pertambangan pada lingkungan

1.3 TUJUAN

Tujuan dari makalah ini yaitu :


1. untuk mengetahui apa itu industri pertambangan.
2. Untuk mengetahui dampak dari industri pertambangan pada lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pertambangan


Pertambangan adalah rangkaiaan kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
pengembangan (pengendalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumu, migas). Ilmu Pertambangan merupakan suatu cabang ilmu
pengetahuan yang meliputi pekerjaan pencarian, penyelidikan, study kelayakan, persiapan
penambangan, penambangan, pengolahan dan penjualan mineral-mineral atau batuan yang
memiliki arti ekonomis (berharga). Pertambangan bisa juga diartikan sebagai kegiatan,
teknologi dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi,
eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan sampai
pemasaran.
Menurut UU No. 11 tahun 1967 bahan tambang tergolong menjadi 3 jenis, yakni
Golongan A (yang disebut sebagai bahan strategis), Golongan B (bahan vital), dan Golongan
C (bahan tidak strategis dan tidak vital). Bahan Golongan A merupakan barang yang penting
bagi pertahanan, keamanan dan strategis untuk menjamin perekonomian negara dan sebagian
besar hanya diizinkan untuk dimiliki oleh pihak pemerintah, contohnya minyak, uranium dan
plutonium. Sementara, Bahan Golongan B dapat menjamin hayat hidup orang banyak,
contohnya emas, perak, besi dan tembaga. Bahan Golongan C adalah bahan yang tidak
dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak, contohnya garam, pasir,
marmer, batu kapur dan asbes.
a. Pertambangan Rakyat yaitu usaha pertambangan bahan galian yang dilakukan oleh rakyat
setempat secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan peralatan sederhana untuk mata
pencaharian sendiri.
b. Pertambangan skala kecil yaitu kegiatan usaha pertambangan yang dikelola oleh
masyarakat setempat maupun koperasi unit desa (KUD)
c. Pertambangan tanpa izin (PETI) yaitu pertambangan yang diusahakan tanpa dilindungi
izin yang syah seperti pertambangan liar.

Teknik pertambangan adalah suatu disiplin ilmu keteknikan atau rekayasa yang
mempelajari tentang bahan galian/sumberdaya mineral, minyak, gas bumi, dan batubara
mulai dari penyelidikan umum (propeksi), eksplorasi, penambangan (eksploitasi),
pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran sehingga dapat dimanfaatkan
oleh manusia. Kerekayasaan dalam Teknik Pertambangan mencakup perancangan, eksplorasi
(menemukan dan menganalisis kelayakan tambang), metode eksploitasi, Teknik
Pertambangan (menentukan teknik penggalian, perencanaan dan pengontrolannya) dan
pengolahan bahan tambang yang berwawasan lingkungan. Dalam Teknik Pertambangan,
pendidikan ditekankan pada kemampuan analisis maupun praktis (terapan) untuk tujuan
penelitian maupun aplikasi praktis.

Teknik Pertambangan mempunyai 2 (dua) opsi jalur pilihan, yakni Tambang Eksplorasi
dan Tambang Umum. Pada tambang eksplorasi, pendidikan yang diberikan bersifat
komprehensif dalam segala aspek dari kegiatan eksplorasi penambangan. Sedangkan pada
tambang umum, bidang kajian mencakup sebagian aktivitas tahap pra penambangan, yaitu
berkaitan dengan pemilihan metode penambangan dan kebutuhan fasilitas atau sarana dan
prasarana, design & engineering, developing, serta aktivitas tahap penambangan
(pemberaian, pemuatan, pengangkutan dan pengendalian biaya). Keempat komponen
aktivitas utama pada jalur tambang umum ditunjang oleh berbagai aktivitas yaitu pemetaan,
kestabilan penggalian, perancangan dan rekayasa, pelayanan, energi, perawatan, kesehatan
dan keselamatan kerja, ventilasi, pengendalian air dan reklamasi, serta pemahaman geologi,
mineralogi, mineral deposit, mineral processing dan marketing.

2.2 Karakteristik Pertambangan

Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu tidak dapat diperbarui,


mempunyai resiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan
baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain
pada umumnya. Karena sifatnya yang tidak dapat diperbarui tersebut pengusaha
pertambangan selalu mencari (cadangan terbukti) baru. Cadangan terbukti berkurang dengan
produksi dan bertambah dengan adanya penemuan.

