Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PROYEK

OLEH :

NAMA : AMILIAH RIZQI SAFITRI


NPM : 07381611013

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2 0 1 9
MANAJEMEN PROYEK
Persoalan dasar perancangan proyek pada umumnya
berkaitan dengan berbagai kondisi yang membatasi
keleluasaan pelaksanaan proyek itu. Pembatas tersebut
misalnya waktu, biaya, peralatan, tenaga terampil, dan lain-
lain. Perencanaan jaringan meletakkan dasar-dasar
pendekatan yang lebih umum dan lebih formal bagi
perencanaan dan pengendalian proyek.
Arti penting perencanaan jaringan terletak pada
penyederhanaan. Konsep ini merubah suatu proyek yang
kompleks mejadi sebuah gambaran grafis yang sederhana,
dan di samping itu ia dapat bekerja tanpa memerlukan terlalu
banyak analisa matematika. Konsep di atas dikemudian
berkembang dengan cepat dan menumbuhkan berbagai
sistem walaupun di antara sistem-sistem tersebut sebenarnya
tidak terdapat perbedaan yang menonjol.
MANAJEMEN PROYEK
Sistem-sistem itu misalnya :
1. Metode lintasan kritis atau Critical Part Method (CPM).
2. Teknik evaluasi dan revisi proyek atau Project Evaluation and
Review Technique (PERT).
3. Teknik evaluasi dan revisi proyek dengan mempertimbangkan aspek
biaya atau PERT With Cost (PERTCO).
4. Perencanaan dan penjadwalan proyek atau Project Planning and
Scheduling (EPS).
5. Penjadwalan lintasan kritis atau Critical Part Scheduling (CPS).
MANAJEMEN PROYEK
1. Latar Belakang Metode Lintasan Kritis

Perkembangan metode lintasan kritis atau Critical Part Method (CPM) berjalan
bersama-sama dengan perkembangan sistem lain yang dikenal sebagai Teknik
evaluasi dan revisi proyek (PERT). PERT diperkembangkan pada tahun 1958
pada U.S. Navy Special Project untuk merencanakan dan mengendalikan
program. Pusat perhatian PERT terutama dikonsentrasikan untuk
mengendalikan faktor waktu yang tampil dengan suatu estimasi waktu, PERT
berakhir dengan taksiran waktu yang diperlukan untuk mennyelesaikan suatu
proyek. CPM yang berpijak pada dasar yang sama dengan PERT dikembangkan
oleh suatu tim dari Du Pont Company pada tahun 1957. Orientasi sistem ini
tidak terbatas semata-mata pada faktor waktu. Disamping itu, CPM
dikembangkan dengan tujuan untuk menekan biaya untuk melaksanakan
perbaikan pabrik, perawatan, pekerjaan konstruksi, dan lain-lain.
MANAJEMEN PROYEK
2. Manfaat Perencanaan Jaringan

Sebagai akibat dari berbagai penyederhanaan yang masih mencakup


lingkup proyek yang luas, baik CPM maupun PERT dan sistem-sistem
yang lain diikuti dengan manfaat-manfaat sebagai berikut :
a. Memudahkan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek.
b. Memungkinkan perencanaan proyek dengan detail yang lebih
mendalam untuk jangka waktu yang cukup panjang.
c. Alat yang baik untuk mendokumentasikan dan mengkomunikasikan
data, masalah-masalah dan tujuan-tujuan perencanaan proyek.
d. Membantu memperkirakan kesukaran-kesukaran yang mungkin timbul
pada waktu yang akan datang.
e. Mengungkapkan aktifitas-aktifitas yang kritis yang mengendalikan
seluruh proyek.
f. Mudah memperlihatkan akibat-akibat perubahan teknik dan urutan-
urutan pelaksanaan sebagai aktivitas terhadap jadwal proyek.
MANAJEMEN PROYEK
3. Diagram Jaringan

Langkah pertama untuk bekerja sebagai konsep lintasan kritis, untuk selanjutnya
akan disebut perencanaan jaringan, adalah memecah proyek atau program
menjadi sejumlah aktivitas yang jelas batas-batasnya. Aktivitas-aktivitas ini
dapat dirumuskan dengan bermacam-macam cara yang berlainan, pada
dasarnya aktivitas merupakan elemen dari suatu proyek yang untuk
melaksanakannya diperlukan waktu, biaya, tenaga manusia, peralatan serta
unsur lain. Saat untuk memulai dan menyelesaikan sebuah aktivitas-aktivitas itu
dapat digambarkan dalam sebuah diagram jaringan. Dalam hal ini dikenal dua
macam sistem notasi untuk menggambarkan diagram jaringan, yaitu :
a. Aktivitas berdasarkan metode anak panah atau notasi anak panah.
b. Aktivitas berdasarkan metode lingkaran atau notasi lingkaran.
MANAJEMEN PROYEK
a. Notasi Anak Panah

1. Aktivitas.
Aktivitas digambarkan oleh sebuah panah ( ). Identitasnya dinyatakan pada
anak panah itu, demikian pula waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya
seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Notasi Anak Panah dan Notasi Lingkaran.


MANAJEMEN PROYEK
b. Aktivitas semu.

Aktivitas ini bersifat semu dan digunakan untuk menyatakan hubungan yang
ada antara satu aktivitas dengan aktivitas yang lain. Karena sifatnya yang
semu, aktivitas ini tidak memerlukan sumber atau resources untuk
melaksanakannya. Aktivitas semu digambarkan dengan panah terputus-putus
( ).

c. Kejadian.

Kejadian adalah sebuah titik dalam deretan waktu. Kejadian merupakan titik pangkal
atau akhir dari sebuah aktivitas. Kejadian digambarkan dengan tanda lingkaran
dengan nomor kejadian di dalamnya.
MANAJEMEN PROYEK
Hubungan yang mungkin ada di antara berbagai aktivitas dapat diklasifikasikan sebagai yang
bersifat tergantung dan yang bersifat bebas seperti terlihat pada gambar dibawah ini

Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa :


1. Suatu aktivitas hanya dapat dimulai apabila aktivitas yang mendahuluinya (predecessor)
telah selesai dilaksanakan.
2. Panjang pendek dan bentuk anak panah tidak mempunyai arti apa-apa.
3. Diantara dua kejadian yang sama hanya boleh dilukiskan sebuah anak panah.
4. Diagram jaringan pada umumnya hanya memiliki sebuah kejadian awal dan sebuah kejadian
akhir.
5. Sebuah aktivitas sebaiknya digambarkan, dari kejadian bernomor lebih rendah menuju
kejadian dengan nomor yang lebih tinggi.
MANAJEMEN PROYEK
b. Notasi Lingkaran

Pada sistim ini aktivitas digambarkan dengan lingkaran-lingkaran. Anak panah


digunakan untuk menyatakan hubungan yang ada antara satu aktivitas dengan
aktivitas yang lain. Diagram jaringan pada contoh di atas dengan sistem ini
dapat dilukiskan sebagai berikut :

Dalam praktek notasi lingkaran tidak begitu banyak digunakan. Pada tulisan ini
untuk selanjutnya akan digunakan sistem notasi yang lain yaitu notasi anak
panah.

Anda mungkin juga menyukai