Menurut ahli ekonomi Kaldor dan Hicks suatu tindakan dikatakan bermanfaat apabila
golongan yang memperoleh manfaat dari usahanya dapat memberi kompensasi bagi golongan
yang menderita kerugian akibat usaha tersebut sehingga posisi golongan kedua tersebut
paling jelek sama seperti sebelum adanya usaha tersebut dan golongan pertama masih untung.
Peran pemerintah daerah akan menjadi lebih besar dalam penanganan dampak lingkungan
pertambangan ini, sehingga penguatan institusi di tataran lokal akan menjadi semakin
signifikan.

Sumber daya alam sebagai sumber untuk kegiatan pertambangan dan energi
dimanfaatkan dari sistem ekologi oleh karena itu syarat mendasar yang harus dipatuhi adalah
tidak melanggar daya dukung ekosistem. Untuk dapat memanfaatkan sebanyak-banyaknya
sumber daya alam yang terkandung di bumi Indonesia, konsep eko-efisiensi harus menjadi
acuan utama yaitu memanfaatkan sebanyak-banyaknya dan membuang atau memboroskan
sesedikit mungkin yang juga berarti meminimumkan limbah. Dapat disimpulkan bahwa eko-
efisiensi sekaligus akan meningkatkan efisiensi ekonomi. Untuk itu ekonomi lingkungan
perlu diperhitungkan dalam setiap aktifitas pertambangan.

2.3 Kebijakan Tata Lingkungan Pertambangan

Kebijakan tata lingkungan pertambangan memang dibutuhkan bagi usaha pertambangan


dalam kelanjutan usaha pertambangan yang berkesinambungan. Sebab usaha pertambangan
akan bersinggungan dalam sebelum, memulai, atau sesudah kegiatan penambangan. Agar
tercipta tambang yang ramah lingkungan. Berdasarkan UU No 42/1982 tentang ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup dengan PP No 29 1986 bertujuan untuk:

a. Menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan.


b. Terkendalinya manusia Indonesia menjadi Pembina lingkungan.
c. Terciptanya pembangunan berwawasan lingkungan.
d. Terlindungnya Negara dari dampak pembangunan

Kemudian dalam pendekatan pengelolaan lingkungan yang paling popular adalah


AMDAL atau yang dikenal dengan analisis masalah dampak lingkungan yaitu:

a. Meniadakan atau mengurangi resiko


b. Mengoptimalkan hasil pembangunan
c. Meniadakan atau mencegah pertikaian

AMDAL merupakan suatu studi yang dilaksanakan secara sadar dan berencana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup dan menjaga
keserasian hubungan antar berbagai kegiatan. AMDAL itu sendiri terdiri dari:

a. Kerangka acuan dampak lingkungan


b. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
c. Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)
d. Rencana pemantauan lingkungan (RPL)
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan dan Perancangan Tambang

Perencanaan tambang tergambar seperti materi perencanaan tambang di bawah:


a. perencanaan tambang ditinjau dari segi teknik, perencanaan berarti penentuan persyaratan
teknik dalam mencapai sasaran kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam
kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan tersebut.perencanaan terikat oleh
rangka waktu dan mencakup kegiatan penelitian awal, studi kelayakan, analisis persoalan,
rancangan, program, konstruksi pengawasan, dan pemeliharaan. Pada dasarnya perencanaan
dapat dibagi dua yaitu:
b. Perencanaan Strategis yang mengacu pada penentuan sasaran secara menyeluruh, strategi
pencapaiannya serta penentuan cara waktu dan biaya Perencanaan Operasional menyangkut
teknik pengerjaan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan serta terikat pada
sistem keuangan. Dari itu perencanaan tambang adalah proses perumusan secara menyeluruh
beberapa kemungkinan konsep dasar dan aturan kegiatan penambangan yang akan
dilaksanakan yang selanjutnya menjadi dasar bagi pihak pengelola dalam mengambil
keputusan.
c. Rancanga tambang, rancangan adalah suatu kegiatan dalam menentukan spesifikasi dan
bentuk dari barang jadi yang akan dibuat (tidak terikat pada fungsi waktu sebagaimana
perencanaan). Ada dua tingkat perancangan yaitu:
d. Rancangan Konsep adalah suatu rancangan untuk menciptakan barang jadi, paralatan atau
sistem yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara garis besar saja dan barang yang
akan dibuat tersebut hanya dipandang dari sudut fungsinya saja. Data yang digunakan masih
berupa data asumsi berdasarka pengalaman. Rancangan ini pada umumnya digunakan pada
prerhitungan atau penentuan di awal kegiatan dan ditahap awal penyusunan perencanaan.
e. Rancangan Rekayasa adalah rancangan yang telah memuat perincian, teknik pembuatan,
pelaksanaan serta spesifikasi alat dan bahan.

3.2 Fakta-Fakta Pertambangan

Berikut ini adalah dapat digolongkan dalam berbagai macam fakta-fakta dari
pertambangan antara lain sebagai berikut:

a. Tahapan Penyelidikan Umum


- Lahirkan Pro dan Kontra yang memicu benih perpecahan di masyarakat
- Beredar janji-janji ‘surga’ seperti masyarakat akan sejahtera, jalan di perbakiki, listrik
terang benderang, menjadi kota ramai dll, sehingga gaya hidup masyarakat mulai
berubah.
- Beredar informasi yang simpang siur dan membingungkan
b. Tahapan Eksplorasi
- Konflik antar pemilik kepentingan mulai terbuka. Pada posisi ini biasanya Pemerintah
mulai menujukan keberpihakan pada perusahaan.
- Informasi yang semakin simpang siur semakin meresahan masayatakat.
- Bujuk rayu, intimidasi, hingga teror dan ancaman makin meningkat
c. Tahapan Eksploitasi
- Dimulainya Penghancuran gunung, hutan, sungai dan laut.
- Dimulainya proses pembuangan limbah Tailing yang akan meracuni sumber air dan
pangan.
- Dimulainya kerja-kerja akademisi dan konsultan bayaran untuk membuktikan bahwa
tidak ada pencemaran.
- Meningkatnya konflik antar masyarakat dan masyarakat dengan pejabat Negara.
- Penguasaan sumberdaya alam, pencemaran lingkungan dan proses pemiskinan.
- Meningkatnya pelanggaran Hak Asasi Manusia, kasus korupsi dan suap.
- Meningkatnya kasus asusila karena akan terbukanya fasilitasi judi dan tempat prostitusi.
- Limbah Tailing dan Batuan akan menjadi masalah dari hulu hingga hilir.
d. Tahapan Tutup Tambang
- Makin terpuruknya ekonomi lokal dan menigkatnya jumlah pengangguran.
- Terbatasnya waktu pantauan kualitas lingkungan.
- Terbentuknya danau-danau asam dan beracun yang akan terus ada dalam jangka waktu
yang panjang.
- Tidak pulihnya ekosistem yang dirusak oleh perusahaan tambangan.

3.3 Cara Pengolahan Pembangunan Pertambangan

Sumber daya bumi di bidang pertambangan harus dikembangkan semaksimal mungkin


untuk tercapainya pembangunan. Maka perlu adanya survey dan evaluasi yang terintegrasi
dari para alhi agar menimbulkan keuntungan yang besar dengan sedikit kerugian baik secara
ekonomi maupun secara ekologis. Penggunaan ekologis dalam pembangunan pertambangan
sangat perlu dalam rangka meningkatkan mutu hasil pertambangan dan untuk
memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas pembangunan pertambangan pada sumber
daya dan proses alam lingkungan yang lebih luas.

Segala pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih luas perlu
dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan sedapatnya
evaluasi sehingga segala kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini dapat dihindari
atau dikurangi, sebab melindungi ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya. Dalam
pemanfaatan sumber daya pertambangan yang dapat diganti perencanaan, pengolahan dan
penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin. Harus tetap diingat bahwa generasi
mendatang harus tetap dapat menikmati hasil pembangunan pertambangan ini.
3.4 Masalah Lingkungan Dalam Pengembangan Pertambangan

Masalah-masalah lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan dapat dijelaskan


dalam berbagai macam hal. Berikut ini adalah maslah lingkungan dalam pembangunan lahan
pertambangan:

a. Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan
gas bumi, logam-logam mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga,
mangan, air raksa, besi, belerang, dan lain-lain dan bahan-bahan organik seperti batubara,
batu-batu berharga seperti intan, dan lain- lain.
b. Pembangunan dan pengelolaan pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi dan
bahan bakar serta dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan
yang menyeluruh.
c. Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan
ekspor maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi
secara strategis dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian
energi yang penggunaannya terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas.
Karena itu perlu adanya pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara,
tenaga air, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.
d. Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan
oleh faktor kimia, faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih
dari pada diluar pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di tambang
mempunyai pengarhu yang timbal balik dengan lingkunganya.Sebagai contoh misalnya
pencemaran lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara,
pencemaran oleh tekanan panas tergantung keadaan suhu, kelembaban dan aliran udara
setempat.
e. Melihat ruang lingkup pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari
pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit bahan
galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan tambang yang
mengakibatkan gangguan pada lingkungan, maka perlua adanya perhatian dan
pengendalian terhadap bahaya pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan
ekosistem, agar sektor yang sangat vital untuk pembangunan ini dapat dipertahankan
kelestariannya.
f. Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi,
produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak lepas
dari bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh bahan-bahan
minyak yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran akibat penggunaan
bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/uapuap ke udara pada proses pemurnian dan
pengolahan.
g. Rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan dan gangguan
keseimbangan ekosistem baik itu berada di lingkungan pertambangan ataupun berada
diluar lingkungan pertambangan, maka perlu adanya pengawasan lingkungan terhadap:
1. Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan.
2. Kecelakaan pertambangan.
3. Penyehatan lingkungan pertambangan.
4. Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul.

3.5 Penyehatan Lingkungan Pertambangan

Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi:

a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar


b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
c. Pengendalian dampak risiko lingkungan
d. Pengembangan wilayah sehat.
Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai
pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana
pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan
tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas
sektor ikut serta berperan (Perindustrian, KLH, Pertanian, PU dll.) baik kebijakan dan
pembangunan fisik dan departemen Kesehatan sendiri terfokus kepada pengelolaan dampak
kesehatan.
BAB IV
STUDI KASUS DAN ANALISIS

4.1 Studi Kasus Lingkungan Pertambangan

PT Freeport Indonesia, anak perusahaan yang mengoperasikan tembaga Grasberg dan


tambang emas telah dituduh melakukan pengrusakan lingkungan yang sangat besar, terutama
pembuangan 130.000 ton limbah batuan (tailing) setiap harinya ke sungai lokal sebagai lokasi
pembuangan. Grasberg juga menjadi terkenal karena pelanggaran hak asasi manusia yang
dilakukan oleh ribuan tentara di situs pertambangan yang diduga ada untuk melindungi
tambang dari penduduk setempat yang tidak puas, penduduk yang tanahnya telah digali atau
yang menjadi tempat pembuangan tailing.

4.2 Analisis Lingkungan Pertambangan

Sejak 15 September 2011, ribuan pekerja telah melakukan pemogokan di Grasberg, di


Papua Barat, tambang emas terbesar di dunia. Grasberg dimanfaatkan oleh PT Freeport
Indonesia (PTFI), cabang dari perusahaan yang berbasis di Freeport-McMoRan Copper &
Gold.

Kasus PT Freeport dengan masyarakat dan buruh pegawai sama-sama bersitegang,


tidak adanya kesepakatan diantara semua pihak terkait membuat masalah semakin
berkepanjangan. Tak terkecuali Kesatuan Polisi yang menjadi satpam Freeport melawan
rakyat Papua yang merasa tersholimi. Sehingga konflik melebar pada emosional rakyat yang
banyak melakukan langkah separatis dan bergabung dengan OPM gerakan Papua Merdeka.
Jika keadaan ini tidak cepat diselesaikan oleh semua pihak yang asyik nina-bobo dengan
kepentingan-kepentingan kemaslahatan dirinya sendiri, justru semua pihak akan mengalami
kerugian pada akhirnya.

Pembahasan mengenai kasus ini dalam menghadapi krisis internal antara Perusahaan
dan Karyawan, dan krisis Eksternal anata Perusahaan dan Masyarakat.

Berbicara mengenai kesenjangan sosial dalam masyarakat, merupakan pembahasan


yang tidak akan pernah habisnya. Akan ada banyak hal terkait dengan masalah sosial, karena
berbagai hambatan pasti silih berganti. Salah satu contohnya saat ini yang lagi memanas
adalah konflik PT. Freeport dengan para pekerja yang mandek kerja yang sebenarnya hanya
meminta kenaikan gaji dan masyarakat Papua yang butuh rasa aman dan nyaman.

Jika dikaitkan masalah ini dengan menggunakan teori sistem menurut Katz dan Khan
yang pernah menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang orang merupakan
tindakan komunikatif baik secara verbal dan non-verbal.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi) yang


berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi yang
berhubungan dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan
harga, dan risiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak dan harga
domestik. Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi
keuntungan usaha yaitu produksi, harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko
lebih tinggi menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.

Apabila risikonya tidak besar serta teknologinya dikuasai dan permasalahannya hanya
modal, maka dana dapat dikumpulkan melalui beberapa cara, yaitu: Sebagian pendapatan
pemerintah dari sektor pertambangan umum yang sudah memberikan keuntungan banyak
(misal: batu bara). Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk eksplorasi dan investasi pada
sektor-sektor pertambangan lainnya.Dan membentuk Badan Usaha Milik Negara yang
bertugas mengelola kekayaan mineral di daerah tersebut seoptimal mungkin dengan
memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Anda mungkin juga menyukai